Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firzawati
"[ABSTRAK
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat berdampak pada kesehatan.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan perokok terbanyak harus menurunkan
jumlah perokok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis model faktor
upaya berhenti merokok dan Kesiapan berhenti merokok pada perokok aktif
berumur 15 tahunkeatas di Indonesia. Desain Penelitian ini potonglintang dengan
menggunakan data sekunder dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun
2011 dengan sampel sebanyak 2.424 responden Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 19 variabel yang diidentifikasi, terdapat beberapa faktor yang berperan
meningkatkan upaya mencoba berhenti merokok diantaranya bertempat tinggal di
daerah perkotaan, mendapatkan nasehat berhenti merokok, merokok setiap
harinya 1-10 batang, lama merokok dibawah 20 tahun, membutuhkan jeda waktu
merokok di pagi hari lebih dari 30 menit, melihat peringatan kesehatan,
mendapatkan informasi bahaya merokok, terpajan iklan rokok, dan
berpengetahuan tinggi tentang bahaya merokok. Pada Rencana berhenti merokok
faktor yang berperan yaitu berpendidikan tinggi, berpengetahuan tinggi terhadap
bahaya merokok, mendapatkan nasehat berhenti merokok, melihat peringatan
kesehatan, mendapatkan informasi bahaya merokok, dan menghabiskan 1-10
batang rokok perharinya. Perlu dilakukan intervensi yang sesuaikan dengan
tempat tinggal dan tingkat pendidikan, meningkatkan kemampuan tenaga
kesehatan agar dapat memberikan nasehat berhenti merokok dengan maksimal;

ABSTRACT
Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the
countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The
purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to
quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional
design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco
Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total
of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of
the 19 variables were identified, there are several determinant factors which
related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to
quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less
than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30
minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking,
exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of
smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several
factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of
smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information
dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be
tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability
of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities;Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the
countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The
purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to
quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional
design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco
Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total
of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of
the 19 variables were identified, there are several determinant factors which
related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to
quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less
than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30
minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking,
exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of
smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several
factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of
smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information
dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be
tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability
of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities, Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the
countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The
purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to
quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional
design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco
Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total
of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of
the 19 variables were identified, there are several determinant factors which
related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to
quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less
than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30
minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking,
exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of
smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several
factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of
smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information
dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be
tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability
of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities]"
2015
D2086
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronal Ridhoi
"Merokok, rokok, dan keretek sudah menjadi candu bagi orang Indonesia, khususnya di Kediri. Sejak tahun 1950-an, Kediri sudah dikenal banyak orang dengan pabrik rokok terbesarnya, yaitu PT Gudang Garam. Studi ini memfokuskan pada keterkaitan ngudud (merokok) dengan ‘pabrik keretek’ (pabrik rokok skala mikro), dan mengapa kebiasaan ngudud tidak menghilang dalam perkembangan zaman. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan melakukan pembacaan secara mendalam sumber-sumber berupa arsip, berita daring, artikel, buku, dan hasil wawancara. Studi ini menunjukan bahwa kebiasaan ngudud dipengaruhi oleh pengenalan keretek oleh para imigran Tionghoa di Kediri sejak paruh kedua abad ke-20, dan menunjukkan keterkaitan dengan munculnya ‘pabrik keretek’ pada periode berikutnya. Kebiasaan ngudud yang tidak bisa hilang hingga saat ini disebabkan oleh populernya rokok keretek di tahun 1970-an dan penggunaan rokok keretek untuk aktivitas sehari-hari dan ritual keagamaan di Kediri."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2020
900 HAN 4:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Amalia Hanif
"Rokok dan stroke memiliki keterikatan erat yang diduga berkorelasi dengan peningkatan viskositas darah yang menjadi faktor terjadinya stroke. Pemeriksaan viskositas darah yang sekarang tersedia harus dilakukan pada laboratorium besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan merokok dengan viskositas darah yang diukur menggunakan Mikrokapiler Digital, suatu alat baru yang mudah dibawa, sederhana dan terjangkau. Penelitian adalah merupakan penelitian cross-sectional. Subjek penelitian terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok perokok dan non perokok. Data penelitian didapatkan dari data sekunder Pos Binaan Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang diambil pada bulan Januari dan Maret 2015 dengan jumlah sampel 197 orang terdiri dari kelompok perokok dan kelompok non perokok. Hasil uji korelasi yang dilakukan dengan data sekunder Posbindu menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara merokok dengan viskositas darah. Perbedaan hasil ini diduga diakibatkan pada data Posbindu pasien yang merokok tenyata memiliki faktor risiko lain yang dapat meningkatkan viskositas darah.

Cigarette smoking will increase blood viscosity which raises the risk of stroke. Newer and handier tool to check blood viscosity with Digital Microcapillary tool can be used in primary care. This research is done to find correlation between cigarette smoking and blood viscosity parameter checked by Digital Microcapillary tool. This was cross sectional study with two subject group consists of, cigarette smoker and non cigarette smoker. Research database was obtained from secondary data in Pos Binaan Terpadu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Posbindu) taken between January and March 2015 with total sample 197 patients. However, there was no significant correlation between cigarette smoker and non cigarette smoker patients from Posbindu. This results perhaps due to confounding factors in non cigarette smoker patients which will increase blood viscosity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halim
"ABSTRAK
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi merokok di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Hal ini berbahaya mengingat dampak buruk atas konsumsi rokok terhadap sektor kesehatan, sosial, dan ekonomi. Salah satu langkah yang diambil oleh Pemerintah Indonesia untuk mengendalikan fenomena tersebut adalah meningkatkan harga rokok. Lalu, apakah langkah peningkatan harga rokok berhasil untuk mengendalikan angka prevalensi merokok? Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara harga rokok dan pertumbuhan pendapatan terhadap perubahan perilaku merokok. Penulis menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014 untuk membentuk empat kategori perubahan perilaku merokok, yaitu perokok baru, perokok tetap, mantan perokok dan bukan perokok. Estimasi ekonometrika yang dibangun menggunakan model multinomial logit memukan fakta bahwa keterjangkauan harga rokok memiliki korelasi positif terhadap probabilitas individu untuk menjadi perokok tetap dan korelasi negatif terhadap probabilitas individu untuk menjadi bukan perokok. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi positif terhadap probabilitas individu untuk menjadi perokok baru dan korelasi negatif terhadap probabilitas individu untuk menjadi mantan perokok. Fakta ini memberi sinyal bahwa diperlukan peningkatan harga rokok yang disesuaikan oleh pertumbuhan pendapatan untuk mengendalikan angka prevalensi merokok.

ABSTRACT
In recent decades, the prevalence of smoking in Indonesia has tended to increase. This is dangerous considering the adverse effects of cigarette consumption on the health, social, and economic sectors. One of the steps taken by the Government of Indonesia to control this phenomenon is to increase the price of cigarettes. Then, did the steps to increase the price of cigarettes succeed to control the prevalence of smoking? This study aims to look at the relationship between cigarette prices and income growth on changes in smoking behaviour. The author uses data from the IFLS in 2007 and 2014 to form four categories of changes in smoking behaviour, namely new smokers, permanent smokers, former smokers, and not smokers. Econometric estimates constructed using the multinomial logit model confirm the fact that the affordability of cigarette prices has a positive correlation with the probability of individuals becoming permanent smokers and a negative correlation with the probability of individuals to become not smokers. Meanwhile, income growth has a positive correlation with the probability of individuals becoming new smokers and a negative correlation with the probability of individuals becoming ex-smokers. This fact signals that an increase in the price of cigarettes is adjusted by income growth to control the prevalence of smoking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdillah Ahsan
"Indonesia adalah negara kelima terbesar konsumen rokok dunia dari tahun 2001-2003. Konsumsi rokok Indonesia dari tahun 1960-2003 mengalami peningkatan sebesar 3.8 kali lipat, yaitu dari 35 Milyar batang menjadi 171 milyar batang per tahun (USDA 2004). WHO memperkirakan pada tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan merokok merupakan permasalahan kesehatan terbesar yang menyebabkan 8.4 juta kematian per tahun (Departemen Kesehatan 2004). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok antara lain kanker mulut, kanker paru-paru, kanker pankreas, tekanan darah tinggi, dan bronkitis. Oleh karena itu intervensi pemerintah diperlukan untuk menurunkan prevalensi dan konsumsi rokok saat ini. Sehingga penelitian mengenai profit perokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok panting untuk dilakukan.
Tesis ini bertujuan pertama, membuat profil perokok berdasarkan karakteristik demografi dan sosial ekonominya, kedua, menentukan faktor-faktor sosial ekonomi yang signifikan berpengaruh terhadap perilaku merokok individu, dan ketiga menentukan implikasi kebijakannya.
Tesis ini menggunakan data Susenas 2004 berdasarkan penggabungan antara data modul dan data kor dengan unit analisis individu. Metode analisis yang digunakan ada dua yaitu metode deskriptif, untuk membuat profit perokok, dan metode estimasi ekonometrika. Faktor yang mempengaruhi probabilitas individu dewasa menjadi perokok akan ditentukan melalui regresi logistic, sedangkan untuk konsumsi rokok ditentukan dengan regresi Ordinary Least Square (OLS).
Tesis ini menyimpulkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi probabilitas menjadi perokok adalah Janis kelamin, bekerja, status perkawinan, tingkat pendidikan, lokasi tempat tinggal, kondisi tempat tinggal, umur, dan tingkat pendapatan (kecuali untuk kuantil5). Responden yang mempunyai karakteristik laki-laki, bekerja, kawin, kondisi tempat tinggal yang buruk, kelompok umur 25 tahun atau lebih, dan termasuk dalam kuantil2 atau 3 atau 4, memiliki probabilitas untuk menjadi perokok lebih tinggi dibandingkan dengan pembandingnya, yaitu mereka yang mempunyai karakteristik perempuan, tidak bekerja, tidak kawin, kondisi tempat tinggalnya balk, kelompok umur 15-24, dan kuantill. Sementara itu, harga rokok tidak berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas seseorang menjadi perokok.
Sedangkan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi konsumsi rokok adalah harga rokok, pendapatan, umur mulai merokok setiap hari, bekerja, lokasi tempat tinggal, umur, tingkat pendidikan, dan kondisi tempat tinggal. Sebagai tambahan faktor-faktor yang berhubungan positif dengan konsumsi rokok responden adalah pendapatan, pendidikan menengah dan bekerja. Harga rokok secara negatif signifikan mempengaruhi konsumsi rokok. Tesis ini menemukan bahwa elastisitas harga rokok terhadap perrnintaannya = -0.42. Sehingga peningkatan harga rokok 10% akan menurunkan konsumsi rokok 4.2%. Menurut kelompok pendapatan, dampak peningkatan harga rokok bagi mereka yang miskin (kuartile 1) lebih besar daripada mereka yang kaya (kuartile 5). Peningkatan harga rokok 10% akan menurunkan konsumsi rokok 4.6% untuk mereka miskin, sementara untuk mereka yang kaya 4.2%.
Untuk menurunkan konsumsi rokok, berdasarkan basil tesis ini, maka pemerintah harus melakukan beberapa hal yaitu meningkatkan harga rokok secara terus menerus, meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat, melarang ikian rokok secara keseluruhan, mempersempit ruang gerak perokok, larangan membeli rokok bagi remaja yang berumur di bawah 18 tahun, memberikan penyuluhan mengenai bahaya merokok terutama terhadap mereka yang akan menikah dan menyediakan tempat tinggal yang layak huni secara kesehatan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17085
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuke Ardiaria Finola Ivani
"Perilaku merokok diketahui memiliki dampak yang bersifat merugikan bukan hanya bagi perokok aktif, melainkan juga pada perokok pasif. Meskipun begitu, prevalensi perokok aktif di Indonesia terus mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Pada tahun 2021 diketahui jumlah perokok aktif di Indonesia sudah mencapai 69,1 juta orang. Kota Depok menjadi salah satu kota yang mengalami peningkatan perokok aktif secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang memengaruhi motivasi berhenti merokok pada perokok aktif di Kota Depok. Tingkat motivasi berhenti merokok diukur menggunakan Richmond’s Motivation Assessment Test versi Bahasa Indonesia. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dengan metode sampling purposif. Sampel yang terkumpul pada penelitian ini berjumlah 110 orang. Namun, hanya 9 dari total 110 orang responden yang dinyatakan memiliki motivasi berhenti merokok yang tinggi. Analisis bivariat dengan uji chi square memperlihatkan bahwa hanya usia pertama kali merokok yang berhubungan signifikan dengan motivasi berhenti merokok (p = 0,002).

Smoking behaviour is known to harm not only active smokers, but also passive smokers. However, the prevalence of active smokers in Indonesia continues to rise every year. By 2021, the number of active smokers is expected to reach 69.1 million. Depok is one of the cities where active smoking has increased significantly. This study aims to find out what factors influence motivation to quit smoking among active smokers in Depok City. Motivation to quit smoking was measured using the Indonesian version of Richmond's Motivation Assessment Test. The research design used was cross section with purposive sampling method. The sample collected in this study was a total of 110 people. However, high motivation to quit smoking was reported by only 9 of the total 110 respondents. Bivariate analysis using chi-squared test showed that only age of first smoking was significantly associated with quit motivation (p=0.002)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Tri Puspita
"Peringatan Bergambar (Pictorial Health Warning) pada kemasan rokok bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok dan mencegah inisiasi merokok pada remaja. Namun, penelitian mengenai efek peringatan bergambar terhadap remaja di Indonesia masih minim. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara kesan menakutkan pada peringatan kesehatan dengan intensi tidak merokok di kalangan remaja di Kota Jakarta dan Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan responden remaja usia 15-18 tahun (n=313). Analisis menggunakan model linear mixed effect dengan variabel dependen intensi tidak merokok dan kesan menakutkan, paparan iklan rokok, jenis kelamin, pendidikan sebagai variabel independen. Hasil dari penelitian ini ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara kesan menakutkan dengan intensi tidak merokok (β= 0,44, SE= 0,01, p<0.001) setelah dikontrol karakteristik personal. Penelitian merekomendasikan peringatan kesehatan dengan gambar yang menyeramkan dapat mencegah inisiasi merokok pada remaja.

Background: Pictorial Health Warning on cigarette packs aims to increase public awareness the harm of tobacco product and discourage smoking initiation in adolescents. Nevertheless, the research on PHW effects among adolescent in Indonesia is not quite lot. Objective: This research aimed to analyze the relation between fear appeal on cigarette packs and not smoking intention among adolescent in Jakarta and Bogor Method:The study use linear mixed effects method and not smoking intention as dependent variable and tobacco advertising exposure, gender, education as independent variable. Results: The study found a positive relationship and statisticaly significant between fear appeal and not smoking intention ((β= 0,44, SE= 0,01, p<0.001) afterbeing controlled by personal characterized. The recommendation is health warning with frightening picture may discourage adolescent from smoking initiation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Henni
"Konsumsi rokok di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Mahasiswa merupakan sekelompok masyarakat yang mengkonsumsi rokok. Penelitian ini dillakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa perokok aktif tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok. Penelitian deskriptif korelatif ini mengambil jumlah sampel sebanyak 96 mahasiswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa FKM dan FISIP Universitas Indonesia (p = 0,054 ;α = 0,05). Penerapan dan sosialisasi kawasan tanpa rokok perlu ditingkatkan di seluruh lingkungan institusi pendidikan, khususnya bagi fakultas nonkesehatan di Universitas Indonesia agar generasi muda dapat termotivasi untuk berhenti merokok.

Cigarette consumption in Indonesia is increasingly rising. Students are a group of people who consume cigarettes. This research were examined the relation between knowledge of smoke at active smokers student and the motivation to stop smoking cigarettes. The descriptive correlative study took a sample of the 96 students.
These results indicate that there is no relationship between knowledge and motivation to stop smoking cigarettes at the Faculty of Public Health and Faculty of Political and Social Science University of Indonesia (p = 0,054 ; α = 0,05). Implementation and dissemination areas without cigarettes should be increased in all spheres of educational institutions, especially for non-medical faculty at the University of Indonesia so that young people can be motivated to quit smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42843
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aprizal Satria Hanafi
"ABSTRAK
Hubungan obesitas dan merokok terhadap kejadian hipertensi sudah banyak diketahui
namun masih jarang dilakukan penelitian untuk melihat efek gabungan obesitas dan
merokok dalam menyebabkan hipertensi derajat 1. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efek gabungan obesitas dan merokok dalam menyebabkan hipertensi
derajat 1. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional menggunakan data
Indonesian Family Life Survey-5 (IFLS-5) tahun 2014. Sampel yang dianalisis pada
penelitian ini berjumlah 13.487 setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis
multivariat menggunakan uji cox regresi digunakan untuk mengetahui besar risiko
obesitas dan merokok dalam menyebabkan hipertensi derajat 1. Hasil penelitian
didapatkan prevalensi hipertensi derajat 1 sebesar 23,50%. Analisis multivariat
menunjukkan bahwa orang yang obesitas dan merokok memiliki risiko 2,86 kali untuk
mengalami hipertensi derajat 1 (PR=2,86), orang obesitas dan tidak merokok memiliki
risiko 1,64 kali untuk mengalami hipertensi derajat 1 (PR=1,64), orang tidak obesitas
dan merokok memiliki risiko 1,32 kali untuk mengalami hipertensi derajat 1 (PR=1,32).
Risiko untuk mengalami hipertensi derajat 1 meningkat 48% akibat interaksi obesitas
dan merokok. Perlu adanya adanya skrining lebih ketat untuk mencegah hipertensi
terutama pada orang obesitas dan merokok pada umur ≥18 tahun misalnya dengan
pengkuran tekanan darah secara rutin di rumah. Selain itu perlu adanya peningkatan
kualitas pelaksanaan Posbindu PTM dari pemerintah untuk pemantauan faktor risiko
serta deteksi dini PTM.

ABSTRACT
The relationship of obesity and cigarette smoking to the incidence of hypertension was
well known, but study is still rare to see the joint effects of obesity and smoking in
causing hypertension grade 1. This study aimed to evaluate the joint effect of obesity
and cigarette smoking on causing hypertension grade 1. This study used a crosssectional
design using data from Indonesian Family Life Survey-5 (IFLS-5) in 2014.
The samples analyzed in this study amounted to 13,487 after fulfilling the inclusion and
exclusion criteria. Multivariate analysis using the cox regression test was use to
determine the risk of obesity and smoking in causing hypertension grade 1. The results
showed that the prevalence of hypertension grade 1 is 23.50%. Multivariate analysis
showed that people who were obese and smoking had a risk of 2.86 times for having
hypertension grade 1 (PR = 2.86), obese and non-smoking people have a risk of 1.64
times to have hypertension grade 1 (PR = 1.64), people who were not obese and
smoking have a risk of 1.32 times for having hypertension grade 1 (PR = 1.32). The risk
of developing hypertension grade 1 increased by 48% due to the interaction of obesity
and smoking. There needs to be more rigorous screening to prevent hypertension,
especially in obese and smoking people at age ≥18 years, for example by measuring
blood pressure regularly at home. In addition, there is a need to improve the quality of
the implementation of NCDs Integrated Development Post (Posbindu) from the
government for risk factor monitoring and early detection of NCDs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Adhi Pradana
"Penelitian ini mencoba menggambarkan dinamika motivasi dalam usaha mengakhiri perilaku merokok. Konteks motivasi ditinjau mulai dari pembentukan niat berhenti merokok, usaha awal berhenti merokok, kembali merokok secara teratur, dan usaha berhenti merokok hingga menjadi mantan perokok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan gambaran motivasi secara deskriptif dan subyektif pada mantan perokok dalam usaha berhenti merokok setelah mengalami fase relapse. Jumlah partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah dua orang mantan perokok.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa usaha awal berhenti merokok terorientasi secara terkontrol, atau termotivasi secara ekstrinsik. Penelitian ini pun menemukan bahwa terdapat sebuah proses internalisasi motivasi ekstrinsik yang mengubah motivasi yang awalnya terkontrol menjadi berkedaulatan tekad seperti pada motivasi intrinsik.
Sebagai kesimpulan, untuk mengakhiri perilaku merokok dibutuhkan motivasi yang berkedaulatan tekad dan berintegrasi penuh pada diri individu. Selain itu proses internalisasi motivasi ekstrinsik dapat muncul secara alami dalam diri individu dan memiliki peranan penting dalam mengakhiri perilaku merokok. Terlebih lagi, fase relapse pun menjadi salah satu faktor yang mendorong internalisasi dari motivasi ekstrinsik.
Recent study tried to reveal young adulthood's motivation on their smoking cessation attempts after having relapsed and ended as having ex-smokers statuses. The concept of motivation analyzed within the context of making the commitment, first attempt of smoking cessation, having relapsed, and next attempts of quit smoking that make young adult successfully ended their smoking behavior. The study used qualitative approach to understand the process of motivation on young adulthood participants with descriptive and subjectively manner. The analysis focused on two young adult ex-smokers who have different characteristics on their smoking cessation attempts.
Hence, the results of study found that the first attempts of young adult?s smoking cessations were motivated by extrinsic factors, which involved control from others. Recent study was also able to establish the process of internalization of extrinsic motivation, and associated with specific regulation within the smoking cessation attempts.
As conclusion, smoking cessation needs sense of determined and integrated on individual perception as agency of the action. Nevertheless, the internalization on extrinsic motivation occurs naturally within the participants and being an important factor for smoking cessation. Furthermore, having relapse on the first attempt to quit smoking indicated as one important aspect to internalized the extrinsic motivation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>