Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191663 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Rusmitawati
"Pemberian layanan kesehatan dasar yang berkualitas diperkirakan akan dapat menurunkan AKI sampai 20%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tersebut.
Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional. Hasil penelitian menunjukkan kinerja bidan di desa yang baik 69,9%. Variabel yang mempunyai hubungan dengan kinerja bidan adalah supervisi dan kelengkapan sarana.

Provision of quality basic health services is expected to be able to reduce maternal mortality to 20%. The research objective is to comprehend the big picture about the performance of rural midwives in antenatal care and the factors associated with it.
This study uses cross-sectional design. The results show good performance of rural midwives of 69.9%. Variables that have a relationship with the performance of midwives are supervision and completeness of facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S58763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Oktavianingsih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antara perawat dan pasienrawat inap bunda dan kebidanan terhadap Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita. Metode yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan adalah Human Sigma serta ditunjang dengan analisis univariat dan bivariat.
Hasil yang didapatkan adalah keeratan hubungan antara perawat dan pasienrawat inap bunda dan kebidanan terhadap Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita berada di posisi HS3 yang berarti bahwa terdapat salah satu subjek yang keeratannya belumlah optimal.Diperlukan intervensi yang bersifat transformasional dan transaksional secara berkelanjutan agar dapat meningkatkan keeratan hubungan.

This research aims to determine the engagement nurses and inpatient mother and obstetricsto Children and Maternity Harapan Kita Hospital.The method tomeasure the engagementis the Human Sigma and supported by univariate and bivariate analysis.
The results are the engagement nurse and inpatient unit mother and obstetrics to Children and Maternity Harapan Kita Hospital are in a position HS3, which means there is one subject that the engagement not optimal yet. It is required intervention transformational and transactional sustainably in order to improve the relationship.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S57719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Hernawati
"Salah satu upaya untuk menurunkan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau oleh masyarakat secara luas sampai ke tingkat desa yang terpencil. Untuk mempermudah upaya tersebut dilakukan penempatan bidan di desa. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitaif dan dianalisa secara deskriptif, Bivariar, Multivariat, Uji Intertaksi, perhitungan Dampak Potensi. Penelitian dilaksanakan di 34 puskesmas 118 bidan di desa di kabupaten Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan Antenatal Care dan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan adalah; imbalan, kepemilikan motor, alat, dan motivasi. Faktor yang tidak berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah; umur, domisili, lama bekerja, kemampuan, status kepegawaian, status perkawinan, rencana kerja, supervisi, peran SPKDS, pelatihan, sikap, dan motivasi. Faktor yang paling bermakna berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah motivasi, sedangkan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja bidan di desa adalah imbalan. Perlu adanya peningkatan dedikasi oleh bidan di desa serta pembekalan alat bidan kit yang lengkap bagi peningkatan bidan di desa.

Highly Maternal Mortality Ratio (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) can be decreased by improving health service able to be reached by society widely until cloistered villages. This research was done by cross sectional method using a quantitative approach and descriptive analysis. Research executed in 34 public health centers, 118 village midwifes in sub-province of Bekasi.
Researches Result indicates that factors related to countryside midwife performance in Antenatal Care and Bearing Help by health officer are; reward ownership of motor, appliance, and motivation. Meanwhile, Factors which unrelated to countryside midwife performance are: age, domicile, old work, ability, officer status, marriage status, Job planning, supervision, SPKDS role, training, attitude, and motivation. Improving dedication by village midwife and providing midwifes complete kit are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T30818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang dan merupakan dasar terhadap hasil kerja/prestasi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi bidan dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal diwilayah kerja Kabupaten Bireuen tahun 2013 yang mencakup karakteristik individu (Lama Kerja, Tingkat Pendidikan, Pelatihan), faktor Psikologis (Motivasi) dan faktor Organisasi (Supervisi).
Penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan cara menyebarkan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh bidan yang melakukan pertolongan persalinan dengan mengajukan Klaim Jampersal dengan total sampel 128 bidan. Analisis menggunakan Chi Square pada 5 variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara: tingkat pendidikan (3.58; 1,36-9.39), Pelatihan (2.914; 1.26-6.72), Motivasi (2.75; 1.23-6.11) dengan Kompetensi Bidan dalam Melakukan Asuhan Persalinan Normal.

Competensy is the ability to be prossessed by a person and is the basic for the work/achievements someone. This study aims to determine the factors associated with midwifery competence in performing Normal Delivery Care District bireuen working area of 2013 which include indivual caracteristic (Old Work, Education level, training), psychological factors (motivation), and the Organization factors (supervisi on).
This study uses cross sectional design by distributing questionnaires. The population in this study ware all midwives who help born an with a Jampersal Cleams is total sampling of 128 midwives. Analysis using Chi Square on 5 variabels.
The results showed no significans association between education level (3.58; 1.36-9.39), training (2.91; 1.26-6.72), Motivation (2.75; 1.23-6.11) with midwives competence in counducting Normal Delivery Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfah Husna
"Penelitian ini bertujuau untuk mengetahui gambaran kinerja bidan di desa (bides) dan faktor-falctor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan kebidanan program JPKMM di'Kabupaten Aceh Selaian tahun 2007. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuautitatif dan dianalisa secara univariat, bivariat dan multivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bides yang bertugas di wilayah Aceh Selatan tahun 2007 berjumlah 117 orang dan yang menjadi sampel adalah bides yang sudah bertugas minimal 1 tahun pada bulan Agustus 2006 berjumlah 104 orang. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar kinerja bides dalam pelayanan kebidanan program JPKMM di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2007 kurang (56%), Faktor yang dominan berhubungan dengan kinerja adalah pesaing, pembiusan, pengetahuan dan motivasi. Faktor yang tidak berhubungan dengan hides adalah umur, status pernikahan, status kepegawaian, domisili, jumlah desa, sikap, imbalan, kemampuan dan pendidikan. Perlu adanya bememtaan pembinaan kepada bides dan memberikan penghargaan kepada Bidan untuk meningkatkan motivasi bidan di desa dalam melakukan pelayanan kebidanan program JPKMM.

This Research aimed to find out the picture of village midwife performance and what factors that related to village midwife performance in midwifery service of program JPKMM in Aceh Selatan District, year 2007. This Research was done by a cross sectional method with quantitative approach and imivariate, `bivarite, multivariate analyzed. The Population was all village midwives in Aceh Selatan District in 2007 amormt to l 17 people and that become sampel was village midwife. Researches Result shows a large part of village midwife performances in midwifery service of program JPKMM in Sub-Province of Aceh Selatan year 2007 less (56%), Dominant Factor relaters to village midwife performance aria: competitor, supervision, knowledge and motivation. Factors which unrelated to village midwife performance are : age, marriage status, employe status, domicile, amount village, attitude, reward, ability and education. Must existence of supervision generalization to village midwife and give reward to village midwife to improve village midwife motivation in conducting service of program midwifery JPKMM.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T31585
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Sukaemi
"kunjungan antenatal yang teratur dan pengawasan rutin dari bidan maupun dokter selama masa kehamilan merupakan asuhan penting untuk mencegah komplikasi pada ibu hamil. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas bidan dalam melaksanakan pelayanan antenatal di posyandu wilayah kerja puskesmas lemahabang kabupaten karawang provinsi jawa barat tahun 2013. menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survey deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh bidan yang bertugas di posyandu wilayah kerja lemahabang dengan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan data primer melalui observasi dengan menggunakan daftar tilik. data dianalisis secara univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 7 indikator kualitas pelayanan antenatal, masih banyak tindakantindakan yang dilaksanakan belum sesuai dengan standar, diantaranya adalah indikator penilaian tentang melengkapi riwayat medis hanya 15% bidan yang melakukan langkah tersebut. untuk penilaian tentang memberikan suplemen dan imunisasi hampir semua sudah dilakukan (83,7%) saran dari penelitian ini adalah bagi dinas kesehatan dan puskesmas meningkatkan bimbingan teknis dan pelatihan untuk meningkatkan mutu pelayanan, bagi bidan melaksanakan tugas sesuai SOP antenatal.

Regular antenatal visits and routine supervision of midwives and physician care during pregnancy is important to prevent complications in pregnant women. purpose of this study was to determine the quality of midwives in antenatal care in carrying out the work area clinic Lemahabang posyandu karawang district west Java province in 2013. using a quantitative approach with a descriptif-survey design. study population was all midwives working in posyandu Lemahabang region with a total sampling technique. This study uses primary data through observation using a checklist. Data were analyzed using univariate.
The results showed that of the 7 indicators of the quality of antenatal care, there are many actions that have not been implemented in accordance with the standards, which are an indicator of the complete medical history assessment only 15% of midwives who perform these steps. to provide supplements and assessment of immunization was carried out almost all (83.7%) at the suggestion of this research is to improve the health office and clinic technical guidance and training to improve the quality of services, to carry out duties in accordance SOP midwife antenatal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesri
"Berdasarkan Survey Dasar Kependudukan Indonesia (SDKI) Pada tahun 2002- 2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, Hal ini menunjukan AKI di Indonesia masih tinggi salah satu penyebabnya adalah komplikasi dan resiko tinggi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemantauan antenatal dengan pemeriksaan kehamilan serta memberikan pelayanan rujukan bagi kasus resiko tinggi yang dapat menekan angka kematian sampai 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kinerja petugas KIA puskesmas pembantu dalam pelayanan Antenatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas KIA tersebut, serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas KIA puskesmas pembantu.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan rancangan penelitian cross Sectional. Sampel penelitian adalah semua petugas KIA puskesmas pemhantu yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Agam yang berjumlah 115 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan.
Hasil penelitian menunjukan 55.7% kinerja petugas KIA puskesmas pembantu di Kabupaten Agana kurang dan 44.3% mempunyai kinerja baik, dan hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status perkawinan, motivasi dengan kinerja serta analisis multivariat menunjukan bahwa status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja.
Penelitian ini menyarankan agar dinas kesehatan Kabupaten Agam dan puskesmas dalam memberikan pembinaan kepada petugas KIA puskesmas pembantu dengan kinerja kurang khususnya tentang memeriksa glukosa urine atas indikasi, memeriksa urine untuk test protein atas indikasi, mengukur suhu, menganjurkan ibu buang air kecil sebelum memeriksa kehamilan, mencuci tangan sebelum memeriksa kehamilan.

Indonesian Health Demogaphy Base Survey (SDKI) in 2002-2003 showed that Maternal Mortality Rate (AKI) was 307 per 100.000 life birth. This indicated that AKI in Indonesia is still high compared to The National target, due to complication and high risk pregnancy that are preventable through proper antenatal monitoring and earlier pregnancy cheek up and delivering referal care for high risk case in order to repress mortality rate until 80%.
This research is aimed to describe KIA’s officer job performance at assistant community health center in performing antenatal care and to explore factors related to KlA'S officer job performance, and the most dominant motor related to KIA oiiicer job performance at servant community health center.
This research was conducted in Agam District region with cross sectional's design. The sample were all KIA’s oticer of servant community health center in Agam District Health office region with l 15 omcers. Data were analyzed in univariat, bivariat, and multivariate way. The bivariate analysis used chi square test to explore the correlation between independent and dependent variable and multivariate analysis used logistic regression test to explore the most dominant factor.
The result show that 55,7% KIA oiiicer job performance is improper and 44,3% is good, and the analysis showed that there are significant correlation between marital status and job performance and between motivation and job performance. The multivariate analysis showed that marital status was the most dominant factor related to job performance.
This research suggests Agam District health o&ice and community health center to develop a training for KIA otlicers of cervant community health center with improper job performance, particularly about testing urine glucose on indication, checking urine for protein test on indication, measuring tempemtme, washing hand before checks pregnancy.
"
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Farida Yohanik
"Implementation of readiness village in working area of public health center Tanjunganom has not been carried out optimally due to less activity of it`s cadre. Cadre is one of success key for readiness village, as a result of it make researcher interested to make a research about factors related to the activity of cadre in managing of readiness village in working area of public health center Tanjunganom. This study is a survey research using Cross Sectional study design. Data analysis by variate and bivariate test which using Chi Square test (a= 5%). Study result found that there are significant correlations between the activity of readiness cadre and education, experience, knowledge, attitude, counseling, fund availability, incentive, society figure support, society and supervision variable.

Pelaksanaaan desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Tanjunganom yang belum optimal disebabkan kurangnya keaktifan kader desa siaga. Kader merupakan salah satu kunci keberhasilan desa siaga, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader dalam pengelolaan desa siaga di wilayah kerja Puskesmas Tanjunganom. Penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain Cross Sectional. Analisis data yang digunakan adalah uji univariat dan uji bivariat dengan uii statistic Chi Square (a=5%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan kader dengan variabel pendididkan, pengalaman, pengetahuan, sikap, penyuluhan, ketersediaan dana, insentif, dukungan tokoh masyarakat, dukungan masyarakat, dan supervisi.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Kurniawati
"Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. penyebab AKI di Indonesia dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Komponen yang di evaluasi meliputi: komponen input (kompetensi bidan, sarana dan prasarana), proses (pelaksanaan 11T oleh bidan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal ) serta komponen output (meningkatnya kepatuhan dan cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan).
Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada tahun 2012. Sebagai informan penelitian adalah bidan yang memberikan pelayanan antenatal.Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, Diskusi Group Terarah dan Observasi.

Maternal mortality is one of health indicator,that still high if it be compared with maternal mortality in ASEAN countries. According to Demography and Indonesian Health Survey 2007, maternal mortality rate is 228/100.000 live births and infant mortality rate 34/1000 live births, The cause of maternal mortality in Indonesia consist of direct causes and indirect causes.
This research aims is to know the implementation of 11-T in antenatal care by midwives that use qualitative research. The component that will be evaluated are input components (Midwives competency, infrastructure), Process components (Implementation of 11-T of midwives, problem encountered in 11-T implementation) and output components (increased compliance and coveraged the pregnant women visit in health care service).
The location of this research in working area of Middle Singkawang Public Health Center Singkawang city West Kalimantan in year 2012. The informant of this research are midwives that give antenatal care.The Data aggregation are by depth interviews, Focus group discussion and observation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wahyudi
"Penyelengaraan sistem informasi kesehatan yang baik sangat diperlukan guna menunjang proses manajemen program-program kesehatan. Buruknya sistem informasi kesehatan akan mengakibatkan pada rendahnya kualitas data & informasi yang dihasilkan dan rendahnya kualitas data & informasi akan berdampak pada kualitas manajemen, seperti perencanaan yang tidak tepat, salah dalam evaluasi keberhasilan program dan sebagainya.
Sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah ketentuan teknis secara rinci mengenai sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) berdasarkan SK Dit.Jen Binkesmas. No:590/BM/DJ/Info/V/96, bertujuan meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. Baik tidaknya penyelenggaraan SIMPUS akan berdampak pada baik tidaknya manajemen Puskesmas. Baik tidaknya manajemen Puskesmas diduga berkaitan dengan kinerja pelaksana program dalam penyelenggaraan SIMPUS, mulai dari pengumpulan data (pencatatan), pengolahan data, analisis dan interpretasi informasi hasil olahan data, pelaporan dan pemanfaatannya untuk menunjang proses manajemen Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pelaksana program dalam penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas di Kota Bengkulu.
Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 144 dari 150 total populasi. Populasi penelitian adalah 10 pelaksana program pada 15 Puskesmas yang ada di kota Bengkulu. Pengumpulan data variabel terikat maupun variabel bebas dilakukan dengan metode self-assesment (kuesioner diisi oleh responden sendiri). Khusus untuk variabel terikat yaitu kinerja pelaksana program dalam penyelenggaraan SIMPUS, setelah responden menjawab/mengisi kuesioner, peneliti melakukan observasi dan pengecekan jawaban respoden sekaligus melakukan koreksi atas kebenaran kecocokan jawaban yang diisi oleh responder.
Hasil penelitian melaporkan proporsi pelaksana program dalam penyelenggaraan SIMPUS yang kinerjanya baik sebanyak 52,8% dan yang kinerjanya tidak baik sebanyak 47,2%. Hasil analisis menunjukan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan dengan kinerja pelaksana program dalam penyelenggaraan SIMPUS di Kota Bengkulu yaitu pelatihan, pengetahuan tentang SIMPUS dan uraian tugas.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja pelaksana program dalam penyelenggaraan SIMPUS di kota Bengkulu belum dilaksanakan dengan baik, untuk itu perlu mendapat perhatian Pimpinan Puskesmas dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu : Pertama kegiatan pelatihan perlu ditingkatkan baik dari jumlah dan mutunya, kedua diperlukan upaya khusus peningkatan pengetahuan tentang SIMPUS pada setiap pelaksana program Puskesmas seperti melengkapi buku-buku pedoman SIMPUS di setiap Puskesmas dan ketiga perlu adanya uraian tugas yang jelas pada setiap pelaksana program di Puskesmas khususnya tugas-tugas dan tanggung-jawabnya dalam pengelolaan data dan informasi.

Factors Related to the Performance of Program Officers in Administrating the Puskesmas Management Information Systems (SIMPUS) in Bengkulu City 2001Good health information system is needed to support the process of managing health programs. Unreliable health information system will produce low quality data and information. Low quality data and information, as a consequence, will damage the decision making process of health management, such as reducing their ability to plan accurately, hampering program performance evaluation, and other problems.
Puskesmas management information systems (SIMPUS) is detailed technical provision concerning integrated recording dan reporting systems of Puskesmas (SP2TP) which is based on SK Dit. Jenn. Binkenmas No. 590/BM/DJ/Info/V/96. The provision is aimed to enhance the effectiveness of Puskesmas management through optimal use of SP2TP data and other supporting information. The quality of SIMPUS administration will directly affect the effectiveness of Puskesmas management.
The effectiveness of Puskesmas management is hypothesized to be related to the performance of program officers in administrating SIMPUS, from the start of data collecting (recording), processing, analyzing and interpretation of the outputs, reporting, to utilizing information to support Puskesmas management. The objective of this study is to identify factors related to the performance of program officers in administrating SIMPUS in Bengkulu City.
The design of the study is cross-sectional, using a sample of 144, with the total population of 150. The population consists of 10 program officers at each of 15 Puskesmasses located in Bengkulu City.
The collection of data concerning dependent and independent variables was done using self-assesment method (the respondents were asked to fill the questionnaire by him or her). In the case of dependent variable, i.e. the performance of program officers in administrating SIMPUS, after the respondents filled the questionnaires, the researcher still had to make direct observations over the process SIMPUS administration, verify the answers of respondents, and make correction, if necessary.
The study found that the proportion of program officers having good performance in administrating SIMPUS is 52,8%, and the proportion of program officers whose performance low is 47,2%. The results of analysis found three factors that affect program officers? performance in administrating SIMPUS in Bengkulu City: training, knowledge of SIMPUS, and job description.
It can be concluded that program officers? performance in administrating SIMPUS in Bengkulu city is effectively low performances. Hence, these results should get attention from managers of Puskesmasses and Head office of health Bengkulu City: first, the number and quality of trainings should be increased, second there should be special efforts to increase program officers knowledge of SIMPUS, for example through providing SIMPUS manuals at every Puskesmas and the third, there should be clear description of tasks to be performed by program officers, especially description of tasks related to managing data and information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>