Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretha
"Penelitian ini menguji secara empiris hubungan antara trauma kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masa kanak dengan keterlibatan dalam kekerasan dalam relasi intim, baik sebagai pelaku, maupun korban. Maka, penelitian ini dilakukan dalam dua studi, 1) penelitian hubungan trauma dan tingkat agresivitas pelaku KDRT, dan 2) penelitian hubungan trauma dan tingkat kekerasan yang dialami korban di dalam suatu relasi intim. Studi 1 dilakukan atas 62 pelaku KDRT yang tercatat di Polres Surabaya dan Sidoarjo; sedangkan studi 2 dilakukan atas 21 korban kekerasan dalam relasi intim. Seluruh sampel diukur tingkat traumanya menggunakan traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) dan tingkat kekerasan yang dialami baik sebagai pelaku atau korban menggunakan conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). Data dianalisis korelasinya dengan SPSS 18. Studi 1 memberikan bukti empiris atas pengaruh negatif jangka panjang trauma menyaksikan dan mengalami KDRT masa kanak. Studi 2 tidak menemukan hubungan antara trauma KDRT dengan pengalaman sebagai korban kekerasan dalam relasi intim, namun dipertimbangkan hubungan ini dapat terjadi secara tidak langsung. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi awal pengembangan studi longitudinal efek trauma terhadap fungsi psikofisik manusia.

This study examines associations between childhood trauma of domestic violence (DV) with the involvement in intimate relationships violence (IRV), both as perpetrators and victims. The research was conducted in two studies focusing on the relationship between childhood trauma with, 1) aggression of DV perpetrators; and 2) violence experienced by victims of IRV. Study 1 was conducted on 62 male DV perpetrators in Surabaya and Sidoarjo, while the second study on 21 female non-direct DV victims. All samples were measured by using traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) and conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). The data is processed by using correlation and regression analyses with SPSS 18. Study 1 provides empirical evidence of long-term negative effects of childhood trauma on male perpetrators. Study 2 did not find a significant relation between traumatic experiences as a victim of DV with violence experienced in their current intimate relationships, but further study should consider this relationship can occur indirectly. It is hoped that this research could serve as a beginning of the development of a longitudinal study on the effects of DV on human psychophysics."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha
"Penelitian ini menguji secara empiris hubungan antara trauma kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masa kanak dengan keterlibatan dalam kekerasan dalam relasi intim, baik sebagai pelaku, maupun korban. Maka, penelitian ini dilakukan dalam dua studi, 1) penelitian hubungan trauma dan tingkat agresivitas pelaku KDRT, dan 2) penelitian hubungan trauma dan tingkat kekerasan yang dialami korban di dalam suatu relasi intim. Studi 1 dilakukan atas 62 pelaku KDRT yang tercatat di Polres Surabaya dan Sidoarjo; sedangkan studi 2 dilakukan atas 21 korban kekerasan dalam relasi intim. Seluruh sampel diukur tingkat traumanya menggunakan traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) dan tingkat kekerasan yang dialami baik sebagai pelaku atau korban menggunakan conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). Data dianalisis korelasinya dengan SPSS 18. Studi 1 memberikan bukti empiris atas pengaruh negatif jangka panjang trauma menyaksikan dan mengalami KDRT masa kanak. Studi 2 tidak menemukan hubungan antara trauma KDRT dengan pengalaman sebagai korban kekerasan dalam relasi intim, namun dipertimbangkan hubungan ini dapat terjadi secara tidak langsung. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi awal pengembangan studi longitudinal efek trauma terhadap fungsi psikofisik manusia.

This study examines associations between childhood trauma of domestic violence (DV) with the involvement in intimate relationships violence (IRV), both as perpetrators and victims. The research was conducted in two studies focusing on the relationship between childhood trauma with, 1) aggression of DV perpetrators; and 2) violence experienced by victims of IRV. Study 1 was conducted on 62 male DV perpetrators in Surabaya and Sidoarjo, while the second study on 21 female non-direct DV victims. All samples were measured by using traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) and conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). The data is processed by using correlation and regression analyses with SPSS 18. Study 1 provides empirical evidence of long-term negative effects of childhood trauma on male perpetrators. Study 2 did not find a significant relation between traumatic experiences as a victim of DV with violence experienced in their current intimate relationships, but further study should consider this relationship can occur indirectly. It is hoped that this research could serve as a beginning of the development of a longitudinal study on the effects of DV on human psychophysics."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Novasari
"ABSTRAK
Kekerasan yang terjadi dalam lingkungan keluarga adalah realita yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Berdasarkan data statistik, wanita dan anak-anak adalah dua kelompok yang paling sering menjadi sasaran kekerasan dalam rumah tangga: Namun, penelitian mengenai hal tersebut lebih banyak dilakukan oleh para profesional di luar negeri, khususnya negara-negara Barat. Sedangkan di Indonesia sendiri belum terlalu banyak penelitian yang dilakukan untuk mengupas tema kekerasan dalam lingkungan keluarga, khususnya kekerasan terhadap anak. Berangkat dari beberapa pandangan teoritis yang mengatakan bahwa korban kekerasan di masa kanak-kanak akan berpotensi untuk membina relasi interpersonal -khususnya relasi intim romantis heteroseksual- di masa dewasanya kelak, peneliti kemudian tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran konflik dan strategi coping dalam relasi intim romantis heteroseksual pada dewasa muda yang pernah mengalami kekerasan di masa kanak-kanaknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitis. Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah wawancara terfokus dan observasi. Selama proses pengumpulan data, peneliti berhasil mendapatkan 3 orang subyek (1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan), yaitu para dewasa muda yang mengalami kekerasan di masa kanak-kanaknya, serta sedang atau pernah menjalani relasi intim heteroseksual. Setelah melakukan penelitian, hasil yang didapat oleh peneliti adalah bahwa dari ketiga orang subyek dewasa muda yang mengalami kekerasan di masa kecilnya, ternyata hanya 1 orang subyek yang meneruskan rantai kekerasan dengan melakukan tindakan agresivitas terhadap pasangannya. Subyek laki-laki dan perempuan ternyata juga memiliki orientasi yang berbeda dalam relasi intim heteroseksualnya. Pada subyek laki-laki, keintiman fisik dan emosional yang dapat diwujudkan melalui aktivitas-aktivitas seksual menjadi prioritas terpenting dalam hubungannya. Di sisi lain, ia tidak ingin merasa terikat oleh adanya komitmen dengan pasangan. Pada salah seorang subyek perempuan, ia memiliki kebutuhan yang sangat besar terhadap afeksi dan kasih sayang dari pasangannya. Namun di sisi lain, ia juga memiliki kebutuhan akan power dan dominasi yang juga sama kuatnya. Pada salah seorang subyek perempuan yang lain, kebutuhan akan afeksi dan penghargaan menjadi aspek terpenting yang mewarnai hubungannya. Jika kedua hal tersebut tidak berhasil didapatkannya dari hubungan yang dijalaninya, maka ia pun akan dengan sangat mudah mengambil jalan pintas untuk segera mengakhiri hubungan tersebut. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah bahwa semua bentuk kekerasan yang dialami masing-masing subyek di masa kanak-kanaknya menggoreskan luka psikologis yang mendalam pada diri mereka. Namun, dari ketiga bentuk penyiksaan fisik, emosional, dan seksual yang mereka terima, kekerasan emosionallah yang paling meninggalkan luka traumatis bagi diri mereka. Kedua orang subyek perempuan mengatakan bahwa mereka memiliki trauma atas pengalaman kekerasan seksualnya di masa kanak-kanak, sedangkan pada subyek laki-laki hal tersebut tidak dialaminya. Konflik yang terjadi dalam relasi intim heteroseksual pada masing-masing subyek dilatarbelakangi oleh pengalaman traumatis mereka di masa kecil. Strategi coping yang dilakukan tiap subyek pun bersifat unik dan menunjukkan ciri khas karakter dari masing-masing individu."
2005
S3512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Putra
"Risiko perilaku kekerasan adalah salah satu tanda negatif dari skizofrenia. Dampak perilaku kekerasan seperti mencelakakan diri sendiri ataupun orang lain akibat emosi yang tidak terkontrol. Orang dengan gangguan jiwa kronis mengalami kekambuhan terhadap masalah kesehatan jiwanya terutama perilaku kekerasan. Dibutuhkan intervensi sebagai bentuk terapi nonfarmakologi dari pemberi asuhan keperawatan untuk menekan kekambuhan terkait masalah-masalah pada klien gangguan jiwa seperti risiko perilaku kekerasan. Salah satu intervensi untuk membantu mengontrol perilaku kekerasan adalah terapi relaksasi benson. Terapi relaksasi Benson merupakan pengembangan metode respons relaksasi tarik napas dalam dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi. Tujuan laporan penulisan ilmiah ini adalah untuk menganalisis penerapan intervensi terapi relaksasi Benson pada pasien risiko perilaku kekerasan. Proses asuhan keperawatan berfokus pada Bapak H dengan usia 35 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan pemberian intervensi keperawatan berupa terapi relaksasi Benson dapat digunakan untuk membantu pasien dalam mengontrol emosi (perilaku kekerasan). Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.

The risk of violent behavior is one of the negative signs of schizophrenia. The impact of violent behavior such as harming yourself or others due to uncontrolled emotions. People with chronic mental disorders experience recurrence of mental health problems, especially violent behavior. Intervention is needed as a form of non-pharmacological therapy from nursing care providers to suppress recurrences related to problems in clients with mental disorders such as the risk of violent behavior. One of the interventions to help control violent behavior is Benson's relaxation therapy. Benson relaxation therapy is the development of a deep breath relaxation response method by involving the patient's belief factor, so that it can help patients achieve a higher state of health and well-being. The purpose of this scientific writing report is to analyze the application of Benson's relaxation therapy intervention in patients at risk of violent behavior. The nursing care process focuses on Mr. H who is 35 years old and male. The results of the analysis show that the provision of nursing interventions in the form of Benson relaxation therapy can be used to assist patients in controlling emotions (violent behavior). The follow-up plan for nursing services is expected to be maximized both individually, in families, in groups, and in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Tetuko
"Topik bahasan dalam tesis ini diangkat dari adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang ditangani oleh Unit RPK Sat Reskrim Pokes Metro Jakarta Selatan, dengan fokus pada pole pelayanan yang dilakukan oleh penyidik Unit RPK Sat Reskrim Pokes Metro Jakarta Selatan. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan meng u.nakan studi kasus. Teknik nengumpulan data didasarkan pada pengamatan dan wawancara.
Tesis ini menunjukkan bahwa Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT telah memberikan pengaruh yang besar dalam mengungkap kasus kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini dianggap merupakan masalah intern keluarga. Pole pelayanan dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga yang diberikan oleh unit VIIRPK Pokes Metro Jakarta Selatan meliputi tiga cars. Pertama, dengan menerima Iaporan pengaduan. Kedua, melakukan pernyidikan apabila kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan merupakan tindak pidana. Tindakan yang dilakukan oleh awak RPK mengumpulkan bukti-bukti untuk membuat jelas tindak pidana. Hasil dari pemeriksaan dilakukan penindakan sesuai dengan ketentuan KUHAP. Selain proses penyidikan juga dilakukan konseling bagi korban KDRT. Tahap akhir adalah menyelesaikan perkara untuk diserahkan kepada kejaksaan dalam rangka penuntutan. Ketiga, jika kasus yang dilaporkan bukan merupakan tindak pidana, maka Unit VIIRPK Sat Reskrim Pokes Metro Jakarta Selatan akan memberikan pelayanan konseling. Dalam tahap konseling, penyidik Unit VIIRPK Sat Reskrim Pokes Metro Jakarta Selatan akan rnelakukan analisis, apakah perkara dapat dilanjutkan atau tidak. Jika sekiranya membrukan penanganan yang lebih khusus, Unit VIIRPK Sat Reskrim Pokes Metro Jakarta Selatan akan menindak lan_iuti dengan menyalurkan ke PKT Melati RS. Mintoharia atau LKBH Peke.
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah : (1) Perlunya memberikan bekaI keterampilan dan kemampuan pengetahuan kepada anggota Unit RPK; (2) Perlunya dibangun hubungan kerjasama yang aktif antar instansi terkait dalam lingkup Criminal Justice System (CJS); (3) Perlunya dibuat sistem pelayanan satu atap; (4) Perlunya menggugah kesadaran masyarakat tentang pemahaman penghapusan kekerasan dalam rurnah tangga dengan membangun jaringan komunikasi masyarakat.

The thesis discusses about domestic violent cases handled by Special Service Room (RPK) Unit of Criminal Investigation Department (CU)) of South Jakarta Metropolitan Resort Police. The focus of the thesis is the service patterns delivered by the investigators of RPK Unit of CID of South Jakarta Metropolitan Resort Police. The writer employs qualitative approach with case study. Data is collected by using several methods such as observation and interview.
The results of thesis reveal that Law No. 23/2004 regarding Domestic Violent has given great influence in uncovering domestic violent cases that have been long considered as internal problems of families. The service patterns of RPK Unit of South Jakarta Metropolitan Resort Police comprises: First, accepting reports or complaints. Second, doing investigation if the domestic violent cases reported are criminal cases. In this case, RPK Unit investigators collect evidence in order to prove the criminal act. Then they enforce the laws based on the result of the investigation and in accordance with the Criminal Law Procedure (KUHAP). In addition to the investigation, the police also give counseling to the victims. Third, processing the case in order to be forwarded to the prosecution. While giving counseling to the victims, RPK Unit of South Jakarta Metropolitan Resort Police will analyze whether the case will be forwarded to the prosecution or not. If they think the case needs a special attention, RPK Unit of South Jakarta Metropolitan Resort Police will follow up the case by sending the victims to PKT Melati Mintoharjo Hospital or LKBH (Law Aid Institution) Peka.
Based on the result of the research, the author recommends that, (1) it is necessary to give special skills and knowledge to the members of RPK Unit; (2) it needs to establish an active cooperation among the agencies belong to Criminal Justice System (CJS); (3) it is necessary to establish an integrated service system; and (4) it needs to move peoples' conscience about the elimination of domestic violent by establishing a community communication network."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T20746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarno Sar`an
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erfan Nurtetha
"enomena klitih sebagai salah bentuk dari kejahatan kekerasan telah mengakibatkan banyaknya korban luka serta menyebabkan rasa aman masyarakat Yogyakarta menjadi terancam secara luas. Pelaku klitih yang mayoritas berjumlah lebih dari 2 orang, tidak secara spesifik menargetkan siapa korbannya serta menyerang secara acak dengan niat untuk melukai. Lebih dari itu, salah satu karakteristik dari klitih adalah terjadi di ruang publik atau di jalan, maka dari itu reaksi terhadap kejadian ini seringkali menekankan pada pencegahan kejahatan yang bersifat situasional (situational crime prevention). Situational crime prevention merupakan pencegahan yang berfokus pada intervensi jangka pendek serta menjanjikan untuk menghasilkan hasil praktis. Penulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana analisis situational crime prevention terhadap kebijakan Polda DIY dan Pemda DIY (sebagai pihak berwajib) dalam menghadapi kejahatan kekerasan klitih di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2020 – 2022. Metode dalam penulisan ini menggunakan analisis kualitatif dan data kebijakan bersumber dari tinjauan berbagai media online nasional serta lokal. Hasil analisis menunjukan bahwa kebijakan Polda DIY dan Pemda DIY telah mengadopsi berbagai teknik yang terdapat pada situational crime prevention yakni, increase the effort (control tools/weapons), increase the risk (extend guardianship, assist natural surveillance, strengthen formal surveillance), reduce the rewards (remove target), reduce provocations (reduce emotional arousal) dan remove excuses (post instruction, control drugs and alcohol). Meskipun begitu, tetap diperlukan kajian yang mendalam terhadap aspek psikologis pelaku klitih, untuk dapat menghadirkan intervensi yang tepat dalam mencegah terjadinya klitih.

The phenomenon of klitih as a form of violent crime has resulted in many injured victims and caused the sense of security of the people in Yogyakarta to be widely threatened. The majority of the perpetrators of Klitih numbered more than 2 people, did not specifically target the victims and attacked randomly with the intention to injure. Moreover, one of the characteristics of klitih is that it occurs in a public space or on the street, therefore reactions to this incident often emphasize situational crime prevention. Situational crime prevention is prevention that focuses on short-term interventions that promise to produce practical results. This writing aims to look at how situational crime prevention analyzes the policies of the DIY Regional Police and the DIY Regional Government (as the authorities) in dealing with violent crimes of klitih in the Special Region of Yogyakarta in 2020 – 2022. The method in this writing uses qualitative analysis and policy data sourced from reviews various national and local online media. The results of the analysis show that the DIY Regional Police and DIY Regional Government policies have adopted various techniques contained in situational crime prevention, namely, increase the effort (control tools/weapons), increase the risk (extend guardianship, assist natural surveillance, strengthen formal surveillance), reduce the rewards (remove targets), reduce provocations (reduce emotional arousal) and remove excuses (post instruction, control drugs and alcohol). Even so, an in-depth study of the psychological aspects of the perpetrators of klitih is still needed, in order to be able to provide appropriate interventions to prevent klitih from occurring.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Setyawati
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada perilaku kekerasan orangtua dan kekerasan lingkungan terhadap perilaku agresivitas remaja laki-laki. Responden penelitian ini dipilih adalah siswa laki-laki karena intensitas anak laki-laki lebih agresif melakukan tindak kekerasan. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini yakni sebanyak 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agresivitas remaja dipengaruhi oleh kekerasan yang dilakukan oleh orangtua dengan α = 0.043 dan nilai d somers 0.21. Perilaku kekerasan orangtua yang berpengaruh adalah ayah memukul pada α = 0.003 dengan d somers dan 0.382. Sedangkan kekerasan lingkungan tidak signifikan berhubungan dengan tingkat agresivitas remaja.

ABSTRACT
This study focuses on the violent behavior of parents and neighborhood violence against aggressive behavior of teenage boys. The respondents have been are male students because of the intensity of the boys more aggressive violence. The number of samples in this study that as many as 100 respondents. The results showed that the aggressive behavior of adolescents affected by violence committed by parents with α = 0.043 and the value of d somers 0.21. Violent behavior influential parent is the father hit at α = 0.003 to d somers and 0382. While the environment is not significant violence associated with the level of aggressiveness of adolescents.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Iqlima Istiqomah
"Risiko perilaku kekerasan ialah suatu tindakan yang dapat berpotensi membayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sebagai respon dari adanya stressor. Tujuan Karya Ilmiah ini adalah untuk memberikan analisis mengenai penerapan relaksasi mendengarkan musik untuk menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien dengan masalah risiko perilaku kekerasan. Penerapan relaksasi mendengarkan musik menunjukkan adanya penurunan tanda gejala perilaku kekerasan yang diukur dengan lembar evaluasi pengukuran tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Rekomendasi dari karya ilmiah ini diharapkan perawat memperhatikan respon dari klien terhadap intervensi yang telah diberikan dengan melakukan evaluasi secara berkala. Perawat juga perlu melakukan identifikasi terkait faktor pendukung maupun penghambat yang dapat memengaruhi penerapan intervensi yang diberikan pada klien.

The risk of violent behavior is an action that can potentially harm oneself, others, and the environment in response to a stressor. The purpose of this scientific paper is to provide an analysis of the application of relaxation by listening to music to reduce signs and symptoms of violent behavior in clients with risk problems for violent behavior. The application of relaxation by listening to music shows a decrease in signs of violent behavior as measured by the evaluation sheet for measuring signs and symptoms of risk of violent behavior developed by the Department of Mental Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. Recommendations from this scientific work are expected that nurses pay attention to the response of the client to the intervention that has been given by conducting periodic evaluations. Nurses also need to identify related supporting and inhibiting factors that can affect the implementation of interventions given to clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Ratih Wibawa
"Studi Fenomenologi : Pengalaman Keluarga Mengungkapkan Ekspresi Emosi dalam Merawat Klien dengan Risiko Perilaku Kekerasan Gejala yang tampak pada gangguan jiwa berat salah satunya adalah gejala agresif dan perilaku kekerasan. Hubungan antara pemberian perawatan dengan gangguan jiwa dapat dinilai dengan ekspresi emosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali secara mendalam tentang pengalaman keluarga mengungkapkan ekspresi emosi dalam merawat klien dengan risiko perilaku kekerasan.
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini melibatkan 6 partisipan yang diwawancara secara mendalam tentang pengalamannya mengungkapkan ekspresi emosi dalam merawat klien risiko perilaku kekerasan.
Hasil penelitian didapatkan tiga tema yaitu respons psikologis diikuti respons fisik merupakan manifestasi respons keluarga, sikap bermusuhan merupakan refleksi perasaan negatif keluarga, interaksi positif dalam keluarga sebagai pemenuhan kebutuhan psikologis. Hasil penelitian merekomendasikan perawat jiwa agar menekankan pentingnya mengungkapkan ekspresi emosi pada saat melakukan psikoedukasi keluarga. Kata kunci : keluarga, ekspresi emosi, risiko perilaku kekerasan.

Phenomenological Study The Experience of Family Expressed Emotion in Caring People with the Risk of Violent Behavior One of the symptoms in severe mental disorders is aggressive and violent behavior. The relationship between treatment and mental disorders can be assessed through expressed emotion. The purpose of this study was to explore family rsquo s experience showing the expressed emotion in caring for family member with the risk of violent behavior.
The design used in the research is qualitative method with phenomenology approach. Six participants were interviewed by in depth interview techniques related to their experiences in expressing their emotion in caring the people with the risk of violent behavior.
The result of the research revealed three themes psychological response followed by physical response as a manifestation of family response, hostility as a reflection of family negative feeling, positive interaction in family as fulfillment of psychological need. The recommendation of this study that the nurses emphasizing the importance of expressing emotion in providing family psychoeducation. Keywords family, expressed emotion, risk of violent behavior "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>