Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurlaelah
"Treadmill merupakan salah satu tindakan untuk mengevaluasi kemampuan kapasitas fungsional jantung pada pasien Penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi musik instrumentalia terhadap tekanan darah dan nadi pada pasien Penyakit Jantung Koroner saat fase recove1y pasca tindakan treadmill. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pre and post test with control group desaign dan pendekatan analitik komparatif numerik. Jumlah sampel 30 pasien (15 kelompok kontrol dan 15 kelompok intervensi). Analisis data menggunakan independent test, paired t test, chi square, ANOVA.
Hasil penelitian pada uji independent test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sebelum dan setelah fase recove1y (nilai p= 0,0001). Faktor konfounding yang berpengaruh terhadap tekanan darah dan nadi adalah Diabetes melitus (p value < 0,05) menunjukkan bahwa variabel tersebut secara signifikan mempengaruhi waktu pengembalian tekanan darah dan nadi. Rekomendasi penelitian ini digunakan untuk intervensi keperawatan dalam membantu mengembalikan tekanan darah dan nadi seperti sebelum latihan setelah fase recovery.

Treadmill is one of the treatment to evaluate the ability of the heart functional capacity in patients with coroner heart disease. This study aims to determine the effect of instrumental music therapy to blood pressure and pulse in coronmy heart disease patients during the recovery phase after treadmill. The design that used to is a quasi-experiment vvith pre and post test with control group desaign comparative numerical and analytical approaches. Total of sample are 30 patients (I 5 control group and 15 intervention group). Analysis of the data using independent test, paired t test, chi square, ANOVA.
The results of the research on independent test showed that there were significant differences in blood pressure, pulse, before and after the recovery phase in both groups (p value = 0.0001). Confounding factors influential to blood pressure and pulse are Diabetes mellitus (value p < 0, 05) indicates that the variables significantly influence the time of return of the time blood pressure and pulse. The recomendations of this study are used for nursing inten, entions un the formating decrease blood pressure and pulse before exercise after recovery phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sila Dewi Anggreni
"Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung yang diakibatkan oleh menurunnya suplai darah ke otot jantung yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Penyakit ini akan mempengaruhi arteri koroner yang memberi suplai darah, oksigen dan nutrisi ke otot miokardium. Infark miokard merupakan nekrosis dari miokard yang terjadi akibat insufisiensi aliran darah lewat koroner tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen. Untuk mencapai proses penyembuhan dan pemulihan yang baik pada pasien infark miokard perlu adanya manajemen nyeri yang tepat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh terapi musik terhadap tingkat persepsi nyeri pada pasien infark miokar di RS. Dr. M. Djamil Padang.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperiment, khususnya non-equivalent control group dengan pre dan post test. Sampel berjumlah 30 orang (15 orang kelompok intervensi yang diberikan terapi penurun nyeri ditambah terapi musik yang diberikan selama 3 hari dan 15 orang kelompok kontrol yang hanya diberikan terapi penurun nyeri, yang diambil dengan metode non probability sampling jenis consecutive sampling. Evaluasi tingkat nyeri dilakukan setiap hari baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol.
Hasil penelitian diperoleh adanya penurunan tingkat nyeri setiap harinya, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Penurunan yang lebih besar terjadi pada kelompok intervensi (p=0,000), artinya terapi musik pada pasien infark miokard dapat berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri. Pada penelitian ini karakteristik umur, jenis kelamin dan pengalaman nyeri tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri pasien infark miokard. Rekomendasi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam menangani nyeri pada pasien infark miokardan perlu adanya penelitian lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan waktu penelitian yang lebih lama agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Coroner heart diseases is a heart sickness which is caused by decreasing blood of supply to cardiac muscle that happening of imbalance between supplies and oxygen needs. This disease will effect the artery coronary which provide blood supply, oxygen and nutrition to myocardium muscle. Infark miokard is necrosis from miokard that happened because of insufficiency blood stream through coroner can not fulfill oxygen needs. To reach good curative process and curing at patient with infark miokard, it needs good pain management. The research a purpose is to identifying the effect of music therapy on the level of pain perception with infark miokard at Dr. M. Djamil Hospital in Padang.
This research used a quasi experiment design by control group approach with pre and post tested. Research has been done at Dr. M. Djamil Hospital Padang. 30 samples of patient with infark miokard divided into 2 groups, 15 people of intervention group which were given by pain degradation therapy and music therapy and 15 people of control group which were only given by pain degradation therapy, taking sample by non probability sampling type of consecutive sampling.
Statistic test result of dependent t-test indicated that there was meaning difference between pain degradation at group which was given by music therapy and pain degradation at group which was not given by music therapy before and after intervention. This research of age characteristic, gender and pain experience don't have an effect on pain level degradation of patient with infark miokard. The research concluded that degradation on pain perception level of patient with infark miokard was higher at group which was given by music therapy Recommendation of this research result, music therapy has to be applied as one of nursing intervention on handling pain of patient with infark miokard and it is important to be done a continue research which has more specific sample criterion and longer research to get better research result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Junaeni
"Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia. Faktor risiko yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah adalah gaya hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres. Upaya pengendalian tekanan darah dapat dilakukan secara non-farmakologis dengan menerapkan teknik relaksasi terapi musik. Metode yang digunakan adalah asuhan keperawatan keluarga dan analisis kasus mulai dari tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi. Evaluasi tindakan dilihat dari pemenuhan lima tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, di dalam teori keperawatan keluarga. Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Ibu E, didapat masalah kesehatan terjadi pada Ibu E yang memiliki penyakit hipertensi sejak 2021 dan tidak rutin minum obat. Kebiasaan makan pada Ibu E masih suka makan makanan yang berlemak, bersantan, dan asin-asin. Masalah keperawatan utama yang muncul adalah manajemen kesehatan diri tidak efektif. Sebelum dilakukan intervensi, tekanan darah Ibu E 150/100 mmHg dan setelah dilakukan intervensi dengan penerapan terapi musik selama 6 kali, tekanan darah Ibu E mengalami penurunan dengan dibuktikan dari hasil pengukuran tekanan darah pada hari keenam pemberian intervensi tekanan darah menjadi 114/76 mmHg dan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik sebesar 9.50 mmHg dan diastolik sebesar 6.67 mmHg. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah penerapan intervensi terapi musik. Teknik relaksasi terapi musik juga memba

Hypertension is still a major problem in Indonesian society. The risk factors that influence an increase in blood pressure are an unhealthy lifestyle, lack of physical activity, and stress. Efforts to control blood pressure can be done non-pharmacologically by applying the relaxation music therapy. The method used is family nursing care and case analysis from the assessment stage to the evaluation stage. Evaluation of actions is seen from the fulfillment of the five family health tasks accordingto Friedman, in family nursing theory. Based on the results of the assessment in Mrs. E’sfamily, it was found that health problems occurred in Mrs. E who had hypertension since 2021 and not taking medication regularly. Eating habits in Mrs. E’s family still like to eat fatty, coconut milk, and salty foods. The main nursing problem that arises is ineffective self-health management. Before the intervention, Mrs. E’s blood pressure was 150/100 mmHg and after the intervention with the application of music therapy for 6 times, Mrs. E’s blood pressure decreased as evidenced by the results of blood pressure measurements on the sixth times of giving blood pressure interventions to 114/76 mmHg and an average decrease in systolic blood pressure by 9.50 mmHg and diastolic by 6.67 mmHg. The research results indicate a decrease in blood pressure after intervention music therapy. The relaxation techniques music therapy also help reduce stress. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyimas Heny Purwati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap tingkat nyeri anak usia prasekolah yang dilakukan pemasangan infus. Penelitian ini menggunakan studi quasi eksperimen dengan rancangan Nonequivalent control group, after only design. Terapi musik diberikan 5 menit sebelum pemasangan infus sampai 5 menit sesudah pemasangan infus. Terdapat perbedaan tingkat nyeri yang signifikan antara anak usia prasekolah yang diberikan terapi musik dengan anak usia prasekolah yang tidak diberikan terapi musik saat dilakukan pemasangan infus dengan p value 0,00.

Music is an effective distraction technique. It has the best influence in a short time. Music reduces the physiological pain, stress and anxiety by distracting someone?s attention from the pain. The objective of this research is to understand the influence of music therapy to pre-school children that having infusion attachment procedure. This research was using quasi experiment with Nonequivalent control group, after only design. Music therapy was given at 5 minutes before the infusion attachment process was started until 5 minutes after the process was done. There was a significant difference of pain level between pre-school children that was having music therapy than they who was not having music therapy during the infusion attachment process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29406
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Alfonsius Paulus Lalenoh
"Musik merupakan suatu komponen nada yang memberikan stimulus terhadap otak, termasuk untuk proses pembelajaran. Modul terapi musik STAM sudah digunakan untuk mengetahui pengaruh pada fungsi kognitif pasien-pasien dengan gangguan kejiwaan seperti skizofrenia dan demensia. Adapun tujuan dari studi ini melakukan validasi modul terapi musik STAM ke dalam bahasa Indonesia, mengetahui efektivitas terhadap perbaikan atensi dan memori serta tingkat kepuasan responden. Proses penelitian ini terdiri atas proses penerjemahan dengan metode forward dan backward translation. Modul terapi musik STAM versi Bahasa Indonesia dilakukan uji validasi isi dengan menggunakan 3 orang penilai. Uji efektivitas dilakukan dengan desain kuasi eksperimen melibatkan 10 orang responden. Nilai kesahihan modul terapi musik STAM yang versi Bahasa Indonesia menggunakan Scale-Content Validity Index Average didapatkan nilai 0,96. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai yang signifikan untuk pengukuran pre dan post-test untuk instrumen RAVLT dan Tes Kelancaran Verbal. Sebanyak 70% responden menyatakan mudah untuk mengikuti instruksi selama proses terapi. Modul terapi musik STAM versi Bahasa Indonesia menunjukkan kesahihan yang baik dan efektif dalam meningkatkan atensi dan memori pada populasi orang dewasa sehat. 

Music comprises of tones that serves as a stimulus to the brain, including for the learning process. The STAM music therapy module has been used to determine the effect on cognitive function of patients with psychiatric disorders such as schizophrenia and dementia. The purpose of this study was to validate the STAM music therapy module into Indonesian, to find out its effectiveness in improving attention and memory and to identify the level of satisfaction of participants. The research process consisted of a translation process using forward and backward translation methods. The Indonesian version of the STAM music therapy module was tested for content validation using 3 raters. The effectiveness test was carried out with a quasi-experimental design involving 10 participants. The validity value of the STAM music therapy module in the Indonesian version using the Scale-Content Validity Index Average was 0.96. The results of statistical analysis showed significant values ​​for the pre and post-test measurements for the RAVLT instrument and Verbal Fluency Test. As many as 70% of respondents stated that it was easy to follow instructions during the therapy process. The Indonesian version of STAM music therapy module has good validity and has proved significant improvement in attention and memory among health adult population. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mesyafa Raihan Aldany
"Skizofrenia merupakan gangguan psikologis yang ditandai dengan distorsi kognitif dan realita, salah satunya berupa halusinasi pendengaran. Gangguan halusinasi yang terjadi terus menerus dapat memengaruhi fungsi sehari-hari pasien dan menurunkan kualitas hidup. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan keberhasilan penerapan intervensi keperawatan jiwa generalis menggunakan terapi musik sebagai kegiatan distraksi dengan aktivitas terjadwal terhadap penurunan tanda dan gejala halusinasi pendengaran pada Ny. S (26 tahun). Jenis terapi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu terapi musik dalam support group. Pengukuran hasil dilakukan menggunakan instrumen tanda dan gejala halusinasi serta penilaian kemampuan klien mengontrol halusinasi yang telah dikembangkan mahasiswa residen spesialis jiwa FIK UI 2023. Terapi Musik dalam support group dilakukan selama 9 pertemuan di Ruang Srikandi, Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor (RSJMM). Hasil penerapan terapi musik menunjukkan penurunan signifikan dalam gejala halusinasi pendengaran, dengan Ny. S memiliki skor gejala awal halusinasi sebesar 24, yang kemudian menurun drastis menjadi skor 2 setelah terapi. Selain itu, kemampuan pasien dalam mengendalikan halusinasi meningkat dari skor 3 menjadi 12. Evaluasi ini menunjukkan bahwa terapi musik terbukti efektif untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi pendengaran dan meningkatkan kemampuan dalam mengontrol halusinasi. Melalui studi kasus ini diharapkan dapat menjadikan terapi musik sebagai tindakan keperawatan inovasi untuk mengendalikan halusinasi dalam pemberian asuhan keperawatan di rumah sakit.

Schizophrenia is a psychiatric disorder characterized by cognitive and reality distortions, including auditory hallucinations. Persistent hallucinations significantly impact a patient's daily functioning and reduce their quality of life. This study aims to illustrate the efficacy of implementing generalist psychiatric nursing interventions utilizing music therapy as a distraction technique through scheduled activities in reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations in Mrs. S, a 26-year-old patient. The intervention employed in this research is music therapy within a support group framework. Outcome measurements were conducted using instruments that assess signs and symptoms of hallucinations, along with evaluations of the client’s ability to control hallucinations, developed by psychiatric resident students from Faculty of Nursing. Universitas Indonesia, in 2023. The music therapy sessions were carried out over nine meetings at Srikandi Ward, Dr. H. Marzoeki Mahdi Mental Hospital (RSJMM). The results of the music therapy intervention demonstrated a significant reduction in auditory hallucination symptoms, with Mrs. S’s initial hallucination score of 24 decreasing dramatically to 2 following the intervention. Furthermore, the patient’s ability to manage hallucinations improved, with scores rising from 3 to 12. This evaluation indicates that music therapy is effective approach to reducing the signs and symptoms of auditory hallucinations and enhancing the capability to manage such experiences. Through this case study, it is anticipated that music therapy will emerge as an innovative nursing intervention for the management of hallucinations within psychiatric nursing care in hospital settings.  "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
"ABSTRAK
Perbaikan kesehatan ibu dan bayi menjadi prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia. Perbaikan tersebut diarahkan kepada kesehatan fisik dan psikologis. Masalah psikologis ibu postpartum primipara diantaranya kejadian postpartum blues yang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kesehatan ibu secara tidak langsung. Dari hasil penelitian sebelumnya kejadian postpartum blues sangat tinggi sekitar 75% - 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas terapi musik dalam mencegah postpartum blues pada ibu postpartum primipara. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experiment, pretest-postest dengan kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberi terapi musik instrumental yakni musik klasik tipe Mozart: Eine Kleine Nachtmusik dengan frekuensi 20-40 cps hertz lamanya 15-20 menit, dilakukan 2 kali sehari yakni pukul 8.00 dan pukul 14.00 selama 3 hari. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum primipara yang dirawat di ruang kebidanan RSCM Jakarta Pusat, dengan jumlah masing-masing kelompok kontrol dan kelompok intervensi 18 orang.
Hasil uji regresi logistik dan regresi linear ganda membuktikan ada pengaruh terapi musik terhadap pencegahan postpartum blues. Pada ibu yang diberi terapi musik terjadi penurunan skor kejadian postpartum blues sebesar 1,80. Ibu yang tidak diberi terapi musik memiliki peluang untuk mengalami postpartum blues sebesar 5,60 kali dibanding dengan ibu yang diberi terapi musik.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pemberian terapi musik sangat efektif dalam pencegahan postpartum blues. Sebagai rekomendasi hasil studi ini perlu diberikan terapi musik bagi semua ibu postpartum sebagai salah satu intervensi terapi relaksasi di pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, puskesmas maupun klinik bersalin.

ABSTRACT
Rehabilitative the mother and baby health becomes priority to health development at Indonesian. The rehabilitative implementation was concern to physical health and psychological. The psychological problem of mothers postpartum primipara there are the postpartum blues evidence which becomes a factor indirectly contribute to mother health. The research result before the postpartum blues evidence very high almost 75%-80%.
This research purposed to know music therapy effectiveness in prevents postpartum blues on postpartum prim Para?s mother. This research utilize quasi experiment's design, pretest - posttest with control group and intervention group. Intervention group listened to instrumental music which is Mozart classical music type: Eine Kleine Nachtmusik with frequency 20-40 cps hertz?s in 15-20 minutes duration, sounding off in 2 times a day, on 8.00 WIB a.m and on 14.00 WIB p.m along 3 days. The sample in this observational is postpartum primipara's mother which was nursed at midwifery room RSCM Jakarta Pusat, with total each controls group and intervention group are 18 person.
The tests result of logistics regression and double linear regression prove there are available influence music therapy to postpartum blues? prevention. On mother which sounding off musical therapy decreased postpartum blues evidence score as 1, 80. Meanwhile mother that doesn't listened to musical therapy have opportunity to get postpartum blues evidence as 5, 60 times against mother was sounding off by music therapies.
The research conclusion is the implementation of listened in musical therapy so effective in postpartum blues? prevention. This result study recommendate it is needs to sound off musical therapy to all post partum?s mother as intervention relaxation therapy at health service center such as hospital, puskesmas and also the maternity clinic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Dewi Handayani
"Pendahuluan: Pediatic Intensive Care Unit (PICU) merupakan ruang perawatan intensif anak di rumah sakit yang merawat pasien anak dengan gangguan kesehatan yang serius. Berbagai prosedur tindakan yang dilakukan di ruang perawatan intensif akan dapat menimbulkan pengalaman stress dan nyeri, salah satunya adalah tindakan Endotracheal Suction (ETS). Salah satu terapi non farmakologik yang dapat digunakan untuk menangani nyeri selama tindakan ETS adalah terapi musik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik terhadap nyeri selama tindakan ETS di ruang PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan posttest only with control group design. Subjek penelitian adalah pasien anak yang dirawat di ruang PICURSUP DR.Sardjito Yogyakarta yang mendapatkan tindakan ETS. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa terapi musik selama 30 menit. Kelompok kontrol tidak diberikan terapi musik. Musik yang diberikan menggunakan musik Mozart jenis Piano Sonata No 17 in B-Flat Major Adagio.
Hasil: Uji hipotesis menggunakan Mann Whitney U-Test dengan taraf signifikansi 5% menghasilkan p=0,001 artinya ada perbedaan nyeri pada kelompok kontrol dengan nyeri pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Terapi musik berpengaruh terhadap nyeri selama tindakan ETS pada pasien anak di ruang PICU RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta.

Introduction: The Pediatic Intensive Care Unit (PICU) is a pediatric intensive care unit in a hospital that treats pediatric patients with serious health problems. Various procedures performed in the intensive care unit can cause stress and pain, one of which is Endotracheal Suction (ETS). One of the non-pharmacological therapies that can be used to treat pain during ETS procedures is music therapy.
Purpose: This study aims to determine the effect of music therapy on pain during ETS procedures in the PICU of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Methods: This research is a quasy-experimental study with a posttest only with control group design. The research subjects were pediatric patients who were treated at the PICU RSUP DR.Sardjito Yogyakarta room who received ETS procedures. The sample was divided into the intervention group and the control group. The intervention group received an intervention in the form of music therapy for 30 minutes. The control group was not given music therapy. The music provided uses Mozart's Piano Sonata No. 17 in B-Flat Major Adagio.
Results: Hypothesis testing using the Mann Whitney U-Test with a significance level of 5% resulted in p = 0.001, meaning that there was a difference in the mean pain in the control group and pain in the intervention group.
Conclusion: Music therapy has an effect on pain during ETS procedures in pediatric patients in the PICU of Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Musik terbukti dapat menurunkan tekanan darah mengurangi kecemasan,
depresi, mengurangi nyeri serta memperbaiki persepsi waktu (Guzta, 1989).
Pada klien yang menggunakan terapi hiperbarik cenderung mengalami kecemasan
karena tidak mengetahui informasi mengenai terapi hiperbarik, yang mana klien yang
masuk chamber diberikan terapi oksigen mumi selama 1,5 jam dan selama waktu
tersebut didalam chamber diberikan terapi musik untuk mengurangi kecemasan dan
mengurangi kebosanan. Pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan pada klien yang
menggunakan terapi hiperbarik. Penelitian dilakukan di RSAL Dr. Mintoharjo Jakarta
dari tanggal 29 Desember 2003 sampai 3 Januari 2004. Desain penelitian ini adalah
dengan menggunakan kuasi eksperimen dan pengambilan data dilakukan dengan
purposive sampling dengan menentukan sendiri kategori sampel yang diteIiti. Sampel
yang terkumpul sebanyak 30 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan chi square
menggunakan tabel 2 x 2. Dengan a 0,05 didapalkan X hitung : X tabel adalah 18 >
3,84. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna secara
statistik dalam pemberian terapi musik terhadap tingkat kecemasan pada klien yang
menggunakan terapi hiperbarik."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5133
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Proliferasi ameloblas dan sintesis matriks protein yang distimulasi oleh hormon pertumbuhan (GH) mempengaruhi proses mineralisasi email. Protein defisiensi mengakibatkan hipoplasia email dan penurunan kadar GH. Pada manusia, paparan musik dapat meningkatkan kadar GH. Tujuan: Menganalisis efek paparan musik sejak pranatal terhadap penurunan kadar kalsium (Ca) dan fosfor (P) permukaan gigi tikus dengan defisiensi protein. Eksperimen: Tiga-puluh-dua ekor tikus Wistar dibedakan menjadi kelompok dengan dan tanpa paparan musik. Paparan musik diberikan sejak masa-gestasi hari pertama sampai anak tikus diterminasi, diberikan setiap pagi (musik pengantar tidur) dan sore hari (musik klasik, barok, romantik). Sejak usia 2 hari secara acak sederhana anak tikus dibedakan menjadi kelompok dengan nutrisi normal mengandung protein 19.5% dan dengan asupan protein 7.5%. Mandibula 6 anak tikus dari masing-masing kelompok perlakuan yang diterminasi pada usia 2 dan 5 minggu dikeluarkan, dibelah menjadi setengah mandibula, dibersihkan, dikeringkan, dan digunakan untuk pengukuran persentase kadar Ca dan P permukaan email insisif bawah menggunakan metode Energy Dispersive X-ray (EDX). Data dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dengan á 0.05. Hasil: Pada usia 2 minggu, kadar Ca (8.6%) dan P (10.6%) permukaan email tikus dengan nutrisi normal dan paparan musik lebih tinggi dari Ca (3.9%) dan P (7.9%) email tikus dengan defisiensi protein tanpa musik (P<0.029). Pada tikus 5 minggu dengan defisiensi protein, kadar P (6.1%) email tikus dengan paparan musik, lebih tinggi dari kadar P email (2.8%) tikus tanpa musik (P<0.034). Kesimpulan: Musik memiliki potensi untuk meminimalkan penurunan kadar Ca dan P permukaan email pada kondisi defisiensi protein.

Protein deficiency could lead to enamel hypoplasia and decreased level of Growth Hormone (GH). Cell proliferation and synthesis of enamel-matrix which affect the mineralization process of the tissue, are stimulated by GH. Music was reported to be able to increase GH. Objective: Analyzing the effect of music exposure since prenatal on the decreased Calcium (Ca) and Phosphor (P) content of the enamel-surface of rat-pups in protein-deficiency condition. Experiment: Thirty-two rats on the first day of gestation period were divided into groups with and without music. Music were given twice daily, lullabies every early morning, and classic, baroc, and romantic music every evening. At 2-days-old the rat-pups were further divided into groups with normal diet contained 19.5% protein, and groups with protein deficiency diet contained 7.5% protein. At 2- and 5-weeks-old, 6 rat pups from each group were randomly terminated, the mandibles were dissected out, cut into hemi-mandibles, cleaned, and dried. The percentage of Ca and P content of the lower-incisor enamel-surface was analyzed using Energy Dispersive X-ray (EDX), data were analyzed using One Way ANOVA with α 0.05. Results: At 2-weeks-old, the Ca (8.6%) and P (10.6%) contents of enamel-surface of pups with normal-diet and music were higher than the Ca (3.9%) and P(7.9%) contents of enamel-surface of pups with protein-deficiency with no music (P<0.029). Among 5-weeks-old pups with protein-deficiency, the P content (6.1%) of enamel-surface of pups with music were higher than P content (2.8%) of enamel-surface of pups with no music (P<0.034). Conclusion: Music has a potency to minimize the decreased Ca and P enamel content on the protein deficiency condition."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>