Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105881 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Karlina
"ABSTRAK
Persaingan bisnis global antar perusahaan yang teijadi dewasa ini
menuntut pengelolaan yang optimal pada setiap sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan tersebut. Sumber daya manusia menjadi bagian yang paling vital
dalam menentukan tercapainya tujuan perusahaan (Cascio,2003;6). Sehlngga
aspek pengelolaan terhadap sumber daya manusia sepantasnya menjadi hal yang
sangat diperhatikan oleh perusahaan yang ingin bertahan dan sukses dalam
persaingan dunia bisnis.
PT. XYZ adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam jasa angkutan taksi yang mulai beroperasi pada tahun 1996 di Jabotabek
dan Makasar. Namun sampai pada saat ini, PT. XYZ dapat dikatakan belum
memiliki suatu sistem pengelolaan kineija {performance management system)
yang efektif. Hal ini terlihat dari permasalahan yang dirasakan yaitu: 1) Tugas
yang dilakukan belum dikaitkan dengan tujuan strategis perusahaan sehingga
hanya sebatas administrasi, 2) Sistem penilaian kineija yang belum memiliki
mdikator yang jelas dan spesifik, 3) Sistem informasi yang sifatnya satu arah
sehingga melemahkan fimgsi pengendalian terhadap kineija karyawan, 4) Fungsi
supervisi yang lemah sehingga teijadi kesalahan keija yang berulang-ulang.
Performance management system yang tepat digunakan oleh PT.XYZ
adalah performance management system yang berdasarkan pendekatan model
gabungan {mixed-model). Pendekatan ini dianggap tepat karena PT. XYZ adalah
sebuah perusahaan jasa pelayanan armada taksi yang seharusnya keberhasilan
kineija karyawannya tidak hanya dilihat dari seberapa banyak armada yang
beroperasi dan berapa jumlah uang simpanan pengemudi, tapi juga dilihat dari
segi kualitatifyaitu bagaimana karyawan melakukan pekeijaannya sehingga dapat
memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya yaitu para
pengemudi dan penumpang taksinya.
Pada tugas akhir ini akan diusulkan suatu rancangan performance
management system yang dapat diterapkan oleh PT. XYZ. Performance
Management System tersebut tercakup dalam langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: Mendefinisikan Strategi dan Tujuan Organisasi Berdasarkan Performa
dan Kompetensi, Langkah 2: Mendefinisikan Tujuan Unit Keija/Manajer, Langkah 3: Mengembangkan Performance Management System dan Siklus
Kinerja per 12 Buian, Langkah 4: Mengembangkan Penilaian Kineija
Berdasarkan Model Gabungan Performa dan Kompetensi, Langkah 5: Melatih
Manajer dan Karyawan untuk Melakukan Umpan Balik Kinerja.
Pada langkah ketiga performance management system yang dapal
diterapkan PT. XYZ adalah dengan menciptakan suatu siklus pengelolaan kinerja
yang meliputi komponen perencanaan kineija {performane planning), pengawasan
{monitoring), pengembangan {development), penyimpuian kinerja {performance
summary)- yang meliputi kegiatan penilaian kineija berdasarkan performa dan
kompetensi, dan rekognisi {recognition). Komponen tersebut dilakukan secara
terus menerus selama siklus kinerja per 12 bulan. Dengan performance
management system tersebut diharapkan dapat mengatasi permasalahan PT. XYZ.;;"
2005
T37959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Sylfiana
"PT. K, merupakan koperasi salah Satll operator seluler terbesar di Indonesia. Kompetisi yang berkembang dan tekanan pada perusahaan untuk menjadi lebih produktifl memaksa PT. K untuk melakukan pengurangan biaya, meningkatkan produktivitas, mencari strategi baru dan mcmperbaiki proses operasional. Awal bulan Januari 2006, pihak manajemen PTT K merasa perlu melakukan beberapa pcrubahan. Prinsip dasar dilakukannya perubahan terencana olch pihak manajemen adalah untuk mencapai sebuah organisasi yang efektif ?bukan merupakan pemecahan yang tetap untuk mencapai sesuatu, tetapi sebuah proses perkembangan untuk bertahan agar perusahaan dapat tetap aktif?. Perubahan di tubuh suatu organisasi tidak begitu saja dapat diterima olch seluruh karyawan. Adanya kemungldnan timbulnya resistensi dari bawahan terhadap perubahan yang dilakukzm merupakan sesuatu hal yang wajar.
French dan Bell, Jr. (dalam Indrawijaya, 1989) berpendapat bgwa salah sam pendekatan yang dapat digunakan dalam menghadapi perubahan adalah dengan melakukan konseling terhadap karyawan. Oleh sebab itu perlu dipersiapkan manajer yang mcmiliki keterampilan konseling guna dapat rncnangani masalah yang timbul dari para karyawan dan pelatihan merupakan cara yang dlanggap efektif untuk mcnanamkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan tersebut, Pelatihan ketrampilan konseling ini menggunakan metode pembelajaran pada ogmg dewasa yang mengedepankan teknik experiential learning.
Sebelum dilaksanakan program pelatihan, dibutuhkan persiapan yang tuntas guna membantu kesuksesan dalam setiap sesi pelatihan. Penyusunan program pelatihan ketrampilan konseling ini mengacu pada 10 tahapan yang diberikan oleh Kirkpatrick (1998) dan mctode yang akan digunakan dalam pelatihan adalah ceramah, penugasan individual, penugaan kelompok, diskusi kelompok, praktek, dan jizedback."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T34063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy
"ABSTRAK
Budaya Organisasi berisi seperangkat nilai-nilai yang bcrfungsi
untuk membemuk dan mengarahkan sikap serta perilaku para anggotanya
dalam mencapai tujuan. Budaya organisasi terutama harus terccnnin pada
visi yang hendak dicapai. Selanjutnya, mcrupakan tugas para pemimpin
(manajer puncak) untuk mensosialisasikan visi kepada para anggotanya.
Jika tidak maka akan dapat menyebabkan mcnururmya produktivitas kerja
dan komitmen sena meningkatnya jumlah lurnover (pergantian pekexja).
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat rancangan
pelatihan kepemimpinan transformasional bagi para manajcr puncak PT Y.
Hal ini dilakukan sehubungan dengan meningkamya jumlah turnover
(pergantian pekcrja) di P'I` Y yang dilansir merupakan akibat dad kurang
tcrsosialisasikannya budaya organisasi dengan baik sehingga menyebabkan
para atasan dan bawahan mempunyai persepsi yang berbcda dalam
memandang tujuan (visi).
Teori yang dirujuk dalam pembuatan rancangan pelatihan ini adalah
teori mengenai budaya organisasi yang menjclaskan mcngenai limgsi dan
proses sosialisasi budaya organisasi; teori kcpcmimpinan yang menjelaskan
cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk memotivasi bawahan mencapai
tujuan (visi); serta tcori mengenai rancangan penyusunan pelatihan yang
digunakan sebagai panduan untuk membuat rancangan pelatihan.
Analisa pemccahan dari permasalahan yang dihadapi olch PT Y
menunjukkan bahwa meninkatnya jumlah iurnover (pcrgantian pekerja)
diperkirakan merupakan akibat dari model kcpemimpinan transaksional
yang selama ini dijalankan oleh pcmimpin (manajer puncak) PT Y
menimbulkan ketidakjelasan Serta kurang dapat memotivasi karyawan
untuk mencapai tujuan (visi). Sehubungan dengan hal tcrsebul maka dipefkenalkan model kcpcmimpinan transformasional yang merupakan
pengcmbangan dari model kepemimpinan transaksional. Pengenalan model
kepemimpinan transfonnasional ini diharapkan dapat mcningkatkan
keterampilan karyawan untuk memotivasi karyawan mencapai tujuan (visiju
dan mempersiapkan karyawan untuk mengantisipasi perubahan-peruabhan
yang, mungkin tcmjadi. Selanjutnya, pelatihan dianggap sebagai cara yang
paling tepat karena mempakan cara yang paling banyak dilakukan untuk
meningkatkan kctcrampilan pemimpin.
Adapun usulan pemecahan masalah, bcrisi tahapan-tahapan untuk
melaksanakan kegialan pelatihan anlara lain: menentukan kebutuhan dan
peserta pelatihan, menetapkan tujuan umum pelatihan, menentukan lujuan
khusus, mendisain kcgialan pclalihan (tcrmasuk mctode dan format
pelatihan), mengurutkan kegiatan pelatihan, memulai perencanaan yang
Iebih mendelail (tcrmasuk alokasi waktu, tata letak ruangan, alat bantu dan
matcri-materi yang akan diberikan dalam kegiatan pelatihan), merevisi
detail dcsain pelalihan serta mengevaluasi scluruh kegiatan pclatihan."
2005
T34153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuni Prabawanti
"Pada era globalisasi, perkembangan teknologi dan persaingan bisnis yang pesat menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan-perubahan agar mencapai keberhasilan dalam mengoperasikan organisasinya. Peranan manusia menempati urutan terpenting untuk keberhasilan dari perusahaan. Perusahaan bisa memiliki teknologi yang paling canggih, dana mencukupi, sistem, prosedur, dan hal-hal lain yang baik, tetapi jika tidak mempunyai manusia yang bermutu didalam segala aspeknya maka hasil yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak akan dapat terwujud. Jadi, sangat tepat apabila dikatakan bahwa karyawan merupakan aset perusahaan yang paling berharga (Kuswadi, 2004). Oleh karena itu, perusahaan perlu mengelola kinerja sumber daya manusianya secara optimal, yang berarti agar pimpinan dan karyawan didalam perusahaan ditunjang dengan sistem yang ada dapat bekerja bersama secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.
Penulis menemukan indikasi adanya masalah pada peranan manajer penjualan PT X yang belum optimal, hal itu terlihat dari : (1) target penjualan yang ditetapkan perusahaan belum dapat dipenuhi dengan optimal oleh karyawan bagian penjualan. (2) komunikasi dan umpan balik yang belum efektif karena pertemuan antara manajer dan bawahan lebih banyak membahas dan memfokuskan pada pemasaran produk daripada memfokuskan pada individu karyawan.
Oleh karena itu untuk meningkatkan peranan manajer penjualan PT X dalam membantu bawahannya menghadapi hambatan dalam pemenuhan target penjualan diperlukau teknik konseling. Agar teknik konseling dapat dilakukan dengan efektif, diperlukan suatu keterampilan khusus yang diperoleh melalui pelatihan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam Tugas Akhir diajukan rancangan pelatihan keterampilan konseling bagi manajer penjualan di PT X."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
TA16815
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy
"Budaya Organisasi berisi seperangkat nilai-nilai yang berfungsi untuk membentuk dan mengarahkan sikap serta perilaku para anggotanya dalam mencapai tujuan. Budaya organisasi terutama harus tercermin pada visi yang hendak dicapai. Selanjutnya, merupakan tugas para pemimpin (manajer puncak) untuk mensosialisasikan visi kepada para anggotanya. Jika tidak maka akan dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja dan komitmen serta meningkatnya jumlah turnover (pergantian peketja).
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat rancangan pelatihan kepemimpinan transformasional bagi para manajer puncak PT Y. Hal ini dilakukan sehubungan dengan meningkatnya jumlah turnover (pergantian peketja) di PT Y yang dilansir merupakan akibat dari kurang tersosialisasikannya budaya organisasi dengan baik sehingga menyebabkan para atasan dan bawahan mempunyai persepsi yang berbeda dalam memandang tujuan (visi).
Teori yang dirujuk dalam pembuatan rancangan pelatihan ini adalah teori mengenai budaya organisasi yang menjelaskan mengenai fungsi dan proses sosialisasi budaya organisasi; teori kepemimpinan yang menjelaskan cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk memotivasi bawahan mencapai tujuan (visi); serta teori mengenai rancangan penyusunan pelatihan yang digunakan sebagai panduan untuk membuat rancangan pelatihan.
Analisa pemecahan dari permasalahan yang dihadapi oleh PT Y menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah turnover (pergantian pekerja) diperkirakan merupakan akibat dari model kepemimpinan transaksional yang selama ini dijalankan oleh pemimpin (manajer puncak) PT Y menimbulkan ketidakjelasan serta kurang dapat memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan (visi). Sehubungan dengan hal tersebut maka diperkenalkan model kepemimpinan transformasional yang merupakan pengembangan dari model kepemimpinan transaksional. Pengenalan model kepemimpinan transformasional ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan karyawan untuk memotivasi karyawan mencapai tujuan (visi) dan mempersiapkan karyawan untuk mengantisipasi perubahan-peruabhan yang mungkin terjadi. Selanjutnya, pelatihan dianggap sebagai cara yang paling tepat karena merupakan cara yang paling banyak dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pemimpin.
Adapun usulan pemecahan masalah, berisi tahapan-tahapan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan antara lain: menentukan kebutuhan dan peserta pelatihan, menetapkan tujuan umum pelatihan, menentukan tujuan khusus, mendisain kegiatan pelatihan (termasuk metode dan format pelatihan), mengurutkan kegiatan pelatihan, memulai perencanaan yang lebih mendetail (termasuk alokasi waktu, tata letak ruangan, alat bantu dan materi-materi yang akan diberikan dalam kegiatan pelatihan), merevisi detail desain pelatihan serta mengevaluasi seluruh kegiatan pelatihan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tenny Oktarina
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai upaya untuk mengatasi masalah terkait dengan rendahnya
pencapaian keberhasilan penyelesaian proyek pada PT. XYZ dengan menggunakan
strategi optimalisasi fungsi manajemen pengetahuan perusahaan. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan desain deskriptif. Berdasarkan hasil
pengukuran atas knowledge management maturity level perusahaan, disarankan agar
perusahaan meningkatkan pengelolaan pengetahuan yang telah berjalan saat ini,
khususnya pada aspek people melalui pelaksanaan pengembangan kepemimpinan para
manajer lini. Dalam tesis ini juga disusun sejumlah rekomendasi intervensi yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan awareness dan komitmen para manajer lini agar dapat
terlibat secara aktif dalam pengelolaan manajemen pengetahuan di perusahaan.

Abstract
This thesis is focus on discussing about the way to solve unexpected project
management result that happen at PT. XYZ by optimized corporate knowledge
management function. This research is a qualitative and quantitative research with
descriptive design. Based on knowledge management maturity level assessment result,
suggested that company should improve it knowledge management process, especially
in people aspect by developing its leaders (line managers). There are also some
interventions recommendation that company could implement to improve line managers
awareness and commitment, so that they will actively involved in knowledge
management activity"
2011
T30466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teszy Mira Ekakusuma
"Dalam menghadapi masa transformasi karena perubahan sistem manajemen sumber daya manusia yang terjadi di PT X, dibutuhkan suatu forum komunikasi berbentuk konseling. Manajer lini sebagai pemimpin tingkat pertama diharapkan dapat berperan sebagai konselor yang melakukan mediasi antara kebijakan perusahaan dengan kebutuhan karyawan.
Kondisi yang terjadi saat ini ternyata fungsi konseling pada manajer lini belum optimal. Hal ini dikarenakan belum semua manajer lini memiliki kemampuan yang mendukung terlaksananya konseling di unitnya masing-masing. Oleh karena itu, perusahaan mengadakan Workshop Counseling.
Disebut Workshop, karena yang dituju adalah kesiapan psikologis para manajer lini untuk memberi konseling dan pengalaman mencoba menjadi konselor yang baik melalui role play. Workshop Counseling ini rencananya akan dilakukan pula pada berbagai Divisi PT X selama menghadapi perubahan sistem manajemen. Mengingat cukup pentingnya Workshop Counseling bagi perusahaan dalam menghadapi perubahan ini, maka perlu adanya umpan balik untuk mengetahui keefektifan Workshop Counseling ini bagi peserta. Proses untuk memperoleh umpan balik dilakukan melalui suatu bentuk evaluasi terhadap workshop. Evaluasi pelatihan (dalam kegiatan ini berupa workshop) dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dari peserta serta membantu perusahaan dalam memutuskan kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk memperbaiki pelatihan tersebut (Kirkpatrick, 1998).
Karena belum terdapat bentuk evaluasi terhadap Workshop Counseling yang mencakup semua hal yang berkaitan dengan performansi workshop dan efektivitas workshop bagi peserta di lingkungan kerja, maka penulis berencana membuat rancangan evaluasi Workshop Counseling.
Rancangan evaluasi Workshop Counseling ini akan mencakup 3 (tiga) level evaluasi dari Kirkpatrick (1998), yaitu level reaction, learning dan behavior. Ketiga level ini termanifestasi dalam 6 (enam) format evaluasi yang bentuk dan waktu pelaksanaannya berbeda-beda, yaitu Format Penilaian Pelaksanaan Workshop Counseling Pre test, Post test, Action Plan I, Action Plan II dan Evaluasi B. Seluruh format ini ditujukan untuk peserta workshop kecuali format Evaluasi B yang diberikan kepada konseli dari konseling yang dilakukan oleh peserta workshop."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Archianti Widiasih
"Perubahan lingkungan menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Kondisi ini juga dialami oleh PT. XYZ yang mengadakan perubahan fokus bisnis sejak terjadinya !crisis keuangan pada 2002. Perubahan ini secara tidak langsung menuntut peningkatan kemampuan karyawan. Pada PT. XYZ memilih untuk melakukan berbagai macam pelatihan, terutama pada jabatan baru yang memiliki tanggungjawab dan tugas yang kompleks. Salah satunya adalah jabatan Manajer Komersial & Teknologi Divisi Produk & Jasa Non Kereta Api.
PT. XYZ merasakan timbul permasalahan yang menyangkut kinerja Manajer Komersial & Teknologi Divisi Produk & Jasa Non Kereta Api. Hal ini dikarenakan jumlah pelatihan yang banyak diikuti tidak diimbangi dengan peningkatan kinerja sesuai dengan harapan manajemen. Menghadapi permasalahan tersebut maka terdapat beberapa altematif pemeeahan masalah, antara lain menyangkut analisis kebutuhan pelatihan, pelaksanaan program pelatihan dan evaluasi pelatihan (Cascio, 1995). Alternatif-alternatif ini muncul dikarenakan keefektifan pelatihan sangat tergantung pada tahapan-tahapan dalam pelatihan.
Berdasarkan hasil temuan data dari PT. XYZ maka pada Tugas Akhir ini akan diajukan uulan mengenai rancangan analisis kebutuhan pelatihan. Rancangan diajukan dengan menggunakan 3 (tiga) tahapan analisis yaitu analisis organisasi, analisis tugas dan analisis tenaga kerja. Usulan yang diberikan menggunakan tahapan analisis kebutuhan pelatihan yang dikemukakan oleh McGehee & Thayer (dalam Dipboye, Smith & Hower, 1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatsi Anzani
"PT XYZ merupakan perusahaan penerbangan tidak berjadwal pertama di Indonesia. Perusahaan ini mempunyai berbagi jenis usaha jasa transportasi udara antara lain penyewaan pesawat terbang dan helikopter serta perbaikan komponen atau suku cadangnya. PT XYZ sangat mengedepankan aspek Sumber Daya Manusia dalam setiap usaha-usaha yang dilakukan baik untuk menjalankan maupun mengembangkan bisnisnya. Hal ini sejalan dengan bidang jasa layanan udara PTXYZ, yang sangat mengandalkan safety sebagai modal utama untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha. Zero accident dan zero incident merupakan sasaran utama setiap operator penerbangan. Dari basil pengumpulan data secara kuantitatif dan wawancara dengan divisi safety PT XYZ diperoJeh data yang menunjukan bahwa sepanjang tahun 2005 teJjadi 1 kecelakaan dan 59 incident. Dan sampai pada bulan November 2006 terjadi 39 incident di PT XYZ. Dari hasil wawancara baik dengan ground crew, pilot dan para chief engineer serta chief pilot, incident yang terjadi sebagian besar memang bersumber pada human factor. Salah satunya, stress akibat tekanan yang mereka hadapi dalam pekerjaan yang memiiiki resiko yang tinggi. Para pilot sependapat bahwa tingkat stress yang berat menggangu konsenstrasi dan proses pengambilan keputusan pada saat terbang. Pendekatan organisasi
dengan cara melakukan training dimaksudkan untuk melatih kekuatan individu dalam menghadapi stress. Perilaku individu yang beresiko tinggi akibat stress dapat selalu berujung pada Accident. Meskipun coping tidak bisa dikuasai penuh oleh seseorang, tetapi stress management dapat membuat seseorang rnampu mengatur dengan cara meminimalisasi, menghindari, mentoleransikan, dan menerima kondisi yang menyebabkan stress sebagai usaha untuk menguasai kondisi sekitamya. Dengan stress management training seseorang diharapkan mampu untuk menilai situasi, memformulasikan strategi coping dan mengimplementasikan dalam pekerjaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses cascading dan alignment Key Performance Indicators (KPI) di PT XYZ, sebuah perusahaan yang menerapkan konsep Balanced Scorecard (BSC) untuk mendukung pencapaian tujuan strategisnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan analisis dokumen, wawancara, dan strategy maps untuk mengevaluasi keselarasan KPI di berbagai level organisasi, mulai dari level Korporat, Direksi, hingga unit bisnis, seperti PSO Wilayah Barat, Strategi & Kebijakan SDM, dan Portofolio Bisnis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar KPI telah di-cascade dengan baik, mencerminkan hubungan sebab-akibat yang jelas antara sasaran strategis di level korporat dan implementasi operasional di unit bisnis. Beberapa KPI, seperti % Pemenuhan Supply Agreement Pupuk Subsidi dan % Transformasi SDM, berhasil menunjukkan keselarasan penuh (fully cascade) tanpa modifikasi, sedangkan KPI seperti % Alignment Pengelolaan HCM menunjukkan kontribusi signifikan terhadap transformasi strategis SDM di perusahaan. Namun, terdapat beberapa kendala, terutama pada unit Portofolio Bisnis, di mana ditemukan ketidaksesuaian KPI dengan tupoksi unit, yang mencerminkan kurangnya pemahaman terhadap proses cascading. Penelitian ini menyimpulkan bahwa cascading dan alignment KPI di PT XYZ telah mendukung pencapaian tujuan strategis perusahaan secara efektif, meskipun masih diperlukan peningkatan dalam memahami cascading, memperkuat koordinasi antar unit, dan memastikan relevansi KPI dengan tupoksi unit. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan monitoring berbasis teknologi dan penguatan kapabilitas tim dalam memahami hubungan antara KPI strategis dan operasional untuk mendukung pencapaian visi jangka panjang perusahaan.

This study aims to evaluate the cascading and alignment processes of Key Performance Indicators (KPIs) at PT XYZ, a company implementing the Balanced Scorecard (BSC) concept to support its strategic objectives. Using a descriptive approach, the research incorporates document analysis, interviews, and strategy maps to assess KPI alignment across organizational levels, including Corporate, Board of Directors, and business units such as the Western Region PSO, Human Resource Strategy & Policy, and Business Portfolio. The findings indicate that most KPIs have been effectively cascaded, demonstrating clear cause-and-effect relationships between corporate-level strategic goals and operational implementation in business units. Certain KPIs, such as the percentage of Fulfillment of Subsidized Fertilizer Supply Agreements and HR Transformation Percentage, exhibit full alignment (fully cascaded) without modifications. Meanwhile, KPIs such as the Percentage of HCM Management Alignment significantly contribute to the strategic transformation of HR within the company. However, challenges remain, particularly in the Business Portfolio unit, where KPI misalignment with the unit's core responsibilities reflects a lack of understanding of the cascading process. The study concludes that KPI cascading and alignment at PT XYZ have effectively supported the achievement of the company's strategic goals, though improvements are necessary in understanding cascading, enhancing coordination among units, and ensuring KPI relevance to unit responsibilities. The study recommends the adoption of technology-based monitoring enhancements and strengthening team capabilities to better comprehend the relationship between strategic and operational KPIs, thereby supporting the company's long-term vision."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>