Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91299 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cinintya Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas cognitive behavioral play therapy dalam mengatasi selective mutism pada anak usia sekolah. Penelitian ini mengunakan desain single-subject. Subyek penelitian ini berjenis kelamin perempuan, berusia 10 tahun dan duduk di kelas lima Sekolah Dasar. Efektivitas program diukur dengan mengunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan data yang diperoleh melalui metode observasi. Sebagai intervensi, peneliti menggunakan cognitive behavioral play therapy. Hasil Penelitian menunjukkan program cognitive behavioral play therapy efektif dalam membangun pikiran alternatif yang adaptif, membentuk coping perilaku berupa deep breath dan meningkatkan frekuensi bicara pada L. Sebagai hasil tambahan program ini juga mempengaruhi motivasi subyek untuk mau bermain dengan teman-teman.

Cognitive behavioral play therapy are aplied to reduce selective mutism on middle childhood children. This research is single subject design with 10 years old little girl as subject. In qualitative and quantitative approch, this research use observational method. For cognitive and behavior change, researcher use cognitive behavior technic such as psychoeducation, cognitive change strategies (identifying and challenging maladaptive thought), positive self-statement, problem solving, bibliotherapy, modeling, role play, relaxation, exposure, and positive reinforcement. As the result, cognitive behavioral play therapy are effective to develop subject‟s alternative adaptive thought and adaptive behavior coping, and increase talk behavior frequencies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayunda Shabriani Tyara
"Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana prinsip Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat digunakan untuk mengatasi masalah makan selektif (selective eating) pada anak perempuan usia 7 tahun. Menggunakan desain penelitian kuasi-eksperimental dengan subjek tunggal (n=1), partisipan diberikan program intervensi Yuk Makan! dengan prinsip CBT yang terdiri dari 5 sesi psikoedukasi dan 4 sesi pemaparan (exposure). Pengukuran perilaku selective eating dilakukan pada fase baseline (pre-test), tepat setelah sesi intervensi terakhir diberikan (post-test), dan pada fase follow up selang 2 bulan kemudian. Secara kuantitatif, program Yuk Makan! belum sepenuhnya mampu mengatasi perilaku selective eating partisipan. Namun, program berhasil meningkatkan ketertarikan partisipan terhadap makanan serta kecenderungan untuk merasa lebih nyaman dalam situasi makan, yang terlihat dari peningkatan skor enjoyment of food pada alat ukur CEBQ. Secara kualitatif, program Yuk Makan! mampu meningkatkan kualitas perilaku makan partisipan, yang terlihat dari pencapaiannya dalam mengubah pemikiran negatif terhadap makanan menjadi pemikiran yang lebih positif. Baik partisipan, orang tua, dan guru juga melaporkan peningkatan kepuasan terhadap perilaku makan partisipan di rumah dan sekolah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa program intervensi Yuk Makan! dengan prinsip CBT mampu meningkatkan kualitas perilaku makan partisipan.

This study aims to see how Cognitive Behavioral Therapy (CBT) principle can be applied to overcome selective eating problem in a 7-year-old female child. Using quasi-experimental design with single case subject (n=1), participant was given the Yuk Makan! intervention program which consisting of 5 psychoeducation sessions and 4 exposure sessions. Measurement of selective eating behavior were carried out in the baseline phase (pre-test), right after the last intervention session was given (post-test), and in the follow-up phase 2 months later. Quantitatively, the results depict that Yuk Makan! program was not fully able yet to overcome participant's selective eating behavior. However, the program succeeded in increasing participant's interest in food and higher tendency to feel more comfortable in eating situations, as evidenced by the increasement in enjoyment of food score on CEBQ measuring instrument. Qualitatively, the Yuk Makan! program was able to improve the quality of participant's eating behavior, shown by her achievement in changing negative thoughts toward food into more positive thoughts. Participant, parents, and teacher also reported an increased satisfactory on participant's eating behavior, both at home and school. Thus, it can be concluded that the Yuk Makan! intervention program with CBT principle is able to improve eating behavior quality of participant."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edward Andriyanto Soetardhio
"Komunikasi dan bahasa merupakan hal penting dalam perkembangan dan kehidupan manusia. Bahasa dan komunikasi membantu seseorang dalam mengembangkan kognisi, mendapatkan informasi dan mengembangkan keahlian lainnya.
Beberapa individu memiliki masalah dalam berkomunikasi, baik sejak lahir, akibat kecelakaan maupun disebabkan karena pengabaian atau kecemasan. Selective mutism merupakan salah satu gangguan yang disebabkan karena kecemasan, kurang rasa percaya diri dan rendahnya ego strength seseorang.
Anak dengan gangguan selective mutism memilih untuk menolak bicara di lingkungan tertentu. Penolakkan untuk berbicara di lingkungan sekolah memiliki konsekuensi gangguan belajar sebagai akibat anak tidak mau menjawab pertanyaan lisan dan mengjukan pertanyaan guna mendapatkan informasi yang belum atau tidak dimengerti. Kegagalan yang dialami anak akan menambah kecemasan dan mengurangi rasa percaya diri, sehingga gangguan akan semakin parah atau menetap.
Diperlukan intervensi sedini mungkin bagi anak-anak dengan gangguan selective mutism. Terapi bermain merupakan intervensi bagi anak pada tahap early childhood dengan gangguan selective mutism, bagaimana dengan anak-anak yang berada pada tahap pra remaja?
Apakah fair play therapy dengan menggunakan media permainan papan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan ego strength anak? Apakah fair play therapy yang memadukan terapi bermain dengan menggunakan media pertmainan papan dan pemberian stimulasi di sekolah oleh guru wall kelas sebagai co-terapis dapat membantu anak pra-remaja dalam mengembangkan kemampuan komunikasinya sehingga anak tersebut tidak lagi mengalami gangguan selective mutism?"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17417
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Nathania
"Selective mutism (SM) merupakan gangguan pada anak yang ditandai dengan adanya kegagalan berbicara yang persisten pada situasi sosial yang spesifik, walaupun pada situasi spesifik lain, anak terlihat mampu berbicara. Gangguan ini kemudian berpengaruh pada fungsi akademis dan komunikasi sosial. Agar dampaknya tidak semakin luas, maka penanganan terhadap SM sangat diperlukan. Studi menunjukkan bahwa pendekatan multimodal/multifaset menunjukkan angka keberhasilan yang tinggi dalam menangani kasus SM. Child-parent relationship therapy (CPRT) merupakan 10 sesi filial therapy, salah satu intervensi yang menggunakan pendekatan multimodal. Pendekatan multimodal CPRT meliputi intervensi keluarga dan psikodinamika yang menggunakan terapi bermain. Penelitian ini kemudian ingin melihat efektivitas pendekatan CPRT dalam menurunkan gejala selective mutism pada anak yang berusia 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan CPRT efektif dalam menurunkan gejala SM dan meningkatkan kualitas hubungan orangtua dan anak, yang terukur melalui Child-Behavior Checklist (CBCL), Marschack Interaction Method (MIM), dan wawancara terstruktur.

Selective mutism (SM) is a childhood disorder that characterized by the persistent failure to speak in specific social settings despite possessing the ability to speak in other settings. The disorder substantially interferes with education and social communication. In order to reduce the impact from spreading, intervention of SM disorder is necessary. Studies indicate that multimodal/multifacet approach shows a high success rate in handling SM cases. Child-parent Relationship Therapy (CPRT) is a 10-session filial therapy, a multimodal interventions that combines family interventions and psychodynamic through play therapy. This study is aimed at examining the effectiveness of CPRT approach to decrease selective mutism symptom on a 10 year-old child. Findings indicated CPRT approach is effective in decreasing selective mutism symptoms and increasing the quality of parent-child relationship, measured by Child-Behavior Checklist (CBCL), Marschack Interaction Method (MIM), and structured interviews.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Aisha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penerapan Cognitive Behavior Therapy CBT untuk meningkatkan self esteem Partisipan dalam penelitian ini adalah anak laki laki usia 10 tahun yang memiliki self esteem rendah Self esteem diukur dengan menggunakan skala Self Perception Profile for Children dari Susan Harter 2012 dan didukung dari hasil wawancara dengan orang tua Intervensi Cognitive Behavior Therapy CBT yang diberikan untuk meningkatkan self esteem yang rendah terdiri dari empat tahapan Tahap pertama yaitu pra intervensi dilakukan sebanyak dua sesi Tahap kedua yang berisipsikoedukasi kepada orang tua terkait dengan peran orang tua dalam mendukung intervensi CBT dilakukansebanyak dua sesi Tahap ketiga yaitu tahap intervensi terdiri dari 12 sesi Tahap keempat yaitu post intervensi diberikan sebanyak dua sesi Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan self esteem terutama pada domain kemampuan sosial kemampuan atletik penampilan fisik dan self esteem secara keseluruhan Peran orang tua yang mampu menerapkan teknik SUPPORT Show Understand Patient Prompt Observe Reward Talk diduga turut mendukung keberhasilan intervensi yang sudah dilakukan pada anak

The aim of this study was to know the effectiveness of Cognitive Behavior Therapy CBT to increase self esteem The participant of this study is a 10 years old boy who has low self esteem Self esteem was measured by Self Perception Profile for Children from Susan Harter 2012 and supported by interviewing with parents Cognitive Behavior Therapy CBT that wasdoneconsisted of four stages Stage one that was pre intervention consisted of two sessions Stage two that includedpsychoeducation to parents about their roles to support CBT to their child consisted of two sessions Stage three was the intervention to the child that consisted of 12 sessions Stage four that was post intervention consisted of two sessions The result of this study showed thatCBTcould increase self esteem especially insocial competence athletic competence physical appearance and global self esteem Parent rsquo s role to apply SUPPORT technique Show Understand Patient Observe Reward Talk was predicted supportingthe success of this intervention "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T38918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Nuryani
"Ansietas merupakan masalah psikososial yang dialami oleh anak dengan thalasemia, dan berdampak terhadap fungsi emosional anak. 56,52% anak usia sekolah dengan thalasemia di Rumah Sakit Sumedang mengalami masalah fungsi
emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Cognitive Behavior Play Therapy terhadap ansietas dan kemampuan mengatasi ansietas. Desain penelitian menggunakan Quasi experimental pre-post test non equivalent control group, jumlah sampel 42 orang kelompok intervensi dan 43 orang kelompok kontrol dengan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ansietas klien yang mendapat cognitive behavior play therapy menurun lebih besar secara bermakna dari ansietas berat
menjadi tidak ansietas jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan cognitive behavior play therapy. Kemampuan mengatasi ansietas klien yang mendapat cognitive behavior play therapy meningkat lebih tinggi secara bermakna dari kemampuan cukup menjadi kemampuan baik jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan cognitive behavior play therapy. Faktor yang berkontribusi terhadap kemampuan mengatasi ansietas adalah usia dan lama sakit. Cognitive Behavior Play Therapy direkomendasikan untuk diberikan pada anak dengan masalah psikososial akibat penyakit fisik sebagai terapi spesialis.

Anxiety is a psychosocial problems experienced by children with thalassemia.
Anxiety affects child’s emotional function and 56,52% of school-age children with thalasemia who is admitted in Sumedang General Hospital experienced poor emotional function. The aims of this study is to determine the effect of Cognitive Behavior Play Therapy (CBPT) for reducing anxiety and uncreasing ability to
cope with anxiety. This study used Quasi-experimental research design with prepost-
test non-equivalent control group. Number of sample was 85 school-age children, taken by consecutive sampling technique and devided into two groups (42 children in intervention group and 43 children in control group). Data analysis used t test. The results showed that anxiety level in patient who received CBPT
were significantly decreased from severe to less anxiety compared to those who did not receive CBPT. Ability to cope with anxiety in patient who received CBPT was signficantly increase better than the group who did not receive CBPT. Factors that contribute to the ability to cope with anxiety are age and period of illness. This research suggests for implementing CBPT in children with psychosocial
problems due to physical illness as a specialist therapy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yomi Novitasari
"Kecemasan merupakan kondisi yang dapat dialami banyak orang. Namun kecemasan yang berlebihan dapat mengganggu kegiatan sehari-hari seseorang. Gangguan kecemasan pada anak yang tidak ditangani dengan efektif dapat membuat anak rentan terhadap masalah dalam fungsi kehidupannya dan mempengaruhi perkembangan emosinya. Tesis ini memiliki desain penelitian single case dan menerapkan bentuk intervensi Cognitive Behavior Therapy (CBT) untuk menurunkan kecemasan pada anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia 9 tahun yang mengalami kecemasan pada sejumlah hal, antara lain cemas menyeberang jalan, pergi ke sekolah dan di rumah atau di kamar mandi sendirian. Sesi terapi dilakukan sebanyak dua belas kali selama lebih kurang 45 - 80 menit setiap sesinya. Pengukuran efektivitas terapi ini dilakukan menggunakan alat ukur SCARED (Screen for Child Anxiety Related Emotional Disorders), FSSC-R (Fear Survey Schedulle for Children - Revised), dan CBCL (Child Behavior Checklist). Hasil dari terapi ini adalah CBT tidak efektif untuk menurunkan kecemasan partisipan. Hal ini terlihat dari masih adanya indikasi gangguan kecemasan yang diukur menggunakan SCARED dan FSSC-R.

Anxiety is a common emotional condition in human life. Unfortunately, when the anxiety becomes too intense, it can impair people daily activities. Failure to intervene anxiety disorder in children with effective treatment may render the child vulnerable to impairments in a wide range of functioning and result in deleterious effect on his or her long-term emotional development. This thesis uses a single case research design and applies the Cognitive Behavior Therapy (CBT) in order to reduce anxiety in middle age children. The research participant is a nine-year old girl having anxiety in several things, such as crossing the street, going to school and staying in home or toilet alone. Therapy is conducted through 12, 45-80 minute sessions. This therapy effectivity is assessed by SCARED (Screen for Child Anxiety Related Emotional Disorders), FSSC-R (Fear Survey Schedulle for Children - Revised), and CBCL (Child Behavior Checklist).The results of this therapy is an ineffective CBT to reduce the child's anxiety. The child has not experienced reduced scores in SCARED and FSSC-R. This indicated that she still has anxiety disorder."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pradina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemberian teknik terapi Cognitive Behavioral Stress Management (CBSM) dalam mengurangi tingkat stres pada istri dalam hubungan commuter marriage. Proses screening awal dilakukan dengan cara memberikan Marital Taxon Self-Report Measure dan Life Distress Inventory (LDI), serta wawancara pada istri dalam hubungan commuter marriage yang berminat mengikuti proses screening. Setelah screening,dilakukan terpilihlah tiga orang partisipan yang memenuhi kriteria partisipan penelitian dan bersedia mengikuti mengikuti sesi CBSM sebanyak 7 kali. Penelitian ini menggunakan desain one group before-after study, dimana peneliti melihat perubahan skor partisipan saat pre-test dan post-test. Hasil kuantitatif dan kualitatif dari penelitian ini menunjukkan bahwa CBSM terbukti efektif dalam menurunkan tingkat stres pada istri dalam hubungan commuter marriage.

This study is aim to evaluate the effectiveness of Cognitive Behavioral Stress Management in reducing stress among wife in commuter marriage relationship. Researcher used Marital Taxon Self-Report Measure and Life Distress Inventory and brief interview in screening process. Through screening process, researcher got three participants who was willing to attend seven sessions of CBSM. Researcher used before-after study design to find out if CBSM could reduce stress. Results suggest that CBSM is effective to reduced stress for wife in commuter marriage relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maha Decha Dwi Putri
"Kecemasan adalah suatu perasaan gelisah atau ketakutan terhadap sesuatu yang dapat dialami oleh semua individu, termasuk diantaranya lanjut usia. Pada lansia, kecemasan dapat disebabkan oleh perubahan kondisi fisik yaitu kondisi geriatrik, perubahan psikologis yaitu perubahan fungsi kognitif, perkembangan temprament individu, dan perubahan lingkungan seperti kemiskinan, seringnya terjadi kekerasan, pola adaptasi yang gagal, serta peristiwa hidup yang negatif. Kecemasan pada lansia dapat menyebabkan munculnya beberapa penyakit, diantaranya penyakit jantung, hipertensi, hingga berujung pada kematian.
Fenomena kecemasan ini cukup sering ditemui di usia lanjut. Di Indonesia, fenomena ini sering ditemui di beberapa kota dengan tingkat populasi lansia yang tinggi seperti di Kota Depok. Penelitian ini berusaha menjawab fenomena yang ada dengan memberikan intervensi psikologis kepada lansia yang berdomisi di Depok. Intervensi ini merupakan intervensi kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) yang diberikan kepada 5 orang partisipan. Pegukuran dilakukan pada saat pra-intervensi dan pasca-intervensi untuk mengetahui perubahan tingkat kecemasan yang jelas pada masing-masing partisipan. Kelima partisipan yang mengikuti intervensi ini mengalami penurunan tingkat kecemasan yang diukur menggunakan skala PSWQ (Penn State Worry Questionaire) dan STAI (State Trait Anxiety Inventory). Penurunan pada kelima partisipan bervariasi tergantung dari masalah dan ketaatan partisipan saat mengikuti intervensi.
Kelima partisipan telah mengikuti teknik-teknik yang sudah diberikan selama proses intervensi seperti mengenali gejala, reaksi tubuh dan dampak cemas, membuat dan mengevaluasi rencana kegiatan, mengenali pikiran negatif, merekonstruksi pikiran negatif, mencari solusi dari masalah, dan berlatih relaksasi. Keberhasilan penelitian tergantung dari motivasi untuk sembuh, kepatuhan dalam mengikuti intervensi dan keinginan untuk melakukan teknik-teknik yang sudah diberikan selama intervensi.

Anxiety can be defined as a feeling of discouraged or frightened about something, occur in human beings, as well as to the old ages. For older people, anxiety can be caused by the changing of their physical condition e.g. geriatric condition, the changing of psychological condition e.g. the change of cognitive function, individual temperament development, the changing of their surroundings e.g. poverty, violence, the failure of adaptation pattern, and the negative side of life. Anxiety for the old ages may lead to some diseases such as coronary heart disease, high blood pressure which could lead them to death.
This anxiety phenomenon often appears in the old ages. In Indonesia, this phenomenon can be found in some cities with high population of the old ages such as in Depok. This research was trying to figure out the answer by giving a psychological intervention for old aged individual living in Depok. The intervention was group cognitive behavioral therapy (CBT) given to 5 participants. The measurement was done at pre intervention and post intervention to find the changing of anxiety level of each participant.
All participants who joined this intervention experienced decrease of anxiety level which was measured by PSWQ scale (Penn State Worry Questionnaire) and STAI (State Trait Anxiety Inventory). Various result was found depends on problems and the obediency of the participant during the intervention. The success of this research may be influenced the motivation of healing, obedient, and willingness to do the techniques given by participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>