Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 228181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wulandari Gusti Putritama
"ABSTRAK
Jumlah perokok di dunia saat ini semakin banyak. Menurut WHO, pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 miliar orang. Sedangkan hasil dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia pada tahun 2011 didapatkan bahwa dari 8.305 penduduk Indonesia 15 tahun ke atas terdapat 34,8% yang merokok. Untuk perokok pelajar, menurut hasil Global Youth Tobacco Survey (GYTS), terdapat 30,4% pelajar yang pernah merokok dan 20,3% pelajar yang saat diwawancarai merokok. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, konsumsi alkohol, perilaku merokok orang tua, perilaku merokok saudara kandung, dan sikap teman terhadap perilaku merokok merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa. Selain itu, tingkat pendidikan merupakan variabel confouder. Faktor yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada pelajar dan mahasiswa adalah jenis kelamin (OR = 12,188), sedangkan yang dapat diintervensi adalah konsumsi alkohol (OR = 7,366).

ABSTRACT
Today, the number of smokers in the world is increased. According to WHO the number of smokers in the world are 1.3 billion people in 2008. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia in 2011 found that 34,8% of 8.305 Indoensian 15 years above are smokers. According to Global Youth Tobacco Survey (GYTS), there are 30,4% students ever smoked and 20,3% students currently smoked. This research was conducted using a cross-sectional design to investigate factors affected student’ smoking behavior in 16 provinces in Indonesia. The results of this research showed that age, gender, academic performance, alcohol consumption, parents’ smoking behavior, siblings’ smoking behavior, and friends’ attitudes toward smoking behavior are the factors affected students’ smoking behavior. In addition, the level of education is confouder variable. The most affecting factor on students’smoking behaviour is gender (OR = 12,188), while the most affecting factor on students’ smoking behaviour and can be intervented is consumption of alcohol (OR = 7,366) ."
2014
S54503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huriah Astuti
"Tujuan dan Metode. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi merokok dengan lama waktu sampai mulai menyalahgunakan ganja. Sampel penelitian ini adalah 10.379 pelajar/mahasiswa perokok, dengan 708 penyalahguna ganja. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kesintasan regresi Cox with time dependent covariats.
Hasil Penelitian. Berdasarkan frekuensi merokok, median waktu ketahanan dari mulai pertama kali merokok sampai menyalahgunakan ganja menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok merokok rutin dengan kelompok merokok tidak rutin, masing-masing 2 tahun. Hasil uji wilcoxon menyimpulkan ada perbedaan ketahanan menyalahgunakan ganja antara kelompok jarang merokok dengan kelompok perokok berfrekuensi <5 - >35 batang/minggu. Analisis multivariat menunjukkan pola semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi, semakin besar nilai risiko untuk menyalahgunakan ganja setelah dikontrol oleh variabel confounder (riwayat minum alkohol, keluarga terpajan alkohol dan atau narkoba, pernah terpisah orangtua minimal enam bulan, dan pengaruh teman sebaya). Risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi <5 - 7 batang/minggu adalah 2.5 lebih besar daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok. Sedangkan risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi >7 - 35 batang/minggu adalah 4.0 kali lebih cepat daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok. Sementara, risiko untuk terjadinya penyalahgunaan ganja pada pelajar/mahasiswa yang merokok dengan frekuensi >35 batang/minggu adalah 4.5 kali lebih cepat daripada pelajar/mahasiswa yang jarang merokok.
Kesimpulan. Frekuensi merokok mempengaruhi besarnya risiko untuk menyalahgunakan ganja. Semakin banyak jumlah batang rokok yang dikonsumsi, semakin besar risiko untuk menyalahgunakan ganja.

Objective. The purpose of this study was to know the relationship between cigarette smoking frequency with long time to start cannabis use. A sample of 10.379 student smokers, with 708 cannabis users was used. Cox regression with time dependent covariats was analyzed as study method.
Results. Based on the frequency of cigarette smoking, the median of survival time from initial smoking to cannabis use showed no difference among regular smoking group with non regular smoking group, each 2 years. Wilcoxon test result concluded that there were difference of survival cannabis use between non regular smoking group with smokers groups which regular cigarette smoking <5 - >35 cigarette/week. Multivariate analysis showed patterns that the more the number of cigarettes consumed, the greater risk to cannabis use, after controlled by the confounder variables (history of alcohol drinking, family exposed to alcohol and or drugs, separated parents at least six months, and the influence of peers). Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <5 ? 7 cigarette/week was 2.5 greater than students who non regular smoking. Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <7 ? 35 cigarette/week was 4.0 greater than students who non regular smoking. Risk to cannabis use among students who cigarette smokers <35 cigarette/week was 4.5 greater than students who non regular smoking.
Conclusion. Frequency of smoking influences the risk of cannabis use. The more the number of cigarette consumed, the greater risk to cannabis use.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T34822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Benazir
"Penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa di Indonesia meningkat setiap tahun. Rokok dapat menjadi salah satu awal untuk menyalahgunakan narkoba. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia tahun 2011. Studi cross-sectional ini merupakan analisis data sekunder Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011 oleh Puslitkes UI dan Badan Nasional Narkotika Nasional. Hasil penelitian menggambarkan prevalensi penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa sebesar 2,3%. Terdapat interaksi antara . Responden  perempuan pernah merokok berpeluang menyalahgunakan narkoba 3,3 kali (95% CI 2,3-4,7), sedangkan  responden perempuan perokok aktif berpeluang menyalahgunakan narkoba 3,4 kali (95% CI 2,1-5,4) dibandingkan laki-laki tidak pernah merokok terhadap kejadian penyalahgunaan narkoba, setelah dikontrol oleh variabel kovariat tingkat pendidikan, pengaruh teman, konsumsi alkohol, dan keharmonisan keluarga. Responden laki-laki perokok aktif berpeluang menyalahgunakan narkoba 2,9 kali (95% CI 1,1-8,2) dibandingkan laki-laki tidak pernah merokok terhadap kejadian penyalahgunaan narkoba setelah dikontrol oleh variabel kovariat jenis kelamin, pengaruh teman, konsumsi alkohol, dan keharmonisan keluarga. Kebiasaan merokok memiliki hubungan signifikan dengan penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan mahasiswa, sehingga upaya preventif dan promotif terkait bahaya rokok dan narkoba harus terus ditingkatkan.

Smoking Habit and Drug Abuse Among Student and College Students in 16 Provinces, in Indonesia 2011

 

Drug abuse among students and college students in Indonesia has been increasing each year. Smoking is one of gateway to drug abuse. This study aims to understand the assocation between smoking habit and drug abuse among students and college students in 16 provinces in Indonesia 2011. This is a cross-sectional study using secondary data  from National Survey Development of Drug Abuse and Trafficking on Students and College Students in Indonesia 2011. Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia Tahun 2011”  by Pusltikes UI and National Anti Narcotic Agency . Result shows prevalence of drug abuse among students and college students are 2,3%. There is association between smoking and drug abuse with sex as modifier. In women, odds ever smoke are 3,3 times (95% CI 2,3-4,7) and odds current smoke are 3,4 times (95% CI 2,1-5,4) than men who never smoke to do drug abuse. In men, odds ever smoke are 0,6 times (95% CI 0,6-3,7) and odds current smoke are 2,9 times (95% CI 1,1-8,2) than men who never smoke to do drug abuse. Smoking habit has asociation with drug abuse among students and college students, therefore  we should do more promotif and preventif action related to danger of smoking and drug abuse."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilya Setyawati
"Pelajar/mahasiswa adalah sumber dayamanusia yang menentukan masa depan pembangunan kesehatan dan kemakmuran suatu bangsa. Pada tahap perkembangannya banyak remaja yang mulai merokok, minum alkohol dan melakukan seks pranikah hingga melakukan penyalahgunaan narkoba. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan pelajar/mahasiswa terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba antara lain faktor dari narkoba itus endiri, faktor biologis, faktor psikologi dan faktor sosial. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penyalahgunaan narkoba pada pelajar/mahasiswa di Indonesia.
Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan mengunakan data survei perilaku penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di kalangan pelajar/mahasiswa di Indonesia oleh BNN dan PPK-FKM UI tahun 2016. Penelitan ini dilakukan pada bulan November sampai Desember 2017. Analisis yang dilakukan meliputi univariat, bivariat dan multivariat denganmenggunakan Program Statistical Package for Social Sciences SPSS software versi 20.
Hasil penelitian ini adalah didapatkan bahwafaktor-faktor yang paling berhubungan terhadap perilaku penyalahgunaann arkoba pada pelajar/mahasiswa dari faktor biologis adalah jenis kelamin laki-laki OR=5,5. Dari faktor psikologi yang paling berhubungan adalah riwayat pernah ditawari narkoba OR=9,0, sedangkan untuk faktor sosial yang paling berhubungan adalah kerawanan lingkungn sekolah/kampus OR=1,8 setelah dikontrol dengan variabel lainnya.

Students are the human resources that determine the future of health development and prosperity of a nation. At this stage of development many teenagers start smoking, drinking alcohol and having premarital sex to do estimates of drugs. Factors that can cause students to fall into drug custody include factors from the drug itself, biological factors, psychological factors and social factors. This research was conducted with the aim to know the factors related to the behavior fixed to the students students in Indonesia.
The design of this study is cross sectional study by using surveillance data and illicit circulation among students students in Indonesia by BNN and PPK FKM UI in 2016. This research was conducted in November to December 2017. The analysis was conducted en univariate, bivariate and multivariate with using software program of Statistics for Social Sciences SPSS version 20.
The result of this research is the result of factors most related to certain behavior in student student of biological factor is male gender OR 5, 5. Of the psychologically related factors, history has been offered drugs OR 9.0, whereas for social factors most closely related is the school campus environment OR 1,8 after controlled with other variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
"ABSTRAK
Hubungan seksual pranikah merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi
remaja yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Analisis data sekunder menggunakan
hasil Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan
hubungan seksual pranikah pada pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia
adalah umur, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi alkohol, penggunaan
narkoba, ketaatan beribadah dan kegiatan prososial.
Untuk menghindarkan pelajar dan mahasiswa dari hubungan seksual pranikah
diharapkan terdapat mata pelajaran kesehatan reproduksi terintegrasi, penyuluhan
yang inovatif dan pelayanan kesehatan reproduksi yang mudah diakses.

ABSTRACT
Pre-marital intercourse is one of the reproduction problems among adolescences
affected by many factors. Secondary data analysis using national survey result of the
development of drugs misuse and trafficking among high school and college students
within 16 provinces in Indonesia in 2011.
Bivariate analysis result shows that the affecting factor of premarital course among
high school and college students are age, sex, smoking habit, alcohol consumtion,
drugs use, obedience towards religion values, and prosocial activities.
To avoid premarital intercourse behavior among high school and college students, we
suggest there be a reproduction health school subject, innovative counseling, and
easily accessible reproduction health service"
2014
S54576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Nabilah
"Pelajar/mahasiswa merupakan kelompok rentan atau berisiko untuk melakukan kenakalan remaja, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Hal ini dikarenakan pelajar/mahasiswa berada pada fase atau masa remaja dimana pelajar/mahasiswa mengalami krisis identitas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, serta cenderung bersifat labil sehingga akan mudah dipengaruhi baik dengan hal yang positif maupun negatif oleh lingkungan disekitarnya. Salah satu lingkungan yang dapat mempengaruhi pelajar/mahasiswa adalah teman sebaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap perilaku penyalahgunaan narkoba pada pelajar/mahasiswa di Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekumder yang berasal dari hasil Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Tahun 2016 oleh BNN dan PPK UI dengan menggunakan desain studi cross sectional. Sampel merupakan pelajar/mahasiswa di 18 provinsi terpilih yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan jumlah sampel sebanyak 27.939 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelajar/mahasiswa yang memiliki teman sebaya yang menggunakan narkoba mempunyai risiko 7,4 kali lebih besar untuk memiliki perilaku penyalahgunaan narkoba dibandingkan dengan pelajar/mahasiswa yang tidak memiliki teman sebaya yang menggunakan narkoba setelah dikontrol variabel jenis kelamin, kerawanan lingkungan sekolah/kampus dan riwayat ditawari narkoba.

Students are vulnerable or risk group for juvenile delinquency, one of which is drug abuse. This is because students are in adolescence where students have an identity crisis, high curiosity, and tend to be unstable so it will be easily influenced both with positive and negative things by the surrounding environment. One of the environments that can affect students are peers.
The purpose of this study is to find the influence of peer towards students drug abuse behavior in Indonesia. This study uses secondary data from the Drug Abuse National Narcotics Board Republic of Indonesia Survey In Students 2016 by BNN and PPK UI and uses Cross Sectional design study. Sample in this study is students in 18 selected provinces that compatible with the inclusion criteria with a total sample of 27,939 respondents.
The results showed that students with peer had a history of drugs in it were 7.4 times more likely to abuse drugs after controlled by sex variable, vulnerability of the school campus environment and history of drugs offer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Satriani Sakti
"Pelajar merupakan kelompok berisiko tinggi untuk menyalahgunakan narkoba. Pemakaian narkoba sejak dini akan meningkatkan risiko terjadinya ketergantungan pada usia dewasa. Penyalahgunaan narkoba pada pelajar dipengaruhi oleh berbagai sistem yang melingkupi dirinya baik sistem keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan keluarga dan sosial terhadap penyalahgunaan narkoba pada pelajar. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Data bersumber dari Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa tahun 2016 dengan jumlah sampel 30.004 responden. Prevalensi penyalahgunaan narkoba tertinggi adalah pada pelajar SMA (2,4%) dan pelajar laki-laki (3,5%). Berdasarkan faktor perilaku, variabel yang berhubungan signifikan adalah merokok, konsumsi alkohol, dan seks pranikah. Berdasarkan faktor lingkungan sosial, variabel yang berhubungan signifikan adalah status pernikahan orangtua, kekerasan keluarga, dan kondisi lingkungan sosial. Berdasarkan faktor lingkungan yang dirasakan, variabel yang berhubungan signifikan adalah perilaku berisiko keluarga dan kehangatan keluarga. Berdasarkan karakteristik individu, variabel yang berhubungan signifikan adalah jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Determinan yang paling dominan adalah perilaku konsumsi alkohol dengan AOR 7,5 (95% CI: 6,0 – 9,4) setelah dikontrol dengan variabel lainnya. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat mendorong untuk mengoptimalkan program P4GN di Indonesia dan melakukan intervensi perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan seks pranikah di lingkungan pendidikan. Bagi sekolah diharapkan dapat berinovasi dalam mengedukasi dan mensosialisasikan materi kesehatan reproduksi dan perilaku berisiko kesehatan. Bagi orangtua diharapkan mampu membangun komunikasi yang lebih baik dengan anak dan menciptakan keluarga yang harmonis dan kondusif dari perilaku berisiko.

Students are a high-risk group for drug abuse. Early drug use will increase the risk of dependence in adulthood. Drug abuse in students is influenced by various systems that surround them such as family system, peers, and social environment. The purpose of this study was to determine family and social determinants of drug abuse in students. Research using cross sectional study design. The data source was 2016 Survey on Drug Abuse and Trafficking in Student and Student Groups with a total sample of 30,004 respondents. The highest prevalence of drug abuse is among high school students (2.4%) and male students (3.5%). Based on behavioral factors, the variables that are significantly related are smoking, alcohol consumption, and premarital sex. Based on social environmental factors, variables that are significantly related are parents' marital status, family violence, and social environmental conditions. Based on perceived environmental factors, variables that are significantly related are family risky behavior and family warmth. Based on individual characteristics, variables that are significantly related are gender, age, and level of education. The most dominant determinant is alcohol consumption behavior with an AOR of 7.5 (95% CI: 6.0 – 9.4) after controlled by other variables. For the government, it is hoped that the results of this research can encourage optimizing the P4GN program in Indonesia and conducting interventions on smoking behavior, alcohol consumption, and premarital sex. Schools are expected to be able to innovate in educating and socializing reproductive health and health risk behavior. Parents are expected to be able to build better communication with their children and create a harmonious and conducive family from risky behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Perilaku merokok mahasiswa keperawatan menjadi isu penting bagi pelaksanaan peran dan fungsi tenaga kesehatan di masa datang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok mahasiswa keperawatan di Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan 252 responden diperoleh secara stratified random sampling.
Hasil menunjukkan terdapatnya hubungan bermakna antara pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, stres, pengaruh orang tua, saudara, dan teman sebaya, pengetahuan bahaya rokok, sikap, dan iklan rokok dengan perilaku merokok (α < 0.05). Sikap merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku merokok. Program antisipasi pencegahan perilaku merokok perlu dikembangkan di institusi pendidikan keperawatan.

Smoking behavior of nursing students becomes issue for future implementation of health personnel?s roles and functions. This study aimed to identify factors associated to smoking behavior of nursing students in South Kalimantan. It applied cross-sectional design to 252 respondents.
The results indicate the presence of significant relationship between parental education and income, stress, influence of parents, siblings, and peers, knowledge of the dangers of smoking, attitudes, and cigarette ads to smoking behavior (α < 0.05). Attitude is the most dominant factor influencing smoking behavior. The prevention anticipation program of smoking in nursing education institutions need to be developed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikawati
"Merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah termasuk perilaku berisiko kesehatan. Persepsi dan pengetahuan remaja tentang perilaku berisiko dapat dibentuk melalui mitra diskusi yang dipilih oleh pemuda untuk memperoleh informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara pemilihan mitra diskusi
terhadap perilaku berisiko kesehatan remaja. variabel dependen yang digunakan adalah merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah. Dalam penelitian ini rekan diskusi yang dimaksud adalah ibu / ayah / wali, pacar, teman sekolah / kampus, teman di luar sekolah / kampus, guru, dan tidak pernah menggunakan cerita sebagai variabel independen. Tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, jenis kelamin,
keberadaan teman berisiko, dan aktivitas remaja sebagai variabel kontrol. Analisis data menggunakan Survei Penyalahgunaan Narkoba dan Distribusi Kelompok Pelajar Mahasiswa dna di 18 Provinsi tahun 2016. Populasi penelitian adalah remaja laki-laki dan remaja putri yang saat ini bersekolah di tingkat SMP, SMA dan SMA Pendidikan Tinggi (PT). Hasil analisis menunjukkan bahwa mitra diskusi saling berhubungan dengan perilaku remaja. Remaja yang akan berdiskusi dengan pacar dan temannya meningkatkan risiko berbagai perilaku berisiko. Diskusi dengan ibu / ayah / wali dan guru memiliki peran penting dalam mencegah perilaku berisiko pada remaja. Kualitas rekan diskusi dan informasi yang diterima perlu dipertimbangkan membantu remaja menghindari perilaku negatif. Keterlibatan ibu diperlukan dalam upaya tersebut mengatasi perilaku berisiko.

Smoking, drinking alcohol, drug use, and premarital sex are all health risk behaviors. Youth perceptions and knowledge about risky behavior can be formed through discussion partners selected by youth to obtain health information. This study aims to assess the relationship between the selection of discussion partners against adolescent health risk behavior. The dependent variable used was smoking, drinking alcohol, drug use, and premarital sex. In this study, the discussion partners referred to are mother / father / guardian, boyfriend / girlfriend, school / campus friends, friends outside school / campus, teachers, and never use stories as independent variables. Education level, area of ​​residence, gender, the presence of risky friends, and adolescent activities as control variables. The data analysis used the Drug Abuse Survey and Student Group Distribution of dna students in 18 Provinces in 2016. The population of the study were boys and girls currently attending junior high school, high school and high school of higher education (PT). The results of the analysis show that the discussion partners are related to adolescent behavior. Teens who will have discussions with their boyfriends and friends increase the risk of various risky behaviors. Discussions with mothers / fathers / guardians and teachers have an important role in preventing risky behavior in adolescents. The quality of discussion partners and information received needs to be considered to help adolescents avoid negative behavior. Mother's involvement is needed in this effort to overcome risky behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurike Hanaka
"Pada remaja, konsumsi sayur dan buah sangat penting untuk menjaga kadar serum vitamin C dan pemenuhan kebutuhan asam folat yang cukup tinggi dalam tubuh selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Setiowati NL di laporkan bahwa pada remaja sering di dapatkan kadar serum vitamin C yang rendah. Tingginya prevalensi kurangnya asupan sayur dan buah-buahan dapat berhubungan secara mendasar dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku dari setiap individu dewasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku dari setiap individu dewasa terhadap asupan sayur dan buah. Populasi di dalam penelitian ini mahasiswa FKUI ≥ 18 tahun dengan jumlah sampel 108, terdiri dari 40 laki-laki dan 68 perempuan yang dipilih secara random. Metode penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan cara uji statistik yang disajikan dalam bentuk persentase, rata-rata, standart deviasi, dan untuk melihat hubungan antara variabel. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa memiliki pengetahuan dan perilaku yang cukup, disertai sikap yang positif terhadap asupan sayur dan buah. Subyek memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 53.7% dan perilaku yang cukup juga yaitu 63%, sedangkan pada subyek yang memiliki sikap positif yaitu 87%. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap yang dimiliki, dan perilaku pada subyek dengan asupan sayur dan buah-buahan. Perlu peningkatan pemahaman mengenai pentingnya konsumsi sayur dan buah sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGM), dan dapat juga dengan cara sosialisasi dengan mengadakan penyuluhan yang lebih intensif disertai dengan poster, atau brosur yang di sebar di wilayah kampus.

In adolescents, consumption of vegetables and fruits is very important to maintain serum levels of vitamin C and folic acid are needs in the body during growth and development. Based on research Setiowati NL due to some reports, the teenagers has low serum levels of vitamin C. The high prevalence of lack of vegetables and fruits intake can be related to the knowledge, attitudes, and behavior of an individual. Therefore, the researcher wanted to determine the knowledge, attitudes, and behavior of an individual on adult group about vegetables and fruit intake. Population in this research were 108 medical students in Faculty of Medicine, who consisted of 40 boys and 68 girls. This research used cross-sectional designed and with the analytical test that presented in the form of percentage, average and standard deviation and the relationship between the variables. The numbers of students that have good knowledge and behavior with a positive attitude towards fruit and vegetable intake are 53.7%, and 63% subjects have knowledge and behavior in the middle category, and subjects that have positive attitude are 87%. There was no significant relationship between knowledge with attitude and behaviour. Need more education about the importance of fruit and vegetable consumption based on the General Guidelines for Balanced Nutrition (PUGM), and can also through socialization way by hold more intensive counseling, along with the posters, or brochures the campus area."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>