Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisah
"Proses pengendalian biaya pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sangat penting, agar pelaksanaannya tidak mengalami penyimpangan yang besar dari perencanaan yang ada. Pengendalian dapat- dilakukan melalui tiga tahap, mulai dari membandingkan kemajuan pekerjaan dengan suatu standar perencanaan, menganalisa penyimpangan yang terjadi, sampai dengan tindakan koreksi (corrective action) yang diperlukan untuk memperkecil penyimpangan tersebut Corrective action yang dilakukan sebaiknya mencakup semua unsur biaya yang ada, seperti: biaya tenaga kerja, material, peralatan, sub-kontraktor serta biaya overhead. Dengan adanya pengendalian biaya pada manajemen tenaga kerja diharapkan kinerja biaya proyek meningkat.
Metode yang dilakukan untuk memperoleh data mengenai pengaruh tindak, koreksi pada manajemen tenaga kerja adalah dengan studi literatur dan survey dengan menggunakan kuesioner yang disebar pada kontraktor yang mempunyai proyek gedung bertingkat di wilayah Jabodetabek.
Dari hasil analisa diperoleh 53 model simulasi tunggal dan 26 model simulasi kombinasi berdasarkan risk level dan nilai R2 yang cukup signifikan (>0.5) untuk tindakan koreksi yang dapat meningkatkan kinerja biaya tenaga kerja dimana nilai probabilitasnya diatas 50%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T11501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3439
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlailah
"Tindakan koreksi pada proyek konstruksi dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada semua unsur yaitu: kualitas proyek, waktu penyelesaian proyek, dan biaya pelaksanaan proyek. Ketiga unsur tersebut saling terkait satu dengan yang lain, yang semuanya akan mempengaruhi biaya pelaksanaan proyek. Penyimpangan biaya proyek antara lain disebabkan oleh material, peralatan, tenaga kerja, subkontraktor, overhead dan kondisi umum.
Alokasi biaya material merupakan salah satu biaya terbesar dari total biaya proyek konstruksi, Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan koreksi biaya material secara efektif bila terjadi penyimpangan biaya sehingga tercapai kinerja biaya yang optimal.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tindakan koreksi pada proses pengendalian biaya material terhadap peningkatan kinerja biaya proyek, melalui strategi pemilihan tindakan koreksi yang akan diambil oleh pimpinan proyek. Dari 105 rekomendasi tindakan koreksi pada pengendalian biaya material, setelah dilakukan pengujian ke Iapangan dengan melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner dilanjutkan analisa data, diperoleh 53 model tunggal dan 6 model berganda.
Model tindakan koreksi yang paling berpengaruh adalah tindakan koreksi pada kelompok A(Perencanaan) yaitu X1OA (mengevaluasi metode standard yang sudah ada, dan disesuaikan dengan skup pekerjaan, situasi, kondisi dan lingkungan) dan X2A (Melakukan survey yang detail dan matang terhadap kondisi lapangan dan data cuaca yang terdahulu).
Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh terdapat hubungan keterkaitan anatara variable-variabel yang signifikan dalam proses pengendalian biaya material terhadap peningkatan kinerja biaya proyek. Jika dilakukan peningkatan tindakan koreksi maka kinerja biaya proyek akan meningkat.
Dengan demikian diharapkan pimpinan proyek dapat memetakan tindakan-tindakan perbaikan yang akan diambil dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang menyebabkan terjadinya kenaikan biaya material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T11500
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3470
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3514
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Laode Moh. Saidin
"Pada proyek konstruksi gedung bertingkat banyak faktor yang mempengaruhi biaya Penyimpangan biaya dalam tahap pelaksanaan selalu terjadi,termasuk penyimpangan pada biaya overhead lapangan. Penyimpangan biaya yang terjadi pada akliirnya akan menyebabkan cost overrun.
Untuk menghindari terjadinya cost overrun, maka penyimpangan yang terjadi harus diperbaiki secara dini. Salah satu Cara memperbaiki penyimpangan adalah dengan melakukan tindakan koreksi yang tepat dan efektif.
Hasil analisis dan simulasi yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat 25 variabel tindakan koreksi tunggal dan 18 variabel tindakan koreksi berganda yang mempengaruhi peningkatan kinerja biaya proyek gedung bertingkat tinggi.
Dan variabel tindakan koreksi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kinerja biaya dalam proses pengendalian biaya overhead adalah " penyusunan metode kerja pelaksanaan dan hubungan antar aktivitas untuk digunakan dalam pembuatan network planning".

On highrise building construction project, many factor cause cost overrun. Cost overrun include material cost,labour,equipment,overhead and subcontract. Finally, this deviation cause cost overrun.
To avoid cost overrun, the deviation should correct early. One way to correct it is by doing the effective and exact corrective action.
The result of analisys and simulation has been done show that if the effective corrective action is done so the cost performance will increase. In this research there are 25 variable of single corrective action and 18 double correctly action that influence the progress of overhead cost.
And the most influence corrective action to the progress of cost performance in overhead cost control is "Work method arrangement and relationship between activity that is used in the making of network planning"."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 8711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zul Effendi
"Pada tahap pelaksanaan konstruksi, perlu dilaksanakan pengendalian sehingga biaya aktual penyelesaian proyek tidak menyimpang dari rencana. Jika dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan (cost variance) yang berakibat terjadi kelebihan biaya dari anggaran (cost overrun), perlu dilakukan identifikasi sumber penyebab penyimpangan tersebut. Salah satu variabel biaya proyek yang dapat dikendalikan adalah biaya peralatan. Kontribusi biaya peralatan mencapai 3-6% dari total biaya proyek konstruksi gedung bertingkat, jika terjadi penyimpangan akan berdampak menurunnya kinerja biaya proyek dengan menyumbangkan angka yang signifikan. Dalam proses pengendalian biaya, sumber penyebab penyimpangan ini dilakukan penelusuran untuk dilakukan tindakan koreksi yang diperlukan sehingga dapat memperbaiki kinerja biaya proyek. Dari penelitian ini dihasilkan 27 model tunggal tindakan koreksi dan 16 model berganda dari 31 kombinasi yang berasal dari 5 model tunggal terbaik yang signifikan dan diharapkan akan memperbaiki dan meningkatkan kinerja biaya proyek. Model tindakan koreksi yang paling berpengaruh adalah tindakan koreksi pada kelompok E. Pemeliharaan yaitu EI (harus memiliki manual operasi alat) dengan tingkat pengaruh 64,4% dan probabilitas keberhasilan 67,3% dan peningkatan tindakan koreksi yang dibutuhkan untuk mengembalikan kinerja kembali normal (kinerja realisasi sama dengan kinerja rencana) sebesar 5,57%.

To avoid cost variance of a project, it requires project control during the construction period. If a cost variance occurs which resulted in cost overruns, there is a need to indentify the cause of variance. One of the project variables that need to be controlled is equipment cost Equipment cost contributes about 3-6% of the total project cost in highrise building construction, Variance in equipment cost during cost can reduce project cost performance significantly. In the the cost control process, it is important to identify the causes of the variance in order to apply the most optimum corrective actions that can improve project This research has indentified 27 single regression models and 16 multiple regression models form 31 combinations based on the best 5 single models which significantly can improve project cost performance. The model that gives the highest impact are the corrective action in the maintenance category (E), which is the necessary to have equipment operation manual (El) which contribute 64,4% and probability of success of 67,3%, and corrective action required to rectify the performance to the normal level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T1726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3513
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Sagita Riantini
"Mengendalikan biaya proyek. berarti menjaga agar biaya aktual tetap Sesuai dengan biaya yang direncanakan Salah satu komponen biaya yang harus dikendalikan adalah tenaga kerja. Kurang baiknya manajcmen tenaga keija pada pelaksanaan suatu proyek dapat mengakibatkan tezjadinya pcnyimpangan biaya proyck, khususnya biaya tenaga kerja.
Adanya penyimpangan biaya proyek perlu dianalisa dan dicari tindakan koreksi yang sesuai dengan pcnyebab ierjadinya penyimpangan. Penentuan tindakan koreksi ini mcrupakan salah satu bentuk pengambilan keputusan di dalam mengendalikan biaya proyek, dimana diperlukan pertimbangan yang baik terhadap berbagai faktor risiko yang dapat terjadi akibat adanya penyimpangan.
Penentuan tindakan koreksi dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Expert System, yang merupakan suatu sistem yang diaplikasikan pada program komputer. Expert System dapat diaplikasikan pada pelaksanaan suatu proyek dan dapat mempercepat pengambilan keputusan, yaitu penentuan rekomendasi tindakan koreksi untuk masalah pengendalian biaya pada manajemen tenaga kerja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T6126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tripoli
"Setiap pelaksanaan proyek konstruksi selalu ditujukan untuk menghasilkan suatu bangunan yang bermutu dengan biaya yang tidak terlalu boros dalam waktu yang sangat terbatas. Untuk mencapai tujuan dimaksud diperlukan pengendalian biaya proyek terhadap biaya langsung (direct cost) yang terdiri dari biaya material, biaya tenaga kerja, biaya peralatan, biaya subkontraktor, biaya kondisi umum dan biaya overhead.
Jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan subkontraktor maka akan terjadi penyimpangan biaya (cost overrun) yang mengakibatkan menurunnya kinerja proyek. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang disebabkan oleh biaya subkontraktor diperlukan suatu tindakan koreksi (Corrective Action).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan- perusahaan kontraktor yang telah mengerjakan proyek bangunan gedung bertingkat banyak, dan pada umumnnya terletak di wilayah Jabotabek. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuisioner dan wawancara langsung kepada penenggung jawab yang menangani pelaksanaan proyek konstruksi tersebut. Data tersebut selanjutnya dianalisa berdasarkan statistika dengan program SPSS dan disimulasikan dengan Crystal Ball.
Berdasarkan analisa data diperoleh hasil bahwa tindakan koreksi yang sangat mempengaruhi terhadap kinerja biaya dalam pengelolaan subkontraktor adalah "Hasil memasukkan kedalam klausul kontrak (Hi)" akibat terjadinya force majeur yang berdampak pada tertundanya pelaksanaan. Besarnya tindakan koreksi HI tersebut untuk mengembalikan kepada kinerja semula (kinerja rencana lama dengan kinerja aktual) adalah 6,55 % dengan probabilitas keberhasilan sebesar 71 %.

The three main objectives of any construction projects are to be completed on schedule, within budget and fulfilling the quality requirement. Achieving these objectives requires good project control, particularly project cost control on direct cost which consist of material cost, man power cost, equipment cost, subcontracting cost, and general overhead cost.
Poor subcontracting management can cause cost overrun which lead to decreasing project performance. In order to avoid or reduce cost overrun that caused by subcontracting cost, it requires corrective action.
This research was carried out to identify corrective actions that affecting construction project cost performance. The research was conducted on construction contractor that build high buildings with in the Jabotabek region. Data collecting was alone using questionnares and structured interview with project managers. The data collected was analyzed using statistical soft were, SPSS and Crystal Ball.
Based on data analysis, it was found that corrective action which gives most impact on construction cost performance related to subcontractor is "The included of the impact of force majeur in contract clauses (HI). The total Corrective actions H1 is 6.55 %, that can improve performance to the condition planned, with success probability 71 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T 9433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>