Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Nyoman Tri Darmayanti
"ABSTRAK
Tenaga perawat di ICU RSU Tabanan yang memiliki dasar pelatihan perawat ICU
sebagai suatu keharusan, kurang dari 50%. Profesionalisme perawat merupakan
bagian intergral dari pelayanan asuhan kesehatan didasarkan pada ilmu dan
keterampilan keperawatan menuju pelayanan kesehatan yang bermutu.
Tesis ini tentang hubungan antara sistem rekrutmen, sistem penempatan dan
orientasi serta pengembangan SDM terhadap kompetensi perawat melalui
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Populasi penelitian kuantitatif adalah
perawat ICU sedangkan informan untuk kualitatif adalah manajemen SDM rumah
sakit umum Tabanan.
Hasil penelitian menunjukkan kompetensi perawat di ICU RSU Tabanan kurang
dari nilai yang diharapkan, namun ada hubungan yang bermakna antara sistem
rekrutmen, sistem penempatan dan orientasi serta pengembangan SDM dengan
kompetensi perawat. Belum adanya standar sistem penempatan tenaga perawat
sesuai kompetensinya serta sistem rekrutmen, orientasi perawat dan
pengembangan SDM belum berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu perlunya disusun standar yang baku untuk meningkatkan
kompetensi perawat sehingga akan menghasilkan tenaga yang berkompeten dan
berkinerja tinggi.

ABSTRACT
Intensive Care Nurse as health care provider in Tabanan Hospital that have basic
skill as intensive care is a necessary quality, less than 50%. Nurse Profesionalism
is an integral part to health care services based on nursery knowledge and skill
toward better helath care.
This thesis focus on relationship between recruitment system, placement system
,orientation,and also development of human resource against nursecompetence
through qualitative and quantitativeapproach. Quantitative study in population
subject is nurse while informant for qualitative study is Human resource
management in Tabanan General Hospital
The results showed that the nurse competeny of nurses in ICU of Tabanan
General Hospital is less than the expected value, but there is a meaningful
relationship between the recruitment system, placement and orientation system as
well as the development of human resources with the competence of nurses. Lack
of standardization of nurse placement system suitable for their competencies, as
well asrecruitment system,nurse orientation and human resource development not
developing according to a predetermined standard.
Because of this reasons, we need to establish a standardized approach to improve
nurse competency to produce competent human resource and better in
performance"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39192
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Sasyari
"Analisis ketenagaan keperawatan diperlukan dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketenagaan keperawatan di Ruang Rawat Inap dan Intensif Rumah Sakit Umum Kota Tasikmalaya. Rancangan penelitian secara deskriptif komparatif dengan metode cross sectional. Sampel sebanyak 1530 pengamatan shift dinas pada 17 Ruang Rawat Inap dan Intensif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat ketidaksesuaian kehadiran tenaga perawat berdasarkan perencanaan dengan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien pada setiap shift dinas (p<0,05). Disarankan adanya penyesuaian penempatan dan pemenuhan kebutuhan tenaga perawat dengan memperhatikan beban kerja.

Nursing workforce analysis is needed in improving quality of health service. This study aimed to analyze nursing workforce at Inpatient and Intensive care units of Tasikmalaya City General Hospital. This descriptive-comparative study used cross-sectional approach. Sample of 1530 observations duty shifts on 17 Inpatient and Intensive care units. The results showed discrepancy between the attendance of nurses based on planning as well the needs of nurses based on level of patients? dependence on each shift duty (p<0.05). Recommended placement and adjustment needs of nurses with respect to workload."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harpendewisasmita
"Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan, khususnya di ruang intensive care. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis perawat di ruang intensive care. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 112 orang perawat yang diambil berdasarkan consecutive non probability sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dengan analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis adalah umur, pengalaman klinis, level kompetensi, motivasi dan ketidakrutinan dalam kerja (p = 0.000-0,05). Variabel yang paling berpengaruh adalah ketidakrutinan dalam kerja (p = 0,000). Faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian pimpinan di rumah sakit dengan tetap melakukan evaluasi terhadap faktor lain sehingga dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.

Critical thinking skills are indispensable in providing nursing care especially in the intensive care unit. This study aims to identify factors that affect the ability of critical thinking in the intensive care nurses. The correlation descriptive study design, with cross sectional approach involving 112 nurses were taken by non probability consecutive sampling. The data collecting used questionnaires with univariate, bivariate and multivariate analyzes.
The results showed that the factor of affect the ability of critical thinking are age, clinical experience, the level of competences, motivation and unroutines in labor (p= 0,000 to 0,05). The most influential variable is unroutines in labor (p=0,000). These factors need an attention by hospital manager to keep evaluating the other factors in order to improve the nursing care services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Mulia Sari
"Terbatasnya waktu respon, penurunan daya tahan tubuh, serta banyaknya prosedur invasif yang dilakukan perawat kepada pasien menjadi penyebab tingginya risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan di instalasi gawat darurat dan ruang perawatan intensif. Insiden infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dicegah dan dihindari melalui penerapan kepatuhan kewaspadaan standar. Namun, tingkat kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat masih tergolong rendah. Perilaku kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor demografi, predisposisi, pemungkin, dan penguat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan kewaspadaan standar pada perawat. Desain riset menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 100 perawat ruang perawatan intensif dan IGD yang dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Nilai kepatuhan kewaspadaan standar perawat relatif cukup rendah yaitu sebesar 54.66 (SD = 4.68) atau sekitar 67.89 persen dari total nilai kepatuhan tertinggi. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa usia (p = 0.939), lama bekerja (p = 0.564), jenis kelamin (p = 0.064), tingkat pendidikan (p = 0.870), unit kerja (p = 0.078), jenjang karir (p = 0.919), pelatihan (p = 0.065), pengetahuan (p = 0.137), sikap (p = 0.738), ketersediaan fasilitas (p = 0.810), standar prosedur operasional (p = 0.229), dan dukungan atasan (p = 0.436) tidak memiliki hubungan yang bermakna. Hanya efikasi diri (p = 0.009) yang memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan kewaspadaan standar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa efikasi diri merupakan faktor yang esensial untuk meningkatkan kepatuhan kewaspadaan standar. Hasil penelitian ini merekomendasikan rumah sakit untuk menyelenggarakan atau menggiatkan program atau aktivitas yang mampu meningkatkan efikasi diri perawat agar tingkat kepatuhan kewaspadaan standar perawat dapat meningkat.

The limited response time, decreased immune system, and many invasive procedures performed by nurses to the patient are responsible for the high risk of healtcare-associated infections (HAIs) in the emergency and intensive care units. The incidence of HAIs can be prevented and avoided through compliance on standard precautions. However, the level of nurses compliance on standard precautions is still low. The compliance on standar precautions can be influenced by several factors, such as demographic, predisposing, enabling, and reinforcing factors. This study aimed to identify factors affecting nurses compliance on standard precautions.  This study used descriptive correlation with cross sectional approach. The study involved 100 intensive care and emergency care nurses who were selected using convenience sampling method. Data were collected using questionnaires. The study revealed that the mean score of nurses compliance on standard precaution was 54.66 (SD = 4.68) or 67.89 percent of the total correct score. The results of the study, furthermore, showed that there was no significant correlation between age (p = 0.939), working experience (p = 0.564), gender (p = 0.064), level of education (p = 0.870), working unit (p = 0.078), level of career (p = 0.919), training (p = 0.065), knowledge (p = 0.137), attitude (p = 0.738), facility (p = 0.810), standard operational procedure (p = 0.229), managerial support (p = 0.436) with standard precaution compliance. Only self-efficacy showed significant correlation with standard precaution compliance (p = 0.009). The study concluded that self- efficacy could increase nurses compliance on standard precautions. The results of the study recommended the hospitals conducting programs or activities that may enhance nurses efficacy, because it can improve nurses compliance on standar precautions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Januaty
"Infeksi aliran darah banyak terjadi pada pasien yang terpasang kateter vena sentral. Infeksi sistemik mengakibatkan lama rawat karena memerlukan terapi pengobatan yang panjang dan berdampak pada mahalnya biaya perawatan. Perilaku perawat yang sesuai dengan standar prosedur operasional dapat mencegah terjadinya infeksi aliran darah mulai dari pemasangan, perawatan, dan pencabutan kateter vena sentral.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku perawat dalam pencegahan infeksi aliran darah melalui kateter vena sentral di ruang perawatan intensif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional terhadap 107 perawat di sebuah RS di Jakarta diambil dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang berperilaku baik dalam pencegahan infeksi aliran darah melalui kateter vena sentral sebesar 54,2%. Hasil penelitian ini merekomendasikan penambahan informasi dan pelatihan mengenai CVC bundle pada perawat serta penyusunan dan sosialisasi standar prosedur operasional tentang perawatan dan pencabutan kateter vena sentral, termasuk desinfektan yang digunakan.

The infections in bloodstream often occur in patient with Central Venous Catheter (CVC). Systemic infection can result in longer hospitalization due to requiring lengthy treatment therapy and has an impact on the higher cost of treatment expenses. Appropriate nurse behavior standards of operational procedures can prevent bloodstream infections starting from the CVC insertion preparation, CVC maintenance, and CVC removal.
The purpose of this research was to describe the behavior of nurses in the prevention central line associated with bloodstream infections in intensive care. This research is a descriptive research using cross sectional method involving 107 nurses in the hospital in Jakarta. The respondents were taken by using simple random sampling.
The result of this study, showed that the behavior of nurses in the prevention of bloodstream infections related to Central Venous Catheter is good behavior 54,2%. This research recommends the importance of the provision of information and training on CVC bundle in nurses, as well as the promotion of standards operational procedures about CVC maintenance and removal, including disinfectant used."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artati
"Ventilasi mekanik digunakan pada pasien ARDS ( Acute Respiratory distress syndrome) akibat Covid-19 di ruang Intensive Care Unit ( ICU). Salah satu intervensi yang direkomendasikan untuk meningkatkan saturasi oksigen yaitu dengan posisi prone. Metode yang digunakan berupa laporan kasus yang telah dikelola selama 4 hari pada pasien terdiagnosa positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan penyakit komorbid jantung dan terpasang ventilasi mekanik. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan saturasi oksigen sebesar (11%) pada hari pertama, (8%) pada hari kedua, dan penurunan oksigen pada alat ventilasi mekanik sebesar (14%) dan peningkatan kadar oksigen pada hasil analisa gas darah sebesar 21mmhg. Kesimpulannya, prone position dapat meningkatkan saturasi oskigen pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik, dan merupakan rekomendasi intervensi yang murah dan efektif

Mechanical ventilation is used in ARDS (acute respiratory distress syndrome) patients due to Covid-19 in the Intensive Care Unit (ICU). One of the recommended interventions to increase oxygen saturation is the prone position. The method used is a case report that has been managed for 4 days in patient diagnosed as positive for Covid-19 at Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Hospital with comorbid heart disease and mechanical ventilation installed. The result showed that there was an increase in oxygen saturation (11%) on first day, (8%) on the second day, and a decrease in oxygen on mechanical ventilation devices by 14% and an increase in oxygen levels on the results of blood gas analysis by 21 mmhg. In conclusion, the prone position can increase oxygen saturation in mechanically ventilated patients, and is a recommended inexpensive and effective intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti
"Pencegahan cidera tekan merupakan hal yang penting pada pasien dalam periode kritis di ruang perawatan intensif, di mana mayoritas menderita penurunan kesadaran dan kelemahan otot yang dapat membuat pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan penggunaan bantuan khusus dari perawat. Efikasi diri perawat sangat penting dalam mempengaruhi usaha yang dilakukan, kekuatan usaha, dan cara mengatasi tantangan untuk mencapai keberhasilan pencegahan cidera luka tekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui hubungan antara efikasi diri perawat dalam pencegahan cedera tekan di ruang intensive care unit RSUP Fatmawati. Penelitian ini bersifatcross-sectional dengan 124 responden yang berasal dari ruang rawat intensif di rumah sakit. Penelitian ini menggunakan General Self-Efficacy Scale dan Attitude against Pressure Ulcer Prevention (APuP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66 responden atau (91.7%) memiliki efikasi diri yang tinggi dengan sikap pencegahan cidera tekan yang memuaskan, 6 responden atau (8.3%) memiliki efikasi diri yang tinggi dengan sikap pencegahan cidera tekan yang cukup memuaskan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri perawat dengan pencegahan cidera tekan (p < 0,05). Pengkajian mengenai faktor yang mempengaruhi efikasi diri perawat dan hambatan dalam pelaksanaan intervensi keperawatan sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya cidera tekan pada pasien di ruang intensif.

Prevention of pressure injury is a noteworthy needs for critical patients in intensive care unit, who mostly decreased in consciousness and has muscle weakness which leads to require assistance from nurses. Self-efficacy is prominent in nurse’s effort, strength, and ability to overcome challenges in order to prevent pressure injury. This research aims to identify the correlation of  nurse’s self-efficacy and prevention of pressure injury in intensive care unit. With cross-sectional method, intensive care nurses (n=124) in RSUP Fatmawati hospital were recruited and successfully completed the General Self-Efficacy Scale and Attitude against Pressure Ulcer Prevention (APuP) questionnaire. The result showed that 91.7% (n=66) have high self efficacy with satisfying demeanor in pressure injury prevention, 8,3% of the respondents (n= 6) have high self efficacy with good enough demeanor in prevent pressure injury. There is significant correlation in self-efficacy prevention of pressure injury prevention (p < 0,05). Futher assessment and interventions about nurse’s self-efficacy and its hurdles is needed in order to enhance prevention of pressure injury of patients in intensive care unit. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Retno Suryani
"Unit perawatan intensif menjadi tempat kerja yang dapat menyebabkan stres kerja bagi perawat. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran tingkat stres kerja perawat di Unit Perawatan Intensif Neonatal dan Pediatrik RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan desain deskriptif sederhana pada 75 perawat.
Hasil penelitian memperoleh sebagian besar responden mengalami tingkat stres sedang yang didominasi perawat perempuan (75,7%), perawat yang telah menikah (73,6%), tingkat pendidikan diploma(76,6%), status kepegawaian PNS (81,6%) dan mayoritas gaji responden antara Rp 3.000.000- Rp 4.000.000. Program untuk menurunkan tingkat stres perawat diperlukan agar perawatan kepada pasien menjadi optimal.

Intensive care unit is workplace that can lead to job stress for nurses. The research aim is to determine the stress level overview of nurses working in the Neonatal Intensive Care Unit and Pediatric RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. The study was conducted by cross sectional with a simple descriptive design to 75 nurses.
The results showed the majority of respondents experienced stress levels are predominantly female nurses (75.7%), nurses who have been married (73.6%),level of education diploma (76.6%), employment status of civil servants (81.6% )and the majority of respondents salary between Rp 3,000,000 to Rp 4,000,000. The program is to reduce the stress level required nursing care to patients in order to be optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hany Wihardja
"Beban kerja mental perawat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal perawat. Faktor internal meliputi karakteristik individu dan motivasi perawat, serta faktor eksternal yang meliputi organisasi dan pekerjaan perawat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor yang paling berhubungan dengan beban kerja mental perawat saat berinteraksi dalam asuhan keperawatan di ruang perawatan intensif. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pendekatan Cross Sectional. Analisis data menggunakan Chi-Square dan regresi logistik ganda. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total population sampling dan melibatkan sampel sebanyak 129 perawat pelaksana yang bekerja di ruang perawatan intensif. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa faktor motivasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap beban kerja mental perawat dibandingkan variabel lainnya p=0,022; ?=0,05. Rumah sakit dapat mengoptimalkan dan melakukan resosialisasi regulasi pemberian reward bagi perawat, serta membuat program pengembangan kompetensi dan soft skill perawat.

The mental workload of nurses is influenced by internal and external factors. Internal factor are nurse individual characteristic and motivation, also external factor such as organization and nurse task. The aim of this research is to identify the factors most closely related to the mental workload of nurses during interactions in nursing care in intensive care unit. This research is a quantitative research with data collection with questionnaire using Cross Sectional approach. Data analysis using Chi Square and multiple logistic regression. Sampling in this study used total population sampling and involved a sample of 129 implementing nurses working in the intensive care unit. The result of logistic regression test shows that motivation factor is the most influential variable to the mental workload of the nurse compared to other variables p 0,022 0,05 . Hospitals can optimize and resocialization regulation of reward for nurse, and make competence development program and soft skill of nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Purnama Christina
"

Perawat yang mengalami alarm fatigue membahayakan keselamatan pasien karena dapat menyebabkan kematian sebagai dampak mengabaikan alarm kegawatdaruratan. Pengelolaan alarm dilakukan dengan manajemen kebisingan namun belum semua rumah sakit menerapkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan manajemen kebisingan dengan alarm fatigue pada perawat di ruang perawatan intensif. Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada dua kelompok sampel yang dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai alarm fatigue lebih rendah di ruang intensif yang telah melaksanakan manajemen kebisingan dibandingkan yang belum menerapkan. Penerapan manajemen kebisingan hanya sebesar 38,3-62,75% dengan rerata tingkat alarm fatigue 29,387%. Faktor yang paling berpengaruh dengan alarm fatigue adalah jenis kelamin (perempuan lebih berisiko mengalami alarm fatigue). Semakin baik penerapan manajemen kebisingan area kamar pasien akan semakin menurunkan tingkat alarm fatigue perawat (p=0,001; r=-0,240). Pimpinan rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan penerapan manajemen kebisingan area kamar pasien dan mengevaluasi penerapan manajemen keseluruhan dalam rangka mencegah alarm fatigue lebih dini pada perawat di ruang intensif.

 


Nurses who undergo alarm fatigue put patient safety at risk as it can lead to death as an impact of ignoring emergency alarms. Alarm management is implemented with noise management, but not all hospitals have done the same. This research aimed to identify the relationship between noise management and alarm fatigue on nurses at intensive care unit. The research design was quantitative research with cross sectional approach done in the two-sampled group`s selected using total sampling technique. The results of the research indicated that the alarms fatigue was lower in intensive care unit, which did implement the noise management than those, which did not. The implementation of noise management was only 38.3-62.75% with the average of alarm fatigue level of 29.387%.  The most influential factor with alarm fatigue was gender (women are more at risk of undergoing alarm fatigue). The better the implementation of noise management in patient`s room area, the lower the level of alarm fatigue on nurse will be (p=0.001; r = -0.240). Hospital leaders are expected to be able to improve the implementation of noise management in the patient`s room area and evaluate the implementation of overall management for the early prevention of alarm fatigue on nurses at intensive care unit.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53306
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>