Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adam Wahyudi
"Dalam menuju target pencapaian MDG?s pada tahun 2015, peran puskesmas sangatlah penting, puskesmas sebagai institusi terdepan tidak hanya pemberi pelayanan kesehatan saja, tetapi juga melaksanakan berbagai program kesehatan untuk mempercepat pencapaian MDG?s tersebut . Beberapa hasil penelitian menunjukkan masih adanya ketidakpuasan yang dialami pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di puskesmas terutama pelayanan kesehatan di unit rawat jalan. Oleh karena itu dalam aplikasinya, puskesmas harus memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diberikannya agar kepuasan pasien dapat terpenuhi. Indeks Kepuasan Masyarakat pada tahun 2012 di Puskesmas Cikampek hanya berada pada nilai indeks 78.91 yang artinya puskesmas masih harus meningkatkan mutu pelayanannya agar kepuasan pasien dapat tercapai, karena dengan tercapainya kepuasan pasien maka akan memberikan nilai tambah yang positif bagi Puskesmas Cikampek sendiri, sehingga pada akhirnya puskesmas dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memelihara kesehatannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik pasien dengan persepsinya terhadap mutu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek Kabupaten Karawang pada tahun 2014. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian adalah pasien yang telah mendapatkan pelayanan rawat jalan dan setelah dilakukan penghitungan sampel didapatkanlah sebanyak 96 responden dengan ditambah 15% maka total responden adalah 111 responden, dengan kriteria responden yang telah berumur 16 tahun dan merupakan pasien rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pendidikan pasien dengan persepsinya terhadap dimensi mutu assurance pada pelayanan rawat jalan di Puskesmas Cikampek, dimana prosentase responden yang puas dengan pelayanan rawat di Puskesmas Cikampek adalah 45.2 % responden dan 54.8 % responden tidak puas dengan pelayanan rawat jalan puskesmas Cikampek.

In towards the achievement of MDG targets by 2015, the role of health center is important, as the health center is not only a leading institution health care providers alone, but also carry out various programs health to accelerate the achievement of the MDG's. puskesmas responsible for the development of health in the working area, so that existence is still very much needed by the community. In its application, health centers should pay attention to the quality of health services that it provides, that patient satisfaction can be met. Cikampek health center should attention to patient satisfaction because it is the achievement of satisfaction patients it will provide added value to the health center positive Cikampek itself, which in turn can be a health center for the community choice to maintain his health.
The purpose of this research is to know relationship of patient characteristics with perceptions of the quality of ambulatory care Cikampek health center street in Karawang district. This study is quantitative research. As for the sample in the study is patient who has received outpatient services, and obtained as much 111 respondents with a simple random sampling technique.
Results of the study shows that there is a relationship between the perception of patient education the quality of outpatient services at the health center with the percentage ikampek 45.2% of patients with ambulatory care health centers and 54.8% Cikampek patients are not satisfied with the service Cikampek outpatient health center.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhaputra Tristanto
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini pihak pengelola pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Di Kabupaten Lampung Utara pemanfaatan puskesmas sebesar 45,2%. Oleh Yudha,dkk, di Puskesmas Banjit tahun 1997 menghasilkan angka dengan kepuasan pasien sebesar 87%. Survai pendahuluan dilakukan bulan Maret 2002 di 4 puskesmas didapatkan 68% responden tidak puas terhadap layanan petugas. Sayang sekali data diatas, belum secara spesifik menggali tentang data kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan di Kabupaten Lampung Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepuasan dan mutu layanan balai pengobatan serta bagaimana hubungan kepuasan dan mutu layanan setelah dlcontrol dengan karakteristik pasien, yaitu : jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan. Penelitian ini dilakukan melalui analisis kuantitatif, dan pendekatan cross sectional untuk menganalisa korelasi antara faktor penyebab dan akibat melalui observasional-pengumpulan data sekaligus pada suatu saat pada 378 pasien balai pengobatan dari tanggal 22-25 April 2602 di 17 puskesmas Kabupaten Lampung Utara, guna mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan pada tahun 2002. Untuk memperoleh alasan ketidakpuasan yang timbul akibat proses pelayanan digunakan pendekatan kualitatif.
Hasil yang didapat menunjukkan tingkat ketidak kepuasan pasien sebesar 48,7%. Tingkat mutu layanan dimana yang menyatakan tidak ada tanggung jawab manajemen sebanyak 80,2%, sedangkan tidak ada proses penyerahan jasa sebanyak 50,5%. Pada uji bivariat dengan chi-quare didapat terdapat hubungan signifikan antara mutu layanan dengan tingkat kepuasan pasien balai pengobatan puskesmas di Kabupaten Lampung Utara tahun 2002, dimana pada faktor tanggung jawab manajemen variabel yang merupakan konfonder adalah pendidikan dan pekerjaan, sedangkan pada faktor proses penyerahan jasa variabel konfondennya jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Pada penelitian ini didapat indikator kepuasan yang diprioritaskan adalah : keterampilan pemeriksa, menerangkan cara minum obat yang akan diberikan, mengajak bila pasien sakit untuk berobat kembali.
Disarankan pada pembuat kebijakan pemerintah daerah dalam hal ini pihak dinas kesehatan Kabupaten agar : Mengadakan simulasi aplikasi pemeriksaan pasien sesuai dengan protap pelayanan standar minimal balai pengobatan puskesmas yang telah dibuat oleh Dinas kesehatan Kabupaten, mengadakan penyegaran bagi petugas balai pengobatan tentang perjalanan penyakit dan penatalaksanaan pengobatan sederhana serta tata cara pemberian obat-obatan di puskesmas, mengadakan penyegaran penyusunan program kerja puskesmas yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, dan mengadakan survei berkala untuk pengukuran kepuasan pasien dengan periode waktu tertentu (misalnya setiap akhir tahun anggaran), sehingga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat digunakan sebagai batas perencanaan peningkatan mutu layanan dimasa yang akan datang.
Kepustakaan 92 (1979 - 2001)

Relationship between Service Quality and Patient Satisfaction at Puskesmas in the District of North Lampung 2002In the recent globalization and free-trade era, the health care manager requires improving the service quality in the health care. Community Health Center (Puskesmas) utilization in the District of North Lampung is 45,2%. Yudha et.al revealed that patient satisfaction in Puskesmas Banjit in 1997 was 87%. The preliminary survey that conducted in March 2002 in 4 Puskesmas showed that 68% of respondents not satisfied with the provider's service. Unfortunately, the data that mentioned above was not specifically explained yet about the patient satisfaction on service quality at Puskesmas in the District of North Lampung.
The aims of this study were to find the level of satisfaction among patients and the service quality of health center as well as to find the relationship between patient satisfaction and service quality after being controlled by characteristics of patients such as sex, education, occupation, and knowledge. This study used the quantitative analysis and cross sectional approach to analyze relationship between causal factor and effect factor through observation. Data collecting was conducted to 378 patients of health center on April 22-25, 2002 at 17 Puskesmas in the District of North Lampung. To gain the reasons among unsatisfied patients on the service process given, this study used the qualitative approach.
The results of this study showed that the level of satisfaction among patients was 48,7%. Based on the level of service quality stating the lack of management responsibility was 80,2%, while no availability of the process of service delivery was 50,5%. A Chi-square test revealed the availability of significance between service quality and the level of patient satisfaction at Puskesmas in the District of North Lampung. As confounder variables in the management responsibility factor were education and occupation, while confounder variables in the process of service delivery factor were sex, education, and occupation. This study also found that the indicators of satisfaction having priority to be done are health provider's skill, explanation how to take the medicines, and suggest doing the examination again if the patient were sick.
The recommendations for the policy maker of district government, especially for the Health District, are to conduct simulation of examination for patient based on the minimal standard operational procedure of Puskesmas, to review Puskesmas program planning that focused on the customer satisfaction, and to conduct a periodic survey (at the end of the fiscal year) so it could determine the factors related to the patient satisfaction. And it is hoped that they could be used to improve the service quality in the future.
References: 92 (1979-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 9279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Sumantri
"Klinik Sanitasi merupakan bagian dari program pelayanan Puskesmas yang dapat mengakses kegiatan kuratif dan rehabilitatif dengan kegiatan promotif dan preventif dalam mengatasi penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Sejak bulan Nopember 1995 Klinik Sanitasi diperkenalkan dan dikembangkan di Puskesmas Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Propinsii NTB. Selanjutnya diikuti oleh beberapa Propinsi diantaranya di Propinsi Jawa Timur. Secara kuantitatif dari tahun 1996 (14 Puskesmas) sampai dengan tahun 2000 (25 Puskesmas) telah terjadi peningkatan pelaksanaan program Klinik Sanitasi. Akan tetapi kualitas peningkatan pelaksanaan kegiatan Klinik Sanitasi belum diketahui. Salah satu evaluasi kualitas adalah kepuasan yang bersifat subyektif. Untuk itu dilakukan pendekatan pengukuran dengan sistem mutu pelayanan jasa yaitu ISO 9004-2.
Mutu pelayanan terdiri dari tanggung jawab managemen, sumber daya material, struktur sistem mutu, keterkaitan dengan pelanggan, proses pemasaran, proses perencanaan dan performance serta perbaikan jasa. Sedangkan kepuasan diukur dengan tarif, jarak, ramah, baik, penampilan, nyaman, manfaat, kecepatan pelayanan, informasi dan keterkaitan pada klien. Untuk Variabel Confounding terdiri dari: jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan, penghasilan, pekerjaan, dan status pernikahan. Untuk menentukan skor kepuasan dan mutu dilakukan tahapan penyesuaian dengan indeks komposit melalui Multi Reability dengan Cronbach Alpha. Selanjutnya dilakukan analisis Univariant dengan distribusi frekuensi dan analisis bivarian untuk mengetahui adanya hubungan antara mutu dengan kepuasan dan kepuasan dengan variabel Confounding. Jika terjadinya kemaknaan dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara mutu dengan kepuasan yang dikontrol oleh variabel Confounding yang menghasilkan bermakna.
The Relation of Quality Sevice of Sanitation Clinic in Public Health Centre Based on ISO 9004-2 and the Client Satisfaction in Mojokerto District-East Java Province 2000.Sanitation Clinic is a part of public health centre (Puskesmas) program. Which can be provider in a card with promotion and preventive activities to anticipate environment based disease. Since November 1995, Sanitation Clinic had introduced and developed in Wanasaba public its development was followed by some provinces, one of them was East Java province. Quantitative, there is increasing number of clinic with only 14 clinics in 199E to 25 clinics in year 2000 however the quality of the clinic has never been studied. One of quality process. Therefore this study with then try to find correlation between client satisfaction with quality service increased by ISO 9004-2.
The service quality as measured by ISO 9004-2 consists of managerial responsibility, quality structure and system, customer interrogated, marketing process, planning pro class, performance and service repairmen. And the satisfaction is measured by fee, distance, polite clean performance, layoy, useful the speed of service, information, client integrity for external factor of gender, aid, education, knowledge, wage job and marital status. To definer satisfaction and quality score that is used reliability analysis with Cronbach alpha. Further univariate analysis by distribution frequency and analysis bivariate to know the related quality with satisfaction by external factor multivariate is done to know the related quality with satisfaction that is controlled by external factor.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Wahidah
"Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya, diperlukan pelayanan yang berorientasi kepada pelanggan artinya produk/jasa didesain sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan maka organisasi perlu mengidentifikasi kebutuhan pelanggannya, dengan demikian dapat meningkatkan mutu pelayanan. Ini merupakan tanda bahwa organisasi telah menerapkan sistem manajemen mutu. Dalam menentukan kebutuhan pelanggan terhadap mutu pelayanan dapat digunakan dimensi mutu berdasarkan teori Parasuraman yaitu responsiveness, reliability, assurance, emphaty, dan tangibles.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan (pasien) terhadap mutu pelayanan unit rawat jalan Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2008, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif desain cross sectional dan metode kualitatif dengan wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berkunjung ke rawat jalan Puskesmas Kecamatan Pademangan tahun 2008, dengan sampel sebanyak 100 responden yang diambil secara acak untuk mengisi kuesioner dan 20 informan dari 100 responden untuk diwawancarai secara mendalam mengenai kebutuhannya terhadap mutu pelayanan. Analisa data kuantitatif dengan deskriptif univariat sedangkan kualitatif dengan hasil wawancara yang merupakan data primer dan hasil penelusuran studi literatur yang merupakan data sekunder.
Hasil penelitian didapatkan dari 5 dimensi mutu yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi adalah dimensi reliability dengan nilai rata-rata sebesar 3,925 yang terdiri dari kebutuhan akan petugas kesehatan bersikap ramah saat menerima pasien, memberikan informasi yang jelas kepada pasien, memberikan pelayanan yang tepat, pemeriksaan sesuai dengan yang dikeluhkan pasien. Sedangkan tingkat kepentingan terendah adalah dimensi tangibles dengan nilai rata-rata sebesar 3,39 yang terdiri dari kecukupan tempat duduk di ruang tunggu, kebersihan di ruang tunggu, periksa dan toilet, kenyamanan di ruang tunggu dan periksa, ketersediaan AC, TV, kipas angin, tempat parkir, peralatan medis yang layak pakai dan lengkap serta penampilan petugas yang rapi.
Dari hasil penelitian ini menyarankan agar Puskesmas Kecamatan Pademangan memenuhi kebutuhan pasiennya dengan memperbaiki sistem di loket agar tidak terjadi antrian panjang, menerapkan 3S (senyum, sapa, dan salam) dalam melayani pasien, dan public relation dengan memberikan dan menjelaskan informasi yang dibutuhkan pasien, serta pemeliharaan peralatan medis dan fasilitas yang tersedia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Thenie
"Kasus pasien pulang paksa merupakan hal yang sering terjadi di rumah sakit. Pulang paksa merupakan tanda adanya perasaan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut.
Tingginya kasus pasien pulang paksa di rumah sakit selain akan menimbulkan dampak yang negatif di lingkungan keluarga pasien, juga akan menimbulkan kesulitan bagi rumah sakit datam hal mengevaluasi mutu pelayanan rumah sakit tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang persepsi pasien pulang paksa terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Penelitian dilakukan di instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karawang melalui wawancara mendalam terhadap 8 orang informan pasien pulang paksa, 1 orang Wadir. Pelayanan Medik, 1 orang Kepala Instalasi Gizi orang penanggung jawab kebersihan dan mengadakan Focus Groups Discussion (FGD) terhadap 8 orang Kepala Ruangan. Metodologi penelitian adalah kualitatif, dengan hasil penelitian dianalisa berdasarkan content analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya kasus pulang paksa di RSU Karawang disebabkan oleh faktor biaya bagi pasien kelas II dan III, sedangkan bagi pasien kelas I dan VIP lebih disebabkan oleh faktor pelayanan dan ketidaktahuan pasien. Faktor biaya yang dikeluhkan adalah tingginya biaya obat yang dikeluarkan oleh sebagian informan pasien pulang paksa karena sering terjadi pergantian obat, sedangkan faktor pelayanan yang dikeluhkan para informan pasien pulang paksa adalah ketidakramahan dan kekurangtanggapan dari pemberi pelayanan. Selain itu, masalah kebersihan juga merupakan hal yang banyak dikeluhkan oleh para informan pasien pulang paksa.
Dari hasil tersebut disarankan kepada pihak pengelola rumah sakit agar menggalakkan pemakaian obat generik, mensosialisasikan kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengembalian obat dan mengadakan subsidi silang untuk membantu pasien yang tidak mampu.
Dalam hal pelayanan, rumah sakit perlu mengadakan pelatihan pelayanan prima untuk meningkatkan kemampuan para karyawan dan mutu pelayanannya.
Kepustakaan: 26 (1991-2001).

Sign Out Against Medical Advice (SO-AMA) cases are common in hospitals. It is a sign of patients' unsatisfactory towards hospital services.
SO-AMA cases give negative impact in patients' family, it also cause difficulties to evaluate the quality of hospitals services.
This research's aim is to find out the general perception of the SO-AMA patients to hospital services. The research was carried out at inpatient department in Karawang District Hospital by making deep-interview to 8 SO-AMA informans, I Vice Director, the chief of nutrition department, the chief of cleaning service unit and making focus groups discussion to 8 chiefwards.
The method used in this research was qualitatif. The data was analyzed by content analysist.
The result showed that most of SO-AMA patients in Karawang District Hospital were motivated by high cost, especially in the 2" and 3`a classes patients. In VIP and 1 g classes patients the cause of SO-AMA were unsatisfactory to services quality and unknowledgement about their illness.
Drugs changes made the cost higher, and it caused the patient's complaint. The unfriendly, careless service and nonconductive sanitary condition in hospital were also the major complain.
Based on the results, there are some suggestion to hospital management such as: increasing generic drugs using, giving more information hospital policy about drugs returned allowable, and having cross-substitution for poor patients,besides improving the capability of hospital service providers and the quality of service through excellent services training,
Reference: 26 (1991-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 9264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristy Septa
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrianti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26581
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ernawati Munir
"ABSTRAK
Dengan bertambahnya rumah sakit baru dan meningkatnya pendapatan serta pendidikan masyarakat, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan, baik di bidang mutu pelayanan maupun fasilitas. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan menyebabkan meningkatnya kesadaran akan arti hidup sehat.
Pada umumnya rumah sakit didirikan untuk memberikan pelayanan pengobatan dan penyembuhan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap. Untuk menunjang keberhasilan program rawat inap ini perlu diketahui hubungan antara karakteristik pasien rawat inap dengan penggunaan kelas perawatan. Serta bagaimanakah menurut pendapat pasien tentang pelayanan rawat inap yang selama ini sudah dilakukan oleh fihak rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mcngetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien pengguna ruang rawat inap khususnya kelas VIP/kelas I dan kelas II, serta persepsi pasien terhadap pelayanan yang diterima selama dirawat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, data primer didapat dari hasil wawancara yang berpedoman pada kuesioner dan dilaksanakan pada bulan April 1994.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteiistik pasien yang diteliti yaitu jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan, pendapatan dan penanggung biaya berhubungan dengan pengguna ruang rawat inap kelas VIP/kelas I dan kelas II. Dan pada umumnya pelayanan yang diberikan sudah memuaskan. Hanya jika dibandingkan antara pengguna ruang rawat inap kelas VIP/kelas I dan kelas II, temyata mereka yang dirawat pada kelas VlP/kelas I lebih merasa kurang puas dibandingkan dengan mereka yang dirawat pada kelas II.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pelayanan rawat inap pada RSUD Karawang.

ABSTRACT
The growth of new hospitals and the increase of income and education of the society, will also improve the medical treatment, both on services as well as facilitation. Society who had reached a high level of education would be more conscious of the meaning of good health.
Generally, hospitals were built to serve medical treatment and recovery to outpatient and in-patient users. To back up the success of the in-patient program, the relationship between the characteristic of the in-patient and the consumption of room has to be analyzed as well as the patients' opinion about in-patient services offered by the hospital.
The objective of the study is to analyze the characteristics factors of the patients who used the VIP, first and second class rooms, and their perception about the services they experienced during their stay.
This is a descriptive research. Primary data was collected from structured interview using questionnaire and was done in April 1994.
The result of the research in connection with the in-patient characteristics (sex, residence, education, income and sponsor) related to the usage of the VIP, first and second class rooms, for the services available were generally found satisfying. The only difference is that the services for the in-patient users of the second class were better than the VIP or first class.
It is hoped that the result of the study will contribute to the development of the in-patient unit of the Karawang General Hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah
"Era globalisasi menuntut penyedia layanan kesehatan memberikan pelayanan yang berkualitas dan mampu bersaing dengan penyedia layanan kesehatan lain. Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa umumnya fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih kurang/tidak dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa umumnya mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi harapan pasien dan/atau masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kepuasan dengan keinginan memanfaatkan kembali pelayanan pada 170 responden di UPT Puskesmas Kecamatan Beji, dan telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2017. Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepuasan pasien sebesar 41,8. Hubungan karakteristik pasien dan tingkat kepuasan dan dengan keinginan memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan adalah semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin kritis penilaian kepuasan yang diberikan terhadap kinerja pelayanan kesehatan, cara pemabayaran asuransi lebih cenderung mempunyai keinginan tinggi memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan, semakin tua usia akan lebih cenderung mempunyai keinginan tinggi memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan, dan pasien yang puas terhadap kinerja pelayanan kesehatan cenderung mempunyai keinginan tinggi memanfaatkan kembali pelayanan kesehatan.

The era of globalization requires healthcare providers to provide quality services and be able to compete with other health care providers. The reality of the field shows that most government owned health care facilities are still under utilized by the community. One reason is that generally the quality of health services administered by health care facilities owned by the government still has not or does not meet the expectations of patients and or the community.
This study aims to determine the characteristics and level of satisfaction with the desire to reuse the service to 170 respondents in UPT Puskesmas Beji District, and has been implemented in May June 2017. The research design used is descriptive quantitative with cross sectional approach.
The results showed the patient satisfaction level of 41.8 . The relationship of patient characteristics and level of satisfaction and with the desire to reuse health services is the higher the level of education the more critical the assessment of satisfaction given to the performance of health services, the way of insurance delivery is more likely to have high desire to reuse health services, the older age will be more likely to have High desire to re utilize health services, and patients who are satisfied with the performance of health services tend to have a high desire to reuse health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Nanda
"Puskesmas merupakan salah satu fasilitas pemberi layanan kesehatan tingkat petama milik pemerintah di Indonesia. Pada tahun 2016 sampai 2019 terdapat penurunan jumlah kunjungan rawat jalan puskesmas di Kota Pariaman sebesar 29,4%. Kepuasan atau ketidakpuasan pasien terhadap layanan puskesmas akan memengaruhi perilaku pasien berikutnya seperti pembelian kembali layanan atau minat untuk melakukan kunjungan ulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepuasan kualitas layanan pada minat kunjungan ulang pasien ke puskesmas di Kota Pariaman tahun 2019. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan data dikumpulkan dari 156 orang yang pernah berkunjung ke puskesmas di Pariaman dalam waktu 3 (tiga) minggu terakhir. Analisis statistik menggunakan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 88,5% responden menyatakan akan melakukan kunjungan ulang kunjungan ulang; rata- rata kepuasan tertinggi responden berada pada dimensi emphaty yaitu sebesar 88,05%, dan terendah pada dimensi reliability yaitu sebesar 84,22%; terdapat perbedaan kepuasan dimensi responsivenes, dan assurance pada minat kunjungan ulang responden ke puskesmas; umur, jenis kelamin, pendidikan, dan aksesibilitas merupakan confounding pada dimensi responsiveness dan assurance. Pekerjaan hanya confounding pada dimensi assurance. Puskesmas diharapkan Puskesmas diharapkan melakukan prioritas pada peningkatan pelayanan perawat yang responsive serta menjamin obat tersedia dengan cukup dan lengkap serta mempertahankan hal-hal yang dianggap pelanggan yang baik.

Puskesmas is one of the first-level types of governments health care services in Indonesia. In 2016 and 2019, occurred a decrease in outpatient visits to the puskesmas by 29,4% in Pariaman. Patiens satisfaction or dissatisfaction with a service will affect subsequent patiens behavior such as product repurchase or revisit interest. This research aims to determine differences in service quality satisfaction in the interest of patients to revisit puskesmas in the Pariaman in 2019. This study design is a cross-sectional and the data was collected from 156 people who had visited the last 3 (three) weeks to the puskesmas in Pariaman. Statistical analysis using chi-square. The research results obtained 88.5% of respondents said they would make a revisit; the highest average satisfaction of respondents is in the empathy dimension that is equal to 88.05%, and the lowest in the reliability dimension that is equal to 84.22%; there are differences in the satisfaction dimensions of responsiveness, and assurance on the respondents' interest in visiting the puskesmas; age, gender, education, and accessibility are confounding on responsiveness and assurance dimensions. The work is only confounding on the assurance dimension.puskesmas is expected to prioritize efforts for improving the pharmacy service, nurse services and and to maintain things that are considered good customers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>