Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anissa Yunda Caesara
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan kontrol diri pada karyawan. Pengukuran menggunakan kuesioner Money Ethic Scale (Tang, 1995) dan Brief Self Control Scale (Tangney, 2004). Responden penelitian berjumlah 177 karyawan yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan negatif antara sikap terhadap uang dan kontrol diri karyawan (r= -0.293, p < 0.01), yang berarti semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan, semakin rendah kontrol diri yang dimilikinya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah perusahaan dapat mengetahui cara untuk meningkatkan kontrol diri karyawannya, demi menunjang performa kerja yang lebih baik.

The purpose of this study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and self-control among employees. Measurement was used Money Ethic Scale (Tang, 1995) and Brief Self Control Scale (Tangney, 2004). In this study, 177 respondents was obtained by accidental sampling technique. The result of this study shows that there is a negative significant correlation between attitude towards money and self-control, which means the higher employee’s attitude towards money is, the lower the self control. The implication of these results was the company can determine the good attitude towards money and self-control that must have by the employees , in order to support better work performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Rindila
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap uang dan kebahagiaan pada karyawan. Sikap terhadap uang diukur dengan Money Ethic Scale oleh Tang (1995), α=0,893 dan kebahagiaan diukur dengan Oxford Happiness Questionnaire oleh Hills dan Argyle (2002), α=0,891. Penelitian ini dilakukan kepada 177 karyawan dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara sikap terhadap uang dan kebahagiaan pada karyawan (r=0,210, p<0,01). Penelitian menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap uang, maka semakin tinggi pula kebahagiaan pada karyawan.

This study aims to seek the correlation between attitudes toward money and employee happiness. Attitudes toward money is measured with Money Ethic Scale (Tang, 1995), α=0,893 and happiness is measured with Oxford Happiness Questionnaire (Hills & Argyle, 2002), α=0,891. Data were collected from 177 employees with accidental sampling. The result of this study shows that there is positive significant correlation between attitudes toward money and employee happiness, which is the more positive attitudes toward money of employees, the higher of happiness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Diva Asriani
"Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan integritas pada karyawan. Pengukuran menggunakan kuesioner Money Ethic Scale (Tang, 1995) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.893 dan kuesioner Integrity Scale (Schlenker, 2008) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.854. Partisipan berjumlah 177 karyawan yang bekerja di perusahaan di daerah Jabodetabek, memiliki tingkat pendidikan minimal SMA, dan berusia 21-55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan integritas (r = -0.238, p < 0.01), artinya semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan maka semakin rendah integritas yang dimilikinya.

The purpose of this study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and integrity among employees. The measurements used were Money Ethic Scale (Tang, 1995) that has cronbach alpha coefficient of 0.893 and Integrity Scale (Schlenker, 2008) that has cronbach alpha coefficient of 0.854. Participants were 177 employees working in companies located in Jabodetabek areas, minimum educational level of Senior High School, and aged 21-55 years old. The result of this study showed that there was a negative significant correlation between attitude towards money and integrity (r = -0.238, p < 0.01), meaning that the higher employee’s attitude towards money, the lower the integrity.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58621
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Prakoso
"Penelitian ini didasari oleh fenomena pentingnya menabung, akan tetapi tingkat menabung di Indonesia masih rendah. Menabung memiliki dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi, individu, maupun organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan hubungan antara sikap terhadap uang dan sikap terhadap menabung. Pengukuran sikap terhadap uang menggunakan Money Ethic Scale dari Tang (1995), sedangkan pengukuran sikap terhadap menabung menggunakan Attitude Toward Saving Scale (Furnham dan Goletto-Tankel, 2002). Responden sebanyak 187 karyawan di daerah Jabodetabek diperoleh melalui teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (r= .201, p <.01), yang berarti terdapat hubungan signifikan antara sikap terhadap uang dan sikap terhadap menabung. Hal ini menunjukkan semakin tinggi skor sikap terhadap uang seseorang maka semakin positif sikap terhadap menabungnya. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah diharapkan karyawan dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik, salah satu caranya dengan menabung.

This study was based on the phenomenon of the importance of saving money, but the level of saving in Indonesia is still low. Saving money had a positive impact on economic development, individuals, and organizations. This study aimed to explain the relationship between attitudes toward money and attitude towards saving. Measurement of attitude towards money was using Tang’s Money Ethic Scale (1995), and the attitude towards saving was using Attitudes Towards Saving Scale (Furnham and Goletto-Tankel, 2002). Respondents counted 187 employees located in the Greater Jakarta Area are obtained through accidental sampling technique. The results showed that the null hypothesis is rejected (r = .201, p <.01), which means there was a significant relationship between attitudes towards money and attitude towards saving. That means, the higher someone attitude towards money score, so will be more positive their attitude towards saving. The implications of this study is expected to employees can manage their finance better, one of the way by saving.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustina
"Penelitian ini didasari oleh fenomena besarnya kemungkinan seseorang keluar dari perusahaan (turnover) karena faktor uang. Perilaku turnover memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan turnover intention pada karyawan. Pengukuran menggunakan alat ukur Money Ethic Scale (Tang, 1995) dan Turnover Intention Scale (Mobley, Horner & Hollingsworth, 1987). Responden berjumlah 117 karyawan yang berlokasi di daerah Jabodetabek yang diperoleh melalui teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null penelitian diterima (r= .075, p >.05), yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang dengan turnover intention. Artinya, uang bukan menjadi alasan utama seseorang berniat untuk keluar dari perusahaan, namun terdapat faktor–faktor penyebab lainnya. Implikasi dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengevaluasi kembali kepuasan kerja karyawannya untuk mengantisipasi adanya turnover.

This study is based on the phenomenon of the great possibility someone came out of the company (turnover) because of money. Turnover behavior has a negative impact on the company. This study aims to gain insight about the relationship between attitudes toward money and employee turnover intention. The measuring instruments of this study are Money Ethic Scale (Tang, 1995) and Turnover Intention Scale (Mobley, Horner & Hollingsworth, 1987). A number of 117 employees located in Jabodetabek area are obtained through accidental sampling technique.
The results of this study showed that the null hypothesis is accepted (r = .075, p> .05), which means that there is no significant relationship between attitudes toward money and turnover intention. That means, attitude towards money is not the main reason a person intends to leave the company, but there are other factors. By the implications of this study, company can be expected to re-evaluate their employee job satisfaction in anticipation of their turnover.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freisty Yuwika
"Tingginya tingkat property theft (dikenal dengan nama korupsi) )yang dilakukan oleh pegawai pemerintahan di Indonesia mengakibatkan negara mengalami kerugian hingga triliunan rupiah, sayangnya, masih sangat sedikit penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara conscietiousness, kontrol diri, dan sikap terhadap property theft dengan kohesi sosial sebagai moderator. Penelitian dilakukan terhadap 258 pegawai di sebuah institusi pemerintahan Indonesia dengan metode survey menggunakan kuesioner. Pengukuran sikap terhadap property theft menggunakan cara baru berupa skenario.
Hasil analisis moderated multiple-regresi menujukkan bahwa conscientiousness dan kontrol diri memiliki hubungan negatif dengan sikap terhadap property theft (βcons = -.196, p<0,05), (βkontrol = -.241, p<0,01), Selain itu, kohesi sosial secara signifikan memoderasi hubungan antara kontrol diri dan sikap terhadap property theft (βkohesi x kontrol = -.148, p>0.01).

The high level of property theft (known as corruption) committed by government employees in Indonesia resulted in losses up to trillions of rupiah, unfortunately, there is very little research conducted in Indonesia in relation to this topic. This study aimed to examine whether there is a relationship between conscietiousness, self-control, and attitude toward property theft with social cohesion as moderator. The data was gather from 258 public employees of Indonesia‘s government institution with a survey method using a questionnaire. Measurement attitude towards property theft using a new way in the form of scenarios.
Results of moderated multiple-regression analysis showed that conscientiousness and self-control have a negative relationship with attitude toward property theft (βcons = -.196, p<0,05), (βcontrol = -.241, p<0,01). In addition, social cohesion is significantly moderated the relationship between self-control and attitudes towards property theft (βcohession x control = -.148, p>0.01)
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T42933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Shinta Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara sikap terhadap uang dan organizational citizenship behavior (OCB) berdasarkan status karyawan. Pengukuran sikap terhadap uang menggunakan alat ukur Short Money Ethic Scale (Tang, 1995) dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.798 dan pengukuran OCB menggunakan OCB Scale (Podsakoff, 1990) dengan koefisien reliabilitas cronbach alpha sebesar 0.875. Responden berjumlah 215 karyawan yang terdiri dari 115 karyawan tetap dan 100 karyawan tidak tetap yang memiliki karakteristik bekerja di perusahaan yang berlokasi di daerah Jabodetabek, dan berusia 21-55 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan OCB (r=0.192, p<0.05) pada karyawan tetap, dan terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap uang dan OCB (r=0.214, p<0.05) pada karyawan tidak tetap. Artinya semakin tinggi sikap terhadap uang karyawan maka semakin rendah OCB yang dilakukan.

The purpose of study was to find out if there is a correlation between attitude towards money and organizational citizenship behavior (OCB). Attitude towards money was measured with Money Ethic Scale (Tang, 1995) that has cronbach alpha coefficient of 0.798 and OCB was measured with OCB Scale (Podsakoff, 1990) that cronbach alpha coefficient of 0.875. Respondences were 215 employees, which is 115 permanent employees, and 100 non-permanent employees. Employees working in companies located in Jabodetabek areas and aged 21-55 years old. The result of this study showed that there was a positive significant correlation between attituide towards money and OCB (r=0.192, p<0.05) among permanent employees and there was a positive significant correlation between attitude towards money and OCB (r=0.214, p<0.05) among non-permanent employee. This result means that the higher employee’s attitude towards money is the higher the OCB.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58712
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esteria Guretty
"Remaja merupakan transisi perkembangan dari anak-anak menuju ke fase dewasa. Ketidakmatangan remaja seringkali menjebak mereka dalam kasus-kasus yang merugikan dirinya seperti seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, kekerasan dan lain sebagainya. Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menahan impuls untuk menghindari perilaku beresiko dan memperoleh kesenangan jangka panjang. Salah satu hal yang menentukan kontrol diri seseorang adalah keterlibatan ayah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan kontrol diri pada remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk domain afektif dan Father Involvement Scale (FIS) untuk domain perilaku (Finley & Schwartz, 2004), sedangkan kontrol diri menggunakan Kontrol Diri Scale (SCS, Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 170 orang remaja berusia 12-20 tahun di Jakarta, Depok, dan Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kontrol diri pada domain afektif, sedangkan pada domain perilaku tidak ditemukan hubungan yang signifikan.

Adolescence development is the stage from children to adult. Adolescent immaturity often made them trapped in cases that adverse themselves, such as free sex, drug use, violence, and etc. Self-control is the ability to resist impulses of risky behaviors and gain long-term pleasure. One important thing that determines a person's self-control is father involvement. This study was conducted to examine the relationship between father involvement and self-control in adolescents. Measurements performed using Nurturant Fathering Scale (NFS) for the affective domain and the Father Involvement Scale (FIS) for the behavior domain (Finley & Schwartz, 2004). To measure self-control, this study used Self-Control Scale (SCS, Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). The sample participated in this research were 170 adolescents aged 12-20 years old in Jakarta, Depok, and Bekasi. The results showed a significant correlation between father involvement and self-control in the affective domain, while the behavior domain had no significant relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Fadhilah
"Financial literacy merupakan pengetahuan tentang keuangan yang berguna untuk membuat keputusan keuangan. Ditambah lagi, faktor motivasi berupa attitude toward money yang dimiliki individu membuat ia lebih terdorong untuk mempelajari financial literacy. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara attitude toward money dan financial literacy. Pengukuran attitude toward money menggunakan alat ukur Money Ethic Scale (MES) yang dikembangkan oleh Tang (1995) dan telah diadaptasi oleh Caesara (2014). Sedangkan untuk mengukur financial literacy, peneliti menggunakan alat ukur literasi keuangan yang dikembangkan oleh Chen dan Volpe (1998) yang telah dimodifikasi dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Irwan (2019). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial. Dari 156 partisipan dewasa muda, ditemukan adanya hubungan positif signifikan antara attitude toward money (M = 40.13, SD = 3.324) dan financial literacy (M = 8.74, SD = 2.280), rs (156) = .146, p < .05, one-tailed. Hasil dari penelitian ini memberikan manfaat teoritis terhadap bidang riset psikologi konsumen sekaligus saran kepada dewasa muda untuk memahami pentingnya sikap terhadap keuangan dalam peningkatan meningkatkan financial literacy individu.

Financial literacy is knowledge about finance that is useful for making financial decisions. In addition, the motivational factor in the form of an individual's attitude toward money makes him more motivated to study financial literacy. This research is a quantitative research with a correlational design that aims to determine the relationship between attitude toward money and financial literacy. Measuring attitude toward money uses the Money Ethic Scale (MES) measurement tool developed by Tang (1995) and has been adapted by Caesara (2014). Meanwhile, to measure financial literacy, researchers used a financial literacy measurement tool developed by Chen and Volpe (1998) which has been modified and adapted into Indonesian by Irwan (2019). Data collection was carried out by distributing questionnaires online through social media. From 156 young adult participants, it was found that there was a significant positive relationship between attitude toward money (M = 40.13, SD = 3.324) and financial literacy (M = 8.74, SD = 2.280), rs (156) = .146, p < .05, one-tailed. The results of this study provide theoretical benefits to the field of consumer psychology research as well as suggestions for young adults to understand the importance of attitudes towards finance in increasing individual financial literacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Salma Hanifaa
"Perkembangan teknologi secara cepat pada saat ini, memunculkan banyak perusahaan startup di Indonesia. Budaya kerja pada perusahaan startup dapat menyebabkan karyawan mengalami stres kerja. Ketika karyawan mengalami stres kerja dapat berdampak pada kualitas tidur yang dialaminya. Salah satu hal yang dapat membantu menjaga dampak stres kerja terhadap kualitas tidur adalah kontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kualitas tidur, dan peran kontrol diri sebagai moderator pada karyawan perusahaan startup di Jabodetabek. Partisipan penelitian ini berjumlah 150 karyawan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Job Stres Survey (JSS), dan Self Control Scale (SCS). Berdasarkan analisis statistik moderasi, hasil penelitian menemukan bahwa model statistik signifikan (p<.05) dengan 16.18% skor kualitas tidur dijelaskan oleh stres kerja dan kontrol diri. Stres kerja (β=.1691, t(146)=4.4491, p<.05) dan kontrol diri (β=-.0633, t(146)=-2.6081, p<.05) berhubungan dengan kualitas tidur karyawan secara signifikan. Hasil analisis moderator menunjukkan, kontrol diri tidak ditemukan memoderatori hubungan stres kerja dengan kualitas tidur karyawan (β=.0047, t(146)=1.1392, p>.05). Hasil temuan dari penelitian menjelaskan kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh stres kerja dan kontrol diri.

The rapid development of technology at this time, gave rise to many startup companies in Indonesia. Work culture at startup companies can cause employees to experience work stress. When employees experience job stress can have an impact on the quality of sleep they experience. One of the things that can help maintain the impact of job stress on sleep quality is self control. This study aims to determine the relationship between job stress and sleep quality, and the role of self-control as a moderator in startup company employees in Jabodetabek. The number of participants in this research was 150 employees. Measuring instruments used in this study were the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Job Stress Survey (JSS), and Self Control Scale (SCS). The results found that the statistically significant model (p <.05) with 16.18% sleep quality score was explained by job stress and self control. Job stress (β=.1691,t(146)=4.4491, p<.05) and self-control (β=-.0633,t(146)=-2.6081,p<.05) correlate significantly with employee sleep quality. The results of the moderator's analysis showed that self control was not found to moderate the relationship of job stress with the sleep quality of employees (β=.0047,t(146)=1.1392,p<.05). The findings of the study explain the quality of sleep can be influenced by work stress and self control.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>