Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lasut, Doni
"Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Di Propinsi Jawa Barat Kabupaten Cianjur merupakan 10 kabupaten yang masih tinggi kejadian diare pada penduduknya. Penelitian ini dengan rancangan cross-sectional dan sumber data sekunder dari Survey Cepat FKM-UI Tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan diare menggunakan analisis regresi linear dan regresi spasial SGWR (Semiparametric Geographically Weigthed Regression). Hasil analisis regresi linear didapatkan kebiasaan BAB menjadi faktor utama dengan dikontrol proporsi SPAL, balita, pendidikan SD, akses air dan jarak ke pencemar. Hasil analisis SGWR didapatkan model GWR global (letak pencemar dan balita) dan model GWR lokal (Kebiasaan BAB dan SPAL). SGWR dengan pembobotan jarak optimal sebesar 3 Km sampai 15 Km mampu memprediksi dengan model yang lebih sesuai untuk tiap area.

Diarhea is still the problem in development country like Indonesia, because the morbidity and mortality are high. Diarhea in Cianjur District is one of the 10 highest in west java. This research is cross sectional study and use data from Rapid Survey Health Faculty of Indonesia University in Cianjur 2012. The purpose of this study is to analize factors that related with diarrhea using linear regression and SGWR (Semiparametric Geographically Weigthed Regression). Based on linear regression shows that the defecation habits as a dominant factor after controlled SPAL, infant, elementary school, acces to water and septic tank less than 10 meters. The SGWR with Global Model consist of septic tank less than 10 meters and infant, Local Model consist of defecation habits and SPAL. The SGWR model with distance weigthing 3-15 Km can predict the diarrhea quite well, almost in all of study area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hardiyansyah
"Latar Belakang : Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka kasus diare di Kabupaten Pandeglang termasuk yang tertinggi di provinsi Banten. Puskesmas Labuan, Pagelaran dan Cibaliliung merupakan daerah yang berulang kali terjadi KLB Diare antara lain disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang masih kurang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare akut pada balita.
Metodologi : Desain penelitian kasus kontrol dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Populasi seluruh balita yang berusia 9 bulan sampai 59 bulan serta tinggal di 3 wilayah Puskesmas (Labuan, Pagelaran dan Cibaliung) Kabupaten Pandeglang tahun 2013 dengan balita menjadi unit analisisnya dan ibu sebagai respondennya. Total sampel 180 sampel, dengan perincian 90 sampel kasus dan 90 sampel kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah Faktor Lingkungan (sarana air bersih, pengelolaan tinja, pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah, dan e.coli pada air minum) dan Faktor Ibu (Umur, tingkat pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, perilaku mencuci tangan, perilaku BAB, perilaku mencuci peralatan makan/minum) dan Faktor Balita (Umur, Jenis Kelamin, status gizi, tatus imunisasi campak, pemberian asi eksklusif). Dilakukan analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square dan multivariate dengan unconditional logistic regression.
Hasil : Dari hasil analisis bivariat berdasarkan faktor balita diketahui status gizi mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan kejadian diare dengan OR 2,20 (95% CI: 1,01 – 4,96). Berdasarkan Faktor Ibu didapatkan bahwa Pengetahuan Ibu OR 2,60 (95% CI: 1,36- 4,98), Perilaku BAB OR 0,53 kali (95% CI: 0,28 - 1.00) dan perilaku cuci tangan OR 2,16 kali (95% CI: 1.14 - 4.12) mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian diare akut pada balita. Dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa faktor risiko yang paling berisiko terhadap kejadian diare akut pada balita adalah variabel pengetahuan ibu dengan OR 2,66 pada rentang (95% CI: 1,44 - 4,90) nilai p 0,002.
Kesimpulan : Ibu dengan pengetahuan rendah mempunyai risiko 2,66 kali untuk menderita diare pada balita (95%CI: 1,44 - 4,90) jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

Background: Until now diarrhea disease is one of community health problems in Indonesia. Figure of diarrhea case in Pandenglang Regency is categorized as the highest in Banten province. Community Health Centers Labuan, Pagelaran and Cibaliliung represent the regions which many times affected by Diarrhea Extraordinary Occurrence among them caused by bad environmental sanitation conditions. The objective of this research is to identify the factors related to the acute diarrhea occurrence in babies.
Methodology: Design of the research is control case and conducted in May 2013. Population is all babies aged 9 to 59 months and reside in 3 regions of Community Health Centers (Labuan, Pagelaran and Cibaliung) of Pandeglang Regency in 2013 with babies become its analysis unit and mothers as its respondent. Total sample are 180 samples, with details 90 case samples and 90 control samples. Variable in this research is environmental factors (clean water facility, septage management, waste management, drainage, and e.coli in drinking water) and factor of mother (age, knowledge level, education, occupation, family income, behaviors in hand washing, defecating, behavior of in washing meal/drink utensils) and factor of baby (age, sex, nutrition status, measles immunization status, exclusive breast milking). It is subjected to univariate, bivariate analysis with chi-square and multivariate tests with unconditional logistic regression.
Results: Of the results of bivariate analysis based on baby factor it is found that the nutrition status has a significant relation statistically with diarrhea occasion with OR 2,20 (95% CI: 1,01 - 4,96). Based on factor of mother it is found that the mother's knowledge OR 2,60 (95% CI: 2,36-4.98), defecating behavior OR 0,53 time (95% CI:0,28 - 1.00) and hand washing behavior OR 2,16 times (95% CI:1.14-4.12) have a significant relation with acute diarrhea occurrence in babies. Of the results of multivariate analysis it is found that the riskiest factor which to the acute diarrhea occurrence in babies is variable of mother’s knowledge with OR 2,66 in value range of (95% CI:1,44-4,90) p 0,002.
Conclusion: Mothers with low education have a risk 2,66 times to have diarrhea in babies (CI 95%: 1,44-4,90) if compared to mothers which have better education level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edip Isna Yuana
"Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab utana morbiditas dab mortalitas bagi bayi dan anak di seluruh dunia. Di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Timur memiliki angka kasus diare tertinggi yaitu Kecamatan Cakung yaitu 5179 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kejadian diare berdasarkan faktor anak dan faktor ibu.
Penelitian ini menggunakan data primer, menggunakan disain penelitian Cross sectional. Dengan jumlah sampel 96 ibu yang membawa balita berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cakung.
Hasil menunjukkan bahwa kejadian diare adalah 46,9%. Kejadian diare memiliki hubungan yang bermakna dengan riwayat pemberian ASI eksklusif (PR 3,432 (CI 95% 1,474 - 7,991), status imunisasi campak (PR 7,692 (CI 95% 0,88 - 66,56), pengetahuan ibu (PR 7,196 (CI 95% 2,915 - 17,76), dan perilaku mencuci tangan ibu (PR 2,489 ( CI 95% 0,995 - 6, 228).

Diarrhea is one of the health problems are a major cause of morbidity and mortality for infants and children around the world. In Jakarta, especially East Jakarta has the highest number of cases of diarrhea Puskesmas Cakung ie 5179 cases. This study aims to determine the distribution of the incidence of diarrhea by factors child and maternal factors.
The research using a cross sectional study design. With a total sample 96 mothers carrying toddlers visiting Puskesmas Cakung.
Results showed that the incidence of diarrhea was 46.9%. The incidence of diarrhea has a significant relationship with a history of exclusive breastfeeding (PR 3.432 (95% CI 1.474 to 7.991), measles immunization status (PR 7.692 (95% CI 0.88 to 66.56), knowledge of mothers (PR 7.196 (CI 95 % 2.915 to 17.76), and the mother's hand washing (PR 2.489 (95% CI 0.995 to 6, 228).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmaini
"Penyakit diare di Indonesia yang mempunyai angka kesakitan sekitar 40% pertahun, terutama menyerang anak-anak balita sekitar 70-80% dan angka kematian balitanya 20-40% dari seluruh kematian. Penyakit diare pada SKRT 1992 menduduki urutan kedua setelah infeksi saluran pernafasan. Penyakit diare tidak hanya dipengaruhi oleh lingkup pelayanan air bersih dan jamban saia, ternyata sikap dan tingkah laku manusia yang menggunakan sarana air bersih dan jamban keluarga dengan baik juga menentukan penurunan angka kejadian diare di masyarakat. Selain faktor-faktor di atas faktor-faktor lainnya yang juga mempengaruhi kejadian diare, seperti faktor kepadatan penduduk, faktor sosial ekonomi, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kejadian diare serta hubungannya dengan faktor sumber air minum, kepadatan, dan pengetahuan tentang kejadian diare. Penelitian ini merupakan analisa lebih lanjut terhadap data sekunder yang berjudul Community Development for Rural Sanitation di kecaxnatan Sliyeg Indramayu tahun 1994 oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI. Desain yang digunakan cross sectional study, dengan jumlah populasi sekaligus sebagai sampel ada 184 rumah tangga. Analisis ini dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat dengan SPSS. Kejadian diare yang didapatkan hanya 9,2%. Dari hasil uji bivariat faktor kepadatan yang terdiri dari jumlah anggota keluarga dan jumlah balita di rumah berhubungan secara bermakna dengan kejadian diare, sedangkan sumber air minum dan pengetahuan tidak bermakna dengan kejadian diare. Disarankan dalam melakukan suatu intervensi dibidang kesehatan tidak hanya dalam satu aspek, tetapi harus semua aspek supaya intervensi yang telah dilakukan bermanfaat bagi masyarakat dan perlunya menggalakkan NKRBS, karena jumlah anggota keluarga terbukti berperanan dalam peningkatan kejadian diare.

The incident of diarrhea in Indonesia which have 40% of morbidity rate per year severe children under five year old with mortality rate among the children severity of about 20-40% out of all number of death. The diarrhea disease at SKRT 1992 are in the second rank after respiratory infection. The diarrhea disease only affected by scope of water supply and family privy, attitude and behavior of people who use water supply and family privy facility in appropriate way also affect decreasing of diarrhea in society. Out of the factors above other factors that also affecting of the incident of diarrhea are family income, social economy, etc. Objective of this research are to know the description of the incident of diarrhea and its associated to the factors of water sources, density of family members and respondent knowledge of diarrhea. This research are further analysis to secondary data under the title IT Community Development for Rural Sanitation, in Kecamatan Sliyeg Indramayu in 1994" which were held by Pusat Penelitian Kesehatan UI. Design which applied to the research was cross-sectional study with total population 184 householders, and way of analysis operated was univariate and bivariate by SPSS. The incident of diarrhea among population only 9.2%. And from bivariate test, density factor significant to the incident of diarrhea, while factors of water source and knowledge of respondent are not significant to the incident of diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ace Yati Hayati
"Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat yang kurang menguntungkan maka penyakit menular masih merupakan masalah dari kesehatan masyarakat. Penyakit yang mendapat prioritas untuk diadakan upaya pemberantasan adalah penyakit yang memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, terutama yang menyerang golongan anak-anak dan golongan usia produktif yang diantaranya adalah penyakit diare. Oleh karena itu dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui faktor - faktor air bersih dan jamban yang berpengaruh terhadap kesakitan diare pada balita.
Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder dengan pengumpulan data secara "cross-sectional" di Kabupaten Belu Prop. NTT. Desain penelitiannya adalah "case-control".
Kasus adalah rumah tangga yang ada balita sakit diare, sedangkan kontrol adalah rumah tangga yang ada balita tidak sakit diare di daerah yang sama.
Penelitian ini dilakukan pada 49 kasus dan 260 kontrol, dengan 11 variabel independen dan 1 variabel dependen, yaitu diare balita. Dari analisis regresi logistik multivariat diketahui besarnya pengaruh setiap faktor yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang ikut mempengaruhi asosiasi tersebut.
Telah dibuktikan dengan analisis bivariat adanya faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko diare pada balita, yaitu, kuantitas air, kondisi jamban dan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi yaitu jumlah anggota rumah tangga dan kekayaan yang dimiliki.
Penelitian ini berrnaksud untuk mempelajari dampak penyediaan air bersih dan jamban terhadap diare balita daiam Skala terbatas di daerah pedesaan. Dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa hubungan antara air bersih dan kejadian diare balita merupakan "Water Washed Mechanism" disamping itu, ada kemungkinan lain yang dapat diungkapkan yaitu "Water Borne Mechanism", namun hal ini masih perlu ditegaskan dengan pemeriksaan bakteriologis air.
Dengan demikian disarankan kepada masyarakat setempat untuk mengupayakan dalam pengadaan air bersih yang mencukupi dan kualitas yang memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari disamping memiliki serta memelihara sarana jamban.

Diseases which require the greatest attention are those that lead to high rates of morbidity and mortality, especially among children and people at productive age. A typical example is diarrhea.
Research is therefore needed to identify factors which influence diarrhea in children under five years of age such as water supply and excreta disposal.
This research uses secondary data from Puslitbang, Ministry of Health, and "cross sectional" data collected in Kabupaten Belu, NTT Province. It is designed as a "case control" study.
The case study involves households where child diarrhea is present and the control group consists of households in the same area where child diarrhea is not present.
The data analysis involved 49 eases of child diarrhea and 260 control samples. There were 11 independent variables and 1 dependent variable that was child diarrhea.
Logistic regression multivariate analysis was used to determine the magnitude of influence the risk factor variables on the dependent variable.
Using bivariate analysis it is shown that there are factors which can increase the diarrheal risk in children. These factors include water quality, the condition of latrines and indirect factors such as the number of household members and the level of household prosperity.
This research intends to investigate the impact of water supply and excreta disposal on child diarrhea on a village scale. From this research, it can be shown that the connection between water supply and child diarrhea is "water washed mechanism" as well. However, the latter needs to be proven by water bacteriological analysis.
It is therefore suggested that the local community provide a potable water storage capacity sufficient to meet their daily needs and that latrines are properly maintained.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Supartini
"Di Kabupaten Ciamis sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Pada tahun 1991 sampai dengan tahun 1995 terjadi KLB diare di wilayah Ciamis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan angka kejadian penyakit diare, cakupan sanitasi dasar, iklim dan kondisi demografi berdasarkan perbedaan spatial di Kabupaten Ciamis tahun 1999-2002.
Penelitian ini adalah penelitian ekologi dengan rancang bangun studi eksplorasi, menggunakan data sekunder tahun 1999-2002 yang terdiri atas data angka kejadian penyakit diare, cakupan air bersih, cakupan jamban, curah hujan, hari hujan dan kepadatan penduduk. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2003 di Kabupaten Ciamis. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Ciamis tingkat kecamatan, yang kemudian dikelompokkan menjadi dua wilayah berdasarkan perbedaan spatial, yaitu wilayah yang mempunyai kerapatan kasus penyakit diare yang tinggi yaitu kecamatan-kecamatan yang berada si sekitar ibu kota kabupaten (Panumbangan, Cihaurbeuti, Cikoneng, Sadananya, Ciamis, Cipaku, Kawali, Jatinagara) dan kecamatan-kecamatan yang berada dekat dengan ibu kota kotif Banjar (Purwaharja, Banjar, Pataruman, Langensari). Wlayah yang mempunyai kerapatan kasus penyakit diare yang rendah, yaitu kecamatan-kecamatan yang tidak berada di sekitar ibu kota kabupaten dan ibu kota Kotip Banjar. Analisa dilakukan dengan menggunakan analisis spatial.
Menurut hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari dua belas kecamatan yang mempunyai jumlah kasus yang tinggi, 66,7% - 75% merupakan kecamatan yang mempunyai cakupan air bersih rendah (≤75%) , seluruhnya merupakan kecamatan yang mempunyai cakupan jamban yang rendah (≤75%) dan sebanyak 66,7% kecamatan mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi (>950 jiwa/km2). Bulan Mei ketika curah hujan dan hari hujan mulai mengalami penurunan, jumlah kasus diare mengalami kenaikan sampai mencapai puncaknya pada bulan Juli ketika curah hujan dan hari hujan sangat rendah. Bulan Oktober-Nopember merupakan awal musim hujan, tetapi jumlah kasus diare masih tinggi. Pada wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi, perlu diperhatikan kondisi sanitasi lingkungan, sehingga tidak akan terjadi penularan lebih luas bila terdapat penderita diare, ditunjang dengan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

Diarrhea disease is a public health problem in Ciamis until now. There was diarrhea outbreak in 1991 to 1995. The purpose of this research is to know the difference of incidence rate of diarrhea, based sanitation coverage, climate and demographic condition based on spatial difference area in Ciamis, 1999-2002.
This is the ecology research with exploration study, which using secondary data from 1999 to 2002. The secondary data consist of incidence rate of diarrhea disease, water coverage, toilet coverage, rainfall, rains day, and population density. Data collecting has conducted on January until March 2003. The population are whole subdistrict, which it has been grouped in two region based on spatial difference, 'has is region with high diarrhea cases density and low diarrhea cases density. Data analysis is using spatial analysis.
According to the research result, from 12 subdistrict which had high diarrhea cases density, 66,7%-75% had low water coverage, all of subdistrict had low toilet coverage, 66,7% subdistrict had high population density. On May, when rainfall and rains day descend, sum of diarrhea cases ascended until July when rainfall and rains day minimum. Diarrhea cases still high when rainy season was started on Oktober-Nopember. In high density population, need more attention about environmental health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Mirsal Basyar
"Diare masih merupakan penyebab terbesar kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Terapi rehidrasi oral dan pemberian makanan adalah teknologi tepat guna daiam menangani diare. Jika dilaksanakan sesuai anjuran dapat menurunkan angka kematian diatas 90%. Tatalaksana kasus diare akut di rumah tangga diharapkan efektif menurunkan risiko kejadian diare dengan dehidrasi berat.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara tatalaksana di rumah tangga dengan kejadian dehidrasi berat. Penelitian ini dengan disain kasus kontrol dan data dikumpulkan 1 April 1998 - 31 Oktober 1999. Populasi studi adalah balita yang dirawat di rumah sakit Painan dan balita yang berobat ke puskesmas. Sampel kasus yang terkumpui adalah 47 kasus dan 47 sampel kontrol yang dipilih dengan simple random sampling (SRS)Menggunakan anaiisis regresi logistik ditemukan bahwa tatalaksana kasus diare akut di rumah tangga yang tidak sesuai anjuran Depkes RI menyebabkan kejadian diare dengan dehidrasi berat OR 3,13 (95% 1,61;12,45) kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang melaksanakan tatalaksana kasus di rumah tangga yang sesuai anjuran Depkes RI.
Temuan penelitian ini untuk perbaikan upaya terapi rehidrasi oral dan pemberian makanan sebagai pencegahan kejadian dehidrasi berat. Upaya ini dianjurkan sebagai pendekatan yang lebih efektif. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-1087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lannywati Ghani
"Diare persisten merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Angka kematian akibat diare persisten pada balita berkisar antara 45%.
Studi ini bermaksud mengetahui faktor-faktor risiko terjadinya diare persisten. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus kontrol dengan variabel terikat adalah diare persisten dan variabel babas adalah status gizi, jenis kelamin, malabsorpsi lemak, intoleransi laktosa, tinja berlendir, tinja berdarah, penggunaan antibiotik, anemi dan penyakit penyerta. Kasus adalah anak yang menderita diare yang berlanjut lebih dari 14 hari dan kontrol adalah anak yang menderita diare yang akut dan sembuh sebelum 7 hari. Baik kasus maupun kontrol adalah penderita diare yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dari 1 Januari 1990 sampai dengan 31 Desember 1996, terkumpul 121 kasus dan 484 kontrol yang dianalisis menggunakan analisis regresi logistik multivariat.
Pada analisis regresi logistik multivariat didapatkan faktor risiko yang potensial adalah gizi kurang, pemakaian antibiotik, tinja berlendir, tinja berdarah, malabsorpsi lemak, intoleransi laktosa dan anemi. Penelitian ini menyimpulkan perlunya mempertimbangkan faktor-faktor risiko diare persisten dalam tatalaksana diare akut pada anak.

Risk Factors Of Persistent Diarrhoea In Children Hospitalized In The Departement Of Child Health, Medical Faculty, University Of Indonesia, Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta 1990-1996.Persistent diarrhoea is still a major health problem in children. It is mentioned that the case fatality rate of persistent diarrhoea in the under five is about 45%. This study is intended to determine risk factors which are potential to cause persistent diarrhoea.
This study is a case control study with persistent diarrhoea as dependent variable and nutritional state, sex, fat malabsorption, lactose intolerance, mucoid stool, blood stool, antibiotics use, anemia, and accompanying diseases as independent variable. Persistent diarrhoea is defined as diarrhoea occured for more than 14 days. Control groups are children with acute diarrhoea and cured before 7 days.
Both cases and controls are diarrhoea patient who were hospitalized in the Departement of Child Health Cipto Manungunkusumo Hospital from 1st of January 1996 to 31st of December 1996.
There were 121 cases and 484 controls. The statistical analysis was done using multivariate logistic regressions.The result showed that potential risk factors are malnutrition, antibiotics, mucoid stool, blood stool, fat malabsorption, lactose intolerance, and anemia.It is very important to consider those risk factors in the management of children with acute diarrhoea in order to prevent persistent diarrhoea."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Yunus
"Penyakit diare merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. lni disebabkan angka kesakitan dan kematiannya masih menduduki rangking atas.
Insiden diare di Kabupaten Bekasi Tahun 2000 adalah 19,4 per seribu penduduk dan menyerang 63 % usia Balita. Pada Tingkat Kecamatan insiden diare tertinggi terjadi di Kecamatan Kedung Waringin yaitu 56,7 per seribu penduduk (semua golongan umur), pada usia Balita mencapai 294,1 per seribu Balita. Insiden ini melebihi insiden diare nasional yaitu 26,1 per seribu penduduk. Cakupan sanitasi masih rendah yaitu 55,1 % untuk air bersih; 38,4 % jamban sehat; dan 39,4 % rumah sehat.
Kejadian diare pada Balita dipengaruhi banyak faktor terutama perilaku dan lingkungan fisik (sanitasi dasar). Mengingat informasi tentang hal ini belum banyak diketahui maka penelitian perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kejadian diare di wilayah tersebut berhubungan dengan kondisi sanitasi dasar dan perilaku ibu.
Disain penelitian menggunakan kasus kontrol dengan populasi Balita yang tinggal di wilayah puskesmas Kedung Waringin Kecamatan Kedung Waringin Kabupaten Bekasi. Sampel penelitian adalah 80 Balita yang menderita diare yang datang berobat ke puskesmas sebagai kasus, dan 80 Balita tetangga yang tidak diare pada saat disurvei sebagai kontrol yang dipilih secara random (Simple Random Sample). Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunjungi rumah keluarga Balita untuk melakukan wawancara dan pengamatan dengan menggunakan kuisioner.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat empat variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian .diare Balita yaitu sarana air bersih, jamban, SPAL dan perilaku ibu dalam upaya pencegahan diare. Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian diare Balita adalah kualitas air bersih, sampah, dan rumah. Dari ke empat Variabel yang berhubungan tersebut yang paling dominan berisiko terhadap kejadian diare Balita adalah perilaku ibu dalam upaya pencegahan diare.
Sehubungan dengan itu upaya-upaya yang perlu dilakukan adalah penyuluhan kesehatan lingkungan kepada masayarakat agar terfokus pada wanita dan Balita dalam rangka perilaku hidup bersih dan sehat, pemantauan sarana sanitasi (sarana air bersih, jamban, dan SPAL) secara kontinyu dan berkesinambungan, perbaikan sarana sanitasi (sarana air bersih, jamban, dan SPAL) perlu dilaakukan pada sarana yang dianggap sudah tidak memenuhi syarat tetapi masih dipakai masyarakat dengan menggunakan dana pemerintah maupun swadaya masyarakat serta penelitian lanjutan pada faktor risiko lainnya baik yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kejadian diare Balita.

Basic Sanitation, Maternal Behavior, and Diarrhea Incidence of Children Under-five at the Health Center Catchment Area in Kedung Waringin, Sub-District of Kedung Waringin, District of Bekasi, 2003Diarrhea disease is one of communicable diseases, which is currently still becoming a public health problem in Indonesia.
In 2000, the incidence rate of diarrhea disease in District of Bekasi was reported 19.4 per 1,000 population which attacked 63% children under-five. The highest incidence rate of diarrhea disease for all age groups was 563 per 1,000 population in Sub-District of Kedung Waringin. The incidence rate among children under-five reached 294.1 per 1,000 population. This figure had exceeded the national incidence rate of diarrhea disease, 26.1 per 1,000 population. The sanitation coverage of the population in Kedung Waringin was considered low. Of the total population, 55.1% had access to clean water supply, 38.4% adequate sanitary latrines, and 39.4% healthy housing.
The incidence of diarrhea among children under-five is influenced by several factors including maternal behavior characteristics and basic environmental sanitation. This study was to provide information on their relationships, which can be used for developing better strategy for diarrhea disease -control in the sub-district. The objectives of the study were to identify basic sanitation conditions, maternal behavior characteristics, and its relationship with diarrhea! diseases incidence in Kedung Waringin.
A case control study design was employed in the study. The study population was children under-five who are living in the catchments area of Kedung Waringin Health Center, Sub-District of Kedung Waringin, District of Bekasi. A total sample of 80 cases of children under-five was selected from those having diarrhea whom came to the Health Center for medical treatment. In addition, a total of 80 neighboring children under-five without diarrhea disease were selected through simple random sampling method as the control group. Data were collected by interviews the selected mothers through a combination of opened and closed questionnaires. Moreover, home visits and observation were completed to identify environmental sanitation conditions and maternal behavior characteristics.
There were four variables significantly associated with the incidence of diarrhea, including clean water, latrine, wastewater disposal facilities, and maternal behavior. On the other hand, the variables which were not associated with the incidence of diarrhea among children under five included clean water quality, solid waste, and housing. Of the four associated variables, maternal behavior was the highest risk of diarrheal incidence among children under-five.
In line with the preventive efforts of diarrhea, it is recommended that the community health education and promotion activities should be focused on women or mothers as the main target groups. The intervention priorities should include a hygienic and healthy behavior, regular monitoring of sanitation facilities such as clean water, latrine, wastewater disposal facilities. In addition, the sanitation facilities improvement especially for those, which do not meet sanitary standard, should become the responsibility of the local government as well as community and also follow up research for the other risk factor of diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Monita
"Diare karena rotavirus adalah masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Rotavirus grup A yang menyerang manusia adalah penyebab terbesar dari penyakit gastroenteritis akut pada anak - anak baik di negara maju maupun negara berkembang. Rotavirus saat ini menjadi subjek penelitian dan ujicoba untuk pencarian vaksin yang efektif dan aman. Penelitian dilakukan untuk menentukan prevalensi rotavirus grup A di daerah Makassar selama bulan Oktober 2005 sampai Oktober 2006. Sampel feses dengan gejala diare dikumpulkan dari pasien pediatri sebanyak 326 sampel. Sampel kemudian diuji dengan metode ELISA dan menunjukkan 26,07% positif terinfeksi rotavirus grup A. Sampel positif tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan metode RT dan nested PCR menunjukkan bahwa prevalensi terbesar dari galur rotavirus grup A di daerah Makassar adalah serotipe G4G9P[8] sebanyak 36,55 (n = 31).

Rotavirus diarrhea is a public health problem throughout the world. Group A human rotaviruses are a major cause of acute gastroenteritis in young children in both developing and developed countries. Rotaviruses are at present the subject of intense vaccine research and trials worldwide to find an effective and safety vaccine. The study was conducted to determine the prevalence of group A rotavirus in Makassar on October 2005 until October 2006. Three hundred twenty six stool samples were collected from pediatric patient with diarrhea symptoms. The samples were tested by ELISA method and resulted as 26,07% positive of group A rotavirus. The ELISA positive samples were then analyzed by RT and nested PCR method, subsequently, and result showed that the major prevalence of group A rotavirus in Makassar that is 36,55% (n = 31) were G4G9P[8] serotype."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S33049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>