Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Narendranaatha Hartarto
"Tulisan ilmiah ini membahas tentang Internet Banking, khususnya mengenai legalitas 'security token' dalam perlindungan konsumen. Metode penelitian kualitatif melalui wawancara beberapa narasumber dan penelitin sumber tertulis di media massa digunakan untuk mengumpulkan berbagai kasus dan menganalisanya dengan 6 perjanjian antara bank di Indonesia dengan nasabah serta perundang-undangan yang berlaku saat ini. Hasilnya, para narasumber tersebut memberikan berbagai sudut pandang yang berbeda mengenai perundanguandangan yang berlaku mengenai perbankan, teknologi informasi dan perlindungan konsumen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedudukan hukum konsumen e-banking lebih lemah dibandingkan pihak bank. Untuk itu diperlukan ketentuan perundang-undangan yang lebih menjamin keadilan dalam hal perlindungan konsumen. Tulisan ilmiah ini mengajukan beberapa usulan untuk memperbaiki perlindungan hukum terhadap konsumen yang dijalankan oleh bank dan semua pihak yang berkepentingan, agar 'security token' bank tidak disalahgunakan oleh pihak manapun.

This thesis is about Internet banking, specifically the legality of the 'security token' in regards to consumer protection. The research methodology is done through the qualitative method, where the analyses are done through comparing cases based on interviews, and from public records available throughout the media spectrum, with existing and prevailing regulation. The interviewees give different perspectives of the existing regulations concerning banking, information technology consumer protection. The conclusion of the research is that the ebanking customer's legal standing is lower than that of the bank. Therefore, there needs to be provisions made to ensure equitable customer protection. This thesis offers some ideas to improve the law that governs the liability for banking customer by the bank and all stakeholders involved, in the event of banking security token malfunctioning by use or misuse from parties.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S59924
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enrico Denis
"ABSTRAK
Bank Mega selaku industri jasa keuangan menyediakan produk jasa
keuangan berupa deposito dan hal tersebut dimanfaatkan oleh PT Elnusa Tbk.
Namun, dana milik Elnusa tersebut disalahgunakan oleh keterlibatan oknum
sehingga dana milik PT Elnusa Tbk menjadi hilang di Bank Mega. Bank Mega
kemudian membawa ke jalur hukum. Penulis menggunakan metode deskriptif
dalam menganalisis pokok permasalahan. Skripsi ini akan membahas bagaimana
perlindungan nasabah pada Bank Mega yaitu PT Elnusa Tbk dimana dana yang
dititipkan di Bank Mega telah hilang sehingga PT Elnusa Tbk tidak bisa diatrik
dananya meskipun kasus ini dibawa hingga ke jalur pengadilan dan PT Elnusa
Tbk selaku nasabah menang hingga tingkat kasasi. Bank Mega wajib
bertanggungjawab terhadap dana milik PT Elnusa Tbk dan bisa menggunakan
berbagai skema dalam pembayaran kepada PT Elnusa Tbk
ABSTRACT
Bank Mega as the financial services industry provides financial services include
deposit and it was used by PT Elnusa Tbk. But, there are fraud which caused by
internal party and then Bank Mega cann’t withdraw its fund from Bank Mega.
Bank Mega chose legal action to withdraw its fund. The writer choose descriptive
method to analysis the problem. This paper will discuss how customer protection
in Bank Mega Tbk , PT Elnusa where the funds are deposited in Bank Mega has
lost so PT Elnusa Tbk can not withdraw their funds so that the case was brought
to the court lines and PT Elnusa Tbk, the customer wins to appeal . This paper
will discuss how the use of an escrow account in the protection of customer funds
and efforts to attempt an alternative in the payment of customer funds belonging
to PT Elnusa Tbk . Bank Mega is obliged to pay its fund based on court decision
and the procedure to transfer the fund to PT Elnusa Tbk as a customer can be
exercised through various scheme."
2014
S59965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Djoko Saputro
"Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi menimbulkan pengaruh yang sangat besar bagi kemajuan model transaksi perdagangan pada umumnya dan transaksi perbankan pada khususnya. Transaksi perbankan secara elektronik memiliki dua macaw mekanisme yaitu melalui jaringan internal banking dan mobile banking. Kedua sistem tersebut pads prinsipnya memiliki mekanisme kerja yang sama dimana finalitas semua transaksi dilakukan secara elektronis clan komputerisasi. Namun demikian, dalam kondisi tertentu tidak dapat dihindarkan dad munculnya resiko-resiko tertentu bagi para pengguna mobile banking.
Konsumen pengguna mobile banking lebih berada pads posisi yang tidak menguntungkan secara teknis prosedural baik secara mekanismenya maupun segi perlindungan hukumnya. Kelemahan konsumen mobile banking diakibatkan oleh sifat transaksi on-line yang masih memerlukan pengaturan-pengaturan khusus, yang nantinya hal ini diharapkan dapat lebih melindungi konsumen pengguna mobile banking. Selama ini kekuatan alat bukti elektronik dan ketiadaan cetak bukti transaksi menjadi perrnasalahan yang krusial bagi pemerintah dan aparat penegak hukum terkait dalam rangka menjamin kepastian hukum di masa mendatang.
Ketentuan-ketentuan hukum positif yang sudah berlaku di masyarakat ternyata belum mampu mengimbangi kemajuan teknologi serfs belum mampu mengakomodir hak-hak konsumen yang seringkali dilanggar clan tidak dipenuhi oleh pihak perbankan. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen masih memiliki kemampuan terbatas untuk melindungi hak-hak konsumen pengguna mobile banking secara komprehensif. Acuan terhadap UU lain seperti UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 23 Tabun 1999 beserta ketentuan-ketentuan teknis Bank Indonesia belum mampu menjawab secara maksimal terhadap kendala pengelolaan hak-hak pengguna mobile banking secara maksimal.
Kesemuanya masih bertaraf sebagai peraturan perundang-undangan yang memayungi kegiatan-kegiatan jasa perbankan spesifik tersebut. RUU Informasi Teknologi Elektronik dan praktek pengaturan penggunaan mobile banking di negara lain dijadikan sebagai kerangka pemikiran yang diharapkan bisa diadopsi di Indonesia dengan beberapa penyesuaian struktur, budaya hukum dan masyarakat. Sinergi antara UU No. 8 Tabun 1999 dengan UU teknis lainnya diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif penyelesaian masalah hak-hak konsumen pengguna mobile banking."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T17975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shevanya Raina Kinanti Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlindungan nasabah korban kegiatan carding dalam transaksi digital perbankan. Fokus penelitian akan terkhusus kepada Bank Negara Indonesia (“BNI”) sebagai bank penerbit kartu kredit dan upaya perlindungan hukum terhadap nasabah-nasabahnya yang terjerat kejahatan carding. Selain itu, akan dijelaskan juga terkait tindakan pencegahan yang dilakukan BNI untuk melindungi para nasabah dari carding serta langkah yang harus dilakukan nasabah pemegang kartu kredit BNI yang mengalami kerugian dan tanggung jawab BNI dalam menyelesaikan kerugian yang ditimbulkan oleh pencurian data kartu kredit tersebut. Carding didefinisikan sebagai jenis kejahatan di mana seseorang menggunakan kartu kredit orang lain untuk melakukan pembelian tanpa persetujuan individu (pemilik). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian descriptive qualitative method dengan jenis data primary data dan secondary data dengan melakukan pengkajian terhadap buku, peraturan perundang-undangan, jurnal serta melakukan wawancara yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlindungan nasabah yang diberikan oleh BNI mengacu kepada UU Perlidungan Konsumen, UU Perbankan serta UU ITE. Dalam hal perlindungan nasabah terhadap carding, BNI selalu memberi edukasi kepada nasabahnya serta mempunyai deteksi fraud dini untuk mencegah carding. BNI juga menyediakan layanan pengaduan dan mempunyai tim investigasi khusus untuk menyelesaikan masalah carding. Jika terbukti bahwa kegiatan carding diakibatkan karena kelalaian BNI maka nasabah mempunyai hak untuk chargeback dimana BNI akan mengembalikan semua kerugian yang dialami nasabah.

This research aims to determine the protection of customers who are victims of carding activities in digital banking transactions. The focus of the research will be specifically on Bank Negara Indonesia (“BNI”) as a credit card issuing bank and legal protection efforts for its customers who are ensnared by carding crimes. In addition, it will also explain the preventive measures taken by BNI to protect customers from carding and the steps that must be taken by BNI credit card holder customers who experience losses and BNI's responsibility in resolving losses caused by the theft of credit card data. Carding is defined as a type of crime wherein a person uses another person's credit card to make a purchase without the consent of the individual (the owner). This study uses a descriptive qualitative research method with primary data and secondary data types by conducting an assessment of books, laws and regulations, journals and conducting interviews related to the title of this thesis.The results of the research show that the customer protection provided by BNI refers to the Consumer Protection Act, the Banking Law and the ITE Law. In terms of customer protection against carding, BNI always provides education to its customers and has early fraud detection to prevent carding. BNI also provides complaint services and has a special investigation team to resolve carding problems. If it is proven that the carding activity was caused by BNI's negligence, the customer has the right to a chargeback where BNI will return all losses suffered by the customer."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Agus Purnomo Raharjo
"ABSTRAK
Penulisan Tesis ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dan kualitatif
deskriptif. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana kedudukan bank sebagai
agen penjual Reksa Dana; bagaimana hubungan antara bank dengan nasabah
pembeli Reksa Dana serta pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh
otoritas pengawas bank dan pasar modal; serta bagaimana perlindungan hukum
terhadap konsumen pembeli Reksa Dana melalui bank? Untuk meningkatkan fee
based income, Bank sebagai lembaga intermediasi selain mengembangkan
pelayanan produk perbankan, bank juga mengembangkan pelayanan produk non
perbankan yang salah satunya adalah bank bertindak sebagai agen penjual Reksa
Dana. Reksa Dana sebagai bentuk investasi yang saat ini sedang bergairah, selain
memberikan tingkat keuntungan yang kompetitif, juga mengandung risiko
sehingga nasabah perlu memininalisir risiko dengan cara meminta informasi secara
lengkap dan transparan kepada bank. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
interaksi yang demikian intensif antara bank sebagai agen penjual Reksa Dana
dengan nasabah pembeli Reksa Dana, da pat menimbulkan sengketa. Untuk itu
maka otoritas pengawas perbankan dan pasar modal telah mengeluarkan berbagai
ketentuan terkait perlindungan nasabah bank dan mengawasi implementasi
ketentuan tersebut agar tercipta sistem perbankan yang sehat dan mampu
melindungi kepentingan nasabah dengan baik. Perlindungan hukum yang
ditekankan dalam Tesis ini adalah perlindungan hukum secara implisit (implicit
deposit protection ) melalui pengetatan pengaturan dan pengawasan terhadap bank
yang bertindak sebagai agen penjual Reksa Dana agar menerapkan prinsip kehatihatian
(prudential banking principles) sehingga kepentingan nasabah dapat
terlindungi. Terkait hal tersebut, maka bank perlu menginformasikan kepada
nasabah antara lain mengenai manfaat, risiko dan biaya-biaya yang melekat pada
produk Reksa Dana serta pemberian sanksi yang lebih tegas terhadap bank yang
tidak prudent terhadap ketentuan yang ada.

ABSTRACT
This Thesis is written by using normative and descriptive-qualitative legal research
methods. Problems arise as objects in this Thesis are; how is the legal position of
bank as an agent of Mutual Fund; how is the relation between bank and customer
of Mutual Fund; how banking regulations are regulated and how is the supervision
conducted by the banking and capital market authority; and how is the legal
protection prevailed for customer who purchase Mutual Fund from the bank. To
increase its fee based income, bank as an intermediation institution besides
developing its banking product services, also develop services for its non-banking
products such as providing services as agent of Mutual Fund. Mutual Fund, as an
investment that is now booming, offers a very competitive profit, but also contains
high risks of which customer should be aware and minimize those risks by asking
the bank to provide complete and transparent information. However, it cannot be
avoided that during intensive interaction between bank, as an agent or a seller of
Mutual Fund, and customer, the dispute may arise. With regards to that, banking
and capital market authority have enacted various regulations that aim to protect
customers and also supervise the implementation of such regulations in order to
create a sound banking system so that would enable to protect customers. The legal
protection that is emphasized in this Thesis is the implicit deposit protection
through tightening regulations and supervision to the banks as agents of Mutual
Fund in order to ensure their compliance of prudential banking principles so the
protection to customers could be established. In relation to that, ba nk needs to
inform customer on, among others, the benefits, risks, and costs of Mutual Fund.
Sanction will be given to banks which are not comply with the prevailed
regulations"
Universitas Indonesia, 2010
T28539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Leonard P.S.S.
"Transportasi udara niaga saat ini mengalami perkembangan pesat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya perusahaan penerbangan yang menyediakan jasa pesawat terbang (jasa transportasi udara). Dalam penyelenggaraan penerbangan, ternyata banyak hak-hak penumpang yang tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh perusahaan penerbangan, yang tentunya mengakibatkan terjadinya sengketa konsumen. Sehubungan dengan itu, diperlukan adanya peraturan-peraturan perundang-undangan pelaksana lebih lanjut sebagai turunan peraturan dari Undang-Undang serta partisipasi dari pemerintah, pelaku usaha serta konsumen untuk menyadari hak dan kewajibannya, sehingga kepentingan para pihak tetap terlindungi sesuai yang disebutkan dalam peraturan perundang-undangan. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan empiris yang dilakukan dengan penelusuran terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap konsumen transportasi udara niaga lalu kemudian meneliti keefektifannya terhadap penerapan penyelesaian sengketa konsumen.

Commercial air transport service sector is currently experiencing rapid development. It is shown by the facts that many airlines are providing aircraft services (air transport services). In the operation of the flight, it turns out that many of the rights of passengers are not fulfilled by the airlines, which would result in consumer disputes. Accordingly, it is necessary having rules and further implementing regulations as a derivative of the Laws as well as the participation of the government, sellers and consumers to realize their rights and obligations, so that the interests of those parties are protected as mentioned in legislation. This study is a juridical normative and empirical research carried out by finding the governing legislation relating to consumer's protection laws especially commercial air transport consumers and then examining the effectiveness of the implementation of the consumer's disputes resolution."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S51
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Rahayu Trisakti
"Kebijakan Keuangan Inklusif merupakan suatu kebijakan yang bertujuan agar layanan keuangan dapat dijangkau oleh semua kalangan, khususnya kalangan yang selama ini belum terjamah oleh kegiatan perbankan. Kebijakan keuangan inklusif ini tidak hanya berkaitan dengan memberikan layanan keuangan saja, tetapi juga memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. Salah satu upaya dari kebijakan keuangan inklusif adalah Branchless Banking (BB) atau Layanan Keuangan Tanpa Kantor. Di Indonesia, layanan keuangan ini disebut dengan LAKU PANDAI (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif). Dalam melaksanaan kegiatan Branchless Banking, pihak bank sebagai penyedia jasa keuangan melakukan transaksi perbankan tidak lagi secara langsung, melainkan dengan menggunakan pihak ketiga sehingga bank tidak perlu mendirikan kantor cabang agar dapat melayani masyarakat. Pihak ketiga ini dapat berupa agen maupuan operator jaringan telekomunikasi yang tentunya membawa perubahan dalam pertanggungjawaban dalam pelaksanaan transaksi perbankan. Oleh karena itu, dalam hal ini, penulis akan membahas mengenai perlindungan konsumen yang diberikan kepada nasabah serta kebijakan hukum terkait dengan pengawasan dan pencegahan yang diberikan agar kepentingan konsumen dalam Branchless Banking dapat terlindungi.

Inclusive Financial Policy is a policy that aims to make financial services accessible to all people, especially those who had been untouched by banking activities. Inclusive financial policy is not only related to the provision of financial services, but also provide financial education to the public. One of the efforts of the inclusive financial policy is Branchless Banking (BB) or Financial Services Without Office. In Indonesia, financial services is called a LAKU PANDAI (Financial Services Without Office in the Financial Framework for Inclusive). In carrying out the activities of the Branchless Banking, the bank as a financial services provider of banking transactions are no longer directly, but by using a third party so that the bank does not need to set up branch offices in order to serve the community. This third party can be an agent or the operator of telecommunications network which would bring about a change in accountability in the execution of banking transactions. Therefore, in this case, the author will discuss about the consumer protection given to customers and legal policies related to surveillance and prevention are given so that the interests of consumers in Branchless Banking can be protected."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Rizki Firdaus
"Skripsi ini membahas mengenai permasalahan pada pengenaan besaran tarif PPOB dan PPJ token listrik prabayar, hak-hak konsumen yang dilanggar atas pemberlakuan PPOB dan PPJ, dan tanggung jawab pelaku usaha yang ditinjau berdasarkan Undang ? Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penulisan skripsi ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder dan dilakukan dengan teknik pengumpulan data dengan cara studi lapangan yaitu melakukan wawancara kepada informan dan/atau narasumber. Hasil penelitian ini menyimpulkan terdapat permasalahan pada pengenaan tarif PPOB dan PPJ yang dikenakan pada tiap kali transaksi dan besaran tarifnya tidak diatur secara tegas, mengenai hak-hak konsumen yang dilanggar berdasarkan Pasal 4 Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yaitu hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa dan hak atas hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, dan hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendaptkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, dan mengenai tanggung jawab pelaku usaha berdasarkan Pasal 19 ayat (1) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka PT. PLN (Persero) wajib untuk bertanggung jawab atas kerugian yang diderita konsumen.
This thesis discusses the issues on PPOB tariff and street lighting tax (SLT), and consumer rights that are infringed upon withdrawal of administrative costs of Payment Point Online Banking (PPOB) and street lighting tax (SLT) to purchase prepaid electricity tokens (smart electricity), reviewed by Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection and what can be suggested to the consumers when their rights have been violated. This thesis uses normative juridical method with secondary data and performed with the technique of data collection by field studies that were done by conducting interviews to informants and / or speakers. Results of this study can be concluded that there is a legal basis for the implementation of Payment Point Online Banking (PPOB) and street lighting tax (SLT), on the responsibility of business operators under Article 19 paragraph (1) of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection. PT. PLN (Persero) is obliged to take responsibility for the losses suffered by consumers, because consumer rights are violated under Article 4 of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection, namely the right to comfort, security and safety in consumption of goods and / or services and rights to gain information that is correct, clear, and honest about the condition and guarantee of the goods and / or services as well as its legal remedies according to Article 19 (1) of Law No. 8 of 1999 on Consumer Protection, hence, PT. PLN (Persero) is obliged to be responsible of people's loss."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S62072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Sonny Wisaksono
"Kedudukan khusus yang dimiliki bank sebagai financial intermediary menjadikan bank sebagai suatu lembaga kepercayaan dan hubungan hukum antara bank dan nasabahnya dilandasi oleh asas kepercayaan (fiduciary relations). Dalam hubungan tersebut, bank menanggung risiko reputasi yang berasal dari publikasi negatif terkait kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank sehingga bank harus memiliki mekanisme pengaduan nasabah. Apabila pengaduan tidak dapat diselesaikan, hal tersebut dapat menimbulkan sengketa. Penelitian dalam skripsi ini akan membahas mengenai pengaturan penyelesaian sengketa antara bank dan nasabah sejak berdirinya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta bagaimana pelaksanaan penyelesaian sengketa tersebut berdasarkan Peraturan OJK. Berdasarkan peraturan tersebut terdapat mekanisme penyelesaian sengketa dalam tahap internal oleh bank dan tahap eksternal oleh OJK, Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia (LAPSPI), dan Pengadilan. Adapun ditemukan bahwa penyelesaian sengketa oleh LAPSPI belum efektif karena lembaga tersebut baru memiliki izin beroperasi pada tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat yuridis normatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan. Sumber penelitian yang digunakan adalah bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Pengumpulan data digunakan dengan wawancara dengan pihak-pihak terkait yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif.

Bank as a financial intermediary create an exceptional position for bank as an institution of trust and the relationship between bank and its customers is based on the principle of trust (fiduciary relations). Therefore, bank bears the risk of reputational damage from negative publicity related to the business or negative perception of the bank so that bank shall have a mechanism for customer complaints. If the complaints could not be resolved, it will rise to disputes. This thesis will discuss the dispute resolution regulations between bank and its customers since the Financial Service Authority (FSA) is established as well as how the implementation of the dispute resolution based on the FSA Regulations. Based on those rules, there are stages of dispute resolution which are internal stage by the bank and external stage by FSA, Alternative Dispute Resolution Institution of Indonesian Banking (ADR Institution of Indonesian Banking), and Court. As it was found that the dispute resolution by ADR Institution of Indonesian Banking has not been effective because the institution just had its operating license in 2016. This research is a normative judicial research with literature approach. The research sources which are used are primary, secondary, and tertiary legal materials. The data collections used by interviews with related parties which analyzed by qualitative methods.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>