Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghina Sonia Fauziah
"ABSTRAK
Pengalaman hospitalisasi pada anak merupakan salah satu stresor utama orangtua selama
hospitalisasi. Peningkatan stres pada orangtua yang terjadi karena penampilan dan perilaku
anaknya yang sakit, dapat mengubah respon perilaku dan emosional orangtua yang berdampak
pada peran dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi untuk merawat anak mereka.
Sebelum merencanakan intervensi keluarga, adalah penting untuk menilai lingkungan yang
berpotensi menimbulkan stres orangtua. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran tingkat stres
orangtua pada anak berusia 0-18 tahun yang sedang dihospitalisasi. Desain penelitian ini
deskriptif dengan teknik purposive sampling terhadap 75 orangtua di ruang anak RSUD
Cibinong Bogor. Dengan analisis univariat, hasilnya bervariasi yaitu orangtua merasa stres
ringan (68,0%), stres sedang (16,0%); tidak stres (13,3%); dan stres berat (2,7%). Bagi perawat
anak disarankan untuk menerapkan aspek caring dan family centered care untuk mengurangi
stres orangtua. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menghubungkan tingkat stres dengan
variabel lain, misalnya dengan tingkat kepuasan pelayanan, dsb.

ABSTRACT
Experience of hospitalization in children is one of the major stressor parents during
hospitalization. An increase in parental distress at this time over the child’s appearance and
behavior may alter parents’ behavioral and emotional responses, impacting their role and
interfering with their ability to adapt to the situation and care for their child. Before planning a
family intervention, it is important to assess the potential environmental parental stressors. This
study aims to look at the level of parental stress in children aged 0-18 years who were
hospitalized. Design of this research is descriptive with purposive sampling technique to 75
parents in pediatric care unit Cibinong Bogor Hospital. The result are the parents feel no stress
(13,3%); mild stress (68,0%); medium stress (16,0%); and severe stress (2,7%). For caregivers
are advised to apply aspect of caring and family centered-care to reduce parental stress. It is
recommended for further research linking stress levels with other variables, such as the level of
service satisfaction, etc."
2014
S57591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Anggraini
"Lingkungan perawatan intensif anak dapat menjadi stimulus yang memengaruhi proses adaptasi anak maupun orang tua/wali. Orang tua akan mengalami tekanan psikologis yang berat seperti stres dan kecemasan. Asuhan keperawatan dengan pendekatan model adaptasi Roy diharapkan dapat membantu proses adaptasi orang tua ketika anak menjalani perawatan di ruang intensif. Tujuan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan gambaran aplikasi teori model adaptasi Roy pada orang tua yang mengalami stres dan kecemasan di ruang perawatan intensif anak serta mengembangkan inovasi orientasi pasien baru melalui video untuk menurunkan stres dan kecemasan orang tua. Proses keperawatan digambarkan pada lima kasus dengan menggunakan model adaptasi Roy. Proses keperawatan yang khas pada model adaptasi Roy terdapat pada pengkajian yang dilakukan dua tahap yaitu pengkajian perilaku dan stimulus. Proses selanjutnya menyusun diagnosis, tujuan, dan implementasi keperawatan. Hasil evaluasi akhir diketahui empat dari lima orang tua memiliki respons konsep diri yang adaptif. Kecemasan orang tua menurun setelah mendapatkan video orientasi pada hari pertama anak dirawat. Oleh sebab itu, model adaptasi Roy dapat diaplikasikan pada orang tua yang mengalami stres dan kecemasan di ruang perawatan intensif anak. Inovasi video orientasi dapat dijadikan alternatif media penyampaian informasi yang konsisten kepada orang tua pada saat hari pertama anak dirawat di ruang intensif

The paediatric intensive care unit can be a stimulus that influences the adaptation process of children and their parents or guardians. Parents will experience severe psychological pressure, such as stress and anxiety. Nursing care using the Roy adaptation model approach is expected to help parents' adaptation processes when children undergo treatment in intensive care. The aim of this scientific paper is to provide an overview of the application of Roy's adaptation model theory to parents who experience stress and anxiety in paediatric intensive care and to develop new patient orientation innovations via video to reduce parental stress and anxiety. The nursing process is described in five cases using Roy's adaptation model. The typical nursing process in the Roy adaptation model consists of an assessment carried out in two stages, namely behavioural and stimulus assessment. The next process develops a diagnosis, goals, and implementation of nursing. The final evaluation results showed that four out of five parents had an adaptive self-concept response. Parental anxiety decreased after receiving an orientation video on the child's first day of care. Therefore, Roy's adaptation model can be applied to parents who experience stress and anxiety in paediatric intensive care. The orientation video innovation can be used as an alternative medium for delivering consistent information to parents on the child's first day of care in the intensive care unit."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arista Akbar
"Orang tua dengan anak tunaganda memiliki peran dan tugas yang lebih berat dibandingkan orang tua dengan anak normal. Mereka harus menerima realita memiliki anak tunaganda, mereka harus bisa membela hak anaknya dan masih banyak lagi peran yang berpotensi menjadi sumber stres untuk orang tua. Bagaimana orang tua berespon terhadap kondisi yang sulit tersebut menjadi penentu berhasil atau tidaknya anak berkembang secara maksimal. Penelitian ini berusaha untuk melihat gambaran stres dan juga stretegi coping orang tua dengan anak tunaganda. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dimana pengambilan datanya dilakukan dengan metode wawancara. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah tiga orang tua yang memiliki anak tunaganda yang berdomisili di Jakarta. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sumber stres yang ada dalam setiap diri subyek dan juga mereka anggap paling berat berkaitan dengan kondisi anak mereka yang menyandang tunaganda. Setiap subyek mengkhawatirkan masa depan anak-anaknya terutama berkaitan dengan hal kemandirian. Dari berbagai sumber stres yang mereka alami, cara coping yang paling banyak digunakan adalah planful problem-solving yang merupakan bagian dari problem-focused coping.

Parents with multiple disabilities children have more responsibility for their children than other parents whose children are normal. As parents, They must have to face the reality, they must fight about their children's rights and many other tasks that potentially become some stressors for the parents. How parents react with any difficult conditions will give a big influence for their children to be able to grow up. This research tried to see the description of stress and coping strategy of parents with multiple disabilities children. This research use qualitative method with interviewing method to take the data . Participants whose involved in this research were three parents with multiple disabilities children in Jakarta. The result of this research, was found that the most difficult stressor for parents are about their children?s condition. Participant have worried about the future of their children, especially about their independency. From all stressors have been around, the most coping strategy that has been used was planful problem-solving. This coping strategy is a part of problem-focused coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Pradnyasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspektasi orang tua dalam memediasi hubungan antara tingkat stres orang tua dan hasil terapi pada anak. Desain penelitian ini adalah correlational study dengan melibatkan 92 partisipan, yang merupakan orang tua dari anak yang sedang mengikuti terapi psikologi dan berdomisili di Jabodetabek. Pengukuran dilakukan dengan mengadministrasikan beberapa alat ukur kepada orang tua yaitu Parent Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres orang tua, The Parent Expectancies of Treatment Scale untuk mengukur tingkat ekspektasi orang tua, dan Outcome Rating Scale untuk mengukur hasil terapi pada anak. Hasil menunjukkan bahwa hubungan tingkat stres orang tua terhadap hasil terapi tidak dimediasi oleh ekspektasi orang tua. Meskipun demikian, ditemukan bahwa tingkat stres orang tua memiliki hubungan signifikan terhadap hasil terapi.

This study was aimed to examine the role of parental expectation as mediator of the relationship between parenting stress and therapy outcome in children. The research design was correlational study, which involved 92 participants. These participants are parents of children that have been taking psychological therapy in Jabodetabek. Data were collected by administering three instruments to participants: Parent Stress Index - Short Form to measure parenting stress levels, The Parent Expectancies of Treatment Scale to measure parental expectation levels, and the Outcome Rating Scale to measure the therapy outcome in children. The results showed that parenting stress on therapy outcome is not mediated by parental expectations. However, parenting stress was shown to have a significant effect on therapy outcome."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Saadah Az Zahro
"Orang tua merupakan orang terdekat anak yang menjadi pendidik, pelindung, dan penanggung jawab anak. Orang tua yang memiliki anak down syndrome memiliki tingkat stres yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang tua tanpa anak down syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres orang tua yang memiliki anak down syndrome. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak down syndrome yang tergabung dalam POTADS (Persatuan Orang Tua dengan Anak Down syndrome) sebanyak 64 orang dengan menggunakan teknik total sampling dan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan 37 responden (57,8%) memiliki tingkat stres yang rendah, sedangkan 27 responden (42,2%) memiliki tingkat stres yang tinggi. Perawat disarankan dapat menjadi konselor dan edukator dalam mengurangi tingkat stres orang tua yang memiliki anak down syndrome.

Stress Level of Parents with Down Syndrome Children. As children?s closest kin, parents are their educators, protectors, and guardians. Parents with children who suffer from Down syndrome thus have a higher rate of stress compared to parents without them. This research aims to understand the stress rate of parents who have children with Down syndrome. The design of this research is descriptive quantitative. Using the total sampling technique, the sample of this research is parents of children with Down syndrome who are 64 members of the Down Syndrome?s Parents Association (POTADS) and use univariat analiyse. The research found that 37 respondents (57.8%) have a low rate of stress, while 27 respondents (42.2%) have a high stress rate. Nurses are advised to be conselors and educators in reducing the stress levels of parents of children with down syndrome."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadani Yandika Fitri
"Banyaknya stressor di Lembaga Pemasyarakatan memunculkan tingkat stres serta penggunaan strategi koping yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stres dan strategi koping yang digunakan pada anak didik pidana di Lapas Anak Pria Tangerang. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian tingkat stres yang digunakan diadaptasi dari Hamdiana (2009), sedangkan instrumen strategi koping merupakan modifikasi dari Ways of Coping Questionnaire (Lazarus & Folkman, 1986). Responden dalam penelitian ini sebanyak 81 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak didik pidana berada pada tingkat stres sedang (53,1%). Adapun jenis strategi koping yang paling sering digunakan oleh anak didik pidana yaitu emotion focused coping (54,49%). Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bagi perawat untuk bekerja sama dengan pihak Lapas Anak Pria Tangerang dalam meminimalisir stres yang dirasakan anak didik serta untuk memfasilitasi anak didik dalam menerapkan kopingnya.

The number of stressors in prison led to different stress levels and coping strategies. This study aimed to identify the level of stress and coping strategies that young male inmates used in Young Male Prison of Tangerang. Simple descriptive research design used in this research with descriptive cross sectional approach and using accidental sampling technique. Stress level research instrument was adapted from Hamdiana (2009), while coping strategy reasearch instrument was a modification of Ways of Coping Questionnaire (Lazarus & Folkman, 1986). Respondents in this study were 81 young male inmates. The results showed that the majority of the young male inmate having an intermediate stress level (53,1%). The coping strategies most often used by young male inmates is emotion focused coping (54,49%). The results of this study provides recommendation for nurses to cooperate with Young Male Prison of Tangerang to minimize the stress felt by young male inmates and to facilitate young male inmates in applying their coping.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margareta Salsah Bee
"Parental mediation merupakan keterampilan yang perlu dimiliki oleh setiap orang tua untuk mendampingi dan menghindari pengaruh negatif dari penggunaan gawai pada anak. Penelitian sebelumnya banyak membahas penggunaan gawai dari sisi remaja namun jarang menyoroti langsung kemampuan parental mediation orang tua untuk mengatasi penggunaan gawai pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam menerapkan parental mediation terhadap penggunaan gawai anak. Penelitian ini merupakan intervensi one group pre-post test design dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan melihat efektivitas Program Psikoedukasi Parental Mediation “Ayo Bicara Gawai” dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua terhadap penggunaan gawai pada anak usia prasekolah. Penelitian ini melibatkan 16 orang tua yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian dan dianalisis menggunakan uji beda Wilcoxon Signed. Hasilnya menunjukan ada perbedaan nilai rata-rata pengetahuan parental mediation yang signifikan (Skor Wilcoxon Asymp. Sig (2-tailed) 0,000 < 0,05) dengan kenaikan skor rata-rata pre-test dan post-test satu sebesar 6,75. Hasil post-test dua setelah dua minggu intervensi menghasilkan penurunan skor dengan selisih rata-rata -2,12 tidak signifikan, (p < 0,001).  Dengan demikian Psikoedukasi Parental Mediation “A-B-G” (Ayo Bicara Gawai) dapat diterapkan pada orangtua dengan anak prasekolah yang sudah diberikan gawai.

Parental mediation is a skill that every parent must have to accompany and avoid negative influence of gadget use on children. Previous research has mostly discussed the use of gadget from the perspective of teenagers but rarely directly highlights the ability of parents parental mediation to overcome the use of gadget in early childhood. This research aims to look at parents' knowledge and skills in implementing parental mediation in children's gadget use. This research methodology is one group pre-post test design intervention with a quantitative approach which aims to overview the effectiveness of the Parental Mediation Program “A-B-G” (Let's Talk Gadgets) in increasing parents' knowledge and skills regarding the use of gadget in preschool children. This research involved 16 parents who had children aged 3-5 years and have used gadget, selected using purposive sampling techniques. Data was collected through research instruments and analyzed using Wilcoxon Signed Rank difference test. The results show a significant difference in the average value of parental mediation knowledge (Wilcoxon Asymp. Sig score (2-tailed) 0.000 < 0.05) with an increase in the average pre-test and post-test I score of 6.75. The results of the post-test II after two weeks of intervention resulted in a decrease in scores with an average difference of -2.12 which was not significant (p < 0.001).   In this way, Parental Mediation Psychoeducation "A-B-G" (Let's Talk Gadgets) can be applied to parents with preschool children who have been given gadgets.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqina Permatasari Ardiwijaya
"Riset tentang kontribusi kualitas pengasuhan orangtua terhadap perkembangan Executive Function (EF) anak sudah banyak dilakukan. Hanya saja, dari riset tersebut belum bisa diketahui dengan jelas jenis pengasuhan mana yang lebih efektif untuk mendukung perkembangan EF. Di samping itu, penelitian terkait peran pengasuhan ayah juga masih terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi pengasuhan ayah (Autonomy Support dan Control) dan kondisi perkembangan anak (Tipikal dan Autism Spectrum Disorder) terhadap EF. Terdapat 31 orang partisipan ayah dan anak berusia 48-96 bulan (22 orang anak dengan perkembangan tipikal dan 9 orang anak dengan Autism Spectrum Disorder) yang ikut terlibat dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya kondisi perkembangan anak yang memberikan kontribusi terhadap EF. Selain itu, pengasuhan control ayah dan kondisi perkembangan anak berkontribusi terhadap komponen cognitive flexibility. Hasil dari penelitian ini dapat memperkaya informasi untuk orangtua terkait penerapan pengasuhan yang efektif dalam meningkatkan kemampuan EF anak sesuai dengan kondisi perkembangannya.

Numerous research on the contribution of parenting quality to child's Executive Function (EF) has been carried out. However, those researches did not show which type of parenting that promotes child's EF development. Furthermore, research related to the role of father's parenting has not been thoroughly investigated. This study was conducted to determine the contribution of the father's parenting (autonomy support and control) and the child's developmental condition (typically developed and Autism Spectrum Disorder) on the EF. A total of thirty-one father and child participated in this study (22 typically develop children and 9 children with Autism Spectrum Disorder). The study found that only child's developmental conditions was significantly contributing to EF. In addition, the father's parenting control and child's developmental conditions has significant contribution to cognitive flexibility. This result can enrich the information for parents related to types of parenting style that is effective in improving the child's EF in accordance with the child's developmental conditions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Anggriani Kinasih
"Studi kali ini bertujuan untuk meneliti penerapan prinsip Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) dalam mengurangi masalah disruptive behavior pada anak dengan Adverse Childhood Experience (ACE). Penelitian ini menggunakan single case pretest-posttest design, dengan partisipan seorang anak berusia 7 tahun dan ibunya. Adanya peningkatan keterampilan berinteraksi pada ibu diprediksi mampu mengurangi disruptive behavior pada anak. ACE diukur menggunakan Adverse Childhood Experience International Questionnaire (ACE-IQ), sementara frekuensi disruptive behavior diukur dengan Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI). Keterampilan ibu dalam berinteraksi diukur menggunakan Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III (DPICS-III) dalam setiap sesi intervensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah PCIT diberikan, keterampilan ibu dalam berinteraksi dengan anak meningkat seiring dengan menurunnya frekuensi disruptive behavior anak, yakni dari taraf klinis menjadi taraf normal.

This study aims to evaluate the implementation of Parent-Child Interaction Therapy (PCIT) principles to diminish disruptive behavior in children with Adverse Childhood Experience (ACE). Current study employed a single case, pretest-posttest design, with a 7 year old child and her mother as the participants. PCIT is proposed as an effective intervention to decrease disruptive behavior, through increasing the parent-child interaction, which served as a moderating variable. ACE was measured with Adverse Childhood Experience International Questionnaire (ACE-IQ), while the frequency of disruptive behavior measured by Eyberg Child Behavior Inventory (ECBI). Parent-child interaction evaluated with Dyadic Parent-Child Interaction Coding System III (DPICS-III) in every session. Results suggested that after PCIT is given, parent's interaction skills were significantly enhanced, followed by the gradual decrease in child's disruptive behavior, from clinical to normal range."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Afrazayne Safitri
"Penerimaan orang tua dapat memengaruhi perkembangan anak tunarungu. Berdasarkan hal ini, penelitian dilakukan untuk menguji efektivitas program intervensi “Menjadi Orang Tua Istimewa” dalam meningkatkan pemahaman tentang penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu usia dini. Penelitian ini dilakukan dengan desain within subject yang diikuti oleh empat partisipan yang merupakan Ibu dari anak tunarungu usia dini. Terdapat tiga materi utama yang disampaikan, yakni kondisi anak tunarungu usia dini, peran orang tua dalam kehidupan anak tunarungu usia dini, dan penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu usia dini. Respon partisipan didapatkan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil analisis statistik menunjukkan program intervensi tidak signifikan dalam meningkatkan penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu usia dini. Hal ini ditunjukkan melalui hasil perbedaan skor post-test dan pre-test (Z = -0,921, p > 0,05) dan perbedaan skor follow-up test dan post-test (Z = 0,000, p > 0,05). Namun hasil pendalaman respon partisipan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman dan penerapan materi intervensi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmiah dalam pengembangan program intervensi terkait penerimaan orang tua terhadap anak tunarungu. 

Parental acceptance can affect development of early childhood children with Deaf. Based on this phenomenon, this study aimed to examine the effectiveness of the intervention program “Menjadi Orang Tua Istimewa” to increase understanding of parental acceptance towards early childhood children with Deaf. This study was conducted using within subject design with four participants who are mothers of early childhood children with Deaf. There were three main topics, which are condition of early childhood children with Deaf, parents’ role in early childhood children with Deaf, and parental acceptance towards early childhood children with Deaf. Participants’ response collected through questionnaire, and tested using Wilcoxon Signed Rank Test. The result of statistical analysis showed that the intervention program was not significant in increasing parental acceptance towards early childhood children with Deaf. This is shown through the result of difference in post-test and pre-test scores (Z = -0.921, >0,05) and difference in follow-up test and post-test (Z = 0.000, >0.05). However, the result of participants’ responses showed that there was an increase in understanding and implementation of intervention topics in everyday life. The result of this study can be used as scientific reference in development of intervention programs related to parental acceptance of Deaf children. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>