Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Nurlatifah Effendie
"Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang dikelola, dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kader di Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Kecamatan Mandalajati Kota Bandung Tahun 2015. Penelitian menggunakan pendekatan croos sectional. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner pada 114 orang kader di Posyandu Mandiri yang dipilih dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan peran kader yang aktif di posyandu sebesar 45,6%. Pengetahuan merupakan faktor dominan berhubungan dengan peran kader, kader yang memiliki pengetahuan baik mempunyai peluang 27,2 kali untuk berperan aktif di posyandu dibanding kader yang pengetahuannya kurang baik setelah dikontrol oleh pendidikan, pelatihan, dukungan keluarga dan supervisi petugas kesehatan. Pengetahuan kader dapat ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan bagi kader secara rutin dan berkesinambungan.

Posyandu is one form of community based health efforts, which is managed, and organized from, by, for and with community. This study aims to determine the factors related to the role of cadres in Posyandu Mandiri UPT Puskesmas Sindangjaya Mandalajati District of Bandung Year 2015. The study use croos sectional study approach. Primary data were collected by interview using a questionnaire on 114 cadres selected by simple random sampling technique.
The results showed an active role in the posyandu cadres by 45,6%. Knowledge is a dominant factor related to the role of cadres, cadres who have a good knowledge 27.2 times has the opportunity to play an active role in Posyandu cadre knowledge than less well after controlled by education, training, family support and supervision of health workers. Knowledge cadres can be improved through training and coaching for regular and continuous cadre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayu Rahayu
"Hipertensi merupakan penyakit silent killer yang dapat menyerang siapa saja tanpa ada gejala dan tanda yang dirasakan sehingga mampu menyebabkan komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di UPT. Puskesmas Garuda Kota Bandung Tahun 2015. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia > 18 tahun yang berkunjung.
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan data primer dengan melakukan wawancara, pengukuran tekanan darah, dan lingkar perut, jumlah sampel 164 responden, dengan uji statistik chi-square. Penelitian ini dilakukan pada bulan November-Desember 2015.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil yang terdapat hubungan bermakna secara statistik yaitu umur (OR=2,013: 95%CI=1,072-3,780), Jenis Kelamin (OR=1,991: 95%CI=1,069- 3,708), Pekerjaan (OR=0,405: 95%CI= 0,215-0,764), Riwayat Keluarga (OR=2,028: 95%CI= 1,060-3,880), Obesitas (OR=1,926: 95%CI= 1,023-3,627), dan Stres (OR=0,501: 95%CI=0,269-0,935). Perlunya peningkatan hidup sehat sebagai pencegahan komplikasi ataupun pencegahan munculnya hipertensi di masyarakat.

Hypertension is a silent killer disease that can affect anyone, without any signs and symptoms of perceived so as to damage the body and cause complications. The purpose of this study was to determine the description of and factors associated with hypertension in UPT. Puskesmas Garuda Bandung year 2015.
This study used a cross-sectional design of the primary data by interviews, measurements of blood pressure, and abdominal circumference, sample of 164 respondents, with chi-square test. The sample was population aged > 18 years who visit.
Based on the analysis, the result that there is a statistically significant relationships were age (OR = 2.013 95% CI = 1.072 to 3.780), sex (OR = 1.991 95% CI = 1.069 -3.708), Employment (OR = 0.405 95% CI = .215 to .764), family history (OR = 2.028 95% CI = 1.060 to 3.880), obesity (OR = 1.926 95% CI = 1.023 to 3.627), and stress (OR = 0.501 95% CI = 0.269 to 0.935). Need to increase healthy life as prevention of complications or the prevention of the emergence of hypertension in the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Almira Dova
"Kabupaten Pandeglang masih menjadi penyumbang prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Banten dengan angka 29,4% pada tahun 2022. Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa yang merupakan lokasi penelitian memiliki prevalensi stunting sebesar 1.9% dan Puskesmas Cikupa 0,9%. Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat. Keberhasilan Posyandu sangat dipengaruhi oleh kinerja kader dalam menjalankan tugas nya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Kader Posyandu dalam Pemantauan Kesehatan Balita di Puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa Kabupaten Pandeglang Tahun 2023.
Jenis penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi nya yaitu kader puskesmas Pagadungan dan Puskesmas Cikupa. Sampel penelitian sebanyak 150 responden, terdiri dari 75 responden kader Puskesmas Pagadungan dan 75 responden kader Puskesmas Cikupa yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner online menggunakan google form. Analisis data menggunakan univariat, bivariat menggunakan kai kuadrat dan multivariat dengan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja kader posyandu dalam pemantauan kesehatan balita 56,7% berkategori baik, dimana kinerja kader Puskesmas cikupa memiliki skor lebih tinggi daripada kader puskesmas pagadungan (58,7% versus 54,7 %). Analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, pelatihan, supervisi, motivasi dan sikap Kader berpengaruh signifikan terhadap kinerja kader posyandu. Analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel imbalan merupakan variabel yang paling dominan dengan nilai p=0,000 dan OR =13,94. Peneliti menyarankan agar pihak Puskesmas tetap mengadakan supervisi dan pelatihan secara rutin, berkala dan menyeluruh. Perlu penguatan koordinasi lintas sektor khususnya dengan perangkat desa. Selain itu untuk lebih memotivasi kader dalam bekerja perlu diberikan pengakuan dan penghargaan, misalnya berupa sertifikat kader.

Pandeglang District still a contributor to the high prevalence of stunting in Banten Province with a rate of 29.4% in 2022. The Pagadungan Health Center and Cikupa Health Center which are research locations have a stunting prevalence of 1.9% and the Cikupa Health Center contributes 0.9%. Posyandu is an important facility in the community to support the government's efforts to improve the health status. The success of Posyandu greatly influenced by the performance of cadres in carrying out their duties. The purpose of this study was to determine the Factors Related the Performance of Posyandu Cadres in Monitoring Toddler Health at the Pandeglang District in 2023.
This research uses a quantitative design with cross-sectional approach. The population is Pagadungan and Cikupa health center cadres. The research sample consisted of 150 respondents, consisting of 75 respondents from Pagadungan Health Center cadres and 75 respondents from Cikupa Health Center cadres who were taken using a purposive sampling technique with inclusion and exclusion criteria. The data collection tool in this research is online questionnaire using the Google form. Data analysis used univariate, bivariate (kai kuadrat) and multivariate with multiple logistic regression.
The results showed that the performance of posyandu cadres in monitoring toddler health was 56.7% in the good category, the performance of Cikupa Health Center cadres had a higher score than Pagadungan health center cadres (58.7% versus 54.7%). Bivariate analysis shows that education, knowledge, training, supervision, motivation and attitude of cadres have a significant effect on performance of posyandu cadres in monitoring toddler health. Multivariate analysis shows that the reward variable is the most dominant variable affecting the performance of cadres in monitoring the health of toddlers with p = 0.000 and OR = 13.94. Researchers suggest that the Community Health Center continues to conduct regular, periodic and thorough supervision and training. It is necessary to strengthen coordination across sectors. In addition to motivating cadres to work, it is necessary to give recognition and rewards, for example in the form of a cadre certificate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khiyarotun Nisa
"Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral pada kader kesehatan di wilayah UPT Puskesmas Kecamatan Sawangan tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional menggunakan data primer terhadap 108 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 58,3% responden mengalami obesitas sentral. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara IMT, riwayat keluarga, asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, dan aktivitas fisik dengan obesitas sentral (lingkar pinggang). Analisis multivariat menunjukkkan aktivitas fisik ringan sebagai faktor dominan terhadap obesitas sentral. Peneliti menyarankan adanya pemantauan status gizi secara rutin, peningkatan aktivitas fisik, penurunan asupan makan berupa gorengan, pengaturan pola makan, dan pengurangan porsi makan.

The aimed of this study was to determine the dominant factors associated with central obesity on health cadres in Regional UPT Puskesmas Sawangan in 2013. This study is a descriptive cross-sectional study design using primary data on 108 respondents.
The results showed 58,3% of respondents had central obesity. Bivariate analysis showed association between BMI, family history, intake of energy, carbohydrate, protein, fat, and physical activity with central obesity (waist circumference). Multivariate analysis indicating light physical activity as a dominant factor for central obesity. Researchers suggest the routine monitoring of nutritional status, increased physical activity, decreased food intake in the form of fried foods, dietary adjustments, and reduced portions.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeye Fahrina Inayatillah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S26816
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zunelda
"Kegiatan posyandu bertujuan memantau pertumbuhan balita dengan indikator pencapaian adalah cakupan penimbangan balita (D/S). Pencapaian D/S tahun 2011 di Kota Padang terendah pada Puskesmas Nanggalo 42,7% dan tertinggi pada Puskesmas Ambacang 96,7%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor kader dan sarana posyandu dengan cakupan penimbangan di posyandu dua puskesmas Kota Padang tahun 2012. Desain penelitian adalah cross sectional.
Hasil penelitian rata ? rata D/S tahun 2012 puskesmas 66,01 % dengan proporsi cakupan tinggi 52,4 %. Pendidikan, lama kerja, pengetahuan, pelatihan, persepsi, jumlah kader dan sarana posyandu berhubungan bermakna dengan cakupan penimbangan balita. Perlu pelatihan kader, penambahan jumlah kader dan sarana posyandu.

Posyandu activities aimed at monitoring the growth of underfive children with indicators of achievement is the scope of child's weight (D/ S). Achievement of D / S of Padang in 2011, Nanggalo 42.7% and Ambacang 96.7%. Research purposes to determine the correlation between the cadres and the facilities posyandu to coverage of weighing in posyandu Padang City in 2012. The study design was cross-sectional.
The results the average D/ S in 2012 66,01% and propostion hight coverage of weighing 52,4 %. Education, Length of work, knowledge, training, perception, number of cadres and facilities posyandu significantly associated with coverage of weighting underfive children. Need training of cadres and increasing the number of cadres and facility.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marly Susanti
"Pemberian ASI masih belum sesuai target yang diharapkan, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012, pemberian ASI Eksklusif pada bayi 4-5 bulan sebesar 27,1%, demikian halnya dengan data Riskesdas 2013 yang menunjukkan pemberian ASI Eksklusif hanya 30,2%. Sedangkan data pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bekasi pada tahun 2012 sebesar 68,6%, sementara cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Wanasari hanya 37,3%, padahal target yang diharapkan adalah pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar 80%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah ibu yang mempunyai bayi umur 6- 12 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Wanasari. Variabel dependen adalah perilaku pemberian ASI Eksklusif, sedangkan variabel independen meliputi faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Pengumpulan data dilakukan dengan metode interview, serta dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Proporsi pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Wanasari sebesar 15,2%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif adalah pengetahuan PR 6,8 (95% CI 2,72-16,95) dan sikap PR 4,8 (95% CI 2,41-9,55) , .Faktor pemungkin yang berhubungan yaitu IMD PR 3,2 (95% CI 1,56-6,61). Faktor penguat yang berhubungan yaitu dukungan keluarga PR 15 (95% CI 3,68-61,2), dukungan petugas 4,7 (95% CI 2,01-10,8), promosi susu formlua PR 4,2 (95% CI 2,11-8,42), keterpaparan informasi PR 4,3 (95% CI 1,07-17,4), penyuluhan saat ANC PR 2,2 (95% CI 1,17-4,27), dan perilaku merokok PR 2,2 (95% CI 1,17-4,28). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Proporsi perilaku pemberian ASI Eksklusif masih sangat rendah, dan faktor yang paling banyak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif adalah faktor penguat, yaitu dukungan keluarga, dukungan petugas, keterparan informasi, penyuluhan saat ANC dan perilaku merokok di keluarga. Adapun sarannya yaitu melakukan peningkatan upaya sosialisasi Eksklusif dengan keterlibatan banyak pihak dan meningkatkan kualitas konseling yang melibatkan keluarga ibu, baik dilakukan oleh Dinas maupun Puskesmas.
Breastfeeding is still on target to be expected, based on data from Demographic and Health Survey of Indonesia in 2012, exclusive breastfeeding in infants 4-5 months is 27.1%, so with the data Riskesdas 2013 that showed exclusive breastfeeding only 30.2% . While data of exclusive breastfeeding in Bekasi in 2012 amounted to 68.6%, while the coverage of exclusive breastfeeding in Puskesmas Wanasari only 37.3%, whereas the expected target exclusive breastfeeding for 6 months is 80%. The purpose of this study are to describe and to know factors that related with exclusive breastfeeding. This type of research is an observational study with cross sectional design. The population are mothers with infants aged 6-12 months who live in area of Wanasari health center. The dependent variable is the behavior of exclusive breastfeeding, while the independent variables are include predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Data was collected by interview method, and analyzed by univariate and bivariate. The results of this study showed that the proportion of exclusive breastfeeding in the health center Wanasari is 15.2%. Bivariate analysis showed that predisposing factors associated with exclusive breastfeeding are the knowledge, PR 6.8 (95% CI 2.72-16.95) and the attitude, PR 4.8 (95% CI 2.41- 9.55). enabling factors which related is IMD PR 3.2 (95% CI 1.56-6.61). Reinforcing Factors that associated are family support PR 15 (95% CI 3.68-61.2), support personnel PR 4.7 (95% CI 2.01-10.8), the promotion of milk formula PR 4.2 (95% CI 2.11- 8.42), information exposure PR 4.3 (95% CI 1.07-17.4), the ANC counseling PR 2.2 (95% CI 1.17- 4.27), and smoking behavior in the family PR 2.2 (95% CI 1.17-4.28). From the results of this study concluded that the proportion of exclusive breastfeeding behavior is still very low, and the factor most associated with exclusive breastfeeding is the reinforcing factors such as family support, support personnel, information exposure, ANC Counseling, and smoking behavior in the family. As for the suggestion that increased its efforts to socialize Exclusive breastfeeding with involvement of many parties and improve the quality of ANC counseling involving the family of mother, both conducted by the Department and Community Health Center."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahab H. Sibuea
"Untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal telah dilaksanakan upaya-upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Anak, yang dimulai dari setiap rumah tangga,yang melibatkan peran serta masyarakat yang dikenal dengan Posyandu. Tetapi dalam kegiatan Posyandu ini, banyak diantara kader-kadernya yang drop out.
Dalam upaya pembinaan kader Posyandu agar tetap lestari diperlukan informasi-informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan drop outnya. Untuk memperoleh informasi tersebut dilakukan penelitian secara cross sectional terhadap 228 orang kader Posyandu, 19 orang pemuka masyarakat dan 11 orang petugas pembina Posyandu. Data dikumpulkan dengan cara mewawancarai responden dengan menggunakan kwesioner. Hasil penelitian ini dianalisa dengan menggunakan test Chi Square untuk melihat ada/tidak hubungan antara variable independen dengan dependen.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara faktor usia, status perkawinan, cara pemilihan kader, pembinaan dan imbalan dengan drop out kader. Selain itu juga didapati hasil tidak adanya hubungan antara latar belakang pendidikan, motivasi, kedudukan suami kader didesa, dan cakupan kegiatan dengan drop out kader.
Kepada Puskesmas disarankan agar lebih meningkatkan pembinaan, latihan kader clang dan pelayanan gratis kepada kader. Sedangkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II disarankan dapat memberikan insentif dan penghargaan kepada kader yang lestari."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Maretha H.
"Tingkat keaktifan posyandu sangat bergantung pada peran serta kader dalam menyelenggarakan kegiatan rutin posyandu di masing-masing posyandu, LKMD sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. Pada tahun 2009 dari jumlah posyandu di Puskesmas Jatimulya yaitu 52 buah dan hanya 25% yang aktif melaksanakan kegiatan rutin posyandu. Faktor yang menyebabkan misalnya rendahnya peran serta kader. Diduga peran serta kader tersebut berhubungan dengan tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat ke posyandu. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu serta faktor-faktor yang berhubungan di Puskesmas Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2011.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang (cros sectional). Variabel terikat penelitian ini adalah tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu, sedangkan variabel bebasnya adalah faktor internal (umur, lama menjadi kader, jarak rumah ke posyandu, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan kader terhadap tugasnya di posyandu dan sikap kader terhadap tugasnya di posyandu) dan faktor eksternal (dukungan tokoh masyarakat, pelatihan kader dan dukungan puskesmas). Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 75 kader dengan instrumen berupa kuesioner. Pengumpulan data dan analisis data oleh peneliti dilakukan pada Bulan Mei - Juni 2011. Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer dengan analisis univariat (menghitung proporsi dan frekuensi) dan bivariat (crosstab).
Persentase tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu Puskesmas Jatimulya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi adalah tanggapan kader yang baik sebesar 57,3% dan tanggapan kader yang kurang sebesar 42,7%. Faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan secara statistik dengan tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu Puskesmas Jatimulya antara lain pendapatan kader dengan nilai p 0,036 ( < p 0,05 ), sikap kader terhadap tugasnya di posyandu dengan nilai p 0,029 ( < p 0,05 ) dan dukungan TOMA dengan nilai p 0,029 ( < p 0,05 ). Sedangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang tidak berhubungan secara statistik antara lain umur kader, lamanya menjadi kader, jarak tempat tinggal, pendidikan, status pekerjaan, pengetahuan kader, pelatihan kader dan dukungan puskesmas.
Diharapkan adanya kerjasama antara kader, tokoh masyarakat, petugas puskesmas dan petugas dinas kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu dan mendukung dalam usaha peningkatan tanggapan kader terhadap kunjungan masayarakat di posyandu.

The Integrated Health Care (IHC) level of activity is very dependent on the participation of cadres in carrying out routine activities in their respective posyandu Posyandu, LKMD as the manager and the users of the supporters of IHC. In 2009 the number of IHC in Jatimulya Health Care is 52 pieces and only 25% are actively carrying out routine activities posyandu. Factors causing such low participation of the cadres. Anticipated participation is associated with a cadre of volunteers to visit the community response to the posyandu. Therefore, the purpose of this study was to determine cadre responses toward the community visit in Integrated Health Care and factors is associated in Jatimulya Health Care Tambun Selatan, Bekasi in 2011.
This study used a cross-sectional research design (CROs sectional). The variable is bound this study is the response of volunteers to visit the community during that session, while the independent variables are the internal factors (age, length of the cadre, the distance IHC to home, education, occupation, income, knowledge cadre on duty during that session and attitude toward his job at posyandu cadre) and external factors (support of community leaders, cadre training and support centers). The study was conducted by an interview of 75 cadres in the form of a questionnaire instrument. Data collection and data analysis conducted by researchers at the May-June 2011. Data analysis was performed using computer software with univariate analysis (calculate proportions and frequencies) and bivariate (crosstab).
Percentage response cadre of community visits in health centers posyandu Jatimulya South Tambun Bekasi District is a good response cadre of 57.3% and less response cadre of 42.7%. Internal factors and external that are statistically associated with response to the visit of community volunteers in IHC Jatimulya Health Center, among others, the income of cadres with p value 0.036 ( < p 0.05 ), attitude toward his job at posyandu cadre with p value 0.029 ( < p 0 , 05 ) and support of community leader with p value 0.029 ( < p 0.05 ). While internal factors and external that are not associated statistically among other cadres age, duration of a cadre, a distance of residence, education, employment status, knowledge of cadres, cadres training and support health centers.
Expect to cooperation between cadres, community leader, health centers official and health centers district for Integrated Health Care activities and support for increasing cadre responses toward The community visit in Integrated Health Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S234
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Merah Bangsawan K.
"Fungsi posyandu bagi masyarakat sasaran adalah sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan, umur harapan hidup, dan status gizi_ Namun, dari hasil pemantauan perkembangan posyandu menunjukkan penurunan mutu kerja yang ditandai dengan meningkatnya jumlah posyandu strata pratama. Kondisi ini terjadi disebabkan kader yang tidak aktif melaksanakan kegiatan posyandu. Keaktifan kader di posyandu sangat menentukan kualitas fungsi dan kinerja posyandu, karena unsur utama dalam pelayanan posyandu adalah kader.
Berkaitan dengan hasil tersebut di atas penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang patut diduga berhubungan dengan keaktifan kader posyandu atau penurunan aktivitas kader posyandu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab apakah ada hubungan antara keaktifan dengan faktor-faktor : umur, pendidikan, status perkawinan, pengetahuan, sikap, motivasi, pelatihan, penghargaan, insentif, dan peran TP-PKK.
Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Instrumen utama yang digunakan separangkat kuesioner. Responden penelitian adalah seluruh kader yang ada dan sedang melaksanakan pelayanan posyandu yang berjumlah 150 orang kader aktif dari seluruh posyandu yang ada di kecamatan Teluk betung Barat Kota Bandar Lampung, sebagai populasi yang diteliti sekaligus merupakan sampel penelitian.
Analisa data dengan menggunakan program SPSS versi 10.0.Analisis univariat untuk distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik, uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil penelitian, berkaitan dengan kehadiran kader posyandu di kecamatan Teluk betung Barat ternyata 66,7% kader posyandu aktif melakukan kegiatan posyandu yang diadakan. Sedangkan hasil analisis terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader, didapatkan enam faktor yang secara statistik terbukti berhubungan secara bermakna/signifikan yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, sikap, pelatihan dan TP-PKK.
Disarankan kepada institusi pembina posyandu di kelurahan/kecamatan bahwa semua posyandu dapat memiliki kader yang mampu aktif dan melakukan kegiatan posyandu apabila memilih calon kader yang berusia lebih dan 35 tahun, berpendidikan minimal SMP, diberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, pembinaan dan bimbingan oleh TP-PKK setiap bulan untuk mempertahankan sikap, motivasi kerja, dan semangat kerja kader posyandu. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif lagi terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader sekiranya perlu dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor lainnya dengan rancangan yang berbeda dan kelompok sampel yang lebih banyak/ lebih luas.

Factors Related to The Activity of Posyandu Cadres at Teluk Betung Barat Subdistrict of Bandar Lampung CityThe main function of posyandu for the target community is to improve health quality, life expectancy, and nutrition. The monitoring of the development of quality performance of posyandu showed that there was a decline of the performance quality of posyandu indicated by the increasing number first strata posyandu. This might be caused by the inactivity of the cadres in implementing posyandu services, while in fact the cadre absences is very influential in determining the quality of posyandu performance because the cadres are the main element of the posyandu services.
This research attempts to identify what factors than can be assumed to correlate with the activity of posyandu cadres and factors that might hinder the cadre activities. The main objective of the research is to answer the question whether there are any correlations between the cadre performances, and factors such as age, education, marital status, knowledge, attitude, motivation, training, incentive, award, and TPPKK.
This research is a descriptive analysis using cross-sectional design. The main instrument used to gather the data is a set of questionnaires. The respondents are all available cadres who are still in posyandu services. The number of respondent is [50 cadres from all posyandus in Telukbetung Barat Sub-District of Bandar Lampung city who function both as the population as well as the sample.
The data were analyzed using Efi Info version 6.4 and SPSS version 10.0. Univariate analysis for frequency distribution and bivariate analysis using Chi Square Correlations in order to find out whether there are any correlations between the independent variables and the dependent variable.
The results show that in relation to the general performance of the posyandu cadres in Teluk Betung Sub-District, 66,7% of the posyandu does have absence cadres to provide services for the community. Statistical analyses show that there are five factors that correlate significantly with the cadre performance. The factors are: age, school, knowledge, attitude, training, and TP-PKK.
It is recommended that the institutions in charge of managing the posyandus in villages and sub districts to provide the posyandu with cadres aged over 35 years, organizing trainings to develop the skills and knowledge of the cadres, supporting 1P-PICK every month to maintain the cadres attitude, and enhancing the motivation and working spirits of the cadres. In order to get a more comprehensive picture of the factors related to the performance of the cadres, it is also suggested that other research studies with different research design with bigger and wider groups off samples be conducted."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>