Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"[Penggunaan internet di Indonesia kini semakin meningkat dan sebagian besar penggunanya adalah remaja. Internet memiliki dampak positif jika digunakan sesuai dengan fungsinya, tetapi di sisi lain penggunaan internet dapat menyebabkan kecanduan internet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mencegah terjadinya kecanduan internet pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perceived social support dan kecanduan internet pada remaja, serta hubungan dari keduanya. Penelitian ini dilakukan pada 148 remaja usia 18-22 tahun di Jakarta. Alat yang digunakan untuk mengukur perceived social support adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan untuk kecanduan internet adalah Internet Addiction Test (IAT). Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki tingkat perceived social support yang sedang dan tingkat kecanduan internet yang ringan, serta tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara perceived social support dan kecanduan internet.;Currently there is a significant increase in internet use in Indonesia and the majority users are adolescents. Internet has positive impact when used in accordance with its function, but in other hand excessive use of internet may result in internet addiction. Several research shows that social support can prevent internet addiction in adolescents. This study aim to examine level of perceived social support and internet addiction and the correlation of perceived social support and internet addiction. This study was conducted on 148 adolescents age 18-22 years in Jakarta. The instrument used to measure perceived social support is the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and for Internet addiction is the Internet Addiction Test (IAT). This study showed that majority of participants have an average perceived social support and mild internet addiction, and it was found no significant relationship between perceived social support and Internet addiction.;Currently there is a significant increase in internet use in Indonesia and the majority users are adolescents. Internet has positive impact when used in accordance with its function, but in other hand excessive use of internet may result in internet addiction. Several research shows that social support can prevent internet addiction in adolescents. This study aim to examine level of perceived social support and internet addiction and the correlation of perceived social support and internet addiction. This study was conducted on 148 adolescents age 18-22 years in Jakarta. The instrument used to measure perceived social support is the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and for Internet addiction is the Internet Addiction Test (IAT). This study showed that majority of participants have an average perceived social support and mild internet addiction, and it was found no significant relationship between perceived social support and Internet addiction.;Currently there is a significant increase in internet use in Indonesia and the majority users are adolescents. Internet has positive impact when used in accordance with its function, but in other hand excessive use of internet may result in internet addiction. Several research shows that social support can prevent internet addiction in adolescents. This study aim to examine level of perceived social support and internet addiction and the correlation of perceived social support and internet addiction. This study was conducted on 148 adolescents age 18-22 years in Jakarta. The instrument used to measure perceived social support is the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and for Internet addiction is the Internet Addiction Test (IAT). This study showed that majority of participants have an average perceived social support and mild internet addiction, and it was found no significant relationship between perceived social support and Internet addiction., Currently there is a significant increase in internet use in Indonesia and the majority users are adolescents. Internet has positive impact when used in accordance with its function, but in other hand excessive use of internet may result in internet addiction. Several research shows that social support can prevent internet addiction in adolescents. This study aim to examine level of perceived social support and internet addiction and the correlation of perceived social support and internet addiction. This study was conducted on 148 adolescents age 18-22 years in Jakarta. The instrument used to measure perceived social support is the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and for Internet addiction is the Internet Addiction Test (IAT). This study showed that majority of participants have an average perceived social support and mild internet addiction, and it was found no significant relationship between perceived social support and Internet addiction.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirdatul Anisa
"Penggunaan internet di Indonesia kini semakin meningkat dan sebagian besar penggunanya adalah remaja. Internet memiliki dampak positif jika digunakan sesuai dengan fungsinya, tetapi di sisi lain penggunaan internet dapat menyebabkan kecanduan internet. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat mencegah terjadinya kecanduan internet pada remaja.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perceived social support dan kecanduan internet pada remaja, serta hubungan dari keduanya. Penelitian ini dilakukan pada 148 remaja usia 18-22 tahun di Jakarta. Alat yang digunakan untuk mengukur perceived social support adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan untuk kecanduan internet adalah Internet Addiction Test (IAT).
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki tingkat perceived social support yang sedang dan tingkatkecanduan internet yang ringan, serta tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara perceived social support dan kecanduan internet.

Currently there is a significant increase in internet use in Indonesia and the majority users are adolescents. Internet has positive impact when used in accordance with its function, but in other hand excessive use of internet may result in internet addiction. Several research shows that social support can prevent internet addiction in adolescents.
This study aim to examine level of perceived social support and internet addiction and the correlation of perceived social support and internet addiction. This study was conducted on 148 adolescents age 18-22 years in Jakarta. The instrument used to measure perceived social support is the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and for Internet addiction is the Internet Addiction Test (IAT).
This study showed that majority of participants have an average perceived social support and mild internet addiction, and it was found no significant relationship between perceived social support and Internet addiction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devista Kusuma Dewi
"Anak-anak banyak menggunakan internet sehingga tingkat keterpaparan internet dapat berpengaruh pada perkembangan sosial anak. Tujuan penelitian ini adalah mencari hubungan antara tingkat keterpaparan internet dengan perkembangan anak usia sekolah. Desain deskriprif korelatif merupakan desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini dengan pendekatan survey analitik cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah 91 siswa yang diambil dari kelas 3 sampai 5 di SDI PB. Soedirman Jakarta Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 91 anak, 41 orang yang termasuk ke dalam kategori penggunaan internet tinggi (lebih dari 40 jam per bulan) dan anak mempunyai perkembangan sosial yang baik sebanyak 48 orang (52,7%). Hasil penelitian ini juga menunjukan adanya hubungan bermakna antara tingkat keterpaparan internet dengan perkembangan sosial anak (p= 0,0005) 95% CI, jenis kelamin anak dengan tingkat keterpaparan internet (p= 0,04) yang menunjukan adanya hubungan bermakna, dan pekerjaan orangtua dengan tingkat keterpaparan internet (p=0,043).
Saran dari penelitian ini adalah anak-anak harus lebih diperhatikan lagi dalam penggunaan internet serta peran orang tua dalam mendampingi anak berinternet.

Many children use the internet so that the level of internet exposure can affect the social development of children. The purpose of this research is to find a relationship between the level of exposure to the internet with the development of school-aged children. Deskriptive correlative is design research used in this research with analytic cross sectional survey approach. Samples from this research were 91 students drawn from grades 3 through 5 in SDI PB. Sudirman Jakarta Timur.
Results of this research showed that of the 91 children, 41 people are included into the category of internet usage is high (more than 40 hours per month) and the children have a good social development as much as 48 people (52.7%). Results of the research also showed the existence of a meaningful relationship between the level of exposure to the internet with the social development of children (p = 0.0005) 95% CI, the gender of the child with internet exposure levels (p = 0.04) which shows a connection meaningful, and parental work with internet exposure levels (p = 0,043).
Advice from this research were children should be more aware of the use of the internet as well as the role of parents in the accompanying children of the internet.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Ibrena
"ABSTRAK
Narkoba masih menjadi permasalahan bagi dunia dan Indonesia hingga saat ini, yaitu tahun 2016 tercatat 275 juta orang menggunakan narkoba sedangkan di Indonesia sendiri mencapai 3 juta atau sekitar 1,7%. Adverse Childhood Experience (ACE) merupakan salah satu faktor seseorang untuk mengalami adiksi narkoba. Perceived social support juga ditemukan memiliki pengaruh terhadap penggunaan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Adverse Childhood Experience dan perceived social support dengan adiksi narkoba. Sebanyak 74 orang di atas 18 tahun yang berada di pusat rehabilitas narkoba diminta untuk mengisi kuesioner berisi ACE-10, DAST-20, MSPSS, dan data kontrol lainnya. Hasil korelasi menunjukkan bahwa ACE memiliki hubungan yang positif dengan adiksi narkoba sedangkan perceived social support memiliki hubungan yang negatif dengan adiksi narkoba.

ABSTRACT
Drugs are still a problem for the world and Indonesia until now, namely in 2016 there were 275 million people using drugs while in Indonesia alone reached 3 million or around 1.7%. Adverse Childhood Experience (ACE) is one factor for a person to experience drug addiction. Perceived social support was also found to have an influence on drug use. This study aims to look at the relationship between Adverse Childhood Experience and perceived social support with drug addiction. As many as 74 people over 18 years who were at the drug rehabilitation center were asked to fill out questionnaires containing ACE-10, DAST-20, MSPSS, and other control data. The correlation results show that ACE has a positive relationship with drug addiction while perceived social support has a negative relationship with drug addiction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaharo Ramadita Salsabila
"Remaja memiliki keingintahuan besar tetapi tidak diikuti pengendalian diri yang cukup. Perilaku tersebut membuat remaja rentan menggunakan internet secara berlebihan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara kecanduan internet dan kualitas tidur remaja di Jakarta Selatan. Penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan total responden 112 remaja di Jakarta Selatan yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner Diagnostik Kecanduan Internet (KDAI) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis uji statistik menggunakan uji chi-square dengan nilai p = 0,001 (<0,05). Hasil penelitian diartikan ada hubungan antara kecanduan internet dengan kualitas tidur remaja di Jakarta Selatan.

Adolescents are inquisitive but often lack self-discipline. This behavior puts teenagers at risk of excessive internet use. The research is focused on determining the correlation between internet addiction and the quality of sleep among teenagers in South Jakarta. The study used a cross-sectional method with a total of 112 teenagers in South Jakarta who were taken using the Accidental Sampling technique. The instruments used were the Internet Addiction Diagnostic Questionnaire (KDAI) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Statistical test analysis used the chi-square test with a p-value = 0.001 (<0.05). The research shows that internet addiction and the quality of sleep in teenagers in South Jakarta are linked."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Tasyami Aziza
"Keterampilan sosial merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh individu untuk melakukan interaksi sosial di lingkungannya. Remaja yang mengalami kecanduan online game telah diteliti sebelumnya dan terbukti memiliki hubungan pada keterampilan sosial. Parental monitoring yang diberikan oleh orang tua juga terbukti memiliki hubungan dengan perilaku remaja dalam melakukan interaksi sosial. Penelitian ini melibatkan 208 remaja di Indonesia yang berusia 12-19 tahun (M = 16.05, SD = 1.882). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara kecanduan online game dan keterampilan sosial, tetapi ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parental monitoring dan keterampilan sosial. Hasil ini menunjukkan bahwa keterampilan sosial remaja tidak berkaitan dengan aktivitas remaja bermain online game, tetapi berkaitan dengan pengawasan orang tua dalam memantau kegiatan anak dalam bermain online game. Penelitian ini membuka peluang bagi penelitian lain untuk lebih mengeksplor mengenai kegiatan bermain game dan juga peran orangtua dalam kegiatan bermain game anak.

Social skills are an important thing for individuals to have social interactions in their environment. Teens who experience online game addiction have previously been researched and shown to have links to social skills. Parental monitoring provided by parents is also proven to have a relationship with adolescent behavior in social interactions. This study involved 208 adolescents in Indonesia aged 12-19 years (M = 16.05, SD = 1.882). The results of this study indicate that there is no significant correlation between online game addiction and social skills, but it was found that there was a significant positive relationship between parental monitoring and social skills. These results indicate that adolescent social skills are not related to adolescent activities playing online games, but are related to parental monitoring children's activities in playing online games. This study opens up opportunities for other research to explore more about playing games and also the role of parents in children's game play activities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Pemakaian internet berlebih dapat menyebabkan kecanduan internet. Kecanduan internet menyebabkan berbagai dampak negatif, salah satunya perkembangan sosial. Perkembangan sosial anak usia sekolah merupakan masa peralihan yang memiliki rasa ketertarikan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecanduan internet dengan perkembangan sosial anak usia sekolah di Kelurahan Makasar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden 287 yang dipilih melalui teknik cluster stratified random sampling. Pengukuran kecanduan internet menggunakan instrumen Internet Addiction Test dan perkembangan sosial anak diukur menggunakan instrumen Social Skill Inventory. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi gamma dan didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna dengan arah korelasi positif dengan kekuataan korelasi kuat antara kecanduan internet dengan perkembanan sosial anak (p value= 0,0001, r= 0,615). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan invoasi untuk edukasi pemakaian internet yang bijak dan menstimulus perkembangan sosial anak dalam proses pembelajaran di rumah atau sekolah.

Excessive use of the internet can cause internet addiction. Internet addiction causes various negative effects, one of which is social development. The social development of school-age children is a transitional period that has an interest in exploring the surrounding environment. This study aims to adhere to the relationship of internet addiction to the social development of school-age children in the Makassar Village. The research design used was cross-sectional with the number of respondents 287 selected through the cluster stratified random sampling technique. Measurements of internet addiction using the Internet Addiction Test instrument and the development of child sosia were measured using the Social Skill Inventory instrument. The results of the study were annotated using the gamma correlation test and the results showed that there was a significant correlation with the direction of the positive correlation with the strong correlation between internet addiction and children's social development (p = 0,0001, r = 0.615). The results of the research are expected to be used as information and investment for educating wise internet usage and stimulating children's social development in the learning process at home or school."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial
"Pengunaan internet saat ini sangat diminati semua kalangan karena bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Internet saat ini penting untuk bidang pendidikan, komunikasi, informasi, bahkan mencari hiburan. Dampak negatif berupa gangguan adiksi pada internet dapat terjadi apabila salah dari cara penggunaan internet. Sebanyak 2% orang dewasa di dunia mengalami gangguan adiksi terhadap internet sedangkan 8,4% remaja laki-laki dan 4,5% remaja perempuan Asia telah mengalami adanya gangguan prilaku akibat adiksi internet. Mahasiswa juga tidak luput dari gangguan ini, terdapat 9,8% mahasiswa yang mengalami adiksi terhadap internet mengalami masalah kognitif, juga 12% mahasiswa kedokteran yang mengalami adiksi internet menunjukan performa akademik dibawah rata-rata. Masalah ini menjadi perhatian diseluruh dunia, namun tidak ada penelitian di Indonesia yang mennjelaskan mengenai kasus adiksi ini. Penelitian cross-sectional ini dilakukan di tiga fakultas kedokteran di Jakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswa pre-klinik sebanyak 189 orang yang dipilih secara acak, kemudian digunakan kuesioner IAT, RSES, SCL-90. Dikelompokan menjadi empat kelompok adiksi lalu diuji RAVLT untuk menilai tingkat kognitif. Dari total responden 56,6% mengalami adiksi ringan, 20,1% adiksi sedang dan mayoritas adalah perempuan, umumnya mengakses media sosial dengan durasi sehari lebih dari enam jam. Didapatkan hubungan yang bermakna antara adiksi internet dengan gangguan kognitif (p=0,00), adiksi internet dengan gejala psikopatologi (p=0,007), dan adiksi internet dengan self-esteem (p=0,002). Sehingga dapat disimpulkan bahwab terdapat hubungan adiksi internet dengan adanya gangguan kognitif, gejala psikopatologi, dan penurunan self-esteem. Screening test dan edukasi mengenai penggunaan internet dibutuhkan untuk mencegah mahasiswa menjadi adiksi.  

The use of the internet is currently very popular among all people because it can be accessed anytime and anywhere. The internet is currently important in the fields of education, communication, information, even entertainment. But the negative impact of addiction disorders on the internet often occur. As many as 2% of adults in the world experience addiction disorders to the internet while in Asia 8.4% male and 4.5% female adolescents have experienced behavioral disorders due to internet addiction. As students there are 9.8% who experience addiction to the internet experiencing cognitive problems, also 12% of medical students who experience internet addiction show academic performance below the average. Its become a worldwide problem but no reasearch in Indonesia describe the followed cases.  This cross-sectional study was conducted in three medical faculties in Jakarta. The research subjects were 189 pre-clinic students randomly selected, then IAT, RSES, SCL-90 questionnaires were used. Grouped into four addiction groups then tested RAVLT to assess cognitive levels. Of the total respondents 56.6% experienced mild addiction, 20.1% were moderate addiction and the majority were women, generally accessing social media with a duration of more than six hours a day. Significant correlation was found between internet addiction and cognitive impairment (p=0.00), internet addiction with psychopathological symptoms (p=0.007), and internet addiction with self-esteem (p=0.002). It can be concluded that there is a correlation between internet addiction and cognitive impairment, psychopathological symptoms, and a decrease in self-esteem. Screening test and education about using of internet are needed to prevent student becoming addicted."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Estrilla Widya Patrichia
"N ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara impulsivitas, parental control, dan adiksi internet pada remaja. Pengukuran impulsivitas menggunakan Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995 , pengukuran adiksi internet menggunakan Internet Addiction Test Young, 1987 , dan pengukuran parental control menggunakan alat ukur Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. Partisipan penelitian merupakan remaja yang berusia dari 12-21 tahun. Pengolahan data dilakukan dengan metode statistika kuantitatif deskriptif dan pearson correlation menggunakan perangkat lunak SPSS 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan hanya 155 responden yang mengalami adiksi internet sesuai data deskriptif total skor IAT, dimana terdapat korelasi positif yang signifikan antara impulsivitas dan adiksi internet pada remaja r 155 = .217, p < .01, one tails. Sedangkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara parental control dan adiksi internet pada remaja r 155 = -.032, p < .01, one tails.

This research was conducted to find out the correlation between impulsivity, parental control and internet addiction among adolescent. Impulsivity was measured by Barratt Impulsiveness Scale Barratt, 1995, while internet addiction was measured by Internet Addiction Test Young, 1987, and parental contol was measure by Parental Control Scale Schaefer Schludermann, 1987. The participant in this research are adolescent with the age range between 12 to 21 years old. Data processing was done by using descriptive statistics and pearson correlation with a software called SPSS 20.
The result from this research shows that only 155 respondents are addicted to internet based on the result of IAT descriptiv statistic's data. From this research the results show that impulsivity positively correlated significantly with internet addiction r 155 .217, p .01, one tails . While parental control doesn't signifivantly have a positive correlation with internet addiction r 155 .032, p .01, one tails.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktarina Rizka Putri
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat apakah keberfungsian keluarga dapat berfungsi sebagai prediktor kecanduan internet pada remaja akhir. Pada penelitian ini, partisipan berjumlah 504 orang yang masuk kedalam kategori remaja akhir, yaitu berusia 18 ndash; 22 tahun. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Internet Addiction Test IAT untuk mengukur kecanduan internet dan Family Assesment Device FAD untuk mengukur keberfungsian dari keluarga yang dipandang oleh partisipan. Kemudian didapatkan hasil bahwa keberfungsian keluarga secara signifikan dapat memprediksi kecanduan internet pada remaja akhir R=,145.

This study has the intent to see whether family functioning predict internet addiction among late adolescents. In this study, participants amounted to 504 people who entered into late adolescent category, namely aged 18 22 years. The measuring tool used in this research are Internet Addiction Test IAT to measure Internet addiction and Family Assessment Device FAD to measure the functioning of the families seen by the participants. Then the results obtained that family functioning can significantly predict internet addiction among late adolescents R ,145."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>