Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizwan Noor Hasfrian
"Efisiensi merupakan salah satu parameter dalam mengukur kinerja Bandara. Upaya efisiensi dilakukan untuk mencapai hasil yang maksimal dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan mengidentifikasi alokasi input dan output, maka dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisienan. Kegiatan dibandara terbagi atas aspek produksi dan pelayanan baik dari airside maupun landside, Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bandara Soekarno Hatta dengan tingkat produksi yang tinggi, tingkat efisiensinya masih rendah bila dibandingkan dengan bandara lain di dunia.
Hasil pengolahan data juga menunjukan bandara yang melakukan pengembangan usaha bisnis dalam meningkatkan pendapatan non aeronautika memliki tingkat efisiensi yang lebih baik. Hasil proyeksi pendapatan, dengan asumsi terdapat peningkatan pendapatan dari pengelolaan konsesi pada infrastruktur terminal penumpang, menunjukkan bahwa proyek pengembangan Bandara Soekarno Hatta dapat dikatakan layak tanpa perlu menaikkan tarif yang berlaku saat ini. Peningkatan pendapatan non aeronautika melalui sisi konsesi di Bandara Soekarno Hatta dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan, waktu tunggu penumpang, variasi produk, serta tingkat harga pada fasilitas konsesi, yang terdapat di Bandara Soekarno Hatta.

Efficiency is one of the parameters to measure the performance of the airport. Efficiency efforts made to achieve maximum results by using available resources, or get the minimum input level to the specified level of output. By identifying the allocation of inputs and outputs, it can be analyzed further to look at the causes of inefficiency. Research carried out by using a case study at Soekarno Hatta Airport, indicate that they are less efficient when compared to other airports in the world. Airport operations efficiency is decomposed into production and service efficiency, decomposed into airside and landside aspects.
The findings show that efficiency in airport production may not guarantee efficiency in the service process of Soekarno Hatta Airport. The finding also showed the positive contribution of aircraft size and non-aeronautical revenues on the efficiency. By doing financial analysis, assuming that there are revenue increased from infrastructure concession management in the passenger terminal, indicates that current airport development project at Soekarno Hatta may be feasible. Increase in non-aeronautical revenue through concessions at the Soekarno-Hatta airport can be done by improving the service, passenger dwelling time, the variety of products, as well as the price level at the concession facility.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuhwati
"Bandara Soekarno-Hatta sebagai bagian dari internasional airport, merupakan prasarana yalg penting untuk transportasi. Sebagai suatu sistem yang penting dalam transportasi udarayang harus mempunyai tempat (terminal, landasan pacu, ta:riways). Disamping fasilitas bandara setiap operator harus memperhatikan kualitas pelayanan. Sistem transportasi udara tidak bisa terpisatrkan dari adarrya barrdara sebagai fasilitas utama. Meskipun de.mikian bandara bukan men4nkan tujuan ahkir perjalanan seorang penumpffig, tetapi bandara adalah tempat yang pertama yang dilihat penumpang. Bandara menjadi bagian dari industri transportais udara dan sekarang ini banyak orang menggunakan pesawat sthag:d, pilihan.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia. Berdasarkan data dari PT. Angkasa Pura, BUMN pengelola bandara sekaligus operator mencatat di tahun 2014 jumlatr penumpang mencapai 62.000.000 penumpang. Dimana kapasitas hanya mencapai 18.000.000 juta penumpang. Karena bandara Soekarno -Hattamempunyai masalah operasional dan non-operasional. Masalah operasional seperti kenaikan jumlah penumparrg, tertundanya waktu take-off dan waktu mendarat yang lama sedangkan masalah non-operasional seperti akses ke bandara Soeta susah atau macet, kurangnya taksi maupun transportasi publik.
Kita dapat membayangkan kepadatan dan kemacetan di SHIA dan kondisi yang ada akan mengurangi kepuasan penumpang. Kepuasan penumpang adalah prarr'*ri1g: untuk kelanjutan operasi bandara. SHIA memerlukan pengembangan untuk memperbaiki sistem yang ada dan sekarang SHIA mempunyai sistem baru yaitu Grand Design of SHIA. Peneliti sebelumnya telatr membahas tentang kuantitatfi indikator di SHIA seperti waktu tunggu, waktu proses dan pemanfaatan tempat di terminal menggunakan sofivare simulasi yaitu ProModel verci 7.5.
Dalam penelitian ini akan membahas kualitatif indikator di SHIA untuk melanjutkan penelitian yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel dari kualitas servis sebagai referensi dalam pengembangan.

Soekarno-Hatta Airport, in particular international airports, are omong the most vital transportation infrastructures. As an essentiql system of air *ansryat infrastructure they represent the physical site (terminals, runwoys, taxiways). Besides the airport facilities each operator airport must concern about their service quality. System of air transportation fiever been separated lftrn fftv existence of the airport as the main support. Even though the airport is not the final destination, but it represented the first time looked for customer. The airport becomes the part of industry transportation and nowadays a lot of people uiing air transportation.
Soekarno-Hatta International Airport (SHU) is the biggest and the busiest in Indonesia. Based on data from Angkasa Pura II, the compony that manages or as operator SHU that passengers in 2014 amounted 62 million. V[/hereas the capacity of SHU only 18 million passengers'. Because of that SHIA has ct problem operational and non-operational. Operational problems such as increase of passenger's reduced emergency slots, time delayed take-ffi and landing.lnw. to wait too long ond non-operational problems such os access to SHU ,s congestion,lack of tmi and transportation public.
We can imagine the density ond the congestion in SHM and that conditions will make reducing of passengers' satisfaction. The possenger's sotisfaction is important matter to sustainability operation of the airport. SHIA need improvement to define the performonce of the system and now SHIA has a new system called Grand Design of SHU. Previous researchers tallrcd obout the quantitative indicators at SHU such as waiting time, processing time ,rt:d" utilization oreo terminal simulation technique using one of simulation tool, ProModel version 7.5.
In this research will discuss qualitative indicator in SHIA to continue previous research. The objective of this research is to identify the variables of serttice quality of passenger's service as reference in improving and increosing the service quality that has been provided by SHIA to its consumers and the last objective for lookingfor the relationship between quantitative and qualitative. The method used in this research is a qualitative model of service qua14, meosurement (SERVQUAL) developed by Parasuramon et al., physical meosurements PJP2U service standards established by Director General of Civil Aviation, Republic Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sweet, Kathleen M.
Boca Raton: CRC Press, 2009
363.124 SWE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Arya Satya Dharma
"Pertumbuhan industri penerbangan telah mendorong peningkatan permasalahan runway allocation dan gate assignment di bandara. Permasalahan tersebut mendorong terjadinya permasalahan kelebihan kapasitas dan akan sangat berpengaruh pada tingkat pelayanan bandara tersebut, salah satunya Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Pada penelitian ini dibuat formulasi model optimasi stokastik yang merupakan kombinasi model runway allocation dan gate assignment, dengan menggunakan 4 fungsi tujuan yaitu maksimalisasi lalu lintas pesawat, minimalisasi keterlambatan, minimalisasi jumlah ungated flights, dan minimalisasi total jarak jalan penumpang.
Model ini dibangun menggunakan genetic algorithm dengan output berupa runway and gate assignment order yang optimal. Dari solusi tersebut dapat dilihat bahwa saat simulasi model mampu menampung rata-rata 98% dari total lalu lintas pesawat, serta penurunan rata-rata sebesar 52% untuk total waktu keterlambatan, penurunan rata-rata sebesar 36% untuk jumlah ungated flights, dan penurunan rata-rata sebesar 13% untuk total jarak jalan penumpang. Kedepannya, diperlukan pengembangan penelitian meliputi pengembangan model berbasis real time, penggunaan algoritma stokastik lainnya, serta pembangunan model berdasarkan persepektif maskapai.

The growth of the aviation industry has enhanced the increase of airport runway allocation and gate assignment problem. Those problems led to the overcapacity problem and will affect on the level of service of the airport, Terminal 1 Soekarno Hatta International Airport. This research constructed a model formulation of stochastic optimization model, which is basically the combination of runway allocation and gate assignment, with the objectives are to maximize the aircraft traffic, to minimize the flight tardiness, to minimize the number of ungated flights, and to minimize the total passenger travelling distance.
This model was constructed using genetic algorithm, which the model outputs are the optimal runway and gate assignment order. Based on the optimal solution generated, the model was successfully to accommodate in average 98% of total flights and also was contributed to the 52% average decreasing of flight tardiness, 36% average decreasing of ungated flights, and 13% average decreasing of total passenger travelling distance. This research may be developed in the future by constructing real time based model, using another stochastic algorithm, and building the model by the airline perspective.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Ezni Balqiah
"PT. Pelita Air Service (PAS) yang berdiri pada tahun 1970, awalnya bergerak pada industri penerbangan carter yang melayani PERTAMINA, pada tahun 1991 mulai mengarah profit oriented dengan menjadi perusahaan angkutan udara borongan (air charter). Pada awal tahun 2000, perusahaan ini mulai melakukan proses perijinan untuk bergerak di penerbangan berjadwal. Sejak 25 Agustus 2000, PAS menawarkan rute penerbangan Jakarta-Yogya-Jakarta dengan menghadirkan konsep nuansa Yogya untuk membungkus program pemasaran dan pelayanan. Penerbangan Jakarta-Yogya dinamakan Malioboro Weekend Flight, yang diyakini manajemen PAS sebagai diferensiasi layanan dengan memberikan sentuhan keunikan yang dapat mengetuk pasar.
Apa yang dilakukan PAS ini merupakan penerapan dan Pemasaran Eskperensial (Experiential Marketing), yaitu dengan memberikan pengalaman (experience) kepada penumpang sebagai upaya untuk menarik penumpang menggunakan jasa PAS untuk jalur penerbangan Jakarta-Yogya bahkan memotivasi penumpang untuk melakukan penggunaan ulang (repeat buying). Akan tetapi dengan durasi penerbangan yang hanya 40 menit pada jalur Jakarta-Yogya dan keterbatasan armada pesawat yang dimiliki untuk melayani Elite penerbangan berjadwal ini, membuat PAS kesulitan untuk menghadirkan nuansa Yogya melalui suasana ruangan (spatial environment), yaitu dekorasi di dalam pesawat yang bernuansa Yogya dengan menghadirkan gambar keraton serta musik campursari di dalam pesawat. Mulai bulan Februari 2001, PAS menghentikan iklan Malioboro Weekend Flight, karena konsep ini dirasakan sudah tidak dapat didukung lagi oleh aspek teknis pelaksanaannya dilapangan. Untuk selanjutnya PAS tetap menawarkan petualangan udara (air venture) dengan lebih menekankan kepada pelayanan yang diberikan awak kabin kepada penumpang selama penerbangan berlangsung. Selain itu untuk memberi sensasi kejutan dan lebih memotivasi penumpang melakukan penggunaan ulang, PAS melakukan undian bagi penumpang Jakarta - Yogya atau sebaliknya yang disebut dengan Unique Game Venture, yaitu undian dengan hadiah potongan harga bahkan tiket gratis untuk penerbangan selanjutnya dengan PAS pada penerbangan selanjutnya.
Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah mengukur afeksi penumpang yang ditimbulkan oleh konsep petualangan di udara (air venture) yang tawarkan PAS pada penumpang jalur Jakarta-Yogya-Jakarta pada saat mempergunakan jasa (in flight) dan bagaimana pengaruh afeksi tersebut terhadap kepuasan yang dirasakan penumpang, penggunaan ulang, serta perilaku keluhan. Secara lebih terperinci tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengungkapkan afeksi yang yang muncul pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya.
2. Mengungkapkan kepuasan pada saat mempergunakan jasa penerbangan Jakarta-Yogya.
3. Mengetahui pengaruh kepuasan terhadap penggunaan ulang dan perilaku keluhan.
Afeksi yang diukur adalah arousal, afeksi positif, dan afeksi negatif yang diukur dengan menggunakan 13 indikator (variabel teramati), kepuasan diukur dengan menggunakan 3 indikator, penggunaan ulang diukur dengan 2 indikator, dan perilaku keluhan diukur dengan 2 indikator. Selain afeksi, Oliver (1994) menyatakan bahwa kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi juga mempengaruhi kepuasan. Maka demikian perlu dilakukan pengukuran terhadap kinerja, kualitas, dan diskonfirmasi. Kinerja diukur dengan 8 variabel teramati, kualitas diukur dengan 3 indikator, dan diskonfirmasi diukur dengan 3 indikator. Terdapat 34 indikator variabel dalam penelitian ini yang dituangkan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada respoenden, yaitu penumpang pesawat Pelita rute Jakarta-Yogya-Jakarta.
Pengolahan data dilakukan dengan metoda SEM mengingat Structural Equation Modeling (SEM) menguji suatu rangkaian hubungan saling ketergantungan secara bersamaan (seketika). lni sangat bermanfaat bila satu variabel terikat akan menjadi variabel bebas pada hubungan saling ketergantungan berikutnya. Suatu set hubungan ini, setiap variabel bebas dan terikat, merupakan dasar Structural Equation Modeling.
Hasil pengolahan data memperlihatkan terdapatnya hubungan yang signifikan sebagai berikut :
1. Afeksi negatif dengan arousal dan kinerja
2. Afeksi positif dengan arousal dan kinerj a
3. Kualitas dengan kinerja
4. Kepuasan dengan afeksi negatif, kualitas, dan diskonfirmasi
5. Penggunaan ulang dengan kepuasan
6. Perilaku keluhan dengan kepuasan
Hasil pengolahan juga memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan yaitu :
1. Kepuasan dengan afeksi positif dan kinerja
2. Perilaku keluhan dengan afeksi negatif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian dari model Oliver (1994) dan apa yang disampaikan Day (1984) tidak terbukti. Oliver (1994) menyatakan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari afeksi positif, afeksi negatif, kualitas, kinerja, dan diskonfirmasi, sedangkan Day (1984) menjelaskan bahwa sumber utama perilaku keluhan sebenarnya bukan pada ketidakpuasan tetapi kepada emosi negatif yang rnuncul sebagai akibat ketidaksesuaian dengan hasil yang diperoleh dari mengkonsurnsi produk / jasa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1047
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Dia Pranata
"ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besar pengaruh penambahan
taxiway penghubung sisi timur dalam mengoptimalkan kapasitas bandar udara
Soekarno Hatta. Observasi dilakukan untuk melihat waktu tempuh yang
dipergunakan untuk mencapai parkir (apron) dari runway dari posisi mendarat di
Bandara Soekarno Hatta. Metode yang dilakukan adalah melakukan pengamatan
secara langsung terhadap pergerakan pesawat yang mendarat di runway utara
yang parkir di terminal utara dan selatan, pergerakan pesawat yang mendarat di
runway selatan yang parkir di terminal utara dan selatan. Pengolahan data
dilakukan dengan cara uji korelasi, dan analisa jaringan.
Hasil analisa diperoleh waktu tempuh pada taxiway penghubung sisi timur adalah
132,02 + t detik, dengan t adalah koefisien waktu tempuh akibat posisi
pendaratan. Akibat penambahan taxiway penghubung sisi timur mengakibatkan
penambahan kapasitas landas pacu sebesar 31 % dan pengurangan delay sebesar
0,56 %.
ABSTRACT
This study is intended to determine how large the effect of adding taxiways
connecting the east side in order to optimize the capacity of Soekarno Hatta
airport. Observation was done to see the travel time used to parking at apron of
the position of the landing runway at Soekarno Hatta Airport. The method used is
to conduct direct observation of the movement of the plane landed on the runway
north terminal parking at the north and south, and observation the movement of
aircraft that landed in the parking lot south runway at the north and south
terminals. Data processing is done by testing the correlation, and network
analysis.
Travel time analysis results obtained on the taxiway connecting the east side is
132.02 + t seconds, where t is the travel time coefficient due to the landing
position. Due to the addition of taxiway connecting the east side of the runway
resulting in additional capacity by 31% and 0,56 % delay reduction"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Mahendra Arifin
"Dengan semakin ketatnya persaingan di dunia transportasi termasuk di dunia penerbangan saat ini, menuntut PT. Air Asia untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Kualitas adalah segala sesualu yang, mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers). Dengan kondisi yang menuntut adanya peningkatan kualitas pelayanan tersebut maka diadakan penelitian terhadap faktor - faktor apa saja yang dapat membuat PT. Air Asia berkembang dan mampu menghadapi persaingan. Penelitian yang, dilakukan ini scbagai upaya peningkalan kualilas pelayanan jasa penerbangan PT. Air Asia, dcngan menggunakan metode gabungan Servqual, Kano Model dan Quality Function Development (QFD). Penelitian dilakukan dengan cara metode observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pelanggan. Hasil penelitan kemudian dianalisa sehingga di dapat langkah - langkah apa saja yang perlu diambil PT. Air Asia untuk dapal terus meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat terus bersaing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reiner Agastya
"ABSTRAK
Area komersial telah semakin berkembang dan berkontribusi pada pendapatan perusahaan industri transportasi masal. Pengelola industri tersebut menyewakan kios kepada para pelaku bisnis di bandar udara dan stasiun yang kemudian akan memberikan pendapatan non-tarif (non-fare box revenue). Pendapatan dari area komersial ini akan segera diimplementasikan juga oleh PT MRT Jakarta pada stasiun – stasiun yang sedang dibangun. Di sisi lain kelancaran aliran penumpang dan kenyamanan penumpang di dalam area stasiun tetap menjadi prioritas utama PT MRT Jakarta. Keberadaan area komersial pada stasiun MRT Jakarta kemudian diperkirakan akan berdampak pada peningkatan kepadatan penumpang di sekitar area komersial, sehingga aliran penumpang mengalami perlambatan. Dampak tersebut akan menyebabkan turunnya kepuasan dan kenyamanan para penumpang. Perbaikan dan renovasi area komersial pada stasiun MRT (terutama stasiun bawah tanah) akan menelan biaya yang besar jika sampai terjadi masalah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengajukan desain area komersial sebagai usaha mengurangi dampak negatif tersebut dengan pendekatan pemodelan berbasis agen. Hasil simulasi menunjukkan bahwa usaha pengurangan dampak negatif area komersial terhadap aliran penumpang yang diusulkan dapat mengurangi perlambatan pergerakan penumpang dan peningkatan kepadatan penumpang di sekitar area komersial.

ABSTRACT
Commercial area has been increasingly developing and contributing to the company's earnings of mass transportation industry. The industrial business renting stalls to businessman at airports and stations which will then give the non - fare box revenue. Revenue from the commercial area will soon be implemented also by PT MRT Jakarta at the stations being built. On the other hand the smooth flow of passengers and passenger comfort in the station area remains a top priority of PT MRT Jakarta. The existence of a commercial area on the MRT station then expected to result in increased passenger densities around commercial areas , thus slowing the flow of passengers. The impact will cause a decrease in the satisfaction and comfort of the passengers. Repair and renovation of commercial area on the MRT (subway stations especially) would cost big if the problem occurs. Therefore , this study propose the design of a commercial area as efforts to reduce the negative impact of the agent -based modeling approach. The simulation results indicate that efforts to reduce the negative impact of the commercial area of the passenger flow is proposed to reduce the deceleration movement of passengers and an increase in the density of passengers around the commercial area."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiet Rusdiono
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Esenhower
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui; pengaturan hak dan kewajiban PT. Garuda Indonesia dengan penumpang (pemilik bagasi) dalam perjanjian pengangkutan penumpang udara, apakah perjanjian tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku dan dapat melindungi para pihak dari kerugian, sejauhmana tanggung jawab pengangkut terhadap penumpang, bagaimana pengaturan mengenai prinsip pembebanan resiko serta sistem tanggung jawab dalam pengangkutan udara di PT. Garuda Indonesia. Guna mendapatkan keakuratan hasil penelitian, penulis telah melakukan pengumpulan data sekunder maupun primer, kemudian data - data tersebut diolah dan di analisis, guna mendapatkan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanggung jawab atau terjadi nya kecelakaan dan kelambatan pesawat terbang, maupun terjadinya kelambatan, kerusakan atau kehilangan bagasi di PT. Garuda Indonesia didasarkan pada sistem tanggungjawab Presumption of Liability, Based of Fault dan Absolute Liability. Bahwa dalam perjanjian pengangkutan penumpang udara PT. Garuda Indonesia, masih terdapat ketentuan yang lebih meringankan tanggung jawab pengangkut (dalam hal kelambatan/pembatalan pengangkutan). Bahwa hakim dalam menentukan besarnya ganti rugi atas bagasi, masih tetap memperhatikan ketentuan KUH Perdata maupun KUH Dagang. Bahwa kepentingan penumpang dalam perjanjian pengangkutan penumpang udara sudah cukup terlindungi, mengingat banyak ketentuan internasional/nasional yang mengatur masalah perlindungan terhadap penumpang."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1999
S20963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>