Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marisya Pratiwi
"Penelitian ini fokus pada usaha untuk menurunkan intensi turnover pada executive trainee di PT.EVP. Tingkat turnover 61,9% diidentifikasi karena ketidakjelasan informasi yang diperoleh executive trainee terkait pekerjaan mereka sebagai sales manager. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan role ambiguity dan intensi turnover, dengan menggunakan Role Ambiguity Scale (Rizzo, House dan Lirtzman, 1970) dan Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). Hasil penelitian pada 33 executive trainee menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara role ambiguity dengan intensi turnover (p<0,01). Oleh karena itu, intervensi dilakukan dengan menyusun dan menyosialisasikan uraian jabatan (job description) kepada para executive trainee. Uji perbedaan dilakukan kepada kelompok executive trainee yang diberikan sosialisasi dan tidak diberikan sosialisasi, dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor role ambiguity dan intensi turnover yang signifikan antara kedua kelompok; kelompok intervensi memiliki skor role ambiguity dan intensi turnover yang lebih rendah. Dengan demikian, perusahaan perlu melakukan sosialisasi uraian jabatan sales manager dalam program pelatihan executive trainee.

This study focused on the efforts to reduce turnover intention among executive trainee at PT EVP. Turnover rate 61,9% was identified because of the lack of informations related to their job as sales manager. This study measured the correlation between role ambiguity and intention to turnover using Role Ambiguity Scale (Rizzo, House dan Lirtzman,1970) and Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000). The results of the study on 33 executive trainees showed a positive and significant relationship between role ambiguity and turnover intention (p<0.01). Therefore, intervention was held to redesign and socialize job description to the executive trainees. Researcher conducted a mean differences test on executive trainees groups who did and didn?t receive socialization, and the result showed that there were score differences in role ambiguity and intention to turnover between the two groups; the group which received the intervention had lower score of role ambiguity and intention to turnover. Thus, company needs to do job description socialization for sales manager on executive training program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Maulida Ghaisani
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh job involvement terhadap turnover intention dengan organizational commitment sebagai variabel mediasi. Job involvement diukur menggunakan konsep multidimensi job involvement yaitu emotional job involvement, cognitive job involvement, dan behavioral job involvement (Yoshimura, 1996), organizational commitment diukur dengan organizational commitment questionnaire (Mowday, Steers, dan Porter, 1979) dan turnover intention diukur dengan indikator turnover intention (Mobley, Horner, dan Hollingsworth, 1978). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui survei yang dilakukan pada 120 karyawan tetap PT. South Pacific Viscose dengan menggunakan teknik non-probability convenience sampling. Penelitian ini menggunakan analisis jalur dan Sobel Test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh mediasi di antara variabel-variabel kunci.
Hasil analisis jalur mengindikasikan bahwa job involvement mempengaruhi organizational commitment secara signifikan. Hasil analisis jalur juga mengindikasikan bahwa job involvement dan organizational commitment mempengaruhi turnover intention secara signifikan. Hasil Sobel Test membuktikan pengaruh tidak langsung job involvement terhadap turnover intention melalui organizational commitment secara signifikan. Sejalan dengan penelitian terdahulu Blau dan Boal (1989), hasil analisis jalur dan Sobel Test mengkonfirmasi bahwa organizational commitment memediasi hubungan job involvement dan turnover intention.

This study aims to examine the effect of job involvement on employee turnover intention through organizational commitment as a mediating variable. Multidimensional job involvement, namely emotional job involvement, cognitive job involvement, and behavioral job involvement (Yoshimura, 1996), organizational commitment questionnaire (Mowday, Steers, and Porter, 1979) and turnover intention’s indicators (Mobley, Horner, and Hollingsworth, 1978) were using to measure job involvement, organizational commitment, and turnover intention. This research used a quantitative approach. Data was collected through survey which conducted on 120 permanent employees at PT. South Pacific Viscose by non-probability (convenience) sampling method. Path analysis and Sobel Test were used to test the direct and mediating relationship between key variables.
Path analysis shows that job involvement affects organizational commitment significantly. It also shows that job involvement and organizational commitment affect turnover intention significantly. Sobel Test reveals a statistical support for the indirect effect of job involvement on turnover intention through organizational commitment. In line with the previous research of Blau and Boal (1989), the result of path analysis and Sobel Test confirm that organizational commitment significantly mediated the relationship between job involvement and turnover intention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrindah Widiastuty
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh antara kepuasan kerja dan kompensasi terhadap masalah intensi keluar atau turnover intention karyawan departemen telemarketing PT Asuransi Jiwa XYZ. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Sumber data yang diterapkan pada penelitian ini meliputi primary data dan secondary data.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi keluar, kompensasi memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi keluar dan secara bersama-sama kepuasan kerja dan kompensasi memiliki pengaruh signifikan terhadap intensi keluar.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil-hasil penelitian mengenai kepuasan kerja dan kompensasi terhadap intensi keluar karyawan di sektor swasta. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan wawancara dengan karyawan yang masih aktif guna mengetahui secara mendalam faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi intensi keluar karyawan telemarketing di sektor swasta.

This study discusses the influence between job satisfaction and compensation on employee turnover intention at telemarketing department of PT XYZ Life Insurance. The research approach used in this study is quantitative. This type of study is explanative. Data sources employed in this study includes primary data and secondary data.
From the results showed that job satisfaction has a significant influence on the turnover intention, compensation has a significant influence on the turnover intention and jointly job satisfaction and compensation has a significant effect on turnover intention.
The study is expected to enrich the results of research on job satisfaction, compensation and turnover intention in the private sector. For further research is recommended to use interviews with active employees in order to know in depth the factors that influence the turnover intention of telemarketing employees in the private sector.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T31703
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Anggi Cinintya
"[Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran peluang pertumbuhan karir dalam
menjelaskan turnover intention auditor junior di kantor akuntan publik (KAP) The
Big Four di Jakarta. Data penelitian ini diambil dari 213 sampel dengan
menggunakan kuesioner. Penelitian ini mengusulkan bahwa peluang pertumbuhan
karir merupakan manfaat yang dinilai penting bagi karyawan dalam hal ini auditor
junior pada KAP. Di mana ketika auditor junior percaya bahwa KAP tempat
mereka bekerja memberikan manfaat berupa peluang pertumbuhan karir maka
mereka akan berkomitmen kuat terhadap KAP tersebut yang pada gilirannya dapat
menurunkan tingkat turnover intention. Penelitian ini juga bertujuan untuk
mengidentifikasi variabel anteseden yang diusulkan dari variabel peluang
pertumbuhan karir, yaitu variabel efektivitas pelatihan dan prestise organisasi
perusahaan. Hasil pengolahan data menggunakan structural equation modeling
(SEM) menunjukkan bahwa efektivitas pelatihan dan prestise organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap peluang pertumbuhan karir.
Selanjutnya, peluang pertumbuhan karir berpengaruh positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasi, serta komitmen organisasi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap turnover intention.;This study aims to examine the role of career growth opportunities in explaining
junior auditor turnover intentions in the big four public accounting firms in
Jakarta. The research data was taken from 213 samples using a questionnaire.
This study proposes that career growth opportunities are considered important
benefits for employees in this case a junior auditor at public accounting firms.
Where as a junior auditor believes that the firm for which they work to provide
benefits in the form of career growth opportunities, they will be strongly
committed to the firm, which in turn can reduce the level of turnover intention.
This study also aims to identify the proposed antecedent variables of variable
career growth opportunities, the variables are training effectiveness and
organizational prestige. The results of data processing using structural equation
modeling (SEM) showed that the training effectiveness and organizational
prestige has significant positive effect on career growth opportunities. Further,
career growth opportunities has significant positive effect on organizational
commitment and then organizational commitment has significant negative effect
on turnover intention., This study aims to examine the role of career growth opportunities in explaining
junior auditor turnover intentions in the big four public accounting firms in
Jakarta. The research data was taken from 213 samples using a questionnaire.
This study proposes that career growth opportunities are considered important
benefits for employees in this case a junior auditor at public accounting firms.
Where as a junior auditor believes that the firm for which they work to provide
benefits in the form of career growth opportunities, they will be strongly
committed to the firm, which in turn can reduce the level of turnover intention.
This study also aims to identify the proposed antecedent variables of variable
career growth opportunities, the variables are training effectiveness and
organizational prestige. The results of data processing using structural equation
modeling (SEM) showed that the training effectiveness and organizational
prestige has significant positive effect on career growth opportunities. Further,
career growth opportunities has significant positive effect on organizational
commitment and then organizational commitment has significant negative effect
on turnover intention.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Vini Gokkana Clara
"Turnover perawat selalu menjadi perhatian karena jumlah yang begitu tinggi yaitu menurut NSI tahun 2020 dikatakan selama dua tahun terakhir berkisar 15,9% dan begitu juga di Indonesia di rumah sakit swasta berkisar 13% dan 35% sedangkan normal adalah 5-10%. Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui faktor internal dan eksternal mempengaruhi turnover intention perawat rumah sakit di Indonesia dengan metode kajian kepustakan kualitaif dengan desain analisis deskriptif. Database yang digunakan adalah online dari 4 database yaitu Universitas Indonesia Library, Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Pusinfokesmas FKM UI), GARUDA (Garba Rujukan Digital), kemudian Neliti repository ilmiah Indonesia dengan jumlah didapat 60 dan yang diikutsertakan adalah 9 penelitian. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi turnover intention perawat di berbagai rumah sakit adalah faktor eksternal yaitu aspek lingkungan dan usia ada yang mengatakan mempengaruhi ada penelitian mengatakan tidak. Faktor internal yaitu budaya organisasi, gaya kepemimpinan, kompensasi, kepuasan kerja, dan pengembangan karir. Faktor yang paling mempengaruhi adalah kompensasi.

Nurse turnover is always a concern because the number is so high according to the NSI 2020 said for the last two years around 15.9% and so in Indonesia in private hospitals around 13% and 35% while normal is 5-10 %. This study aims to determine the internal and external factors related to the turnover intention of hospital nurses in Indonesia with a qualitative library study method with descriptive analysis design. Databes used are online from 4 databases namely Universitas Indonesia Library, the Indonesian Public Health Information Center (Pusinfokesmas FKM UI), GARUDA (Garba Rujukan Digital), kemudian Neliti repository ilmiah Indonesia with the number obtained by 60 and included 9. The results showed that the factors that related to nurses' turnover intention in various hospitals are external factors, namely environmental and age aspects, some said that they related to but there is said no. Internal factors are organizational culture, leadership style, compensation, job satisfaction, and career development. The most related factor is compensation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nopi Desriyanto
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faset job satisfaction yang paling memengaruhi turnover intention karyawan level staf dan lower staf di PT XYZ, dan mendesain rancangan intervensi untuk mengatasi temuan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil uji regresi menunjukkan job satisfaction terbukti signifikan memengaruhi turnover intention (R²=.475*, p<.05). Artinya, peningkatan job satisfaction dapat mendorong penurunan turnover intention. Lebih jauh, penelitian menunjukan bahwa faset communication memiliki pengaruh paling besar terhadap turnover intention, dan item yang paling berkontribusi adalah mengenai masalah dalam pemberian tugas-tugas. Hal ini menunjukan bahwa karyawan merasa tugas-tugasnya tidak dijelaskan sepenuhnya oleh atasan. Kemampuan atasan dalam mengkomunikasikan tugas dengan baik ke bawahan dapat dibentuk dengan memberikan training kepada atasan langsung. Oleh karena itu, intervensi yang diusulkan adalah pemberian training effective communication bagi supervisor untuk meningkatkan job satisfaction dan menurunkan turnover intention karyawan level staf dan lower staf di PT XYZ.

The purpose of this study is to determine facets of job satisfaction that most influence turnover intention on staff and lower staff level in PT XYZ, and to design interventions to resolve problems encountered. This study use a quantitative approach. Result of regression analysis indicated that there is a significant effect job satisfaction to turnover intention on staff and lower staff level at PT XYZ (R²=.475, p<.05). Those results showed that the enhancement of job satisfaction will decrease employee’s turnover intention. Further, research shows that the facet of communication has the most influence the turnover intention, and the item has the most contribute is the problems in the assignments. This shows that employees feel their duties are not fully explained by the superiors. Superior ability to communicate well to subordinate task can be formed by providing training directly to superior. Therefore, the proposed intervention is provide training effective communication for supervisor level to increase job satisfaction and reduce turnover intention on staff and lower staff level in PT XYZ."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Sita Darlina
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan intervensi untuk mengatasi permasalahan mengenai intensi turnover karyawan di Bank XYZ . Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner dalam pengumpulan data. Hasil penelitian menujukkan bahwa kompetensi kepemimpinan dan kompetensi tehnis supervisor menjadi faktor yang berpengaruh menentukan tingginya intensi turnover karyawan. Berdasarkan hal tersebut, maka dirancang program intervensi untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan dan kompetensi tehnis supervisor melalui melalui Forum Leadershp yang dilaksanakan berbasis teori belajar Fee Learning Value Chain.

This research aim to propose intervention plan to manage employees turnover intention on Bank XYZ. The research using quantitative method using questionnaire to collect the data. Research shows that leadership competency and tenhnical supervisor's competency are influencing factors to employee's turnover intention. Based on this finding, this intervention program targeting to improve leadership and tehnical supervisor's competencies through Leader's forum. This Leader?s Forum will be done based on Fee Learning Value Chain.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30983
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulta Wenny Astrina
"Tesis ini merupakan usaha untuk menurunkan intensi turnover pada executive trainee di PT.TRI. Tingkat turnover 61,9% disebabkan ketidakpuasan akan gaji, imbalan nonfinansial, atasan, komunikasi, rekan kerja serta ketidakcocokan tipe kepribadian dengan pekerjaan. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja dan tipe kepribadian terhadap intensi turnover, dengan menggunakan Withdrawal Cognition (Tang, Kim & Tang, 2000), Job Satisfaction Survey (Spector, 1997), dan Ten Item Personality Inventory (Gosling, Rentfrow & Swann, 2003).
Hasil penelitian pada 60 executive trainee menunjukkan pengaruh signifikan dari kepuasan kerja dan tipe kepribadian secara bersama-sama terhadap intensi turnover sebesar 60.7%. Kepuasan kerja terkait sifat pekerjaan dan komunikasi terbukti signifikan berkontribusi terhadap intensi turnover. Oleh karenanya, intervensi pelatihan komunikasi asertif diberikan kepada executive trainee. Uji perbedaan sebelum dan setelah intervensi menunjukkan peningkatan kepuasan kerja, kepuasan terhadap komunikasi, serta penurunan intensi turnover secara signifikan. Dengan demikian, materi komunikasi asertif perlu dimasukkan dalam program excutive training; seleksi tipe kepribadian calon executive trainee perlu dilakukan.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Murti Wulandari
"ABSTRAK
Saat ini Generasi Y telah mengisi hampir 50% struktur organisasidan tingkat turnover tertinggi berada pada Generasi ini. Hal ini juga yang dialami PT XYZ dengan jumlah karyawan Generasi Y sebanyak 48,6% dari total populasi karyawan dimana mayoritas merupakan knowledge worker.
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh antara Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Intention Turnover pada unit kerja Base Maintenance. Unit ini yang merupakan salah satu unit yang didominasi knowledge worker dan memiliki turnover tertinggi selama periode tiga tahun terakhir.
Hasil penelitian Generasi Y menunjukkan Kepuasan Kerja tidak berpengaruh secara langsung terhadap Turnover Intention tetapi dimediasi oleh Affective Commitment sebagai bagian dari Komitmen Organisasi. Semakin tinggi tingkat kepuasan Kepuasan Kerja maka akan meningkatkan Affective Commitment yang berdampak pada turunnya Turnover Intention pada karyawan.

ABSTRACT
Currently, Generation Y has filled nearly 50% of organizational structure and contributed high turnover rate in Organization. PT XYZ also experienced this condition in which Generation Y employees consists as much as 48.6% of the total employee population and mostly are knowledge workers.
This study was conducted to investigate the influence of Job Satisfaction and Organizational Commitment on Turnover Intention in the unit Base Maintenance. The unit is one of units that dominated by knowledge workers and has the highest turnover for the last three years.
This research found that Generation Y shows no direct relation between Job Satisfaction and Turnover Intention. Affective Commitment as part of Organizational Commitment shown as a mediator between them. The higher the level of Job Satisfaction the more Commitment Affective will increase so it will decrease the employee Turnover Intention for the Generation Y.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvidyani Anindita
"Persaingan di industri menara telekomunikasi Indonesia tergolong cukup ketat, sehingga perusahaan perlu memiliki performa yang baik agar dapat bersaing dan kontribusi dari setiap karyawan di dalamnya memiliki peranan penting. Perilaku kewargaan organisasi (PKO) adalah perilaku ekstra di luar tanggung jawab utama karyawan yang dapat meningkatkan efektivitas organisasi. Meskipun demikian, kemunculan PKO dapat terhambat apabila karyawan mengalami ketidakjelasan peran. Studi 1 penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ketidakjelasan peran dan PKO pada karyawan Direktorat B PT X. Data studi 1 dikumpulkan dari 58 karyawan menggunakan alat ukur RHS Scale (Rizzo, House, & Lirtzman, 1970) dan skala PKO (Nugraha, 2013). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara ketidakjelasan peran dan PKO (r = -0,511, p < 0,01). Hasil ini ditindaklanjuti melalui studi 2 untuk mengetahui pengaruh intervensi penyusunan dan sosialisasi uraian jabatan dalam menurunkan ketidakjelasan peran serta meningkatkan PKO. Hasil evaluasi pada tujuh karyawan menunjukkan bahwa setelah mendapat intervensi, terdapat penurunan ketidakjelasan peran yang signifikan (z = -1,983, p < 0,05, r = -0,75) namun tidak terdapat perubahan yang signifikan pada PKO (z = -0,631, p > 0,05). Selanjutnya penelitian ini membandingkan perubahan tingkat ketidakjelasan peran dan PKO antara kelompok intervensi dan kelompok pembanding. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ketidakjelasan peran (U = 6, z = - 2,432, p < 0,05, r = -0,65) namun tidak terdapat perbedaan PKO yang signifikan (U = 23, z = -0,192, p > 0,05) antara kelompok intervensi dan kelompok pembanding. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa intervensi penyusunan dan sosialisasi uraian jabatan efektif dalam menurunkan ketidakjelasan peran namun tidak efektif dalam meningkatkan PKO.

Competition in the Indonesian telecommunications tower industry is quite tight, thus companies need to have good performance in order to be competitive and the contribution of each employee has an important role. Organizational citizenship behavior (OCB) is extra-role behavior outside employee's main responsibility that can increase organizational effectiveness. However, the emergence of PKO can be hampered if employees experience role ambiguity. Study 1 aimed to see the relationship between role ambiguity and OCB among employees of Directorate B PT X. Data for study 1 was collected from 58 employees using RHS Scale (Rizzo, House, & Lirtzman, 1970) and OCB scale (Nugraha, 2013). The results showed that there was a negative and significant relationship between role ambiguity and OCB (r = -0.511, p < 0.01). These results were followed up through study 2 to see the effect of job description redesign and socialization to reduce role ambiguity and increase OCB. The results of the evaluation on seven employees showed that after receiving intervention, there was a significant decrease in role ambiguity (z = - 1,983, p < 0.05, r = -0.75) but there was no significant change in OCB (z = -0.631, p > 0.05). Furthermore, this study compared changes in the level of role ambiguity and OCB between the intervention group and the comparison group. The results showed that there was a significant difference in role ambiguity (U = 6, z = -2.432, p < 0.05, r = -0.65) but there was no significant difference in OCB (U = 23, z = - 0.192, p > 0.05) between the intervention group and the comparison group. Thus, it can be concluded that the job descriptions redesign and socialization were effective in reducing role ambiguity but were not effective in increasing OCB."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>