Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174386 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bella Jaya
"Jurnal ini membahas tentang puisi yang bertemakan seorang ibu, yaitu puisi Eomma Keokjeong karya Gi Hyeong Do yang ditinjau dari diksi dan makna yang terdapat di dalam puisi tersebut. Seperti yang kita ketahui, sebagian besar orang di Indonesia hanya menyoroti budaya modern Korea, seperti K-Pop, drama Korea, film Korea, dan lain sebagainya. Akan tetapi, belum banyak orang yang mengetahui tentang kesusastraan Korea, salah satunya adalah puisi Korea. Puisi di Korea dinilai sebagai karya sastra penting yang mampu menunjukkan nilai sejarah, budaya, kepercayaan masyarakat, dan sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai salah satu puisi Korea yang kurang disoroti oleh masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah puisi Eomma Keokjeong memiliki kata-kata yang sederhana, namun jika ditelaah lebih dalam lagi, adanya hubungan yang erat antara diksi yang dipilih oleh penyair dengan makna lugas maupun makna utuh yang terkandung di dalam puisi tersebut sehingga pembaca akan mengerti pesan yang ingin disampaikan oleh penyair.

This journal elaborated a mother-themed poem entitled Eomma Keokjeong written by Gi Hyeong Do, through observing the diction and the meaning contained inside the poem. As we know, nowadays the majority of people in Indonesdia spotlight the modern Korean culture only, such as Korean Pop, Korean dramas, Korean films etc. However, only few people know Korean literatures, such as Korean poems. In Korea, poem is considered as a valuable literary work which could manifest historical values, culture, folk belief etc. The objective of this research was to provide an in-depth assessment on a Korean poem which is not brought yet into spotlight in Indonesdian society. This research applied a qualitative method. The result showed that the poem Eomma Keokjeong used simple words but if observed further, the reader will comprehend the message that the author intented to deliver due to the fact that the diction used by the author described very well the meaning inside the poem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ika Mustikawati
"Jurnal ini membahas tentang diksi dan makna yang terdapat dalam puisi berjudul Yet Noteueso karya Jang Seok Nam yang bertemakan rasa rindu terhadap masa lalu. Puisi ini menceritakan tentang pria yang rindu terhadap wanita di masa lalunya. Awalnya pria ini mengingat kembali pelukan wanita di masa lalunya. Lalu ia memulai usahanya untuk melepaskan rasa rindunya terhadap wanita tersebut. Rasa ragu juga sering muncul dalam hatinya. Sayangnya, wanita ini tidak menyadari akan kerinduan yang dirasakannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai rasa rindu yang ingin disampaikan oleh penyair melalui puisi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif serta mengumpulkan sumber data terkait dengan objek penelitian berdasarkan studi kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini adalah ekspresi rindu yang diungkapkan oleh penyair tidak dijelaskan secara nyata melalui kata-kata karena kata yang berhubungan dengan perasaan rindu dalam puisi ini hanya berjumlah dua kata. Ekpresi rindu disampaikan melalui usaha-usahanya dalam menggapai wanita di masa lalunya. Pada akhirnya, pria ini memutuskan untuk tetap di sisi wanita itu dan tetap memperjuangkannya.

This journal discussed about the diction and meaning that contained in a poem entitled Yet Noteueso written by Jang Seok Nam and had a theme about yearning to the past. This poem depict about a man who yearning for his ex-girlfriend. At the beginning, this man remembered an embrace from his woman in the past and then he began to relieve his feeling towards the woman eventough doubtness often comes to his heart. Sadly, this woman didn’t even realize about his feeling.
The objective of this research is to elaborate the yearning feeling of a man that the writer wanted to conveyed through the poem. This research conduct a descriptive qualitative method and study of literature from related data.
Results from this study is the expression of yearning which depicted by the writer is not explained well through words because there were only two words that related with yearning feeling. His yearning feeling towards her conveyed through his efforts in order to get to her heart. In the end, this man decided to stay by her side and kept trying to fight for her.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lika Yuliana Kelly
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tema pada salah satu puisi modern Korea yaitu puisi kitbal karya Yoo Chihwan ditinjau dari diksi dan latar historis. Yoo Chihwan merupakan penyair puisi modern Korea yang terkenal sampai dengan saat ini. Karya Yoo Chihwan adalah puisi Kitbal. Puisi Kitbal merupakan salah satu puisi pertama yang dibuat oleh Yoo Chihwan pada tahun 1939 disaat Korea dijajah oleh Jepang. Kondisi bangsa Korea pada saat itu dan harapan bangsa Korea terhadap bangsanya digambarkan dalam puisi Kitbal. Yoo Chihwan menggunakan diksi yang sederhana namun memiliki makna yang dalam serta menggunakan simbol dalam puisinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengacu pada pendapat ahli dari penelian terdahulu mengenai analisis puisi Kitbal. Melalui analisis diksi dan latar historis, dapat diketahui tema puisi Kitbal karya Yoo Chihwan adalah tema patriotisme.

This paper is aimed to examine theme of one of modern Korean poerty is Kitbal which made by Yoo Chihwan in terms of diction and historical background. Yoo Chi Hwan is a modern Korean poet that famous until now. His poem which will be examine in this paper is Kitbal. Kitbal is one of the first poem made by Yoo Chihwan in 1939 when Korea was colonized by Japan. Condition at the time of the Korean people and Korean people?s expectations of the nation depicted in the Kitbal poem. Yoo Chihwan uses simple diction but has a deep meaning and uses symbol in his poem. This paper used qualitative research methods and refers to the expert opinion of previous research on the analysis of Kitbal poem. Through analysis of diction and historical background, we can know the theme of the Kitbal poem which made by Yoo Chihwan is patriotism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anadya Demy Putri
"Pada masa pendudukan Jepang (1910-1945), masyarakat Korea mengalami penderitaan yang berat akibat pengekangan yang dilakukan pemerintah kolonial Jepang dengan berbagai cara. Selama masa pendudukan Jepang tersebut, banyak karya sastra yang lahir, salah satunya adalah puisi Dak karya Yun Dong-ju. Puisi ini ditulis pada tahun 1936 dan menggunakan diksi-diksi simbolik yang ironis sehingga menyiratkan keresahan yang dirasakan penyair mengenai kehidupan masyarakat Korea yang terkekang saat pendudukan Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan interpretasi puisi Dak karya Yun Dong-ju. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan semiotika dengan mengacu pada teori Michael Riffaterre. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik studi pustaka. Kemudian data-data yang terkumpul diolah dengan menggunakan teknik analisis data secara kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam puisi Dak penyair banyak menggunakan diksi-diksi simbolik seperti ‘ayam’, ‘langit’, dan ‘kandang’. Diksi-diksi tersebut merepresentasikan masyarakat Korea dan kondisi kehidupan mereka yang pada masa itu tidak memiliki kebebasan di tanah air sendiri.

During the Japanese occupation (1910-1945), the Korean people experienced severe suffering due to the restraints carried out by the Japanese colonial government in various ways. During the Japanese occupation, many literary works were born, one of which is the poem Dak by Yun Dong-ju. This poem was written in 1936 and used ironic symbolic dictions to convey the anxiety the poet feels about the life of the Korean people who were confined during the Japanese occupation. This study aims to describe the interpretation of Yun Dong-ju's poem Dak. In this study, the author uses a semiotic approach with reference to Michael Riffaterre's theory. This research uses descriptive analysis method with a qualitative approach. Data collection is done by using literature study techniques. Then the collected data is processed using qualitative data analysis techniques. The results of the research show that in Dak's poetry the poet used a lot of symbolic dictions such as 'chicken', 'sky', and 'cage'. These dictions represent Korean people and their living conditions who at that time did not have freedom in their own homeland.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Renita
"Jurnal ini membahas tentang puisi Arab al-Ta’syīrah karya Hisyam al-Jakh. Puisi tersebut pernah dibacakan oleh penyair yang memperoleh juara dua di salah satu acara televisi Abu Dhabi Prince of Poets pada tahun 2011. Metodologi yang digunakan adalah metode kepustakaan. Teori yang digunakan untuk mengungkapkan bentuk adalah teori strukturalis Abrams yaitu pendekatan objektif. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis makna puisi adalah menggunakan teori semiotik bidang isotopi oleh Greimas. Berdasarkan analisis struktur terdapat keunikan fisik berupa tipografi, pungtuasi, diksi dan rima. Keunikan fisik utama yaitu judul puisi yang pendek dengan larik yang panjang. Selain itu, keunikan pungtuasi yang mengindikasikan puisi al-Ta’syīrah merupakan puisi kontemporer. Setelah analisis struktur terdapat sebuah tema yaitu nasionalisme Arab. Nasionalisme Arab yang dinginkan penyair adalah kesatuan keseluruhan bangsa Arab bukan dibatasi dengan jarak dan sekat-sekat geografis. Hal ini menunjukkan bahwa nasionalisme Arab yang diharapkan penyair merupakan keadaan kontadiktif dengan kenyataan yang ada- kenyataan saat ini bahwa bangsa Arab telah tersekat melalui bentuk negara.

This journal analyzes Arabic poem al-Ta’syīrah by Hisyam al-Jakh. This poem had been read by Hisyam al-Jakh in one of television program of Abu Dhabi Prince of Poets on 2011. The method that used in the research is library research. The teory that used to analyze the structure is stucturalis Abrams-objective approach. Theory that used to analyze the meaning is semiotic-isotope field by Greimas. According to analysis of structure, shown uniques physical there are typography, pungtuate, diction and ryhme. The prime unique physical is title of poetry short with a long line. Beside, unique pungtuate indicates poem al-Ta’syīrah is contemporary poet. After analyzing a structure there is a theme- Arab nationalism. Arab nationalism that poet wish is unity all Arab nation doesn’t limit by distance and geography boundary. This is shown that Arab nationalism brought by poet is contradiction with fact in Arab nation now days- the fact that arab nation has confine with nation state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Tsurayya Afifah
"Skripsi ini membahas antologi puisi karya Han Yong-un, salah satu dari 33 orang yang memimpin perjuangan kemerdekaan pada tahun 1919, yang berjudul "Nim-ui Chimmuk" yang terbit tahun 1926. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan desain deskriptif. Makna Nim yang merupakan sebuah simbol, dapat diartikan sebagai "kekasih", "Tuhan", atau "Kemerdekaan".
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Nim lebih tepat diinterpretasikan sebagai ?Kemerdekaan Korea?, dan puisi ini memiliki pesan tersirat untuk membangkitkan semangat rakyat Korea untuk tidak menyerah dalam mengejar kemerdekaan Korea setelah usaha mereka gagal dan membawa mereka ke dalam depresi dan keputusasaan.

This study focused on deeper meaning of Nim-ui Chimmuk, a poem anthology created and released in 1926 by Han Yong-un who was also one of 33 patriots leading Korea‟s independence movement. This study is qualitative descriptive. Nim, as a symbol, can be interpreted as "lover", "God
, or "independence".
The conclusion is that the meaning of Nim is best to be interpreted as "Korea`s independence", as well as this poem anthology was made to give spirit and hope to Korean people to keep struggling in achieving their independence."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Aviantara
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan makna yang terkandung dalam puisi berbahasa Belanda ‘Mijn Muze’ karya Marion Bloem. Penelitian kualitatif ini memakai pendekatan semiotik struktural Riffaterre yang menitikberatkan pada penggunaan gaya bahasa. Data dalam penelitian ini ialah teks puisi berbahasa Belanda ‘Mijn Muze’ yang diperoleh dari situs resmi penyair, yakni marionbloem.nl. Teks puisi ini dikaji melalui analisis ketidaklangsungan makna, pembacaan heuristik dan hermeneutik untuk mendapatkan makna puisi secara utuh. Penelitian ini menemukan bahwa gaya bahasa metafora dan kontradiksi dipakai secara dominan oleh penyair dalam penyampaian makna puisinya, yaitu penggambaran sosok oma dari sang penyair yang berdarah Belanda-Indo yang telah kehilangan kekuatannya.

The aim of this research is to explain the meaning behind the Dutch poem 'Mijn Muze' by Marion Bloem. This qualitative research used Riffaterre’s structural semiotic approaching that focusing on the literary style that used in this poem. The analytical data consists of texts from the Dutch poem 'Mijn Muze' which was acquired from the poet's official website, marionbloem.nl. The poem is studied based on the indirectly meaning way, heuristic reading, and hermeneutic reading that used in order to get the meaning of the poem. This research found that the poet used metaphors and contradiction dominantly to deliver the meaning behind the poem. The meaning of the poem 'Mijn Muze' is about the portrayal of the poet’s Dutch-Indonesian grandmother who lost her strength.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Triana
"Jurnal ini membahas mengenai makna bunga dalam puisi Sanyunhwa hasil karya Kim Sowol dan puisi Kkot yang ditulis oleh Kim Chunsu. Di Korea, ada banyak puisi yang menggunakan kata bunga dalam bahasa puisinya, namun interpretasi makna bunga dalam setiap puisi-puisi tersebut berbeda. Begitu pula dengan kedua puisi ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membandingkan makna bunga yang terdapat dalam kedua puisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik puisi.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara makna bunga dalam kedua puisi terlepas dari perbedaan penulis dan latar belakang waktu penulisan. Dalam puisi Sanyuhwa makna bunga yang dimaksud adalah bunga sebagai tumbuhan namun dalam puisi Kkot, makna bunga yang dimiliki adalah sebagai kiasan. Hasil ini didapatkan berdasarkan analisis dengan menggunakan teori relasi makna dan medan makna.

This paper explains about the meaning of flower in a poetry entitled Sanyuhwa by Kim Sowol and a poetry entitled Kkot written by Kim Chunsu.In Korea, there are many poetries that use „flower‟ word for the lyrics, but with different interpretation in every poetry. So do these two poetries. The purpose of this research is to analyze and compare the meaning of "flower" between two poetries. The method of this research is qualitative methods approached with intrinsic and extrinsic theory related to poetry.
The result of this result is that there is a difference in the meaning of flower between Sanyuhwa and Kkot regardless both poetries are written by two different poets and both poetries are made from different time. In Sanyuhwa, the meaning of flower is the real flower as a plant but in Kkot, the meaning of flower is only metaphor. The result is from analyze based on semantic relations and semantic fields theory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karamina Putri Ananda
"[ABSTRAK
Jurnal ini membahas gaya bahasa yang digunakan Kang Se Hyeong dalam cerita Jadong Panmegi dan Aiseukerim dalam buku kumpulan esai yang berjudul Naneun Ajik Eoreuni Dwereomyeon Meorotda. Kang Se Hyeong menggunakan gaya bahasa yang unik dalam ceritanya. Gaya bahasa yang akan dibahas adalah gaya bahasa simile dan gaya bahasa repetisi. Gaya bahasa ini juga memberikan efek tertentu kepada pembaca. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan penjabaran deskriptif dan analisis stilistik. Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh, didapatkan kesimpulan bahwa gaya bahasa repetisi dan simile yang digunakan Kang Se Hyeong selain dapat memberikan nilai keindahan juga dapat memberikan efek penekanan yang dapat membuat pembaca tertarik dengan ceritanya.

ABSTRACT
This journal discusses about the language style of story entitled Jadong Panmegi and Aiseukerim written by Kang Se Hyeong from his essay collection entitled Naneun Ajik Eoreuni Dwereomyeon Meorotda. Kang Se Hyeong used three kind of language style on her story. The style that will be discussed in this research is the simile style and stylistic repetition. This kind of language style also gives certain effect to the reader. In this research, writer will uses qualitative method with descriptive elaboration and stylistic analysis. From the analysis, this research concludes that the language style used in Kang Se Hyeong?s stories not only shows the value of beauty but also gives effect that can make the reader interested with the story., This journal discusses about the language style of story entitled Jadong Panmegi and Aiseukerim written by Kang Se Hyeong from his essay collection entitled Naneun Ajik Eoreuni Dwereomyeon Meorotda. Kang Se Hyeong used three kind of language style on her story. The style that will be discussed in this research is the simile style and stylistic repetition. This kind of language style also gives certain effect to the reader. In this research, writer will uses qualitative method with descriptive elaboration and stylistic analysis. From the analysis, this research concludes that the language style used in Kang Se Hyeong’s stories not only shows the value of beauty but also gives effect that can make the reader interested with the story.]"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>