Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indro Adinugroho
"[ABSTRAK
Sebagai Presiden ke-6 dan elit partai, Susilo Bambang Yudhoyono, atau yang dikenal dengan
nama SBY, memiliki cara yang unik untuk mengekspresikan perasaannya, yaitu dengan
bermusik dan menulis lagu. Selama dua periode kepresidenan, empat album dan satu album
instrumental telah lahir. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tiga aspek psikologis pada
SBY melalui lirik lagunya. Aspek-aspek tersebut adalah emosi, prestasi dan harmoni.
Sebanyak 23 lagu yang ditulis oleh SBY dikumpulkan untuk kepentingan analisis. Tiga studi
telah dilakukan untuk menganalisis aspek psikologis dalam lirik lagu SBY. Pertama, analisis
dengan AK untuk mengidentifikasi valensi dan arousal dalam setiap lagu dengan metode
word count. Kedua, analisis ALK untuk mengidentifikasi valensi dan arousal di setiap lagu
dengan penilaian manusia. Ketiga, dengan melibatkan expert untuk menilai kata yang paling
sering muncul pada lagu SBY. Studi menunjukkan selama tahun 2006 hingga 2014, album
lagu SBY memiliki muatan valensi positif yang konstan dan peningkatan level arousal.
Selain itu, analisis EJ menunjukkan bahwa kata dominan menggambarkan aspek prestasi dan
harmoni.

ABSTRACT
As the 6th Indonesian President and party?s elite, Susilo Bambang Yudhoyono, also known
SBY, has unique way to express his feeling, by playing music and writing songs lyrics. For
over two presidency periods, four albums and one instrumental album has been produced.
This study aims to identify three psychological aspects on SBY through his songs lyrics.
Those aspects are emotion; achievement and harmony. For over 23 songs written by SBY has
been collected for analyzing purposes. Three studies have conducted to analyze psychological
aspects from SBY?s lyrics. The first is AK (Algoritma Kata) to identify valence and arousal
in every song using word count method. Second is ALK (Analisis Lirik Keseluruhan), to
identify valence and arousal in every song using human evaluation. The third is by using
expert judgment (EJ) to analyze dominant words that emerges in all lyrics. Current study
shows that from 2006 to 2014 SBY?s song albums contain constant positive valence and
increase in the level of arousal. Beside that, EJ method shows that dominant words represent
achievement and harmony., As the 6th Indonesian President and party’s elite, Susilo Bambang Yudhoyono, also known
SBY, has unique way to express his feeling, by playing music and writing songs lyrics. For
over two presidency periods, four albums and one instrumental album has been produced.
This study aims to identify three psychological aspects on SBY through his songs lyrics.
Those aspects are emotion; achievement and harmony. For over 23 songs written by SBY has
been collected for analyzing purposes. Three studies have conducted to analyze psychological
aspects from SBY’s lyrics. The first is AK (Algoritma Kata) to identify valence and arousal
in every song using word count method. Second is ALK (Analisis Lirik Keseluruhan), to
identify valence and arousal in every song using human evaluation. The third is by using
expert judgment (EJ) to analyze dominant words that emerges in all lyrics. Current study
shows that from 2006 to 2014 SBY’s song albums contain constant positive valence and
increase in the level of arousal. Beside that, EJ method shows that dominant words represent
achievement and harmony.]"
2015
T28165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indro Adinugroho
"Analisis kata dan teks telah menjadi sebuah metode alternatif yang dikembangkan untuk mengidentifikasi permasalahan sosial dan psikologis ketika metode penelitian lain tidak dapat mengakses partisipan. Studi ini menunjukkan bahwa analisis teks melalui lirik lagu menjadi sebuah metode yang mampu mengidentifikasi tiga aspek psikologis penting dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pemimpin negara dan partai politik. Aspek-aspek tersebut adalah emosi, prestasi dan harmoni. Sebanyak 23 lagu berbahasa Indonesia yang ditulis oleh SBY dikumpulkan untuk kepentingan analisis. Tiga studi dilakukan untuk menganalisis aspek psikologis dalam lirik lagu SBY. Pertama, analisis dengan instrumen algoritma kata (AK) dilaksanakan untuk mengidentifikasi valensi dan arousal dalam setiap lagu dengan metode word count. Kedua, analisis lirik keseluruhan (ALK) dilaksanakan untuk mengidentifikasi valensi dan arousal di setiap lagu dengan penilaian manusia. Ketiga, analisis expert judgment (EJ) dilaksanakan untuk menilai kata yang paling sering muncul pada lagu SBY. Studi menunjukkan selama tahun 2006 hingga 2014, album lagu SBY memiliki muatan valensi positif yang konstan dan peningkatan level arousal. Sedangkan analisis EJ menunjukkan bahwa kata yang paling sering muncul pada lagu SBY menggambarkan aspek prestasi dan harmoni yang merupakan cerminan dari SBY.

Word and text analysis has become an alternative method to examine social and psychological problems when other common methods could not access the internal workings of a participant’s psyche. This study shows that text analysis, as an alternative method, is capable to identify important psychological aspects contained in the song lyrics written by Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) with regard to his strategic role as a country and political leader. Three main aspects are identified: emotion, achievement, and harmony. The lyrics of 23 Indonesian songs written by SBY have been gathered for the purpose of analysis. Three studies were carried out to analyze the psychological aspects contained in SBY’s song lyrics. Firstly, the author applied algoritma kata (AK – word algorithm) to identify the degrees of valence and arousal in each song using the word count method. Secondly, the author applied analisis lirik keseluruhan (ALK – the whole lyric analysis) to assess the valence and arousal in every song by means of human judgment. Third, the author applied expert judgment (EJ) to analyze the dominant words that emerge in all song lyrics. This study shows that SBY’s song albums have consistently shown a positive valence and an increasing level of arousal from 2006 to 2014. In addition to that, EJ method shows that those dominant words represent SBY’s two most prominent psychological aspects: achievement and harmony."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Depkominfo , 2007
R 808.85 KUM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Indria Putri
"Penelitian ini membahas mengenai penyebab kegagalan swasembada gula era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2011. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksplanatif dan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara narasumber. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori liberalisasi ekonomi, teori society-centered approaches dan teori kroni kapitalisme. Berdasarkan ketiga teori tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa kegagalan swasembada gula disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah regulasi pemerintah yang dipengaruhi liberalisasi dan posisi kelompok masyarakat dalam kebijakan swasembada gula dimana pihak korporasi lebih kuat dibanding petani. Hal ini disebabkan adanya kedekatan pihak korporasi kepada pihak pemerintah. Adapun faktor eksternal adalah agenda liberalisasi ekonomi melalui AoA WTO dan Post Monitoring Program LoI IMF. Penelitian ini menemukan bahwa faktor eksternal menjadi faktor utama dan mempengaruhi kegagalan swasembada gula era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

TThis research discusses the causes in achieving sugar self-sufficiency in the era of the President Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2011). It employs a qualitative method which has explanative characteristics. The data collection methods include collect are literature study and interviews. Three body of theoritical literature are explore in this study, including economic liberalization, society-centered approaches and crony capitalism. Based on these theories, the failure of achieving self-sufficiency is caused by internal and external factors. Internal factors include deregulative policies that meet the particular interest groups in sugar self-sufficiency related to corporation in Indonesia. In this situation, the mutual interaction between government and interst corporations or crony capitaism strenghten the corporations over the farmers. The external factors are the agenda of economic liberalization of the Agreement on Agriculture WTO and Post Monitoring Program Letter of Intent IMF. This study argued that external factors the dominant in leading to the failure of sugar self-sufficiency are more in the President Susilo Bambang Yudhoyono."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridzka Hilmia Karimah
"Indonesia sejak diproklamirkan kemerdekaannya hingga saat ini telah mempertahankan posisinya yang terus mendukung kemerdekaan Palestina dan mengutuk kolonialisme yang dilakukan Israel. Hal ini sesuai dengan Pembukaan UUD RI 1945, yang menegaskan prinsip Indonesia untuk terus memerangi segala bentuk imperialisme dan kolonialisme. Namun seiring dengan memasukinya Era Reformasi, dukungan yang diberikan terlihat tidak terlalu signifikan, terutama pada masa transisi. Dukungan baru mulai terlihat secara signifikan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam artikel ini penulis meneliti berbagai bentuk dukungan yang diberikan Pemerintahan Presiden SBY dan berharap dapat melihat signifikansinya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Tipe penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan ditulis menggunakan metode sejarah. Pengumpulan sumber data berupa surat kabar, buku, serta jurnal yang diperoleh dari koleksi pribadi, koleksi Perpustakaan UI, Perpustakaan Nasional, Litbang Kompas, langganan surat kabar dan juga yang diperoleh secara daring. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa signifikansi dari dukungan dan bantuan yang diberikan memang mengalami peningkatan pada masa Presiden SBY. Namun signifikansi tersebut belum cukup memberikan dampak yang besar terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Indonesia, since its independence was declared until now, has maintained its position of continuing to support Palestinian independence and condemning colonialism carried out by Israel. This is in accordance with the Preamble to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, which emphasizes Indonesia's principle of continuing to fight all forms of imperialism and colonialism. However, as we entered the Reformation Era, the support provided did not appear to be very significant, especially during the transition period. Support only started to appear significantly during the time of President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). In this article the author examines the various forms of support provided by President SBY's government and hopes to see their significance in the struggle for Palestinian independence. This type of research is qualitative research and is written using historical methods. Collecting data sources in the form of newspapers, books and journals obtained from personal collections, UI Library collections, National Library, Kompas Research and Development, newspaper subscriptions and also those obtained online. The results of this research show that the significance of the support and assistance provided has indeed progressed during the time of President SBY. However, this significance is not enough to have a big impact on the struggle for Palestinian independence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Geanny Ratu Septeohani
"Penelitian ini membahas mengenai presidensialisasi partai dalam Partai Demokrat pada masa kepemimpinan Yudhoyono. Fokus penelitian ini adalah untuk menjelaskan bahwa Partai Demokrat merupakan partai presidensial karena memenuhi dua indikator utama dalam teori presidensialisasi yang dijelaskan oleh Thomas Poguntke dan Paul Webb. Indikator pertama adalah kekuatan kepemimpinan dalam Partai yang dapat dilihat dari tiga aspek yaitu perubahan peraturan yang memberikan pemimpin partai pada kekuasaan yang lebih formal, kapasitas pemimpin partai untuk menciptakan program mandiri dalam partainya dan pelembagaan pemilihan kepemimpinan langsung yang lebih berpusat pada presiden daripada partai. Kemudian, Indikator kedua yaitu kekuatan kepemimpinan dalam eksekutif dapat dilihat dari tiga aspek yaitu pertumbuhan sumber daya kekuasaan politik pada kepala eksekutif, kemampuan kepala eksekutif untuk merujuk teknokrat non partai dan kecenderungan kepala eksekutif untuk melakukan perombakan kabinet. Sehingga kedua indikator tersebut dapat menjadi landasan untuk melihat fenomena presidensialisasi pada Partai Demokrat sejak awal pembentukan, pada masa pemilihan umum yang mengusung Yudhoyono tahun 2004 dan 2009 maupun pada masa dimana Yudhoyono menjadi Presiden Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana penulis melakukan wawancara dan kajian literatur untuk mendapatkan data yang dapat menunjang skripsi ini. Pada intinya, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa Partai Demokrat mengalami presidensialisasi partai oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

The thesis discusses the phenomenon of a presidentialized party in the Democratic Party during the leadership of Yudhoyono. The focus of this thesis is to explain that the Democratic Party is a presidential party because according to two main indicators in presidentialization theory by Thomas Poguntke and Paul Webb. Presidentialized party can be analyzed based on two indicators. The first indicator is the leading power in the Party, which can be seen from three aspects: the change of rules that gives party leaders to more formal power, the capacity of party leaders to create an independent program in their party and the institutionalization of a presidential-centered direct leadership election rather than the party. Then, the second indicator is the leading power in the executive, can be seen from three aspects: the growth of political power resources to the chief executive, the ability of the chief executive to refer to non-party technocrats and the tendency of the chief executive to make a cabinet reshuffle. So these two indicators can be a reference to see the phenomenon of presidentialization the Democratic Party since the beginning of the formation, during the elections that brought Yudhoyono in 2004 and 2009 as well as in the period where Yudhoyono became President of the Republic of Indonesia. This thesis uses qualitative methods in which the authors conduct interviews and literature review to obtain data that can support this thesis. In essence, this thesis aims to explain that the Democrat Party experienced the presidentialist party by Susilo Bambang Yudhoyono."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhian Deliani
"Pemberian grasi merupakan kekuasaan prerogatif Presiden. Keberadaan grasi sebagai kekuasaan yang absolut dan mutlak, dapat mengubah keputusan hakim yang sudah berkekuatan tetap. Dengan adanya perubahan UUD 1945, maka kekuasaan ini tidak bersifat mandiri lagi karena dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan grasi dalam UUDNRI 1945, bagaimanakah pelaksanaan kekuasaan presiden dalam pemberian grasi dan hambatan dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kurun waktu tahun 2004 sampai dengan 2010 dan bagaimanakah dengan pengaturan dan perbandingan grasi di negara lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, syarat adanya pertimbangan meningkatkan peran MA dalam menjalankan mekanisme checks and balances, namun tidak mengurangi kekuasaan Presiden. Kedua, dalam kurun waktu tahun 2010 terdapat 191 permohonan grasi dan 62 Keppres grasi dengan prosentase Presiden dalam hal memperhatikan pertimbangan MA sebesar 85,5% dan prosentase tidak memperhatikan pertimbangan MA sebesar 14,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan MA cukup berpengaruh dalam sebuah pengambilan keputusan grasi oleh Presiden. Ketiga, Pelaksanaan grasi di negara Amerika, Kanada dan Filipina berbeda dengan di Indonesia, ketiga negara tersebut telah memiliki standar operasional pemberian grasi dan dilakukan tanpa pertimbangan dari cabang lembaga kekuasaan lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konsep dan pendekatan perbandingan. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang diperoleh melalui studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Granting pardon is a prerogative power of the President. The existence of clemency as absolute and independent power, can change the judge's decision. With the amandement of UUD 1945, then this rule no longer be independent because it is done by taking into consideration the Supreme Court. The problems that were analyzed in this study is about the implementation of clemency in the UUDNRI 1945, how the implementation of the president's powers in granting pardons and constraints in during the administration of President Susilo Bambang Yudhoyono in the period 2004 to 2010 and how the arrangement and comparison of clemency on other countries. Research results showed that the first requirement to take into account increases the role of the Supreme Court in the running mechanism of checks and balances, but does not reduce the power of the President. Second, in the period of 2004 -2010 there were 191 requests for clemency and 62 Keppres, the percentage of President in terms of taking into consideration the Supreme Court for 85.5% and the percentage is not taking into consideration the Supreme Court by 14.5%. This suggests that consideration of the Supreme Court is quite influential in a decision-making clemency by the President. Third, implementation of the clemency in the United States, Canada and the Philippines differ from those in Indonesia, three countries have operational standards and granting pardons made without consideration of other branches of power institutions. This research used normative juridical methods with legislation approach, comparative approach and concept approach. Type of data used is secondary data. The secondary data obtained through library research and analyzed descriptively."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28595
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yurika Amanda Syaputri
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis bagaimana wartawan kepresidenan menilai kompetensi kepemimpinan Presiden SBY. Karena sehari-hari dalam pekerjaannya wartawan kepresidenan sering berinteraksi atau minimal mengamati Presiden SBY dari dekat. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan bersifat eksplanatif. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa penilaian wartawan kepresidenan tentang kompetensi kepemimpinan Presiden SBY didasari oleh latar orientasi terhadap nilai-nilai jurnalistik dan pandangan politik.

ABSTRACT
This study analyzes how are presidential journalist assess leadership competency of President Susilo Bambang Yudhoyono. Because daily they interact or minimal observe President SBY closely. It is a quantitative and explanative research. This research proves that underlying factors in assess leadership competency of President Susilo Bambang Yudhoyono are journalism values orientation, and political view."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairani Fajrianisa
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi wacana pidato Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono tentang kebijakan penaikan harga BBM. Penelitian ini
menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Norman Fairclough yang terdiri
atas deskripsi teks, interpretasi teks, dan eksplanasi teks. Deskripsi teks
mendeskripsikan makrostruktur dan suprastruktur wacana. Hasil deskripsi teks
menjadi dasar untuk interpretasi teks. Eksplanasi teks membahas ideologi yang
tersirat dalam pidato Presiden SBY. Strategi wacana yang digunakan Presiden
SBY adalah penggunaan wacana argumentasi dengan topik fiskal dan APBN,
kesejahteraan rakyat dan infrastruktur, serta subsidi dan harga BBM dalam
menyampaikan kebijakannya. Presiden SBY juga menggunakan kuasa dan
ideologinya ketika menyampaikan kebijakan tersebut.

ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the discourse strategy of President
Susilo Bambang Yudhoyono’s speech due to the policy of raising fuel price. This
research uses a critical discourse analysis method by Fairclough that consists of
text description, interpretation, and explanation. The text description describes the
macrostructure and superstructure of the discourse. The result of text description
becomes the base of text interpretation. The text explanation explains the implicit
ideology in the speech. The discourse strategy of the speech uses an
argumentative discourse about fiscal, APBN, public prosperity, infrastructure, fuel
subsidy and fuel price. Besides that, President SBY uses his power and ideology
in his speech."
[Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, ], 2014
S55374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>