Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Izhharuddin Syamil Indradi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara self-esteem dan motivasi relawan dengan kecenderungan kodependensi pada relawan bencana yang berusia 20-40 tahun. Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengukur variabel kodependensi menggunakan composite codependency scale berdasarkan adaptasi dari penelitian Priscarani (2014), dan mengukur variabel motivasi relawan menggunakan volunteer function inventory yang telah diadaptasi oleh Kurniasih (2004), sedangkan variabel self-esteem menggunakan Rosenberg self-esteem scale yang digunakan pada penelitian Sanyoto (2014). Responden pada penelitian ini berjumlah 87 orang relawan bencana yang pernah turun ke lokasi bencana. Pengumpulan sampel menggunakan metode snowball sampling.
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi relawan dan self-esteem dengan kecenderungan kodependensi. Hasil dari dimensi motivasi relawan yang mempengaruhi kodependesi secara signifikan adalah motivasi relawan sosial dan motivasi relawan protektif. Hasil tersebut menunjukkan semakin tinggi motivasi relawan sosial dan motivasi relawan protektif disertai semakin rendahnya self-esteem, maka semakin tinggi tingkat kecenderungan kodepedensi relawan bencana. Motivasi relawan protektif yang tinggi artinya relawan bergabung dalam kegiatan kerelawanan untuk menghilangkan rasa bersalah dan sebagai tempat "pelarian" dari masalahnya, sedangkan motivasi relawan sosial yang tinggi artinya relawan bergabung menjadi relawan untuk menghindari kesepian dan tekanan dari lingkungannya untuk bergabung menjadi relawan. Saran praktis dari penelitian ini adalah bagi organisasi relawan untuk melakukan screening self-esteem dan motivasi relawan untuk menghindari resiko dari kodependensi.

This study was carried out to get an overview of the relationship between self-esteem and motivation of volunteers with codependency tendencies among disaster volunteers aged 20-40 years. Researchers used quantitative approach, to measure codependency variable using composite codependency scale based on an adaptation of Priscarani (2014) research, and measured the volunteers motivation using volunteer function inventory that has been adapted by Kurniasih (2004), while the self-esteem variable measured using the Rosenberg self-esteem scale that had been used in research Sanyoto (2014). Respondents in this study are 87 disaster volunteers who participate to the disaster site. Sample method using snowball sampling.
The main results of this study indicate that there is a significant relationship between motivation and self-esteem volunteers with codependency tendencies. Results of dimensions that influence the motivation of volunteers significantly to codependency tendencies is a social volunteer motivation and protective volunteer motivation. These results showed the higher the social volunteer motivation and protective volunteer motivation and lower self-esteem, the higher the level of disaster volunteers codependency tendency. High protective Volunteer motivation means volunteers join in volunteer activities to eliminate the guilt and as an escape from problem, while the high social volunteer motivation means volunteers joined the volunteer to avoid loneliness and because of pressure from the environment to join a volunteer. Practical suggestions of this research is for volunteer organizations to conduct screening of self-esteem and motivation of volunteers to avoid the risk of codependency.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S59996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara motivasi kerelawanan dan kepribadian narsisistik pada relawan di Indonesia yang berusia 18-29 tahun emerging adulthood. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan responden relawan yang berjumlah 2002 responden. Motivasi kerelawanan diukur dengan menggunakan Volunteer Function Inventory VFI, dan kepribadian narsisistik diukur dengan menggunakan Narcissism Personality Inventory NPI-13, kedua instrumen tersebut telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Pada motivasi kerelawanan, terdapat enam dimensi motivasi kerelawanan, yaitu nilai, karir, sosial, pemahaman, peningkatan harga diri, dan protektif. Pada kepribadian narsisistik, terdapat tiga dimensi kepribadian narsisistik, yaitu leadership/authority, grandiose exhibitionism, dan entitlement/exploitativeness. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi nilai dengan kepribadian narsisistik grandiose exhibitionism, 2 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi karir dengan ketiga kepribadian narsisistik leadership/authority, grandiose exhibitionism, dan entitlement/exploitativeness, 3 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi sosial dengan kepribadian narsisistik entitlement/exploitativeness, 4 terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara motivasi pemahaman dengan kepribadian narsisistik leadership/authority dan entitlement/exploitativeness, 5 terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerelawanan peningkatan harga diri dengan kepribadian narsisistik leadership/authority dan entitlement/exploitativeness, 6 terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi protektif dengan kepribadian narsisistik entitlement/exploitativeness.

The purpose of this research is to examine the correlation between volunteering motivation and narcissistic personality among volunteer in Indonesia within age of 18 29 years old emerging adulthood. This research uses correlational method with 2002. Volunteering motivation was measured by Volunteer Function Inventory VFI and narcissistic personality was measured by Narcissism Personality Inventory NPI 13, both have been adapted to Bahasa Indonesia. Volunteering motivation consist of six dimensions which are values, career, social, understanding, enhancement, and protective. Narcissistic personality consists of three dimensions which are Leadership Authority, Grandiose Exhibitionism, and Entitlement Exploitativeness. The result indicated 1 there was significant negative correlation between value motivation and grandiose exhibitionism personality, 2 there was significant positive correlation between career motivation and three of the narcissistic personality leadership authority, grandiose exhibitionism, and entitlement exploitativeness, 3 there was significant negative correlation between social motivation and entitlement exploitativeness personality, 4 there was significant negative correlation between understanding motivation and two of the narcissistic personality, which are leadership authority and entitlement exploitativeness, 5 there was significant positive correlation between enhancement motivation and two of the narcissism personality, which are leadership authority and entitlement exploitativeness, 6 there was significant positive correlation between protective motivation and entitlement exploitativeness personality."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianda Retno Widyani
"Menemukan tujuan hidup merupakan salah satu tugas perkembangan emerging adult usia 18-29 tahun. Salah satu cara untuk menemukannya adalah dengan mengikuti kegiatan relawan. Akan tetapi, manfaat yang dirasakan dari kegiatan relawan bergantung pada motivasi yang mereka miliki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan tujuan hidup pada relawan Indonesia usia 18-29 tahun emerging adulthood. Sebanyak 2007 relawan mengisi alat ukur Volunteer Function Inventory VFI untuk mengukur motivasi relawan dan Brief Purpose Measure BPM untuk mengukur tujuan hidup. Keduanya telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil analisis menggunakan partial correlation menunjukkan bahwa hanya empat dari enam dimensi motivasi yang berhubungan signifikan dengan penetapan tujuan hidup. Motivasi nilai, motivasi pemahaman dan motivasi sosial berhubungan signifikan secara positif dengan tujuan hidup.

Finding a life purpose is a task of emerging adult. One of the ways to find it is through volunteering. However, a person 39s reasons for volunteering vary. This research aims to determine the relationship between volunteering motivations with life purpose in Indonesian volunteers aged 18 29 emerging adulthood . As many as 2007 volunteers filled out the Volunteer Function Inventory VFI to measure volunteer motivations and Brief Purpose Measure BPM to measure life purpose. Both instruments had ben adapted into Indonesian. The analysis results, conducted using partial correlation, shows that only four out of five motivation dimensions correlate significantly with life purpose. Value motivation, understanding motivation, and social motivation all have significant positive correlations with life purpose."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianisa Kamila Shabrina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi kerelawanan dan generalized self-efficacy pada relawan Indonesia tahapan perkembangan emerging adult. Partisipan penelitian adalah 1954 orang warga negara Indonesia yang sedang atau pernah mengikuti kegiatan kerelawanan dan berada dalam rentang usia 18-29 tahun. Motivasi kerelawanan diukur menggunakan alat ukur Volunteer Functions Inventory VFI yang terdiri dari 6 enam dimensi dan generalized self-efficacy diukur menggunakan New General Self-Efficacy Scale. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara generalized self-efficacy dengan dimensi protective motives r= - 0,01; p>0,05, hubungan positif dengan dimensi social r=0,04, p>0,05, dan dimensi enhancement r=0,06; p=0,05 serta hubungan positif signifikan dengan dimensi values r=0,12.

This study seeks to examine the relationship between volunteer motivation and generalized self efficacy in Indonesian emerging adult volunteers. Participants of this study are 1954 Indonesian citizens who are or have been involved in volunteering activities and within the age range of 18 29 years. Six dimensional Volunteer Functions Inventory VFI is used to measure volunteering motivation and generalized self efficacy was measured using the New General Self Efficacy Scale. The result of this study shows that there is a negative correlation between generalized self efficacy and protective motives r 0,01 p 0,05, positive correlations between social motives r 0,04, p 0,05 and enhancement motives r 0,06 p 0,05 and significant positive correlations between values motives r 0,12."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aruma Keicha Chandritia
"Badan Konservasi Australia dianjurkan untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai para relawan dengan cara memberikan penghargaan non-moneter dan pengakuan kepada relawan ketika mereka telah mencapai tujuan organisasi tersebut. Laporan berikut ini didasarkan pada studi kasus Proyek Konservasi Relawan di Australia. Laporan ini bertujuan untuk meningkatkan divisi manajemen di Proyek Konservasi Relawan untuk memotivasi relawan mereka berdasarkan pada teori-teori Oraganisation Behavior. Saya memulai menuis laporan ini dengan menjabarkan kekuatan dan kelemahan organisasi yang teridentifikasi, kemudian masalah yang muncul dihubungkan dengan beberapa teori penting yang berkaitan kemudian hasil dari analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan dan rekomendasi.

The Conservation Volunteer Australia is recommended to set attainable goals for the volunteers, give non-monetary reward and recognition to the volunteers when they have achieved organisation?s goals. The following report is based on a case study of The Conservation Volunteer project in Australia. This report has purpose to enhance management division in The Conservation Volunteer project to motivate their volunteers based on the Organisational Behaviour?s theories. I commenced by identified strengths and weaknesses of the organisation, then linked the problem arises some essential theories and followed by conclusion and recommendation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sukanto
"Penelitian ini berfokus pada pengamh kepemimpinan dan karakteristik relawan terhadap upaya Relawan dalam meningkatkan kualitas Pelayamm Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Jakarta Ttmur. Penelitian ini tennasuk penelitian kuantitatif dengan disain deskriptif.
Model operasional penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif statistika regresi linear I sederhana dan regresi linear ganda. Responden dalam penelitlan ini terdiri dari 45 orang relawan Bulan Merah Indonesia Cabang Jakarta Timur pada tahun 2007-2008. Pengumpulan data Uilakukan dengan kuesioner, sedangkan anailsis dilakukan dengan merujuk pada standar dan teori kepemimpinan, karakteristik pekeija ( relawan ) dan kualitas pelayanan.
Dari analisis terhadap basil kuesioner, disimpulkan bahwa : 1) Kepemimpinan BSMI Cabang Jakarta Timur berpengaruh secara signifikan dan mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap upaya reiawan dalam meningkatkan kua!itas pelayanan. HasH analisis regresi linear, besarnya pcngamll ( R Square ) sebesar 22,5 % ( sisanya ditentukan oleh variabei lain ) dan kuatnya hubungan ( R ) sebesar 0,474 ( cukup kuat ). 2) Karakteristik relawan BSMI Cabang Jakarta Timur berpengaruh secara signifikan dan mempunyai hubungan yang cukup kuat terhadap upaya relawan dalam meningkatkan kualitas pelayanan, Hasil analisis regresi yaitu besarnya pengaruh ( R Square) sebesar 25 % ( sisanya ditentukan oleh variabel lain ) dan kuatnya hubungan { R ) sebesar 0,500 ( cukup kuat ). 3) Kepemimpinan dan karakteristik relawan BSMI Cabang Jakarta Timur secara simuJtan berpengamh secara signifikan dan mempunyal hubungan yang cukup kuat terhadap upaya relawan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Hasil analisis regresi linear berganda yaitu antara kepemimpinan dan karakteristik relawan secara simultan terhadap upaya relawan da1am rneningkatkan kualitas pelayanan, yaitu besarnya pengaruh kedua variabel independen variabel terhadap variabel dependen (R Square) sebesar 29,1% (sisanya ditentukan oleh variabel lain) dan kuatnya hubungan (R) sebesar 0,539% (cukup kuat).
Hasil penelitian menyarankan bahwa walaupun dari hasil penelitian sudah baik, namun perlu adanya usaha yang konsisten dan pengembangan secara kontinyu dalam kepemimpinan, perlu adanya pelatihan rutin dan upaya relawan peningkatan kualitas dalam kehandalan dan penampilan fisik pelayanan perlu ditingkatkan."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T11526
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: P3DI Setjen DPR RI, 2012
361.959 8 MAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Maulana Syarif
"Beragam survei menyatakan Indonesia merupakan negara paling dermawan, seperti survei dari CAF (2021) dan Gallup (2018) yang selalu menjadikan prestasi tersendiri bagi banyak orang di Indonesia. Data yang ditampilkan berupa kumpulan angka dengan beberapa unsur-unsur yang menunjang dalam pencapaian hasil peringkat, di antaranya jumlah donasi, jumlah relawan, dan jumlah aksi membantu orang yang tidak dikenal atau asing. Etnografi relawan komunitas Turun Tangan ini memberikan temuan lapangan beserta penjelasan secara emik atas kegiatan kerelawanan yang telah dimulai sejak 2013 dengan anggota yang tersebar di Indonesia. Etnografi ini menjelaskan dinamika dan kompleksitas atas keragaman motif, aktor, imajinasi sosial, arena, waktu di dalam aktivitas kedermawanan dan kerelawanan dengan analogi permainan untuk melihat empati, eksistensi, dan kontestasi yang berlangsung. Metode pengumpulan data menggunakan etnografi dengan terlibat aktif dalam aktivitas komunitas, melakukan observasi dan wawancara, serta data sekunder.

Various surveys state that Indonesia is the most generous country, such as surveys from CAF (2021) and Gallup (2018) which always make it a special achievement for many people in Indonesia. The data displayed is a collection of numbers with several elements that support the achievement of ranking results, including the number of donations, the number of volunteers, and the number of actions to help people who are unknown or foreign. This ethnography of the volunteer community of Turun Tangan provides field findings along with an emic explanation of the volunteer activities that have been initiated since 2013 with members spread across Indonesia. This ethnography explains the dynamics and complexity of the diversity of motives, actors, social imagination, time, and arenas in philanthropy and volunteerism activities with the analogy of a game to see empathy, existence, and contestation. Methods of data collection using ethnography by being actively involved in community activities, conducting observations and interviews, as well as secondary data."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Shalahudin
"Skripsi ini mengenai kegiatan Pembekalan Calon Relawan Mengajar pada Program Sobat Mengajar Indonesia Batch 8 yang diselenggarakan oleh Yayasan Sobat Inspiratif Untuk Pendidikan Indonesia, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Yayasan Sobat Inspiratif Untuk Pendidikan Indonesia merupakan yayasan yang menjalani program pengabdian Sobat Mengajar Indonesia di daerah-daerah 3T. Program ini bersifat kerelawanan sehingga para relawan menjadi ujung tombak dalam menjalani pengabdian masyarakat. Relawan juga yang menjadi representasi dari lembaga sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan untuk para relawan agar mereka siap dan mampu menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik di daerah pengabdian. Jumlah pendaftar relawan selalu bertambah pesat setiap tahunnya. Pada proses pelaksanannya, relawan merasa bahwa mereka tidak dipersiapkan dengan baik pada saat kegiatan pembekalan. Hal ini berhubungan dengan kurangnya persiapan mereka ketika lembaga meminta untuk membuat program baru secara spontan di daerah pengabdian. Kurangnya persiapan ini membuat program baru yang dilaksanakan tidak dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan kerangka penelitian evaluasi proses dimana peneliti menjabarkan terkait sumber daya, aktivitas, dan keluaran kegiatan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan bertanya langsung kepada informan terkait proses pelaksanaan kegiatan. Penelitian ini berlangsung selama enam bulan, dari Desember 2021-Juni 2022. Informan dalam penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling di mana peneliti membuat kriteria informan berdasarkan informasi-informasi dasar yang dingin diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan antara lain pembicara, panitia, materi, perlengkapan, pendanaan, lokasi, dan peserta. Sementara itu aktivitas yang dilaksanakan adalah pemberian materi, mentoring, evaluasi kegiatan, penilaian calon relawan, serta kegiatan lain. Output dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan kesiapan relawan, PDF materi, serta lirik lagu anak-anak. Pada temuan lapangan juga ditemukan faktor penghambat kegiatan yang berasal dari panitia sendiri maupun dari para calon relawan. Sementara itu faktor pendukung kegiatan berupa jaringan sosial dan sumber daya manusia yang mendukung. Dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa ketidaksesuaian antara perencanaan dengan implementasi kegiatan. Terutama dilihat pada input yang dibutuhkan seperti pembicara, perlengkapan, panitia, dan lokasi serta pada aktivitas terkait dengan metode pemberian materi.

This study discusses the activities of Teaching Volunteer Candidates Training in Sobat Mengajar Indonesia Batch 8 Program organized by Inspirasi Sobat untuk Pendidikan Indonesia Foundation. Inspirasi Sobat untuk Pendidikan Indonesia Foundation is a foundation that carries out Sobat Mengajar Indonesia service program in 3T areas. This program is voluntary so that volunteers are the main key in carrying out community service. Volunteers are also representatives of the institution itself. Therefore, training is needed for volunteers so that they are ready and able to carry out their duties well in the service area. The number of volunteer registrants is increasing rapidly every year. In the implementation process, volunteers felt that they were not well prepared during the debriefing activities. This is related to their lack of preparation when the institution asks to create a new program spontaneously in the service area. This lack of preparation made the new program implemented unable to run properly. This study uses a process evaluation research framework in which researchers describe related resources, activities, and outputs. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews by directly asking informants regarding the process of implementing activities. This research lasted for six months: December 2021-Juni 2022. Informants in the study were selected using a purposive sampling technique in which the researcher made criteria for informants based on cold basic information obtained. Based on the results of the research, it was found that there are various resources needed in the activity, including speakers, committee, materials, equipment, funding, location, and participants. Meanwhile, the activities carried out are providing material, mentoring, evaluating program, evaluating prospective volunteers, and other activities. The output of this activity is increased knowledge and readiness of volunteers, PDF materials, and lyrics of children's songs. The field findings also found inhibiting factors for activities that came from the committee itself and from prospective volunteers. Meanwhile, the supporting factors for activities are social networks and supporting human resources. It can be concluded that the evaluation results indicate that there are some discrepancies between planning and implementation of activities. Especially seen in the input needed such as speakers, equipment, committee, and location as well as on activities related to the method of providing material."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Rissalwan Habdy
"Penelitian ini berfokus pada fenomena sistem keyakinan yang mempengaruhi pengetahuan lokal pada komunitas masyarakat yang bertempat tinggal di dekat ancaman bencana alam. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan kasus dua desa di sisi barat Gunung Galunggung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat dimensi spiritualitas yang terdapat dalam daur kehidupan masyarakat rawan bencana, yakni dimensi transendensi agama, dimensi adat istiadat, dimensi lingkungan alam dan dimensi akses informasi. Keempat dimensi spiritualitas ini dapat diketahui mana yang lebih dominan dengan menganalisisnya di dalam 6 kombinasi yang terdiri dari 2 dimensi. Dari keenam kombinasi tersebut yang juga didukung oleh data lapangan, dapat diketahui bahwa dimensi lingkungan alam adalah yang paling dominan. Kemudian diikuti dengan dimensi transedensi agama dan dimensi adat-istiadat. Selain itu, keempat dimensi spiritualitas tersebut membentuk apa yang dinamakan pengetahuan-semu yang merupakan bahan baku bagi pengetahuan lokal pada masyarakat rawan bencana. Secara umum, pengetahuan lokal warga masyarakat rawan bencana terwujud dalam arketipe ketidaksadaran kolektif yang bernama Ibu yang Agung.

This research focuses on the phenomenon of belief systems that affect local knowledge in the communities living in close proximity to the threat of natural disasters. The research approach used is qualitative research with case study of two villages on the west side of Galunggung Mountain. The results of this study indicate that there are four dimensions of spirituality contained in the life cycle of disaster-prone communities, namely the dimension of religious transcendence, the dimensions of customs, the dimensions of the natural environment and the dimensions of information access. Which one is more dominant of the four dimensions of this spirituality can be known by analyzing it in 6 combinations consisting of 2 dimensions. From the six combinations that are also supported by field data, it can be seen that the dimension of the natural environment is the most dominant. Then followed by the dimension of religious transcendence and the dimension of custom. In addition, these four dimensions of spirituality form what is called pseudo-knowledge which is a raw material for local knowledge in disaster-prone communities. In general, local knowledge of disaster-prone communities manifests in the collective unconscious archetype named Great Mother."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>