Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moritz Binsar Achdes
"Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia. Setidaknya bagi 25% penduduknya yang sudah mengenal Internet. Para pengguna internet di Indonesia pada umumnya tersebar di kota-kota besar di Indonesia yang memadai untuk infrastruktur internet.
Netizen di Indonesia memiliki ciri-ciri yang unik. Netizen Indonesia terkenal dengan sifatnya yang suka gratisan, senang berkomunitas, cenderung pasif dalam mencari informasi, dan sangat mementingkan citra diri. Sehingga dalam era digital perlu metode pemasaran khusus.
Kesulitan dalam mengerti netizen di era digital inilah yang membuat banyak produsen konten kreatif kalah oleh pembajakan. Sehingga banyak pelaku industri konten kreatif yang tidak bertahan karena merugi.
Dengan makalah ini penulis berusaha memperkenalkan sebuah konsep pemasaran di era digital yang bernama Free Lunch Method. Konsep pemasaran ini penulis anggap bagus jika diketahui oleh para produsen konten kreatif karena sangat sesuai dengan karakteristik netizen Indonesia.

Internet today has become a staple for the Indonesian people. At least for 25 % of the population who are familiar with the Internet. Internet users in Indonesia are generally spread across major cities in Indonesia, which is adequate for the Internet infrastructure.
Netizens in Indonesia has unique characteristics. Indonesia is famous for its netizens who love free, happy communion, tend to be passive in seeking information, and is very concerned with self-image. Thus, in the digital age need special marketing methods.
Difficulty in understanding the netizens in the digital age that makes a lot of creative content producers lost by piracy. So many creative content industry players who did not survive because of a loss.
With this paper the authors try to introduce a concept of marketing in the digital age called Free Lunch Method. The marketing concept is considered good if the author is known by the producers of creative content as is in accordance with the characteristics of Indonesian netizens.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
DIPLU 5(1-2)2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adha
"Teknologi yang terus berkembang memungkinkan manusia untuk selalu terhubung dan berinteraksi dengan satu sama lain tanpa adanya batasan fisik. Manusia pun tanpa disadari telah menciptakan realitas baru yang mengubah cara mereka berhubungan, realitas ini dapat disebut sebagai dunia daring, yaitu ruang di mana manusia dapat membentuk komunitas tanpa kontak fisik melainkan via teknologi. Transisi yang sangat cepat dari dunia fisik ke dunia daring ini memicu beberapa permasalahan penting untuk dibahas, salah satunya adalah konsep entitas virtual akibat adanya pengaburan distingsi terkait realitas aktual dan realitas virtual. Pengaburan ini menimbulkan permasalahan ontologis terkait entitas virtual dan bagaimana individu berelasi antar subjek secara daring. Dalam artiaan apakah subjek daring ini hanyalah part of being atau ternyata entitas daring adalah eksistensi yang terpisah dari diri manusia. Untuk melihat lapisan relasi tersebut penulis menggunakan pemikiran Martin Buber yakni konsep mode eksistensi dan ruang dialogis. Penulis juga menggunakan metode analisis deskriptif dan distingsi demi memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep dalam tulisan. Berdasarkan analisis penulis, dapat disimpulkan bahwa entitas daring adalah part of being, yaitu subjek yang memiliki dimensi subjektivitas, oleh karena itu mode relasi Buber dapat menjadi pilihan dalam berelasi sesama subjek dalam dunia virtual.

Technology that continues to develop allows humans to be continually connected and interact with one another without any physical limitations. Humans have also unwittingly created a new reality that changes how they relate, a reality that can be called the online world, namely a space where humans can form communities without physical contact but via technology. The accelerated transition from the physical world to the online world has triggered several vital issues such as the concept of virtual entities, due to the blurring of the distinction between actual reality and virtual reality. This blurring raises ontological issues regarding virtual entities and how individuals relate between subjects online, in the sense of whether this online subject is a part of being or that online entities are existences that are separate from human beings. To see the layers of this relationship, the writer uses Martin Buber's thinking, namely the concept of mode of existence and dialogical space. Additionally, to support this research author also uses descriptive analysis and distinction methods to explain various concepts in this work. Based on the author's analysis, it inferred that online entities are part of being, namely subject that has a subjective dimension, therefore Buber's relational model can be an option in relating to fellow-subjects in the virtual world."
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Alton Arif
"Internet sekarang ini dapat dinikmati dengan menggunakan jaringan telepon yang ada di rumah-rumah. Kelemahan sistem ini yang paling nyata adalah kecepatan aksesnya yang belum memuaskan dan juga pelanggan harus membayar 2 kali, yaitu biaya penggunaan internet dan biaya koneksi berupa pulsa telepon. Di samping itu pelanggan pun harus memilih antara menggunakan telepon atau menggunakan internet.
Pada skripsi ini akan dibahas mengenai teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) yang memanfaatkan jaringan telepon sebagai medianya. Untuk menggunakan teknoloi ini hanya diperlukan tambahan 2 alat yang tidak memakan tempat, tetapi dapat meningkatkan kemampuan jaringan lokal kabel tembaga dengan kecepatan akses hingga 40 kali kecepatan akses dari modem analog 56 k.
Dengan biaya langganan sekitar 500 ribu rupiah per bulan untuk penggunaan internet secara tak terbatas dan tidak Iagi memperhitungkan pulsa telepon dalam koneksinya, ADSL telihat lebih ekonomis dibandingkan koneksi internet kecepatan tinggi lainnya. Telepon dan internet pun dapat digunakan secara bersamaan dalam satu jalur media kabel tembaga."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andyan Pradipto
"Pesatnya perkembangan teknologi telah memberikan dampaknya terhadap berbagai sektor kehidupan, termasuk juga bagi berkembangnya dunia pendidikan. Salah satu aktivitas pendidikan yang berubah karena pengaruh teknologi adalah ujian. Kini seringkali ujian diadakan secara online, dan metode ujian konvensional sudah tidak digunakan lagi. Seiring berjalannya waktu, muncul kebutuhan akan adanya sistem ujian yang dapat melakukan pemikiran sendiri (expert system) serta bersifat adaptif yang bisa menyesuaikan level kesukaran soal dengan kemampuan mahasiswa.
Berdasarkan hal tersebut, dilakukan perancangan suatu sistem ujian online yang adaptif yang pintar, dengan menggunakan penggabungan antara algoritma ADES dengan konsep EBT dari Gwo-Jen Hwang, serta ditambahkan suatu mekanisme feedback berupa penjelasan untuk soal-soal yang dijawab dengan salah. Algoritma ADES dimanfaatkan dalam proses penentuan level ujian serta penentuan level soal yang akan diberikan pada ujian yang berikutnya, sedangkan konsep EBT digunakan sebagai mekanisme evaluasi alas hasil ujian berdasarkan setiap konsep penyusun yang sudah didefinisikan untuk sualu mata kuliah tertentu.
Berdasarkan hasil implementasi, diketahui bahwa sistem dapat menyesuaikan level kesukaran soal yang digunakan pada ujian dengan hasil ujian sebelumnya, serta dapat memberikan evaluasi berupa pernyataan-pernyataan Iinguistik kepada peserta ujian mengenai penguasaan dan pemahaman peserta ujian tersebul atas konsep- konsep penyusun yang ada, sehingga peserta ujian dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk ujian berikutnya sesuai dengan hasil yang diperoleh pada ujian sebelumnya. Selain dapat memberikan nuansa adaptif serta evaluatif, kinerja sistem ujian online dapat dikatakan cukup baik, dimana sistem memiliki response time sebesar 0,0159 detik untuk memberikan laporan hasil ujian."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Perkembangan internet telah mempermudah seluruh bidang kehidupan, mulai dari kegiatan perkantoran,rancang bangun teknologi,sistem kontrol,perbankan dan pendidikan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Widiawan
"Kemajuan Teknologi Informatika khususnya internet membawa perubahan yang sangat cepat dan dapat memberikan manfaat positif, namun intemet juga memiliki' banyak kelemahan yang dapat dimanfaatkan secara negatif oleh sebagian penggunannya. Di Indonesia pengguna Internet masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara seperti Singapura, Cina, Korea Selatan, Jepang, India, Australia, serta beberapa negara lainnya. Hal ini dapat diakibatkan antara lain karena faktor budaya, daya beli masyarakat Indonesia yang masih rendah, kurangnya dukungan pemerintah, dll. Namun yang mengherankan meskipun jumlah pengguna internet di Indonesia tergolong kecil, tetapi angka kejahatan Internet di Indonesia sangat tinggi, Hal ini terlihat dari banyaknya hasil survey yang dilakukan menjelaskan posisi Indonesia yang dinilai memiliki kontribusi terhadap cyber crime yang cukup besar. Realitas tersebut membangun gambaran negatif yang mewakili entitas dan identitas bangsa Indonesia di lingkup peraauran global, dan bila dilihat dari konsep Ketahanan Nasional hal tersebut merupakan cerminan dari lemahnya kemampuan mengatasi ancaman, gangguan, Hambatan dan tantangan baik dari dalam maupun luar serta dapat membahayakan integritas, identitas, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara, dengan and lain cyber crime memiliki implikasi negatif dan merugikan Ketahanan Nasional Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk memperkecil penyalahgunaan internet di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data diperoleh melalui pengamatan dengan melakukan interaksi langsung dengan obyek yaitu internet, juga menggunakan pendekatan kuantitaif yang diperoleh dari hasil questioner dari beberapa pakar dibidangnya yang berkorelasi dengan teknologi internet, kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan alat bantu AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk menentukan altematif berupa saran yang sebaiknya digunakan untuk menekan dampak negatif dari penyalahgunaan internet agar dapat menunjang Ketahanan Nasional Indonesia, maka diperoleh beberapa altematif cara yang dapat dilakukan untuk memperkecil penyalahgunaan internet di Indonesia, diantaranya sebagai berikut ; alternatif pertama adalah membuat regulas/ peraturan atau undang-undang yang mengatur kejahatan internet secara khusus. Hal ini sangat beralasan mengingat sampai saat ini di Indonesia masih belum mempunyai hokum yang mengatur kejahatan internet secara khusus. Alternatif kedua adalah memberikan kewenangan kepada institusi intelegen baik dari POLRI, BAIS, BIN, kejaksaan dan aparat lain yang terkait, serta bekerja sama dengan IPS (Internet Service Provider) atau Penyedia Jasa Layanan Internet untuk melakukan pemantauan dan penyelidikan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan disalahgunakannya internet. Alternatif ketiga adalah melakukan blocking situs yang terindikasi dapat disalahgunakan untuk melakukan tindak kejahatan cyber.
Progress of Technology Informatics specially Internet bring very change quickly and can give positive benefit, but internet also have many weakness to be exploited negatively by some people. In Indonesia internet consumer still pertained to lower in comparison with state like Singapore, Chinese, South Korea, Japan, India, Australia, and also some other state. This matter can be resulted because of cultural factor, lower purchasing power some Indonesian, lack of governmental support, etc. Surprisingly the Internet consumer in Indonesia pertained-is small; but the number of internet crime in Indonesia is very high, This seen from the result of survey which is explained assessed Indonesia position have contribution to cyber crime is big enough. The reality build negative picture which deputize Indonesian nation identity and entity in global scope, and if seen from National Resilience concept represent reflection from weakening of ability overcome threat, trouble, And challenge resistance either from in and also outside and can endanger integrity, identity, the continuity of nation life and state, with other meaning cyber crime have negative implication and harm Indonesia National Resilience. IS required effort to minimize the crimes of internet in Indonesia.
This research use qualitative approach, data obtained from perception by direct interaction with object that is internet, also use quantitative approach to obtain questioner result from some expert which have correlation with internet technology, then by using appliance assist AHP (Analytical Hierarchy Process) to determine alternative suggestion which are better be used to depress negative impact from abuse of internet can support Indonesian National Resilience, hence obtained some alternative way to minimize the internet crime in Indonesia, among others as follows ; first alternative is to make regulation or law to arrange the internet crime specifically this is very occasion because till now Indonesia have no owned law to arrange the Internet crime. Second alternative by giving right to Intelligence institution either from POLICE, BAIS, BIN, Public attorney And related other government officer, and also cooperate with ISP (Internet Service Provider) to make investigation and monitoring in order to anticipating possibility misusing of internet. Third alternative is blocking site which is indicating can be misused to act the cyber crime.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Internet mempunyai potensi yang besar, baik sebagai sumber belajar. media maupun pendudkung pengelolaan kegiatan pembelajaran...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Loh Gusti Madewanti
"ABSTRAK
Tahun 1999, adalah kelahiran Portal Kaskus, sejak itu pula Kaskus menjadi sebuah ruang
dimana keriuhan kehidupan melalui teks digulirkan oleh member anggotanya yang disebut sebagai
Kaskuser. Kaskuser yang berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya menggunakan teks baik
itu simbol, tulisan dan bahkan secara lisan, dengan struktur bahasa yang unik dan slang. Bahasa slang
itulah yang kemudian menjadi ciri khas dari Kaskus, yang diklaim oleh para anggotanya dan tertera
dalam member counter pada laman Kaskus, sebagai komunitas cyber terbesar di Indonesia.
Sebagai komunitas cyber yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia dan memiliki
anggota sangat banyak, hingga lebih dari empat juta member, hal itu menunjukkan bahwa gejala
tersebut bukan hanya tentang inovasi teknologi internet semata, tetapi ini merupakan sebuah
perwujudan perkembangan teks terutama bahasa slang, sebagai bahasa pergaulan dan bahasa ‘resmi’
Kaskuser yang sangat mengakar kuat dalam cyber forum tersebut.
Kuatnya bahasa slang sebagai bahasa pergaulan, menjadi penguat rasa solidaritas diantara
sesama member yang cenderung anonim, sebagai salah satu dari konsekuensi logis ruang cyber.
Namun, ruang cyber yang luas, dan ciri khas Kaskus sebagai member yang anonim, mengutip Karin
Barber (2007) tetap meninggalkan jejak serta merefleksikan teks sebagai bentuk kebudayaan yang
mereka bangun dan strukturkan. Jejak ini bergerak dan menyebar hingga tidak hanya pada dunia
cyber, namun secara luas digunakan oleh banyak kalangan, terutama anak muda di kota besar seperti
Jakarta dan Bandung, sebagai bahasa slang pergaulan mereka.

ABSTRACT
In 1999, Kaskus Website was born, since it is also a space where the hubbub of life through the
text rotated by the Kaskus members called Kaskuser. Kaskuser who communicate and interact with
each other using either text symbols, writings and even verbally, with the unique structure of the
language and slang. Slang is became characteristic of Kaskus, which is claimed by its members and
listed in the member Kaskus counter on the page, as the cyber community in Indonesia.
As cyber community who claimed to be the largest in Indonesia and has a lot of members, to
more than four million members, it was shown that the symptoms are not just about the internet
technological innovation alone, but this is primarily a manifestation of the development of ‘slang’ text,
the language socially and linguistically 'official' Kaskuser very deeply entrenched in cyber forum.
The strong language of slang as a lingua franca, a reinforcing solidarity among fellow
members who tend to be anonymous, as one of the logical consequences of cyber space. However, the
vast cyber space, and as a member of Kaskus typical anonymous, citing Karin Barber (2007) still
leaves a trace and reflect the text as a form of culture that they wake up and structurized. This trail is
moving and spreading not only in the cyber world, but it is widely used by many people, especially
young people in big cities such as Jakarta and Bandung, as their association languange."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Callista Sakina Amadira
"ABSTRAK
Di era digital ini semakin mudah untuk merencanakan perjalanan secara mandiri menggunakan internet. Seiring berkembangnya internet, penyelenggara perjalanan harus memiliki strategi khusus untuk menjaga klien mereka, salah satunya melalui pemasaran digital. Travass Life adalah salah satu penyelenggara perjalanan yang melakukan pemasaran melalui platform digital, terutama website dan media sosial Instagram. Jurnal ini akan memaparkan berbagai strategi pemasaran yang dilakukan Travass Life, baik dari sisi konten visual maupun paket wisata yang ditawarkan. Strategi ini kemudian akan dipaparkan sesuai dengan tahapan perilaku pembelian konsumen menurut model AISAS.

ABSTRACT
n this digital age, travellers can easily plan trips independently using the internet. As the internet develops, travel organizers must have specific strategies to keep their clients, one of them is trough digital marketing. Travass Life is one of the travel organizers that uses digital platforms to execute their marketing strategy, especially through websites and Instagram. This journal will describe the various marketing strategies of Travass Life, both in terms of visual content and packages offered. The strategies will then be described in accordance to the stages of consumer purchasing behavior according to AISAS model. "
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>