Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Zulaekah
"Anemia merupakan masalah kesehatan utama yang diderita 26,5% anak usia sekolah dan remaja di Indonesia. Dengan pendidikan gizi pada anak anemia di Sekolah Dasar diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan gizi dan pola makan sehingga akan meningkatkan asupan besi dan kadar hemoglobin. Penelitian ini bertujuan mempelajari efek suplementasi besi dan pendidikan gizi terhadap pengetahuan gizi dan kadar hemoglobin anak SD yang anemia. Desain penelitian ini Quasy experiment with pretest postest control group. Penelitian dilakukan pada 107 sampel yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pengolahan data dilakukan dengan One Way Anova dan Kruskal Wallis Test untuk uji beda. Hasil penelitian menunjukkan kadar hemoglobin dan pengetahuan gizi pada ketiga kelompok mengalami peningkatan.
Peningkatan kadar hemoglobin terbesar pada kelompok suplementasi besi, vitamin C dan pendidikan gizi (2,89 poin), sedangkan peningkatan pengetahuan gizi terbesar pada kelompok suplementasi vitamin C dan pendidikan gizi (17,44 poin). Ada perbedaan bermakna perubahan pengetahuan gizi dan kadar hemoglobin anak SD yang anemia sebelum
dan sesudah intervensi pada ketiga kelompok intervensi. Disimpulkan Pendidikan gizi dipadukan dengan pemberian suplementasi besi dan vitamin C pada anak anemia akan memberikan hasil kenaikan kadar hemoglobin yang paling signifikan daripada pendidikan gizi atau suplementasi saja."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
KESMAS 5:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Zuraidah
"Prevalensi anemia gizi pada anak Sekolah Dasar (SD) yang sampai sekarang masih tinggi (sekitar 30 %), merupakan sasaran prioritas ketiga dalam penanggulangan anemia.
Dampak buruk yang diakibatkan oleh anemia gizi, khususnya bagi anak sekolah akan dapat menurunkan konsentrasi dan prestasi belajar, malas, lemah, pasif, apatis dan sering terkena penyakit sehingga akhimya perkembangan dan pertumbuhannya akan terganggu.
Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, produktif dan mempunyai inteligensia yang tinggi, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI telah melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan bagi anak Sekolah Dasar (PMT-AS) dan tablet besi khususnya pada desa tertinggal di Indonesia.
Dalam penelitian ini, digunakan data sekunder yang dikumpulkan pada pelaksanaan program PMT-AS dan tablet besi terhadap 189 orang anak SD yang berasal dari 5 SD pada 5 Kabupaten di Propinsi Jawa Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pemberian Makanan Tambahan dan tablet besi terhadap perubahan status anemi gizi anak sekolah. Untuk itu, desain penelitian yang digunakan adalah Praeksperimental dengan perlakuan ulang, dengan intervensi berupa makanan tambahan yang terdiri dari 200 - 300 kalori dengan 10 - 12 gram protein yang dibenkan selama 4 (empat bulan), serta tablet besi dosis 120 mg sebanyak 90 buah tablet yang diberikan yang diberikan setiap hari selama 3(tiga bulan).
Variabel yang diteliti adalah status anemia gizi setelah intervensi (dependen) dan variabel independen adalah : status anemia gizi sebelum intervensi, status gizi , umur, jenis kelamin, pengetahuan gizi, sikap gizi serta perilaku gizi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan prevalensi anemia gizi dan 87.3 % menjadi 21.2 % setelah diberikan intervensi. Sedangkan dari hasil analisis statistik secara multivariat diketahui bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap status anemia gizi setelah diberikan intervensi, berturut-turut adalah status anemia gizi awal, status gizi serta perilaku gizi anak.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar dalam pelaksanaan program penanggulangan anemia pada anak SD khususnya di desa tertinggal Propinsi Jawa Barat agar seluruh anak SD dibenkan tablet besi (blanket program), sedangkan secara individual perlu untuk mempnoritaskan anak yang menderita anemia serta mempunyai status gizi kurang yang kemungkinan besar tidak hanya terdapat di IDT. Disarankan pula agar dalam memberikan intervensi untuk penanggulangan anemia, untuk selalu dapat mengetahui kadar Hb anak dengan tepat sebelum dan sesudah pelaksanaan intervensi.

Effect of Iron Suplementation on Nutritional Anemia Status of Elementary School Children Recieving Suplementary School Feeding Package and Iron Tablets in Less Developed Villages, West Java 1995Up to now, the prevalence of nutritional anemia in school children is still high (± 30 %) and even though the third priority in nutritional anemia program.
Nutritional anemia has negative impact especially to school children. It will cause laziness, fatigue, less active, apathetic, and also decreasing learning capacity due to shortened attention span. So those would lower educational achievement, beside that anemic children are easily get sick which will affect their growth.
Healthy, productive and intelligent people are the goal of human resources development. The government especially Nutrition Development of the Ministry of Health conducts a supplementary school feeding and iron tablets. The target group is elementary school children of less developed villages in Indonesia.
This study used evaluative data on 189 children who received supplementary school feeding and Iron tablets in 5 elementary school in 5 districts in West Java which were collected In 1995. The objectives of the study are to find out the effect of supplementary feeding and iron tablets on the anemia status of children who received the package.
Study design was a pre-experimental designs which supplementary feeding and an iron tablet was given as intervention. The package consists of 200 - 300 calories and 10 - 12 gram protein per day were given for 4 months and 120 mg iron tablets was given daily for 3 months (90 tablets).
Nutrition anemia status alter intervention was the dependent variable while the independent variables were nutritional anemia status before intervention, nutritional status before intervention, age, sex, nutritional knowledge, attitude and practice on nutrition before intervention.
The result showed that after the intervention, the nutritional anemia status pevalence was decreased from 87.3 % to 21.2 %. Multivariate analysis showed that nutritional anemia status, nutritional status, and practices of nutrition before intervention were the variables that influence anemia status after intervention.
At macro level it is suggested that the implementation of similar program should be covered all school children (blanket program) of less developed villages. While at individually level, it is suggested that priority should be given only to children who suffered from anemia and under nutrition not only in the less developed villages area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulaekah
"Indonesia is still being challenged by nutritional problems, both under and over nutrition. The availability of various unhealthy food with attractive packaging combined with misconception of balance diet as 4 sehat 5 sempurna , might contribute to situation. This study aims at evaluating effectiveness of IEC strategy in changing knowledge, attitudes and practice regarding behavior diet among elementary school communities. The study design is a before and after, located at 2 public schools in depok, with 132 students grade 4 and 5 and their mother. Qualitative approach as well as baseline and endline surveys were used. Most students and their parents considered that balance diet is 4 sehat 5 sempurna. This knowledge was originated from their teachers teaching media. The teacher's knowledge was based on school reference book. Intervention has improved students main knowledge and attitude. While some pratices have improved there are others still need to be improved. It is concluded that IEC intervention is potential to change KAP of students. Teachers need to be supported by correct reference book to be in line with what they are teaching."
Universitas Muhamadiyah Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Gizi, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Novi Kurniati Akhiryani
"Meningkatnya prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada anak-anak sekolah dapat dicegah dengan memberikan edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan gizi mereka. Media PowerPoint dan Wordwall game telah terbukti meningkatkan hasil pembelajaran dan minat serta motivasi selama pendidikan daring. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh edukasi gizi daring menggunakan media PowerPoint, dengan dan tanpa permainan Wordwall, terhadap pengetahuan gizi pada anak-anak sekolah dasar yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas di Palembang. Penelitian ini menerapkan quasi-experimental design, menggunakan model nonequivalent control group, dan mengukur data pra dan pasca intervensi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh total 108 siswa yang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas dengan usia 10-12 tahun, dengan 54 subjek di setiap kelompok. Data pengetahuan gizi diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji T independen menunjukkan perbedaan signifikan dalam skor rata-rata pengetahuan gizi, dengan hasil yang lebih baik diamati pada kelompok eksperimen (p=<0,001). Hal ini menunjukkan bahwa memberikan edukasi gizi daring melalui permainan Wordwall dan media PowerPoint lebih efektif dalam meningkatkan enam aspek pengetahuan gizi pada anak-anak sekolah dasar, dibandingkan dengan mereka yang hanya menggunakan slide Power Point.

The increasing prevalence of overweight and obesity in school children can be prevented by providing nutrition education to improve their nutrition knowledge. PowerPoint media and online games have been found to improve learning outcomes and increase interest and motivation during online education. This study aimed to analyze the difference in the effect of online nutritional education using PowerPoint media, with and without Wordwall games, on nutritional knowledge among overweight and obese elementary school-aged children in Palembang. It followed a quasi-experimental design, using a nonequivalent control group model, measured pre and post-intervention data. Sampling in the study utilized a purposive sampling technique, resulting in a total of 108 overweight and obese students aged 10-12 years old, with 54 subjects in each group. Nutritional knowledge data were obtained through structured questionnaires that had been previously tested for validity and reliability. The results of the Independent T-test demonstrated a significant difference in the mean scores of nutrition knowledge, with better results observed in the experimental group (p= <0.001). This indicates that providing online nutrition education through Wordwall games and PowerPoint media is more effective in improving six aspects of nutritional knowledge in elementary school children compared to those who only use PowerPoint slides."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Laksminingsih
"Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam bidang gizi, yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Makanan jadi ?tidak sehat? yang melimpahnya dikemas secara sangat menarik, ditambah dengan pengertian salah tentang ?4 Sehat 5 Sempurna? sebagai Gizi Seimbang memberikan kontribusi tidak kecil terhadap masalah gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan KIE (Komunikasi, Edukasi dan Informasi) di sekolah dapat merubah Pengetahuan, Sikap dan Praktek (PSP) anak
sekolah tentang Gizi Seimbang. Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Depok, melibatkan 132 anak kelas 4 dan 5. Desain penelitian adalah before and after, dengan metoda pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif. Sebagian besar siswa dan ibunya ternyata mempunyai pendapat bahwa gizi seimbang sama dengan ?4 Sehat 5 Sempurna?. Pengertian ini didapat murid dari apa yang diajarkan gurunya, sedangkan guru bersumber dari Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam. Intervensi KIE telah meningkatkan pengetahuan dan sikap, serta sebagian
praktek murid dan orang tua. Disimpulkan bahwa pendekatan KIE mempunyai potensi yang baik untuk merubah PSP anak sekolah. Disarankan agar buku ajar guru disesuaikan sehingga materi yang disampaikan kepada murid sekolah berisi pesan yang tepat."
Depok: Fakultas Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
KESMAS 5:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Era Hotmauli
"Prevalensi kejadian anemia defisiensi besi pada anak balita di Indonesia masih tinggi yaitu 47,2% (Depkes, 2000). Sedangkan data terakhir prevalensi anemia defisiensi besi pada balita meningkat dari 40% (Dep.Kes, 1995) menjadi 48.1%(Depkes, 2001). Penelitian ini selain untuk mengetahui prevalensi anemia khususnya di Posyandu wilayah Pisangan Baru Matraman Jakarta Timur juga untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan/peningkatan kadar Hb anak balita anemia usia 6-59 bulan sesudah suplementasi besi selama 12 minggu.
Rancangan penelitian ini dengan disain cross sectional studi analitik menggunakan data sekunder, hasil kuesioner/wawancara, dan observasi Iingkungan. Populasi penelitian adalah anak balita yang ada di 5 Posyandu Pisangan baru Matraman Jakarta Timur. Sampel penelitian adalah anak balita anemia yang telah diperiksa kadar Hb awal sebelum suplementasi besi diberikan dan kadar Hb akhir setelah suplementasi besi selama 12 minggu. Jumlah sampel 85 balita. Sampel terbagi dua yaitu 67% (57 balita) balita dengan kadar Hb mengalami perubahan atau kenaikan dan 33% (28 balita) balita yang tidak mengalami kenaikan kadar Hb. Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer SPSS versi 13.0.
Faktor yang berhubungan bermakna dengan kenaikan kadar Hb anak balita pada 'analisis multivariat adalah faktor status imunisasi (POR = 3.33, 95% CI 1 1.15-9.66), faktor penghasilan keluarga (POR = 3.04, 95% CI : l-12-8.23) dan faktor riwayat infeksi pada balita (POR = 2.76, 95% CI : 1.00-7.61). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling dominan berhubungan bermakna dengan kenaikan kadar Hb balita di Posyandu Pisangan Baru yaitu status imunisasi balita (POR = 3.33, 95% CI : 1.15-9.66), artinya balita yang status imunisasinya lengkap mempunyai peluang 3.33 kali utuk kadar Hb-nya mengalami kenaikan daripada balita yang status imunisasinya tidak lengkap. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan dengan kenaikan kadar Hb berdasarkan karakteristik anak adalah umur, jenis kelamin, dau status gizi. Berdasarkan karakteristik keluarga, faktor yang tidak berhubungan dengan kenaikan kadar Hb adalah pendidikan ibu dan jumlah anak balita dalam keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian ini upaya yang perlu dilakukan: Bagi Dinkes DKI Jakarta pentingnya kebijakan Program screening rutin dengan melakukan pemeriksaan kadar Hb awal untuk mengetahui prevalensi anemia sesungguhnya sebelum dilakukan intervensi dini suplementasi besi dan pemeriksaan kadar Hb akhir untuk evaluasi keberhasilan intervensi di Jakarta Timur, dan umumnya di DKI Jakarta. Penting untuk perluasan program cakupan imunisasi pada balita, agar kadar Hb anak balita anemia yang diberikan intervensi mengalami kenaikan. Bagi Pemerintah dalam hal ini Negara berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan sektor terkait lainnya untuk pertimbangan kebijakan Program Ketahanan pangan gizi seperti program penyediaan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) atau bahan-bahan nutrisi makanan yang diprioritaskan pada keluarga berpenghasilan rendah sehingga kadar Hb balita anemia mengalami kenaikan, mencegah terjadinya anemia berulang, dan mencegah terjadinya infeksi.

Prevalence of iron deticiencies anemia among children under five years are still high. It is amount 47,2% (Health Department, 2000). While the last data from prevalence of iron deficiencies anemia among children under five years old improved irom amount 40% (Health Department, 1995) became 48,1% (Health Department, 2001). This study aim to know anaemia prevalence especially at Posyandu of Pisangan Baru Matrarnan, East Jakarta and also for checking factors related to improved Hb rate among children under live years old with anemia aged 6-59 months after iron supplementation during12 weeks.
This study used a cross sectional design by study analytic using secondary data, qustioer or interview result, and improvement observation. Study population are children under Eve years old in 5 Posyandu of Pisangan Baru Matraman, East Jakarta. Study samples are children under tive years old with anemia which have been checked by early I-Ib rate before iron supplementation are given ad the last Hb rate alter iron supplementation during 12 weeks; Samples are 85 children under five years old. These samples divided two that are 67% (57 children under five years old) with Hb rate chaged or improved and 33% (28 children under five years old) do not improve Hb rate. Processing and data analysis used computer by SPSS program.
Main factors related to improved Hb rate among children under live years old by multivariate analysis are immunization status factor (POR = 3.33, 95% CI :1.15 - 9.66), family income factor (POR = 3.04, 95% CI : 1.12 - 8.23) and infection history factor among children under tive years old at Posyandu Pisangan baru that are immunization status of five years old (POR = 3.33, 95% CI : 1.15 - 9.66), mean children under five years old which this immunization status is complete and- it has and oppurtinity 3.33 times for its I-Ib rate improved compare than children under five years old which don?t related to improve I-Ib rate based on child characteristic are sex and nutrition status. Based on family characteristic, factors which don?t related to improved Hb rate are mother education and amount of children under tive years old in families.
Based on this study result, it is important gived early intervention to suggested to conduct health education for public or mother which have children under live years old especially for East Jakarta and generally for DKI Jakarta to carry of children under live years old to Posyandu, Primary health center, Hospital and also related health institution to get primary immunization service until completes based on govemment program for public health service of DKI Jakarta and related sector by follow-up fiom running program for overcoming poorness by giving more food and ASI, Program and giving health service for public who have askeskin.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jaime Theophania
"Tingkat literasi gizi menggambarkan derajat seseorang memiliki kapasitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi dasar. Literasi gizi terdiri dari 3 bentuk, yaitu fungsional, interaktif, dan kritikal. Tingkat literasi gizi yang rendah pada ibu balita dapat berdampak pada praktik pemberian makan yang keliru kepada anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran literasi gizi pada ibu balita, dan mengetahui perbedaan proporsi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pentingnya dilakukan pengukuran literasi gizi pada ibu balita agar dapat diketahui tipe intervensi terkait gizi apa yang cocok dilakukan untuk sasaran di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan dengan cara door-to-door membagikan kuesioner ke rumah-rumah ibu balita yang dibantu oleh ibu kader. Jumlah responden yang didapatkan adalah 100 responden, yang tersebar di 3 kelurahan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi gizi responden secara umum masih kurang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan literasi gizi kritikal bermakna berdasarkan tingkat pendapatan keluarga, dengan nilai p=0,004 dan nilai OR=3,42.

Nutritional literacy level describes the degree of capacity to acquire, process, and understand basic nutrition information. Nutrition literacy consists of 3 forms, namely functional, interactive, and critical. Low nutritional literacy rates in underfive mothers can have an impact on the erroneous feeding practices. This study aims to measure nutritional literacy in pre school children mothers, and to know the difference in the proportion of factors that influence it. The importance of measuring nutritional literacy in underfive mothers is to know what type of nutrition related intervention is appropriate for the target in the study sites. This research is done with quantitative approach and cross sectional design. The research was done by door to door distributing questionnaires to the homes of mother to mother assisted by mothers cadres. The number of respondents obtained is 100 respondents, spread over 3 different urban villages. The result of the research shows that the level of nutritional literacy of respondents in general is still less. The results showed that there was significant critical nutritional literacy difference based on family income level, with p value 0,004 and OR 3,42. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Adanya pengetahuan yang cukup diharapkan berpengaruh terhadap besarnya motivasi orang tua untuk melakukan upaya pencegahan terhadap anemia defisiensi besi pada anak sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan yang dimiliki orang tua tentang anemia defisiensi besi pada anak sekolah., mengetahui motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan dan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua dengan motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan di RW 04 Kelurahan Paneoran Mas Kecamatan Pancoran Mas Depok. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelatif sebanyak 68 responden. Hasil analisis univariat menunjuklcan tingkat pengetahuan orang tua cukup tinggi dengan persentase 54% sedangkan yang berpengetahuan rendah 46%. Motivasi orang tua untuk melakukan pencegahan terhadap anemia defisiensi besi culcup besar dengan persentase 56% dan orang tua yang memiliki motivasi rendah yaitu 44%. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan motivasi orang tua unmk melakukan pencegahan terhadap anemia defisiensi besi pada anak sekolah. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya keperawatan Komunitas."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5636
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Budiasti Sutiko
"Tujuan : Untuk mengetahui status besi anak usia sekolah dan faktor yang berhubungan serta hubungan status besi dengan daya konsentrasi belajar.
Tempat : Sekolah Dasar Pekayon 18 dan Jasmin, Kecamatan Cibubur, Jakarta Timur.
Bahan dan cara : Penelitian desain cross sectional, pada 92 orang subyek yang dipilih secara purposive. Data yang dikumpulkan meliputi data umum subyek dan responden/ibu subyek, status gizi, asupan makan, serta pemeriksaan laboratorium darah dan tinja. Setelah status besi ditetapkan berdasarkan kadar hemoglobin dan feritin plasma, subyek dibagi secara acak sederhana (sub sampel) menjadi status besi normal dan defisiensi besi kemudian terhadap ke dua kelompok dilakukan pemeriksaan daya konsentrasi belajar. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan dua variabel adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan dua variabel dan uji eksak Fisher.
Hasil : Prevalensi anemia ditemukan sebesar 14,1% dan defisiensi besi 14,2%, sebanyak 1,1% di antaranya menderita anemia defisiensi besi. Dari penilaian food frequency amount didapatkan 85,9% subyek mempunyai asupan besi yang tergolong kurang dan 79,3% subyek asupan energinya termasuk kriteria kurang. Data pola makan menunjukkan 50% subyek termasuk dalam kriteria kurang. Penilaian terhadap status gizi mendapatkan 7,5% subyek mempunyai bentuk tubuh pendek dan 2,2% subyek tergolong kurus. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna (p > 0,05) antara daya konsentrasi belajar dengan status besi pada subyek penelitian dan ditemukan pula hubungan yang tidak bermakna (p>0,05) antara sebagian besar variabel yang diteliti.
Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan prevalensi anemia 14,1% dan defisiensi besi 14,2%, sejumlah 1,1% subyek di antaranya menderita anemia defisiensi besi. Tidak ditemukan hubungan bermakna (p > 0,05) antara status besi dengan daya konsentrasi belajar.

Iron Status of Children of Two Elementary Schools and Its Related Factors in Cibubur District, East Jakarta: Relationship between Iron Status and Capacity of Learning ConcentrationObjective: To know the iron status of school-age children and its related factors and the relationship between iron status and capacity of learning concentration.
Location: Pekayon 18 and Jasmin Elementary Schools, Cibubur District, East Jakarta.
Material and Method: A cross-sectional study has been carried out on 92 subjects? selected using purposive sampling method. Data collected consist of socio-economic status, nutritional status, dietary intake, and laboratory examinations for hemoglobin, plasma ferritin and stool egg count. Iron status was determined by hemoglobin concentration and plasma ferritin level. Subjects were divided into normal and iron deficiency based on these laboratory findings, and capacity of learning concentration was examined on both groups. Statistical analysis was performed by Kosmogorov-Smirnov and Fisher exact test for the relationship between variables.
Results: Anemia was found in 14.1% subjects, and 14.2% of subjects had iron deficiency in which 1.1% of them had iron deficiency anemia. Inadequate iron and energy intake was found in 85.9 and 79.3% of subjects respectively, and 50% of subjects had poor eating pattern. Nutritional status assessment showed that 7.6% of subjects had short stature (stunted) and 2.2% were wasted. There was no significant relationship (p>0.05) between iron status and the capacity of learning concentration and between most variables.
Conclusion: The prevalence of anemia in this study was 14.1%, and iron deficiency was found in 14.2% of subjects, in which 1.1% of them had iron deficiency anemia. There was no significant relationship (p>0.05) between iron status and the capacity of learning concentration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T8444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qutratu Ainnur Maksum
"Anak-anak sangat rentan terhadap bencana alam, membutuhkan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ECCNE (Early Childhood Care and Nutrition Education), program unggulan SEAMEO RECFON, berkolaborasi dengan pemerintah Lombok Timur untuk mengimplementasikan tanggap darurat pasca gempa bumi tahun 2018. Program ini berfokus pada pemulihan gizi pasca bencana yang terintegrasi di pusat-pusat pendidikan anak usia dini, yang menargetkan penguatan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Untuk memastikan keberlanjutan program, bukti hasil yang positif sangat penting. Studi ini mengevaluasi efektivitas biaya dari kegiatan ECCNE dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak balita selama masa darurat. Keberhasilan diukur dengan menggunakan indikator pertumbuhan seperti kenaikan berat badan, pertumbuhan tinggi badan, dan kenaikan skor HAZ, serta perkembangan kognitif, bahasa, dan keterampilan motorik. Sampel penelitian ini terdiri dari 200 anak dalam kelompok intervensi dan 215 anak dalam kelompok kontrol. Data biaya diperoleh dari laporan internal, catatan keuangan pemerintah, dan peraturan. Sebuah studi kualitatif yang menggunakan pendekatan nilai bersama mengeksplorasi pengalaman dan manfaat lokal, dengan informan yang terdiri dari 26 peserta dari kelompok ibu/pengasuh, guru PAUD, dan pemerintah daerah. Total biaya program adalah Rp 52.756.270, dengan biaya terbesar untuk produk makanan pendamping ASI dan kelas pengasuhan anak, dengan total Rp 41.428.850. Biaya rata-rata per anak per bulan adalah Rp 1.981,78. Studi ini menemukan biaya berikut per anak tambahan yang mencapai hasil tertentu: kenaikan berat badan (Rp 532.516), kenaikan tinggi badan (Rp 325.937), peningkatan skor HAZ (Rp 1.219.634), perkembangan kognitif yang normal (Rp 227.588), perkembangan bahasa yang normal (Rp 183.723), dan perkembangan motorik yang normal (Rp 192.139). Program ini hemat biaya dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita pascagempa. Temuan kualitatif menyoroti penerimaan program, peningkatan gizi dan kesehatan anak, peningkatan kemampuan akademis, peningkatan kapasitas guru, dukungan pemerintah, dan tantangan implementasi. Investasi berkelanjutan dalam program pendidikan untuk guru dan orang tua direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas intervensi. Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk keberhasilan yang berkelanjutan.

Children are especially vulnerable to natural disasters, requiring optimal nutrition for growth and development. The ECCNE (Early Childhood Care, Nutrition and Education), a flagship program of SEAMEO RECFON, collaborated with the East Lombok government to implement an emergency response following the 2018 earthquake. This program focused on integrated post-disaster nutrition recovery in early childhood education centers, targeting the strengthening of early childhood growth and development. To ensure program sustainability, evidence of positive results is essential. This study evaluates the cost-effectiveness of ECCNE activities in improving the growth and development of children under five during emergencies. Success was measured using growth indicators such as weight gain, height growth, and HAZ score gain, as well as cognitive, language, and motor skill development. The sample included 200 children in the intervention group and 215 in the control group. Cost data was obtained from internal reports, government financial records, and regulations. A qualitative study using a shared-value approach explored local experiences and benefits, with informants including 26 participants from mother/caregiver groups, ECE teachers, and local government. The program's total cost was IDR 52,756,270, with the largest expenses for complementary feeding products and parenting classes, totaling IDR 41,428,850. The average cost per child per month was IDR 1,981.78. The study found the following costs per additional child achieving specific outcomes: weight gain (IDR 532,516), height gain (IDR 325,937), HAZ score increase (IDR 1,219,634), normal cognitive development (IDR 227,588), normal language development (IDR 183,723), and normal motor development (IDR 192,139). The program was cost- effective in supporting the growth and development of children under five post- earthquake. Qualitative findings highlighted the program's acceptance, improved child nutrition and health, enhanced academic skills, increased teacher capacity, government support, and implementation challenges. Ongoing investment in educational programs for teachers and parents is recommended to maintain and enhance the intervention's effectiveness. Community engagement is crucial for continued success."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>