Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164470 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayati Darmawi
"ABSTRAK
Prevalensi obesitas meningkat di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Obesitas merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit yang dapat
menyebabkan turunnya performa dan produktifitas pekerja. Salah satu faktor yang
dihubungkan sebagai faktor risiko obesitas adalah kerja gilir. Kerja gilir lazim
digunakan oleh pekerja dibidang pelayanan kesehatan seperti perawat. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai pengaruh kerja gilir terhadap risiko berat badan berlebih
dan obesitas serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya pada perawat di rumah
sakit.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain comparative cross sectional
membandingkan IMT 43 perawat kerja gilir dengan 43 perawat bukan kerja gilir.
Dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor risiko yang dinilai dapat meningkatkan
risiko berat badan berlebih dan obesitas antara lain jenis kelamin, usia, status
perkawinan, riwayat obesitas dalam keluarga, kebiasaan olahraga, riwayat merokok,
jumlah jam tidur dan asupan kalori.
Hasil: Prevalensi berat badan berlebih dan obesitas pada perawat kerja gilir di
rumah sakit adalah 69.8% dan prevelensi berat badan berlebih dan obesitas pada
perawat bukan kerja gilir di rumah sakit adalah 48.4%, ditemukan hubungan
bermakna antara kerja gilir dengan berat badan berlebih-obesitas dengan OR =
2.418 (1.000 ? 5.851). Faktor risiko yang meningkatkan risiko berat badan berlebih
dan obesitas adalah kerja gilir, jumlah jam tidur kurang dari 7 jam dan asupan kalor
berlebih.
Kesimpulan: Dari semua faktor, asupan kalori berlebih merupakan faktor risiko dominan dengan OR = 4.473 (1.781-11.235).ABSTRACT
The prevalence of obesity is increasing worldwide, including in
Indonesia. Obesity is a risk factor for many diseases that can cause a decline in the
performance and productivity of workers. One factor that is associated with obesity
is shift work. Shift work is commonly needed for health care workers, including
nurses. This study aimed to assess the association of shift work with overweight
and obese as well as other related factors among hospital nurses.
Method: This study used a comparative cross-sectional design comparing the Body
Mass Index (BMI) of 43 nurses working shifts with 43 nurses who only work
regular hours. An assessment was conducted of the risk factors that are considered
increasing the risk of being overweight and obese among others gender, age, marital
status, family history of obesity, exercise habits, smoking history, number of hours
of sleep and calorie intake.
Results: The prevalence of being overweight and obese in hospital nurses on shift
work was 69.8% and in nurses not on shift work at the hospital was 48.4%. A
significant relationship between shift work with overweight-obesity with OR =
2.418 (1.000-5.851) was found. Risk factors that increase the risk of overweight
and obesity were shift work, number of hours of sleep less than 7 hours and intake
of excessive calories.
Conclusion: Of all the factors, excessive caloric intake is the dominant risk factor with OR = 4.473 (1.781-11.235).;Background: The prevalence of obesity is increasing worldwide, including in
Indonesia. Obesity is a risk factor for many diseases that can cause a decline in the
performance and productivity of workers. One factor that is associated with obesity
is shift work. Shift work is commonly needed for health care workers, including
nurses. This study aimed to assess the association of shift work with overweight
and obese as well as other related factors among hospital nurses.
Method: This study used a comparative cross-sectional design comparing the Body
Mass Index (BMI) of 43 nurses working shifts with 43 nurses who only work
regular hours. An assessment was conducted of the risk factors that are considered
increasing the risk of being overweight and obese among others gender, age, marital
status, family history of obesity, exercise habits, smoking history, number of hours
of sleep and calorie intake.
Results: The prevalence of being overweight and obese in hospital nurses on shift
work was 69.8% and in nurses not on shift work at the hospital was 48.4%. A
significant relationship between shift work with overweight-obesity with OR =
2.418 (1.000-5.851) was found. Risk factors that increase the risk of overweight
and obesity were shift work, number of hours of sleep less than 7 hours and intake
of excessive calories.
Conclusion: Of all the factors, excessive caloric intake is the dominant risk factor with OR = 4.473 (1.781-11.235).;Background: The prevalence of obesity is increasing worldwide, including in
Indonesia. Obesity is a risk factor for many diseases that can cause a decline in the
performance and productivity of workers. One factor that is associated with obesity
is shift work. Shift work is commonly needed for health care workers, including
nurses. This study aimed to assess the association of shift work with overweight
and obese as well as other related factors among hospital nurses.
Method: This study used a comparative cross-sectional design comparing the Body
Mass Index (BMI) of 43 nurses working shifts with 43 nurses who only work
regular hours. An assessment was conducted of the risk factors that are considered
increasing the risk of being overweight and obese among others gender, age, marital
status, family history of obesity, exercise habits, smoking history, number of hours
of sleep and calorie intake.
Results: The prevalence of being overweight and obese in hospital nurses on shift
work was 69.8% and in nurses not on shift work at the hospital was 48.4%. A
significant relationship between shift work with overweight-obesity with OR =
2.418 (1.000-5.851) was found. Risk factors that increase the risk of overweight
and obesity were shift work, number of hours of sleep less than 7 hours and intake
of excessive calories.
Conclusion: Of all the factors, excessive caloric intake is the dominant risk factor with OR = 4.473 (1.781-11.235)."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanti
"Kurang tidur dapat memberikan dampak buruk bagi pekerja terutama pekerja shift Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan produktivitas kerja Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dan melibatkan 114 pekerja shift di PT MWT Cikarang Instrumen yang digunakan adalah the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI dan kuisioner produktivitas kerja.
Hasil penelitian menunjukkan 63 3 pekerja dengan kualitas tidur baik memiliki tingkat produktivitas tinggi Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan produktivitas kerja p 0 026 0 05 Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi perawat kesehatan kerja dalam menjalankan perannya sebagai edukator dan advokat.

Lack of sleep can have a negative impact for workers especially shift workers This study aimed to examine the relationship between sleep quality with work productivity This study used a correlation descriptive design with cross sectional approach and involved 114 shift workers at PT MWT Cikarang The instrument used the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI and work productivity questionnaire.
The result showed that 63 3 shift worker with good sleep quality had high productivity level Based on Chi Square test there was a significant relationship between sleep quality and work productivity p 0 026 0 05 The results can be used as consideration for occupational health nurses in their role as an educator and advocate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Nur Hendriyanti
"ABSTRAK
Kelelahan adalah suatu kondisi fisik dan / atau mental, yang mengakibatkan pekerja menjadi tidak fokus ketika bekerja dan berdampak negatif pada pekerjaannya. Kelelahan merupakan salah satu dari tiga penyebab kesalahan dalam pemberian obat. Konsekuensi dari kelelahan kerja perawat salah satunya adalah terjadinya penurunan dalam mengantisipasi pekerjaan dan keselamatan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara faktor terkait pekerjaan maupun non-pekerjaan dengan kelelahan kerja pada perawat Unit Rawat Inap di RSUD Kota Depok. Data yang dikumpulkan secara keseluruhan diperoleh dari bidang terkait RSUD Kota Depok dengan subjek penelitian adalah perawat Unit Rawat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan pendekatan metode kuantitatif (Chi Square). Hasilnya, tidak terdapat hubungan antara faktor terkait pekerjaan maupun non-pekerjaan dengan kelelahan kerja pada perawat Unit Rawat Inap RSUD Kota Depok.

ABSTRAK
Fatigue is a physical or mental condition which resulted in workers becoming unfocused when working and have a negative impact on his work. Fatigue is one of the top three causes of errors in drug prescription. The consequences of nurses work fatigue one of them is the decline in anticipation of work and patient safety. This study was done to see the correlation between work factor and non-work factor with work fatigue in nurse?s hospitality care unit at RSUD Depok City Year 2016. Data collected as a whole is obtained from a related field at RSUD Depok City with research subjects were nurses care unit. Research design is cross sectional using the approach quantitative methods (chi square). Result, there is no correlation between work factor and non - work factor with work fatigue in nurse?s hospitality care unit at RSUD Depok City Year 2016.
"
2016
S63629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlinah
"Latar Belakang : Kanker kolorektal, yang meliputi kanker usus besar dan kanker rektal, menempati urutan ke dua sebagai kanker tersering yang diderita oleh wanita dan ke tiga pada pria di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan beban besar secara global baik pada morbiditas maupun mortalitas penderita kanker. The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa kerja shift yang melibatkan gangguan sirkadian mungkin bersifat karsinogenik pada manusia (2A). Sebagian besar studi epidemiologi hingga saat ini masih berfokus pada hubungan antara shift malam dan risiko kanker payudara, sementara studi tentang hubungan antara shift malam dan kanker kolorektal belum banyak diketahui, demikian halnya dengan hasil yang masih inkonsisten. Laporan kasus berbasis bukti ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh shift malam dan peningkatan risiko kanker kolorektal pada perawat yang terpapar kerja shift.
Metode : Kasus yang disajikan diikuti dengan tinjauan literatur berbasis bukti untuk menjawab pertanyaan klinis. Pencarian literatur menggunakan beberapa kata kunci terkait melalui database Pubmed® dan Google scholar® dengan mengikuti kriteria inklusi dan ekslusi. Artikel-artikel tersebut kemudian di telaah dengan menggunakan kriteria Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Hasil : Pada pencarian awal, 112 artikel diambil dari dua database. Melalui proses seleksi, tersisa tiga artikel, yang terdiri dari satu studi meta-analisis dan dua studi observasional. Dengan membandingkan ketiga artikel terpilih, maka studi meta-analisis dianggap lebih relevan dan sesuai untuk menjawab pertanyaan klinis. Studi meta-analisis menerapkan kriteria inklusi dan ekslusi yang ketat dengan mengecualikan studi yang berpotensi menyebabkan efek bias serta kurangnya validitas atau metode statistik yang tidak memadai. Studi tersebut menyatakan bahwa shift malam berhubungan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal (OR = 1.318, 95% CI 1.121-1.551)
Kesimpulan : Bukti terbaik yang ada saat ini menyatakan bahwa shift malam dapat meningkatkan kanker kolorektal, meskipun hasil penelitian tidak cukup kuat. Kanker kolorektal merupakan penyakit multifaktorial, dimana berbagai faktor risiko dapat berperan dalam terjadinya penyakit, terutama faktor genetik

Background : Colorectal cancer, which includes colon cancer and rectal cancer, is the third most common cancer in men and the second most common in women worldwide. It occupies a great proportion of the global burden of cancer morbidity and mortality. The International Agency for Research on Cancer (IARC) considered shift work that involves circadian disruption to be probably carcinogenic (Group 2A). Most epidemiological studies have focused on the link between night shift work and breast cancer risk while studies of the relation between shift work and colorectal cancer have not been widely known, and evidence is inconclusive. This evidence-based case report aimed to determine about the effect of night shift work and the increasing risk of colorectal cancer among nurses who exposed with shift work.
Method : a case is presented followed by a review of evidence to answer the clinical question. Literature searching used several related keywords in Pubmed® and Google scholar® by following inclusion and exclusion criteria. The article were critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Result : At the initial search, 112 articles were retrieved from the two databases. Through the selection process, three article remained, which consisted of one meta-analysis and two observational studies. Comparing the selected articles, the meta-analysis is considered as more relevant and appropriate for answering the clinical question. The meta-analysis applied strict inclusion and exclusion criteria and excluded studies that potentially led to bias effects with lack of validity or inadequate statistical methods. The study stated that night shift work was correlated with an increased risk of colorectal cancer (OR=1.318, 95% CI 1.121-1.551)
Conclusion : The current best available evidence stated that night shift work may increased of colorectal cancer, although the result of the study are not strong enough. Colorectal cancer is a multifactorial disease, where various risk factors may play a role in the occurrence of the disease, especially in the genetic one.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Selviana
"Latar belakang: Dokter umum harus memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional, dimana dokter memiliki kewajiban memberikan konseling, anamnesis, pemeriksaan, pengobatan, dan menentukan tindakan medis terhadap pasiennya, hal ini berbeda dengan tenaga perawat atau nakes lainnya sehingga dokter secara tidak langsung memiliki beban kerja dengan tekanan yang lebih tinggi karena dokter memiliki wewenang dan hak untuk melakukan pelayanan kesehatan, selain itu dokter secara rutin dan berkelanjutan melakukan shif kerja lama lebih dari 12 jam tiap shiftnya beresiko tinggi mengalami kelelahan dan berhubungan dalam meningkatkan resiko kecelakaan kerja yang dampaknya bisa merugikan lingkungan kerja, dokter umum sendiri, dan keselamatan pasien jika dibandingkan dengan lama shift kerja sebanyak 8 jam perhari.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara shift kerja dan faktor-faktor risiko lain terhadap derajat kelelahan pada dokter umum yang bekerja di Rumah Sakit di Kota bekasi tahun 2022.
Metode: Metode penelitian cross-sectional dengan sifat penelitian observational berupa pengisian kuesioner yang disebarkan secara online dengan menggunakan google form  kepada dokter umum yang bekerja secara shift dan non-shift di rumah sakit dengan menggunakan kuesioner IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia, dengan teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan quota sampling. Kemudian data di analisa dengan menggunakan  IBM SPSS versi 20, dimana data dikumpulkan dari bulan maret sampai mei 2022.
Hasil: Analisis multivariat membuktikan bahwa Pekerja yang mendapatkan jaga shift, cenderung lebih beresiko 38 kali (OR: 38,1; IK 95% :3,897-373,285, p <0,0500.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa shift kerja memiliki hubungan paling signifikan terhadap risiko kelelahan pada dokter umum dibandingkan dengan faktor risiko lain.

Background: General Practitioners must provide quality and professional services, which includes the obligation to provide counseling, history taking, examination, providing treatment, and determining medical actions for their patients, This is different from other health workers, in which doctors directly have a workload with high pressure. Besides that doctors regularly and continuously perform long work shifts for more than 12 hours. Each shift has high risk to induce fatigue and this is also associated with an increasing the risk of work accidents whose impacts can be detrimental to the work environment, doctors themselves, and especially to the patient safety when compared to the 8 hour work shift per day.
Method: This study was an observational study with a cross-sectional design by using of Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) 30-Item fatigue symptoms. Participants were general practitioners who work at hospital, both shift work and non-shift. They were selected by quota sampling technique. Data were collected from March to May 2022, data were analyzed by IBM SPSS Statistic ver.20.
Results: We collected data primarily through online questionnaire using Google Form Platform, multivariate analysis showed that doctors who work with shift had a risk of 38 times more to experience moderate to severe fatigue compared to doctors who worked with non-shifts. (OR:38,1 CI 95%: 3,897-373,285, p <0,05).
Conclusion: This study proves that shift workers have the most significant correlation to induce fatigue among general practitioner compared to other risk factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sukmawardhani
"Berat badan lebih dan obesitas permasalahan yang meningkat pada pekerja. Salah satu faktor yang dianggap berhubungan adalah kerja gilir.
Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah pekerja wanita di pabrik sepatu di Jawa Barat. Subyek dengan IMT ≥ 23 disebut kelompok kasus dan subyek dengan IMT < 22,9 disebut kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan adalah demografi, status gizi, asupan kalori, pola makan, aktivitas fisik, masa kerja dan pola kerja gilir. Pengumpulan data dilakukan menggunakan alat ukur (timbangan berat badan dan pita pengukur) serta wawancara menggunakan kuesioner.
Dari 490 sampel, subyek yang kerja gilir (shift) sebanyak 201 orang. Sejumlah 51,7% dari yang bekerja gilir memiliki berat badan lebih/obesitas. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kerja gilir dengan berat badan lebih/obesitas. Pada analisis multivariat didapatkan bahwa subyek yang berusia lebih dari 30 tahun, menikah, memiliki riwayat berat badan lebih dalam keluarga, asupan kalori lebih, serta kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein yang sering dalam enam bulan terakhir memberikan pengaruh terhadap berat badan lebih/obesitas.
Kerja gilir bukan merupakan faktor risiko terhadap berat badan lebih/obesitas. Usia, status pernikahan, riwayat berat badan dalam keluarga, asupan kalori, kebiasaan konsumsi karbohidrat dan protein, merupakan risiko untuk terjadinya obesitas pada pekerja wanita di pabrik sepatu.

Overweight and obesity are increasing in worker. Being overweight and obesity leads to degenerative diseases which effect on absenteeism and employees? productivity.
The design of this study is case control. Population of research is female workers in shoes manufacturer. Subject with BMI ≥ 23 grouped as case and subject with BMI <22.9 grouped as control. Data are demography data, nutrition status, calorie intake, feeding habit, physical activities, work period, and work pattern. Data collected by using measurement tools (body weight and height measurement) and questionnaire.
From 490 samples, 201 people work in shift. 51.7% from them are overweight/obese. Shift work is not the risk factor of overweight/obese. Multivariate analysis found that subjects more than 30 year old, married, with family obesity history, high calorie intake, and high carbohydrate and protein consumption habit in the past six months related to overweight/obese.
Shift work has no significant relation with overweight/obese. Age, marriage status, history of overweight in the family, calorie intake, carbohydrates and protein consumption are the risk of overweight/obesity on female worker in shoes manufacturer.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Bintang Leonard P.
"Latar belakang: Pekerjaan dengan pola kerja gilir, khususnya yang irregular, dapat mengganggu irama sirkadian dan kualitas tidur yang kemudian berdampak pada fungsi kognitif. Meskipun penting, penelitian tentang kerentanan domain kognitif terkait pola kerja gilir masih terbatas. Kualitas tidur dan fungsi kognitif menjadi kritis dalam konteks pelayanan kesehatan di rumah sakit, di mana keputusan dan tindakan harus dilakukan dengan cepat dan tepat dalam menunjang keselamatan pasien. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan potong lintang untuk mengetahui hubungan pola kerja gilir dengan gangguan fungsi kognitif. Untuk mengukur kualitas tidur, digunakan Pittsburgh Sleep Quality Index bahasa Indonesia (PSQI-Ina), sementara fungsi kognitif dan domain kognitif diukur menggunakan Oxford Cognitive Screen (OCS) bahasa Indonesia (OCS-Ina), sebuah instrument kognitif untuk pasien stroke, yang sudah tervalidasi. Besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin berjumlah 72 sampel. Korelasi, analisis komponen utama,analisis demografi dan regresi digunakan untuk mengkarakterisasi hubungan antara PSQI-Ina,OCS-Ina dan variabel penelitian lainnya. Hasil: Sebanyak 83 tenaga kesehatan masuk ke dalam kriteria inklusi dan diikutsertakan dalam penelitian. Hasil memperlihatkan sebanyak 16 responden (19,3%) mengalami gangguan fungsi kognitif pada domain Atensi serta 2 responden (2,4%) mengalami gangguan di 2 domain kognitif (Atensi dan Pengelolaan Angka). kesejahteraan.

Background: Irregularities in shift work, especially those marked by unpredictability, can disrupt circadian rhythms and compromise sleep quality, consequently adversely affecting cognitive function. Despite its pivotal significance, there is a shortage of research on the susceptibility of cognitive domains associated with irregular shift work. The connection between sleep quality and cognitive function becomes especially crucial in the healthcare service domain, particularly within the confines of hospitals. In such environments, where decisions and actions require swift and accurate execution, the interplay between sleep quality and cognitive function is critical to ensuring the safety and well-being of patients. Methods: The objective of this research is to conduct an analytical observational study with a cross-sectional design, aiming to examine the correlation between shift work patterns and cognitive function impairment. The study utilizes the Pittsburgh Sleep Quality Index in Bahasa Indonesia (PSQI-Ina) to measure sleep quality. Cognitive function and cognitive domains are assessed using the Indonesian Oxford Cognitive Screen (OCS-Ina), a validated cognitive instrument for stroke patients. The minimum sample size for the research was determined, resulting in a calculated sample size of 72 participants. Correlation analysis, principal component analysis, demographic analysis, and regression analysis are employed to characterize the relationships between PSQI-Ina, OCS-Ina, and other relevant research variables. Results: A total of 83 healthcare workers meeting the inclusion criteria were included in the study. Results indicated that 16 respondents (19.3%) experienced cognitive function impairment in the Attention domain, and 2 respondents (2.4%) experienced impairment in two cognitive domains (Attention and Number). Healthcare workers engaged in secondary employment were found to have a 12.8 times higher risk of experiencing cognitive impairment (OR 12.8; CI 95% 1.7-91; p = 0.011). Similarly, healthcare workers with poor sleep quality (PSQI score >5) faced a 40.3 times higher risk of cognitive impairment (OR 40.3; CI 95% 2.2-708.1; p = 0.011). Likewise, healthcare workers working in irregular shift patterns had a 5.4 times higher risk of experiencing cognitive impairment (OR 5.4; CI 95% 0.1-26.6; p = 0.036). Conclusions: There is a correlation between shift work patterns and cognitive function impairment in the workplace. Hospitals should prioritize ergonomic shift work schedules, emphasizing speed and clockwise rotations, to support the well-being of their healthcare workers."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica
"Obesitas memberikan efek yang merugikan mulai dari peningkatan risiko penyakit tidak menular hingga penurunan produktivitas dalam bekerja. Penelitian ini merupakan studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan faktor-faktor risiko yang bermakna pada kejadian obesitas kalangan pekerja PT X. Populasi penelitian ini adalah pekerja tetap yang terdaftar di PT X dengan sampel sebanyak 89 yang diperoleh dengan metode simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada 12-24 Mei 2017 dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner, mikrotoa, timbangan digital, dan food models.
Hasil penelitian menunjukkan 50,6 responden mengalami obesitas. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa penelitian ini belum dapat membuktikan adanya perbedaan bermakna antara faktor risiko yang diteliti pada kejadian obesitas kalangan pekerja di PT X. Peneliti menyarankan pada PT X untuk menyediakan sarana olahraga bagi pekerja untuk meningkatkan aktivitas fisik dan memberikan fasilitas untuk melakukan pemantauan status gizi.

Obesity has been associated with an increased risk of non communicable disease to decreased productivity in work. This study is a cross sectional that aims to determine the difference of risk factors towards obesity in worker of PT X 2017. Population of this study are a permanent workers in PT X with 89 samples obtained by simple random sampling. This study was conducted on 12 24 May 2017 using instruments such as questionnaires, microtoa, digital scales and food models.
The results showed 50,6 respondents were obese. Through bivariate analysis research showed that was not proven the difference of risk factors towards obesity among workers in PT X. The researcher suggest that PT X can provide sport facilities for workers to increase physical activity and provide facilities to monitor the nutritional status."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afriyani
"Lingkungan kerja sebagai salah satu atribut organisasi mempengaruhi perilaku kerja perawat pelaksana. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja yang dikarakteristikan dengan beban kerja, kepemimpinan keperawatan, kontrol terhadap praktik, dukungan organisasi, pengembangan profesional, dan kompensasi dengan keterikatan kerja perawat pelaksana. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah 110 perawat pelaksana. Sampel diambil secara total sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner Utrech Work Engagement Scale dan lingkungan kerja yang dimodifikasi. Data dianalisis dengan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara beban kerja, dukungan organisasi dan pengembangan profesional dengan keterikatan kerja perawat pelaksana (p<0.05). Tidak terdapat hubungan antara kepemimpinan keperawatan, kontrol terhadap praktik, dan kompensasi dengan keterikatan kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan melalui optimalisasi lingkungan kerja positif dan peningkatan keterikatan kerja perawat pelaksana.

Work environment as one of the attributes of the organization affects the working behavior of nurses. This study was to determine the relationship between work environment which is characterized by workload, nursing leadership, control over practice, organizational support, professional development, and compensation with nursing work engagement. This study used cross sectional design. The sample was 110 nurses with total sampling. This study used a questionnaire that modified from Utrecht Work Engagement and work environment scale. Data were analyzed by Chi-Square test.
The results showed a relationship between workload, organizational support and professional development of nurses working with engagement (p<0.05) and there was no correlation between nursing leadership, control over practice, and compensation for nurses working with engagement. The results can be used to improve the quality of nursing services through the optimization of a positive work environment and increased nurses work engagement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vergeina Ayu Mandalike Mastur
"Lingkungan kerja perawat di ruangan rawat anak memiliki banyak tantangan. Perawat anak membutuhkan tempat yang nyaman dan sehat. Beban kerja yang tinggi bagi perawat berkaitan dengan kecemasan, kelelahan, stress dan memberikan dampak yang tidak baik. Peran kepala ruangan sangat dibutuhkan dalam memperbaiki lingkungan kerja yang buruk. Kepala ruangan telah menjalankan peran manajer liaison, dessiminator, dan spokesperson. Peran kepala ruang belum optimal pelaksanaannya adalah peran sebagai figure head, leader, monitoring, disturbance handler, resource allocator dan negotiator.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi peran kepala ruangan dalam pelaksanaan kesehatan lingkungan kerja perawat di rumah sakit. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dilakukan pada 204 perawat pelaksana di rumah sakit dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Hasil terdapat hubungan yang signifikan antara peran kepala ruangan, faktor psikologi, faktor dukungan sosial, faktor pekerjaan, dan faktor organisasi (p 0.001-0.035) dan terdapat faktor yang paling mempengaruhi pelaksanaan kesehatan lingkungan yaitu peran kepala ruangan (2.900; 95% CI: 1.565-5.373) dan faktor dukungan sosial (3.727; 95% CI: 2.018-6.884).
Saran Bidang keperawatan membuat program evaluasi kepala ruangan dengan mendampingi, observasi, wawancara, supervisi untuk membantu meningkatkan peran kepala ruangan. Kepala ruangan harus mampu mempengaruhi dan mengatur jadwal dinas, ada jam istrahat 30 menit setelah bekerja 4-5 jam, memiliki jam makan tepat waktu dan rekan kerja saling menopang, setiap keputusan dari perawat pelaksana dapat dipertimbangkan dan mengikut sertakan perawat pelaksana dalam setiap kegiatan organisasi baik diruangan maupun di rumah sakit.

The working environment of nurses in child care rooms has many challenges. Pediatric nurses need a comfortable and healthy place. High workload for nurses is related to anxiety, fatigue, stress and has an adverse impact. The role of the head nurse is needed in improving a bad work environment. The head nurse has assumed the roles of liaison manager, dessiminator, and spokesperson. The role of the head nurse that has not been optimally implemented is the role of a figure head, leader, monitoring, disturbance handler, resource allocator and negotiator.
The purpose of this study was to identify the relationship between the role of the head nurse and the implementation of nurses’ healthy work environment in the hospital. Quantitative research with cross sectional design was conducted on 204 nurses in the hospital with a purposive sampling technique.
The results showed a significant relationship between the role of the head of the room, psychological factors, social support factors, occupational factors, and organizational factors (p 0.001-0.035) and there were factors that most influenced the implementation of environmental health, namely the role of head nurse (2.900; 95% CI: 1.565). -5,373) and social support factors (3,727; 95% CI: 2,018-6,884).
Suggestions in the field of nursing to make an evaluation program for the head nurse by accompanying, observing, interviewing, supervision to help improve the role of the head nurse. The head nurse must be able to influence and manage the service schedule, there are rest hours 30 minutes after working 4-5 hours, have meal hours on time and co-workers support each other, every decision of the executive nurse can be considered and involve the nurse in every organizational activity either in the room and in the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>