Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Syarkawi Rauf
"Secara teoritis, integrasi keuangan dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu: (1) Pendekatan volume based dengan data external asset dan liabilities suatu negara. (2) Pendekatan asset price based dengan kriteria konvergensi pada asset return. Dan (3) Pendekatan international risk sharing dengan data konsumsi yang digunakan dalam penelitian ini.
International risk sharing (IRS) adalah pembagian risiko secara internasional antar negara dalam suatu kawasan atau kawasan berbeda yang disebabkan oleh adanya shack terhadap suatu perekonomian (fluktuasi pendapatan) yang dapat menyebabkan konsumsinya berfluktuasi (Sorensen dan Yosha, 1998), Sementara integrasi keuangan pada intinya adalah menghapus hambatan Ialu lintas arus keuangan antar negara dalam kawasan, mengembangkan infrastruktur keuangan regional untuk mendukung kelancaran dan meningkatkan transaksi keuangan antar negara, serta memelihara stabilitas keuangan di dalam suatu kawasan (BI, 2007).
Secara umum, pendekatan IRS menyatakan bahwa semakin besar darajat IRS dalam suatu kawasan maka semakin hesar derajat integrasi keuangan dalam kawasan tersebut. Sebaliknya, semakjn kecil derajat IRS rnaka semakin kecil pula derajat integrasi keuangan dalam kawasan tersebut. Penelitian ini difokuskan pada studi empiris di negara ASEAN-S.
Beberapa pertanyaan penelltian yang diajukan berkenaan dengan hal di atas adalah: (1) Apakah kondisi full risk sharing berlaku dalam kasus ASEAN-5? Berapa besar shock terhadap GDP yang diabsorbsi melalui pasar modal dan pasar kredit di negara ASEAN-5? (2) Bagaimana dinamika respon pasar modal dan pasar kredit dengan adanya shock terhadap GDP? (3) Berapa besar manfaat potensial IRS yang diterima oleh masing-masing negara ASEAN-5 jika IRS dilakukan dengan ASEAN-5 dan kelompok negara lainnya?
Penelitian IRS dan integrasi keuangan ASEAN-5 bertujuan untuk: ( 1) Menguji hipotesa full risk sharing di negara ASEAN-5 dan menghitung besarnya persentase shack terhadap GDP yang diabsorbsi oleh pasar modal dan pasar kredit. (2) Melakukan estimasi dinamika respon setiap jalur IRS. (3) Melakukan simulasi manfaat potensial yang dapat diperoleh oleh negara ASEAN-5 jika IRS dilakukan dengan ASEAN -5 dan negara lainnya di luar ASEAN-5.
Sementara hipotesa penelitian ini adalah: (1) IRS dalam kasus ASEAN-5 belum bersifat full risk sharing. (2) Dinamika respon jalur IRS melalui saving atau disebut jalur pasar kredit Iebih besar dibandingkan dengan dinamika respon factor income flaw atau disebut jalur pasar modal. (3) Besarnya manfaat potensial dari IRS sangat tergantung pada nilai parameter Consiam Relative Risk Aversion (CRRA), di mana semakin besar paramater CRRA (semakin risk averse) maka semakin besar manfaat potensial dari IRS.
Implementasi pendekatan IRS seoara empiris dilakukan dengan menggunakan data proksi untuk pasar modal yaitu factor income flow sebagai selisih antara GDP dengan GNP dan pasar kredit direpresentasi oleh selisih antara GNP dengan total konsumsi. Metode yang digunakan adalah Metode Korelasi, Model Statis Panel Data, Model Dinamis Panel Vector Autoregressive (PVAR), dan analisis sensitivitas.
Secara umum, kesimpulan hasil estimasi IRS menunjukkan bahwa IRS dalam kasus ASEAN-5 masih jauh dari kondisi optimal yaitu kondisi full risk sharing. Atau dengan kata lain, derajat integrasi keuangan (integrasi pasar modal dan pasar kredit) di ASEAN-5 masih relatif kecil.
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan perspektif baru mengenai mekanime IRS yang optimal bagi negara-negara ASEAN-5 dalam rangka menuju integrasi keuangan dan penyatuan mata uang di masa yang akan datang.
Panel Vector Autoregression;Financial integration can be explained theoretically using three approaches such as: (1) Volume based approach by external asset data and country liabilities. (2) Asset price based approach by convergence criterion of asset retum, and (3) lntemational risk sharing approach by consumption data which is used in this research.
International Risk Sharing (IRS) is risk sharing internationally, inter-states at the same region or difference region which will caused of shock to economy (income fluctuation) which will cause fluctuation consumption (Sorensen and Yosha, 1998). While financial integration at the core is vanishing resistance of financial flow inter-states in region, developing of regional financial infrastructure for supporting fluency and increasing inter-states financial transaction, and also looking after financial stability in a region (Bl, 2007).
In general, IRS approach indicates that the greatest IRS level in a region is the greatest financial integration level in the region. The other side, smallest IRS level is smallest financial integration level in the region. This research is focused at empirical study in 5th ASEAN country.
Some research questions which are asked above such as: (1) Does full risk sharing condition apply in 5th ASEAN cases? How big shock to GDP which is absorpted by capital market and credit market in 5th ASEAN country? (2) How respon dynamics of capital market and credit market by the existence of shock to GDP? (3) How big potential benefit of IRS which is received by each 5th ASEAN country if IRS is done by 5th ASEAN and other country ?
Research purpose of [Rs and financial integration in 5th ASEAN: (1) Testing hypothesize of full risk sharing in Sm ASEAN country and calculating percentage shock level to GDP which is absorpted by capital market and credit market. (2) Doing estimation of' respon dynamics for every IRS line. (3) Doing simulation of potential benefit which can be phmihpd by 5th ASEAN Country if IRS is done p by 5th ASEAN country and other countries out of 5th ASEAN.
While this research hypothesize are: (1) IRS that is in Sm ASEAN case do not have character of full risk sharing yet. (2) Response dynamics of IRS line by saving or it is called as credit market line is bigger than response dynamics of factor income flow or it is called as capital market line. (3) Potential benefit of IRS based on parameter value of Constant Relative Risk Aversion (CRRA), where CRRA parameter is bigger (risk averse progressively) so potential benefit of IRS is bigger.
Implementation of IRS approach empirically is done by using proxy data for capital market including factor income flow as differences between GDP and GNP and credits market is represented by differences between GNP and totals consumption. Method which is used including correlation method, static model of data panel, dynamic model of Panel Vector Autoregressive (PVAR), and sensitivity analysis.
In general, conclusion of IRS estimation result indicated that IRS which is in 5th ASEAN case was so far from optimal condition including full risk sharing condition. Monetary integration level (capital market and credit market integration) which was in 5th ASEAN was still low relatively.
This research was expected to give contribution of new perspective concerning an optimal IRS mechanism for Sm ASEAN countries for the agenda of financial integration and currency union in the future.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
D930
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Muchlisa
"[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis derajat integrasi pada sektor keuangan dan
melihat dampaknya terhadap (international risk-sharing) IRS pada kawasan ASEAN-5.
Analisis derajat integrasi keuangan menggunakan pendekatan interest rate parity dengan real
interest money market rate, real deposit rate, real lending rate dan composite index return
sebagai variabel. Sedangkan pengujian IRS menggunakan pendekatan consumption risksharing
dengan variabel consumption per capita growth. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa integrasi keuangan di kawasan ini belum sempurna meskipun integrasi tersebut
mendorong terjadinya IRS sampai tingkat tertentu. Selain itu disimpulkan juga bahwa
hipotesa integrasi keuangan sebagai necessary condition untuk terjadinya IRS belum dapat
dibuktikan untuk kawasan ASEAN-5., This research aims to analyze the degree of financial integration and to see whether the
current degree of integration has helped ASEAN-5 to achieve international risk-sharing
(IRS). Degree of financial integration is measured by interest rate parity approach with real
interest money market rate, real deposit rate, real lending rate and composite index return as
variables. Meanwhile, IRS is tested using the consumption risk-sharing approach with
consumption per capita growth as the variable. Results indicate that the financial sector in
ASEAN-5 has not been fully integrated yet even though the current degree of integration has
contributed to achieve IRS in the region to a certain extent. Finally, the hypothesis that
suggests financial integration is the necessary condition for IRS has yet been proven.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S60508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almunadiya
"Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara sustainability disclosure dan kinerja perusahaan pada bank di negara ASEAN-5. Penelitian ini menggunakan regresi data panel fixed effect untuk pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari ESG report scope pada Datastream Revinitiv. Sampel terdiri dari 46 bank dan 356 observasi dari lima negara di Asia Tenggara: Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina selama 7 tahun (2014-2021). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara sustainability disclosure dan kinerja perusahaan. Hubungan positif ini menunjukkan dengan meningkatnya sustainability disclosure maka akan meningkatkan kinerja perusahaan, dan sustainability disclosure juga akan menjamin pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya hubungan sustainability disclosure pada periode mandatory report, maupun periode voluntary report dengan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja pada perusahaan yang mengungkapkan sustainability report pada periode mandatory report dan periode voluntary report.

The objective of the study to identify the relationship of sustainability disclosure between banking performance in ASEAN-5 countries. This study used Panel data Fixed affect to test the hypotheses. The study used secondary data, extracted from ESG report scope Datastream Refinitiv. The sample contained 46 banks and 356 observation from five countries in Southeast Asia: Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, and Philippines for 7 years (2014-2021). The results of the study show that there is a positive and significant relationship between sustainability disclosure and company performance. This positive relationship shows that increasing the sustainability disclosure will improve company performance, and sustainability disclosure will also guarantee the company's long-term growth. The results also show that there is no relationship between the sustainability disclosure in the mandatory report period, as well as in the voluntary report period, with company performance. This shows that there is no difference in the performance of companies that disclosure of sustainability report in the mandatory report period and the voluntary report period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Nengsih Irma Mahda Dia Boru
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji interdependensi pasar saham ASEAN-5 terhadap pasar saham Amerika Serikat, Hong Kong dan Jepang pada periode sebelum, saat dan setelah krisis keuangan global. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Dynamic Conditional Correlation (DCC) GARCH untuk melihat korelasi antar pasar saham. Secara umum hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif pasar saham Jepang, Hong Kong dan Amerika Serikat terhadap pasar saham ASEAN-5. Dengan menggunakan analisis Granger Causality ditemukan dalam jangka panjang terdapat volatility spillover pasar saham Amerika Serikat, Jepang dan Hong Kong terhadap pasar saham ASEAN-5 serta dalam jangka pendek ditemukan adanya contagion effect antar pasar saham. Krisis keuangan global yang terjadi pada 2008 mempengaruhi tingkat pengembalian dan pasar saham saling terkait.

ABSTRACT
This paper investigate the interdependence between United States, Japan, Hong Kong and ASEAN-5 stock market and covering the period including pre-, during and post global financial crisis. Dynamic Conditional Correlation (DCC) GARCH is used to estimate dynamic correlation between stock market. Generally, it is found evidence advanced countries have positive correlation to ASEAN-5 stock markets. Using Granger causality this study finds in the long-run stock volatility spillover from Japan, Hong Kong and United States into ASEAN-5 stock markets, and short-run contagion effect between the stock markets. Moreover, during financial crisis stock market become more interrelated.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadani Partama
"Perdagangan merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi negara ASEAN. Namun, terdapat konsekuensi lingkungan seiring dengan peningkatan aktivitas perdagangan. Penelitian ini menginvestigasi dampak dari perdagangan bebas terhadap emisi CO2 pada negara-nagara ASEAN-5, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Penelitian ini mempertimbangkan adanya efek langsung dan tidak langsung dari perdagangan bebas terhadap emisi CO2, dimana pada efek tidak langsung dibagi menjadi efek skala, efek komposisi, dan efek teknik. Selain itu, penelitian ini juga menginvestigasi perbedaan dampak langsung dari perdagangan intra dan inter ASEAN-5. Dengan menggunakan metode Fixed Effect, penelitian ini menemukan bahwa terdapat pergerakan berbentuk S pada efek skala dan pergerakan berbentuk U pada efek komposisi. Selain itu, secara umum terdapat deteriorasi emisi CO2 akibat efek langsung dan perbaikan lingkungan akibat efek teknik.

Trade is an important factor for the economic growth of ASEAN countries. However, there are environmental consequences as trade activities increase. This research investigates the impact of free trade on CO2 emissions in ASEAN-5 countries: Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand. This study considers the direct and indirect effects of free trade on CO2 emissions, where the indirect effects are divided into scale effects, composition effects, and technical effects. In addition, this study also investigates the differences in the direct impact of intra and inter ASEAN-5 trade. Using the Fixed Effect method, this study found that there is an S-shaped movement on the scale effect and a U-shaped movement on the composition effect. In addition, as general there are deterioration of CO2 emissions due to direct effects and environmental improvements due to technical effects."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoseph Eric Santoso
"Penelitian ini berusaha membahas bagaimana proses penentuan harga ETF serta factor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses price discovery dari ETF menggunakan sampel country ETF negara-negara ASEAN-5. Dengan menggunakan model vector autoregressive dengan batasan kointegrasi, penelitian ini mengamati mengenai pentingnya faktor-faktor yang mendasari bagi harga dari ETF. Penemuan penelitian ini menemukan bahwa faktor terpenting dari pembentukan harga ETF adalah indeks negara asal, meskipun nilai tukar dan indeks S&P500 memiliki peran. Dengan melakukan analisis regresi penelitian ini juga menunjukkan bahwa harga ETF cenderung memiliki reaksi berlebih terhadap indeks S&P500 dan reaksi kurang terhadap NAV.

Using sample of ASEAN-5 country ETFs, this research tries to explain how ETFs are priced and also what are the factors influencing them. By using vector autoregressive model with cointegration constraint, we examine the importance of the factors that influence ETFs price. The results suggest that even if underlying country index is the most important, the exchange rate and the S&P500 index also have a role in determining ETFs prices. Regression analysis also reveal that ETFs prices overreact to S&P500 index and underreacts to NAV movement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi Farhanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap kinerja pasar dan risiko perbankan di negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina dengan melakukan penelitian pada 50 bank konvensional non syariah yang telah listed di bursa saham di periode 2012-2018. Penelitian ini menggunakan dua pengukuran proksi kinerja pasar, yaitu rasio Tobins Q serta rasio Market to Book Equity, adapun pengukuran proksi risiko diukur dengan menggunakan risiko total atau standar deviasi imbal hasil, risiko sistematik atau beta, serta risiko idiosinkratik atau standar deviasi residual. Dengan menggunakan regresi Driscoll-Kraay, ditemukan bahwa secara umum diversifikasi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pasar bank, namun dua komponennya, yakni pendapatan trading dan pendapatan lain-lain berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar. Selain itu, dari hasil regresi terhadap risiko, diketahui bahwa secara umum diversifikasi berpengaruh tidak signifikan pada risiko, namun memiliki pengaruh signifikan pada risiko sistematik. Selain itu, dua komponennya, pendapatan fee dan pendapatan lain-lain berpengaruh positif pada risiko total dan idiosinkratik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiska Farhani
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor spesifik perusahaan, faktor spesifik industri, dan faktor spesifik negara terhadap dinamika struktur modal perusahaan dari 14 industri di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Penelitian ini menggunakan metode balanced data panel fixed effect robust dengan data tahunan selama periode 2009-2018. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor spesifik perusahaan, industri, dan negara merupakan determinan penting dalam penentuan struktur modal perusahaan. Pertama, ditemukan bahwa ukuran, profitabilitas, dan tangibilitas perusahaan merupakan faktor spesifik perusahaan yang paling berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Kedua, ditemukan adanya kecenderungan dari perusahaan-perusahaan dalam satu industri untuk mengikuti rata-rata tingkat utang industrinya. Ketiga, jika dibandingkan dengan faktor spesifik perusahaan dan industri, pengaruh faktor spesifik negara tidak terlalu signifikan. Namun, ditemukan bahwa faktor spesifik makroekonomi kapitalisasi pasar saham dan suku bunga berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.


This study aims to determine the impact of firm-specific factors, industry-specific factors, and country-specific factors on the dynamics of the firms capital structure from 14 industries in Indonesia, Malaysia, the Philippines, Thailand and Singapore. This research uses the balanced panel data fixed effect robust method with annual data for the period 2009-2018. The results of this study indicate that firm, industry, and country specific factors are important determinants in determining the firms capital structure. First, firm size, profitability, and tangibility are the firm-specific factors with the most significant impact on capital structure. Second, there is a tendency for firms in the same industry to follow the average level of industry leverage. Third, dynamics of the firms capital structure are more significantly impacted by firm and industry specific factors rather than country specific factors. However, macroeconomic factors of stock market capitalization and interest rates do impact the firms capital structure.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Triandhari
"International Risk Sharing (IRS) adalah pembagian risiko secara internasional antar-negara dalam suatukawasan atau dalam kawasan berbeda yang disebabkan oleh adanya gejolak spesik terhadap suatuperekonomian yang menyebabkan pendapatan (konsumsinya) beruktuasi. Tujuan studi ini adalah untukmenganalisis pengaruh dari terjadinya penggabungan mata uang di negara-negara Uni Eropa terhadapperkembangan IRS dan home bias di negara-negara tersebut. Dengan melihat hubungan output danpendapatan suatu negara dengan output dan pendapatan rata-rata kawasan, menggunakan data sebelasnegara awal yang tergabung dalam mata uang tunggal Euro, studi ini menemukan bahwa penggabunganmata uang di wilayah negara-negara Uni Eropa meningkatkan risk sharing dan home bias secara signikan."
2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>