Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Aulia
"Competition is very tight faced , not only by popping the new mall , but also for the existing mall. Various malls vying to be the preferred mall not only for the citizens of Jakarta, but also in the surrounding communities who came to Jakarta to visit the shopping center in Jakarta. The management of the old mall was trying to keep the loyalty of its visitors and increase their satisfaction. Every mall has a characteristic, the target audience to a different value. Differentiation becomes a mandatory thing for every mall to attract visitors and increase consumer preference.
From its inception in 1974, Pasaraya has been attached to a shopping center that promotes a wide range of crafts and works of Indonesian specialties. It is implemented by changing the name Pasaraya Grande into Pasaraya The Pride of Indonesia. Pasaraya is supposed to be the embodiment to be the leader of a shopping center with differentiated products. Unfortunately public is not aware with this changing due to be replaced with shopping centers that promote international products. To that end, it is necessary to develop a strategy to address the problem awareness with rebranding name change Pasaraya The Pride of Indonesia.
Objective
The purpose of this rebranding is expected to make Pasaraya The Pride of Indonesia became the hallmark of the company is known by the public, so the public is also aware of the change of name of the company and its flagship product recall. From these goals, targets to be achieved can be divided into two, namely communication program targets and corporate goals.
Strategy
The program will be implemented to Pasaraya is Adibusana Nusantara with some strategies such as the use of new media, community relations, special events, and media relations program to seek exposure that will be highlighted to the audience aware of the change of name of Pasaraya. For this strategy takes several activities that can strengthen the relationship between the company and the target audience, the community related to the activities of the company, and also the mass media. The author recommends using new media activities, community relations, special events, and media relations to spread the name of Pasaraya The Pride of Indonesia in order to increase awareness of the target audience.
This activity is expected to build public awareness and make the name change Pasaraya and also Pasaraya known as shopping centers that promote Indonesian products quality. Rebranding activities Pasaraya The Pride of Indonesia requires strategy and planning publications are more than just a neat and complete deployment of the press release in any implementation.
Target Adopters
1. Primary target
a. Demographic
· Female
· SES A, B
· Aged 25-30 years old
b. Have personal income more than 5,000,000 IDR each month
c. Geographical
· Lives in Jakarta
d. Psikographic
· Active
· Well Educated
· Dynamic
· Technology savvy
2. Secondary Target
· Public in general
· Partner:
- Twitter Buzzer
- Community
- Mass Media
Key Message
Pasaraya organized programs Adibusana Indonesia as the characteristic form of the name change Pasaraya Grande into Pasaraya The Pride of Indonesia. Key messages Special (addressed in accordance with the interests of the target audience):
a. Pasaraya provide unique shopping concept, juxtaposing the famous Indonesian local brand with a luxury brand that has been known to the people of Jakarta.
b. Pasaraya's mission is to promote Indonesia's creative economy industry, by introducing more local brands of fashion designers and creative entrepreneurs Indonesia.
Programs
1. Pre-Event
2. Main Event
3. New Media Strategy
· Social Media
· Website
· Community Program
· Media Relation
4. Special Event ? bazaRaya
5. Post-Event
Budget
443,685,000 IDR
Evaluation
- Evaluation Meeting
- Media Monitoring
- Event Report
- Questionnaire and Feedback Form

Analisis Situasi
Persaingan yang sangat ketat dihadapi tidak hanya oleh mall yang baru bermunculan, tapi juga bagi mall yang sudah ada sebelumnya. Berbagai mall berlomba untuk menjadi mall pilihan tidak hanya untuk warga Jakarta, namun juga masyarakat di sekitarnya yang datang ke Jakarta untuk mengunjungi pusat perbelanjaan di Jakarta. Pihak manajemen mall lama pun berusaha untuk menjaga kesetiaan pengunjungnya dan meningkatkan kepuasan mereka. Setiap mall memiliki karakteristik, target khalayak hingga nilai yang berbeda-beda. Diferensiasi menjadi suatu hal yang wajib bagi setiap mall untuk dapat menarik pengunjung dan meningkatkan preferensi konsumennya.
Dari awal didirikan pada tahun 1974, Dari awal Pasaraya didirikan, Pasaraya sudah melakukan spesialisasi sebagai pusat perbelanjaan yang menjual kesenian tradisional dan kerajinan. Hal ini diimplementasikan dengan mengubah nama Pasaraya Grande menjadi Pasaraya The Pride of Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu dan bermunculannya berbagai pusat perbelanjaan baru dengan produk-produk internasional, Pasaraya tidak mengikuti perkembangan kompetisi ini sehingga menjadi tertinggal. Pasaraya The Pride of Indonesia yang seharusnya menjadi perwujudan dari misi menjadi pemimpin pusat perbelanjaan dengan produk terdiferensiasi tidak terlalu terdengar oleh masyarakat karena tergantikan dengan pusat perbelanjaan yang mengedepankan produk internasional. Untuk itu, diperlukan adanya penyusunan strategi rebranding untuk menjawab permasalahan awareness perubahan nama Pasaraya The Pride of Indonesia yang ?terselimuti?oleh nama Pasaraya Grande.
Tujuan
Tujuan dari rebranding ini diharapkan dapat membuat Pasraya The Pride of Indonesia menjadi ciri khas perusahaan yang dikenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat juga sadar akan perubahan nama perusahaan dan juga mengingat produk andalannya. Dari tujuan ini, sasaran yang ingin dicapai dapat dibagi dua, yaitu sasaran program komunikasi dan sasaran bisnis perusahaan.
Strategi
Program yang akan dilaksanakan untuk Pasaraya adalah Adibusana Nusantara dengan beberapa strategi seperti penggunakan media baru, community relations, special event, dan media relations untuk mengupayakan exposure program yang akan ditonjolkan agar khalayak menyadari akan perubahan nama dari Pasaraya. Untuk strategi ini diperlukan beberapa kegiatan yang dapat mempererat hubungan antara perusahaan dengan target khalayak, dengan komunitas yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dan juga dengan media massa. Penulis merekomendasikan kegiatan menggunakan media baru, community relations, special event, dan media relations untuk menyebarkan nama Pasaraya "The Pride of Indonesia" dalam rangka meningkatkan awareness target khalayak.
Kegiatan ini diharapkan mampu membangun awareness masyarakat akan perubahan nama Pasaraya sekaligus membuat Pasaraya dikenal sebagai pusat perbelanjaan yang mengedepankan produk-produk Indonesia yang berkualitas. Kegiatan rebranding Pasaraya The Pride of Indonesia ini membutuhkan strategi dan perencanaan publikasi yang lebih rapi dan lengkap dari sekedar penyebaran press release di setiap pelaksanaannya.
Khalayak Sasaran
1. Target Primer
a. Demografis
· Perempuan
· SES A, B
· Usia 25-35 tahun
· Memiliki pemasukan kurang lebih rata-rata Rp 5.000.000 per bulan
b. Geografis
· Berdomisili di wilayah Jabodetabek, Jakarta khususnya
c. Psikografis
· Aktif
· Terpelajar
· Dinamis
· Lekat dengan penggunaan internet melalui telepon genggam
2. Target Sekunder
· Masyarakat umum
· Sasaran Mitra:
- Twitter Buzzer
- Komunitas
- Media massa
Pesan Kunci
Pasaraya menyelenggarakan program Adibusana Nusantara sebagai bentuk karaketristik dari perubahan nama Pasaraya Grande menjadi Pasaraya The Pride of Indonesia. Pesan Kunci Khusus (ditujukan sesuai dengan kepentingan khalayak sasaran):
a. Pasaraya memberikan konsep pusat perbelanjaan yang unik, menyandingkan brand lokal ternama Indonesia dengan brand mewah yang sudah dikenal masyarakat Jakarta.
b. Pasaraya memiliki misi untuk mengedepankan industri ekonomi kreatif Indonesia, dengan memperkenalkan lebih banyak brand lokal dari perancang busana dan pengusaha kreatif Indonesia.
Program
1. Kegiatan Pre-Event
2. Kegiatan Event
3. Strategi Media Baru
· Media Sosial
· Website
· Program Komunitas
· Media Relation
4. Kegiatan Khusus - bazaRaya
5. Kegiatan Post-Event
Anggaran
Rp 443,685,000,-
Evaluasi
1. Rapat Evaluasi Kegiatan
2. Media Monitoring
3. Event Report
4. Kuisioner dan Feedback Form"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S58766
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayuningtyas
"ABSTRAK
Partisipasi politik pemuda di Indonesia cenderung masih apatis di tengah maraknya pemberitaan media yang menggambarkan buruknya kondisi politik bangsa. Di sisi lain, partisipasi politik pemuda sangat penting sebagai penyeimbang Pemerintah selama menjalankan tugasnya. Berangkat dari kondisi tersebut muncul Parlemen Muda Indonesia (PMI) sebagai salah satu program Indonesian Future Leaders (IFL). PMI menyebut diri mereka sebagai gerakan nasional yang menjawab tantangan bangsa yaitu meningkatkan partisipasi politik pemuda. Tujuan penulisan tesis ini adalah mengetahui perubahan sosial seperti apa yang menjadi tujuan PMI serta mengetahui pada tipe gerakan sosial yang sudah PMI lakukan selama ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi media sosial, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa PMI kurang memahami sejarah demokrasi Indonesia sehingga program dan pendekatan yang dilakukan dalam menjalankan program tidak sesuai dengan konteks demokrasi Indonesia dan justru menjadikan praktek demokrasi Barat sebagai patokan. PMI menggunakan Media sosial sebagai salah satu strategi untuk menggerakkan pemuda Indonesia, tetapi ternyata justru membatasi keikutsertaan pemuda Indonesia yang tidak memiliki akses internet untuk terlibat dalam kegiatan PMI. Berdasarkan profil kegiatan, PMI termasuk dalam tipe gerakan partisipatif akar rumput, namun pada kenyataannya PMI belum dapat memenuhi syarat gerakan akar rumput sebab sistem yang dibangun, seperti sosialisasi yang dilakukan hanya di 11 kota dan seleksi secara online, banyak memberi batasan bagi pemuda untuk terlibat dalam gerakan PMI. Untuk menjadikan PMI sebagai gerakan nasional, proses sosialisasi secara lebih masif harus dilakukan, sehingga dapat melibatkan lebih banyak pemuda. Selain itu, sistem pendaftaran dan seleksi yang selama hanya dilakukan secara online saja harus disiasati strategi offline sehingga pemuda tanpa akses internet tetap dapat terlibat dalam kegiatan PMI.

ABSTRAK
Youth political participation in Indonesia tends to be apathetic in the midst of media reports that describe how bad the nation's politics. On the other hand, the political participation of youth is very important as a counterweight to the Government for performing their duties. From these conditions, Parlemen Muda Indonesia/PMI (Youth Parliament of Indonesia) as one of the programs of youth organization, Indonesian Future Leaders (IFL). PMI refers themselves as a national movement that sought to answer the nation problem which is increasing youth political participation. The purpose of this thesis is to find out what kind of social change in the objectives of PMI and determine what type of social change that has done so far. This study used a qualitative approach and using interviews, observation of social media, and document research as a method of collecting data. The results showed that the PMI do not understand the history of Indonesian democracy so that the program does not fit the context of Indonesian democracy and actually makes the practice of Western democracy as a benchmark. PMI uses social media as a strategy to move the Indonesian youth, but it turns out it limits the participation of Indonesian youth who do not have access to the Internet to engage in activities of PMI. Based on the profile, PMI included in this type of participatory grassroots movement, but in fact the PMI can’t qualify it because the system they built, such as socialization only in 11 cities and selection process only use online system, which is built a lot of limits for youth to engage in PMI movement. To make the PMI as a national movement, more massive socialization process should be conducted, so as to involve more youth. In addition, the application and selection system that has only done online just have to be handled offline strategies that youth without Internet access can still be involved in the PMI."
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Luhur
"Analisis Situasi
1. Indomie adalah produk andalan Indofood yang membawa nama baik perusahaan hingga dunia internasional. Di mata masyarakat, Indomie sudah menjadi identitas utama perusahaan. Gaungnya melebihi produk Indofood lainnya, bahkan hampir menutupi publikasi kegiatan perusahaan lainnya.
2. Namun, Indomie sendiri telah beberapa kali jatuh bangun tertimpa isu dan krisis yang juga berujung pada krisis perusahaan, khususnya stagnansi harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF).
3. Indofood memerlukan langkah reputation management untuk menghilangkan asumsi buruk masyarakat akan perusahaan akibat citra Indomie. Langkah ini akan dilakukan melalui perbaikan dan publikasi salah satu kegiatan CSR Indofood, yaitu Indofood Service Day.
Tujuan
Indofood Service Day diharapkan dapat menjadi ciri khas perusahaan yang dikenal oleh masyarakat, sehingga masyarakat juga aware akan kegiatan perusahaan di samping mengingat produk andalannya, Indomie.
Sasaran
Sasaran program komunikasi:
- Menumbuhkan awareness masyarakat di seluruh Indonesia akan program donor darah Indofood yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pendonor dalam setahun menjadi minimal 20.000 pendonor.
- Mengedukasi masyarakat luas akan pentingnya mendonorkan darah beserta manfaat donor darah bagi pendonor dan penerima donor.
- Membangun reputasi Indofood sebagai perusahaan produksi makanan yang peduli akan kesehatan nasional, khususnya akan ketersediaan darah nasional
Sasaran Bisnis Perusahaan:
- Peningkatan harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) beserta harga saham anak perusahaannya.
- Peningkatan jumlah penjualan keseluruhan produk Indofood.
Strategi
Peningkatan awareness masyarakat luas tentang “Indofood Service Day” sebagai salah satu kegiatan CSR Indofood melalui kegiatan media relations, community relations, dan edukasi masyarakat tentang donor darah
Khalayak Sasaran
1. Masyarakat umum se-Indonesia (termasuk pendonor darah rutin, pendonor darah tidak rutin, dan calon pendonor darah)
2. Media massa
3. Komunitas / Organisasi yang memiliki kepentingan dengan donor darah
Pesan Kunci
1. Indofood menyelenggarakan kegiatan donor darah rutin dengan nama “Indofood Service Day” sebagai bentuk kepedulian perusahaan akan ketersediaan darah di Indonesia.
2. Indofood berkomitmen untuk meningkatkan jumlah persediaan darah nasional (dari pendonor sukarela) yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.
3. Indofood menjadi salah satu perusahaan yang berjasa dalam membantu pengadaan persediaan darah di seluruh Indonesia, khususnya dimana kantor dan pabrik Indofood berada.
4. Indofood mendukung kegiatan komunitas / organisasi terkait terutama yang berhubungan dengan kegiatan donor darah.
Program
1. Indofood Service Day (dilaksanakan empat kali)
2. Publikasi media baru (website, Twitter, dan Facebook)
3. Workshop Jurnalis
4. Konferensi Pers
5. Komunikasi rutin dengan komunitas yang berkepentingan dalam hal donor darah
Jadwal
Januari - Desember 2014
Anggaran
Total anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan rangkaian kegiatan Indofood Service Day 2014 adalah Rp 2.142.250.000
Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan adalah metode input, output, dan outcome.
Input: evaluasi terhadap segala proses yang berlangsung dalam pelaksanaan kegiatan
Output: evaluasi terhadap sesuatu yang nyata sebagai hasil dari kegiatan
Outcome: pengukuran dampak dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.

Situation Analysis
1. Indomie is a flagship product that brings Indofood to the international market. Indomie has become a major corporate identity and it exceeds other product, even nearly covering any other corporate publication of corporate activities .
2. However, Indomie itself has several times fallen up hit issues and crisis that also led to the crisis of the company, particularly stagnant of PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) stock price.
3. In this situation, Indofood have to eliminate the people’s bad assumptions about the company due to the image of Indomie. This step will be done through an improvement and publication of Indofood Service Day, as one of CSR activities which have been done by Indofood.
Goal
Indofood Service Day is expected to be a hallmark of the company, so that people will also know it as a part of company’s activities, besides they will remember Indomie.
Objectives
Communications program objectives:
- Growing awareness in communities across Indonesia about Indofood blood donation program which will be marked by the increasing number of donors in a year (20,000 donors on minimum).
- Educate the public about the importance of blood donation and its benefits for the blood donor and its recipient.
- Building Indofood reputation as a food company which is really concerned about national health care, in particular national blood supply.
Company’s business objectives:
- Increasing the price of the shares of PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) and its subsidiary's stock price.
- Increased number of sales in overall Indofood products.
Strategy
Increase public awareness about "Indofood Service Day" as one of Indofood CSR activities through media relations, community relations, and educating the public about blood donation
Target Audience
1. Indonesian society (including regular blood donors, occasional blood donors, and people who have not donate their blood yet)
2. Mass media
3. Communities / organizations who have an interest in blood donation
Key Messages
1. Indofood conducting regular blood donation program which called "Indofood Service Day" as a form of company’s concerns about blood supply in Indonesia.
2. Indofood is committed to increase the number of national blood supplies (donated by voluntary) in order to improve the quality of public health in Indonesia.
3. Through this program, Indofood helps the procurement of blood supply throughout Indonesia, especially where Indofood offices and factories are located.
4. Indofood is supportive to community / organizations activities whose concern primarily associated with blood.
Programs
1. Indofood Service Day (which held four times).
2. New media” publication (website, Twitter, and Facebook).
3.Journalists Workshop.
4. Press Conference.
5. Regular communication with the communities in which concern about blood donation issues.
Schedule
January – December 2014
Budget
Total budget required for the implementation of all Indofood Service Day 2014 activities is Rp 2,142,250,000,-
Evaluation
The evaluation method that used in this program is input, output, and outcome method.
Input: an evaluation towards all process that take place in the implementation of activities
Output: an evaluation towards tangible things as a result of activities
Outcome: impact measurement and evaluation of the activities implementation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hastri Dwi Kencana Putri Beno
"Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menawarkan ukuran saji yang lebih beragam (250 gr, 500 gr, 1 kg, bulk order). Dibandingkan dengan kompetitor langsung, Ayam Ulbid menawarkan varian rasa yang lebih beragam dan menjangkau berbagai selera (western, nusantara, dan oriental).
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menerima pesanan jumlah besar (bulk order) melalui sistem pre-order.
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, harga produk lebih murah dengan jumlah sajian yang lebih banyak. Weaknesses (Kelemahan)
Sumber daya manusia terbatas sehingga maksimum pesanan hanya 10 kilogram per hari (tidak termasuk pesanan pre-order) dan tidak memungkinkan untuk menerima pesanan dengan jumlah besar dalam waktu singkat
Belum memanfaatkan media digital dengan maksimal Masih mengandalkan word-of-mouth dari konsumen yang pernah membeli Belum terdaftar sebagai mitra/seller di berbagai platform pesan-antar makanan sehingga konsumen sulit menjangkau Ayam Ulbid jika dibandingkan dengan kompetitor yang sudah terdaftar di platform tersebut.

Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers wider variety of serving sizes Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers more variety of flavors that covers various taste (western, Indonesian, oriental) Ayam Ulbid receives bulk orders through pre-order system Ayam Ulbid’s product prices are cheaper Weaknesses
The number of human resources is limited. Unoptimized use of digital media as marketing channel Still rely on word-of-mouth from past costumers
Not yet registered as seller on e-hailing platformOpportunities There are many digital media features that can be used to promote products The increase of buying food daringhabit Changes in people’s lifesyles that prioritize cleanliness and hygiene Threats There are many competitors who provide similar producst and have more resources
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Chiquita Carolyne
"Pop Mie yang diproduksi oleh PT Indofood hendak melakukan pengenalan kembali terhadap produk terbarunya dengan kemasan dan komposisi terbaru serta isi yang lebih banyak. Pengenalan kembali Pop Mie ini terkait dengan kehadiran kompetitor yang kuat yaitu Mie Sedap Cupdate dengan menargetkan produknya ke target market Pop Mie. Selain itu, Mie Sedap Cupdate yang diproduksi oleh PT Wingsfood dahulu pernah berhasil menggempur PT Indofood yang memproduksi Indomie sebagai pemimpin pasar segmen mie instan di Indonesia dan meraih 20% target market Indomie. Oleh karena itu, direncanakanlah program kampanye komunikasi pemasaran terpadu untuk pengenalan kembali Pop Mie dengan tujuan untuk mempertahankan posisi Pop Mie sebagai pemimpin pasar untuk segmen mie dalam cup. Dengan mempertimbangkan preferensi dan media yang mempengaruhi target audience dalam memilih sebuah merk mie dalam cup, maka disusunlah sebuah program kampanye komunikasi pemasaran terpadu dengan menggunakan media TV, word-of-mouth, dan sampling.

Pop Mie produced by PT Indofood is about to do a re-launching of the new product with the newest packaging and composition of the contents, and bigger size. Re-launch Pop Mie is associated with the presence of heavy competitors, Mie Sedaap Cupdate, whom targeting their products to the same target market of Pop Mie. In addition, Wingsfood who produce Mie Sedaap Cupdate had once managed to demolish PT Indofood which produces Indomie, instant noodle market leader in Indonesia, and grab 20% Indomie’s target. Therefore, the program is planned integrated marketing communication campaign for the re-launch of Pop Mie with the aim to maintain the Pop Mie position as the market leader in the segment for cup noodles. By considering the consumer preferences and media that influence the target audience in choosing a brand of cup noodles, then a program of integrated marketing communications campaign using TV media, word-of-mouth, and sampling is drafted.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54178
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Ramadhan Amin
"Meski tergolong sebagai market leader dan menjadi top of mind untuk sektor makanan kucing di Indonesia, Whiskas masih sering mengalami kegagalan dalam mempertahankan loyalitas pasarnya. Kualitas yang monoton serta kurangnya nilai lebih yang terkandung baik dalam produk maupun strategi komunikasi Whiskas membuat pasar cenderung mudah berpindah ke produk lain.
Dengan industri yang masih terbuka lebar bagi produk lama maupun baru dengan menyediakan kesempatan yang sama besar, Whiskas akan terus kehilangan pasarnya apabila tidak menawarkan sesuatu yang baru, yang dapat mempertahankan loyalitas pasar. Untuk itu, Whiskas harus membangun sebuah nilai baru bagi keseluruhan brandingnya, agar masyarakat secara luas dapat melihat Whiskas sebagai sebuah produk makanan kucing yang akan selalu dibutuhkan dan tak akan bisa dipisahkan dari kucing dan pemiliknya.
Tujuan pemasaran dari program ini adalah untuk memicu trial sehingga memperluas pasar (grow the market) sebesar 15% dalam masa campaign satu tahun, dengan terlebih dahulu mencapai tujuan komunikasi berupa peningkatan awareness sebesar 10%.
Biaya yang akan dikeluarkan untuk keseluruhan program pemasaran ini selama satu tahun adalah sebesar Rp 6.760.738.479. Kegiatan evaluasi dan monitoring juga akan dilakukan untuk mengukur efektifitas serta seberapa besar dampak diadakannya program pemasaran ini bagi Whiskas.

Although considered as the market leader and being on top of target‟s mind for cat food sector in Indonesia, Whiskas remained facing failure in maintaining the loyalty of their market. The monotone quality and the lack of added values on both their products and their communication strategies caused the tendency of their target to switching to other brands.
With the industry where chances open wide for everybody including the old and new players, Whiskas can possibly keep losing market if they don‟t offer something new, which can keep their market loyal. Therefore, Whiskas needs to develop a new value for their overall branding in order to make the general target see Whiskas as one cat food product that will always be needed and cannot be separated from cats and their owners.
The marketing objective for this marketing program is to induce trial and grow the market for at least 15% in one year campaign period, by at first achieving the communication objective of awareness increase by 10%.
The amount of budget spent for the whole marketing program for one year is Rp 6.760.738.479. Evaluation and monitoring activities will also be held to measure effectiveness as well as how impactful this marketing program is, to Whiskas.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54194
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Eka Wibowo
"Salah satu tugas utama praktisi PR adalah menjaga hubungan dengan komunitasnya. Hal ini di implementasikan dalam pelaksanaan program-program CSR yang bermanfaat. Program CSR dewasa ini diharapkan untuk tidak hanya mampu membawa perubahan yang nyata bagi masyarakat akan tetapi dikomunikasikan dengan baik kepada target audiens komunitasnya sesuai dengan pesan yang disampaikan. Kemunculan media baru telah membawa dampak bagi berkembangnya komunitas dunia maya sebagai salah satu audiens baru, dimana hal itu mengindikasikan perlunya komunikasi program dalam bentuk baru. L’OREAL Sustainability Commitment merupakan rangkaian program CSR L’OREAL yang dipublikasikan kepada target audiens di dunia maya.
Makalah ini berusaha untuk melihat bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan L’OREAL dengan penggunaan media baru dalam rangka publikasi program CSR sehingga program tersebut sukses dipublikasikan ke audiens dunia maya dalam rangka peningkatan interaktivitas audiens. Hasil analisis menunjukkan bahwa program-program CSR PT. L’OREAL Indonesia berhasil masuk ke dalam ranah digital memanfaatkan platform media baru dengan segala karakteristiknya, antara lain : interaktivitas, konvergensi dan user generated. Akan tetapi, hasil analisis juga menunjukkan bahwa perlu adanya penambahan konten orisinal dari L’OREAL Indonesia melalui platform medianya kepada audiens komunitas lokal agar meningkatkan interaktivitas akan program-program.

One of the Public Relations Practitioners duty is to maintain the relationship with the community involved. It is implemented by the execution of CSR Programs that are beneficial for the stakeholders. The CSR program nowadays must not only bring real changes to the community, but also being communicated well to the targeted audience in synchronization with the messages. The rise of new media develops a new form of community audience, which is cyber community. Thisindicates that company needs to communicate the CSR programs in new forms. L’OREAL Sustainability commitment is a series of CSR program that is published to the targeted cyber community.
This journal is intended to see how the usage of new media in communicating Loreal CSR programs could increase the interactivity of the targeted cyber community. The analysis shows that PT. L’OREAL Indonesia’s CSR Programs successfully penetrate the cyber community by using the new media platforms with its characteristic such as interactivity, convergence and user generated. The analysis also shows that there is a need to add the original content from PT. L’OREAL Indonesia within their media platform for their local audience to bring more interactivity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gati Gayatri
" Makalah ini menyajikan analisis deskriptif terhadap efektivitas penggunaan media baru di humas pemerintah (C,Pf) Analisis dilakukan berdasarkan teori praktis yang relevan hubungan masyarakat dan data sekunder dari temuan penelitian empiris yang d.Iakukan di beberapa negara. Makalah ini menyimpulkan bahwa penggunaan media baru di humas pemerintah tergantung pada beberapa faktor, termasuk infrastruktur TIK, literasi T1K masyarakat, serta kesiapan organisasi untuk menggunakan teknologi. Berdasarkan hasil analisis, makalah ini mengusulkan tipologi cara menggunakan penggunaan media baru dalam kegiatan GPR."
Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
384 JPPKI 7:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Luhur
"Indomie adalah produk andalan Indofood yang membawa nama baik perusahaan hingga dunia internasional. Di mata masyarakat, Indomie sudah menjadi identitas utama perusahaan. Gaungnya melebihi produk Indofood lainnya, bahkan hampir menutupi publikasi kegiatan perusahaan lainnya. Namun, Indomie sendiri telah beberapa kali jatuh bangun tertimpa isu dan krisis yang juga berujung pada krisis perusahaan, khususnya stagnansi harga saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF). Indofood memerlukan langkah reputation management untuk menghilangkan asumsi buruk masyarakat akan perusahaan akibat citra Indomie. Langkah ini akan dilakukan melalui perbaikan dan publikasi salah satu kegiatan CSR Indofood, yaitu Indo food Service Day."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54252
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Safira
"Pada Agustus 2017 Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Subdirektorat Pengendalian Konten Internet menciptakan layanan pengaduan masyarakat terkait konten negatif yang diberi nama Aduan Konten. Layanan Aduan Konten tersebut dibuat dengan mengedepankan segi transparansi setelah layanan pengaduan masyarakat sebelumya yaitu Trust Positif dan Lapor.go.id dianggap belum cukup efektif dan memenuhi dari berbagai aspek seperti transparansi dan laporan pemrosesan. Namun, setelah diimplementasikan layanan Aduan Konten ini juga memiliki berbagai permasalahan seperti aplikasi Aduan Konten yang sudah tidak dapat lagi digunakan sehingga saat ini layanan Aduan Konten hanya dapat diproses melalui web aduankonten.id, email, serta beberapa media sosial. Hal tersebut melatarbelakangi penelitian yang bertujuan untuk menganalisis efektifivitas media sosial twitter @aduankonten dalam mendukung program Gerakan Nasional Literasi Digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mix-methods melalui survey, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Teori utama yang digunakan adalah teori Efektivitas Sistem Informasi oleh DeLone and McLean (2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas media sosial twitter untuk mewujudkan program Gerakan Nasional Literasi Digital masuk ke dalam kategori efektif.

In August 2017 the Directorate of Information Application Control Sub-directorate of Internet Content Control created a public complaint service related to negative content called Aduan Konten. Aduan Konten was made by promoting transparency after the previous public complaint service, Trust Positive and Lapor.go.id, wasn’t considered yet effective enough and fulfilled various aspects such as transparency and report processing. However, after the Aduan Konten service is implemented, it has various problems such as the Aduan Konten’s application that can not longer be used so that the Aduan Konten service can only be processed through the web aduankonten.id, email, and some social media. These are the background of research that aims to analyze the effectiveness of social media Twitter @aduankonten in supporting the SiBerkreasi National Digital Literacy Movement program. This research used a quantitative approaches with data collection techniques mix-methods through surveys, in-depth interviews, and literature studies. The main theory used is the Information Systems Effectiveness theory by DeLone and McLean (2003). The results showed that the effectiveness of the social media Twitter to realize the Digital Literacy National Movement program into the effective category"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>