Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Fenty H.
"Penelitian ini ingin melihat hubungan prediktif sumber-sumber self-efficacy siswa yang terdiri dari mastery/actual performances, vicarious experiences, social/forms of persuasion dan physiological reactions yang dimediasi oleh Foreign Language Classroom Anxiety (FLCA) pada mata pelajaran Humanities di sekolah internasional yang menggunakan kurikulum Middle Years Programme (MYP) dari International Baccalaureate (IB) dan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Hasil yang diperoleh adalah sumber self-efficacy secara keseluruhan memiliki hubungan prediktif terhadap prestasi belajar dengan mediasi Foreign Language Classroom Anxiety (FLCA).
Hasil analisa data juga menemukan bahwa sumber-sumber self-efficacy tersebut tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap prestasi belajar apabila penghitungan dilakukan secara terpisah atau satu per satu. Hasil penelitian ini menyarankan para guru dan pihak sekolah untuk meningkatkan self-efficacy siswa dan mengurangi FLCA agar prestasi belajar meningkat.

This research is aimed to investigate the predictive correlation of sources of selfefficacy-which consists of mastery/actual experiences, vicarious learning, social/forms of persuasions and physiological reaction- toward academic achievement in Humanities in international school with Middle Years Programme (MYP) curriculum framework from the International Baccalaureate (IB) which is mediated by Foreign Language Classroom Anxiety (FLCA).
The result shows that sources of self-efficacy have a predictive relationship which is mediated by FLCA. The other finding in this research is that the sources of self-efficacy should not be calculated separately for the result would not be significant toward academic achievement. This research suggests that teachers and school need to improve student?s self-efficacy and reduce FLCA in order to increase student`s academic achievement."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T39107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Rahmawati Kurdi Putri
"Penggunaan strategi membaca, utamanya metacognitive reading strategies, dianggap penting untuk membantu pemahaman bacaan pada mahasiswa yang tidak berbahasa Inggris atau English as a Foreign Language (EFL). Tujuan dari penelitian ini adalah melihat apakah reading self-efficacy dapat memediasi hubungan antara reading motivation dan metacognitive reading strategies. Partisipan dalam penelitian ini 215 orang, merupakan mahasiswa S1 aktif, bahasa Inggris bukan bahasa ibu dan tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Penelitian bersifat kuantitatif dengan alat ukur Reading Self-Efficacy Questionnaire untuk mengukur reading selfe-fficacy, Motivation for Reading Questionnaire untuk mengukur reading motivation, dan Metacognitive Reading Strategies Questionnaire untuk mengukur metacognitive reading strategies partisipan. Analisis Hayes menunjukkan sebanyak 38,2%varians dari reading self-efficacy dipengaruhi oleh reading motivation dan sebanyak 14,8% varians dari metacognitive reading strategies dipengaruhi oleh Reading motivation. Reading self-efficacy secara parsial memediasi hubungan antara reading motivation dan metacognitive reading strategies. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas sampel mahasiswa sebagai partisipan dan memperhatikan variabel lain yang mungkin menjadi covariate, seperti jenis kelamin.

The use of reading strategies, especially metacognitive reading strategies, is considered important to help reading comprehension for students who do not speak English or English as a Foreign Language (EFL). The purpose of this study was to see whether reading self-efficacy could mediate the relationship between reading motivation and metacognitive reading strategies. Participants in this study are 215 undergraduate students whose native language is not English and do not use English as their daily language. This is a quantitative research using Reading Self-Efficacy Questionnaire to measure reading self-efficacy, the Motivation Questionnaire to measure reading motivation, and the Metacognitive Reading Strategy Questionnaire to measure participants' metacognitive reading strategies. Hayes analysis shows that 38.2% of the variance of reading self-efficacy is influenced by reading motivation and 14.8% of the variance of metacognitive reading strategies is influenced by reading motivation. It was found that reading self-efficacy partially mediates the relationship between reading motivation and metacognitive reading strategies. Suggestions that can be given for further research is to expand the sample of students as participants and pay attention to other variables that may be covariates, such as gender."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Nurhasanah
"Stres akademik merupakan permasalahan yang sering dialami mahasiswa, tak terkecuali mahasiswa yang tinggal di Pondok Pesantren. Kondisi ini merupakan tekanan akibat dari proses belajar yang dapat memberi pengaruh pada aspek fisik maupun psikologis. Penelitian terdahulu mengungkapkan sejumlah variabel yang dapat mengurangi stres akademik, diantaranya adalah variabel efikasi diri akademik dan pola pikir positif. Husnudzan sebagai pola pikir positif dalam islam, dipandang memiliki pengaruh pada berbagai aspek psikologis seperti kesehatan mental, resiliensi, penerimaan diri dan kecemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menyebarkan adaptasi skala stres akademik (SSI), skala husnudzan dan skala efikasi diri akademik (TASES). Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan pada ketiga skala tersebut, dengan nilai 0.922 dan 0.959 untuk skala stress akademik, 0.876 dan 0.796 untuk skala husnudzan serta 0.905 dan 0.951 untuk skala efikasi diri akademik. Analisis data dilakukan dengan melakukan uji korelasi dan uji mediasi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 80 mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada variabel husnudzan dan efikasi diri (r = 0.480 dengan p < 0.01). Sedangkan pada variabel lainnya tidak terdapat korelasi yang signifikan, dengan nilai r = -0.147 (p = 0.193) untuk efikasi diri akademik dan stres akademik, serta r = -0.169 (p = 0.135) untuk husnudzan dan stres akademik. Berdasarkan uji mediasi, hasil penelitian menunjukkan efikasi diri akademik tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan husnudzan dan stres akademik dimana nilai yang diperoleh pada indirect effect adalah -0.0944, yang memiliki rentang antara BootLLCI (-0.3656) dan BootULCI (0.1986) melewati nilai 0.

Academic stress is a problem experienced mostly by students including those who live in Islamic boarding schools. This condition happens because of the learning process presssure which can affects them physically and psychologically. Many previous studies examined a number of variables that can reduce academic stress, including the variables of academic self-efficacy and positive mindset. Husnudzan, a positive mindset in Islam, is considered to have an influence on various psychological aspects such as mental health, resilience, self-acceptance and anxiety. The method used in this study is a quantitative method by distributing the adaptation of the academic stress scale (SSI), the husnudzan scale and the academic self-efficacy scale (TASES). The validity and reliability scores are 0.922 and 0.959 for academic stress scale, 0.876 and 0.796 for husnudzan scale, also 0.905 and 0.951 for academic self-efficacy scale. Data analysis was carried out by conducting correlation and mediation analyses. A total of 80 undergraduate students from State Islamic University of Sunan Gunung Djati Bandung (UIN Bandung) participated in the study. The results demonstrated that husnudzan significantly correlated with academic self-efficacy (r = 0.480 and p<0.01). In contrast, there was no significant correlation not only on academic self-efficacy and stress academic r = -0.147 (p = 0.193) but also on husnudzan and stress academic r = -0.169 (p = 0.135). The mediation test results showed that academic self-efficacy could not mediate the relationship between husnudzan and academic stress with indirect effect score -0.0944 (BootLLCI = -0.3656 and BootULCI = 0.1986)."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rahmadani
"Jumlah siswa berkebutuhan khusus yang belajar di kelas reguler semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi guru dalam mananjemen kelas agar dapat memenuhi kebutuhan dan karakter siswa yang semakin beragam. Pada konteks pendidikan, fungsi kelas tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga tempat siswa melatih kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Faktor yang turut berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan inklusif adalah self efficacy yang guru miliki untuk mempraktikkan inklusif. Di sisi lain, manajemen kelas yang dilakukan guru dapat ditinjau sebagai suatu performa yang dipengaruhi oleh sejauh mana guru terlibat dalam pekerjaannya atau teacher engagement. Menggunakan replikasi model job demand resource, penelitian kuantitatif korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah teacher engagement menjadi mediator dalam hubungan self efficacy dalam praktik inklusif dan manajemen kelas guru. Sebanyak 250 guru sekolah dasar inklusif se-DKI Jakarta mengisi mengisi kuesioner self report. Hasil menunjukkan bahwa self efficacy yang guru miliki untuk menerapkan pendidikan inklusif berperan sebagai personal resource. Analisis regresi Hayes menunjukkan bahwa teacher engagement secara signifikan berperan sebagai mediator. Hasil penelitian juga menunjukkan guru memiliki keyakinan yang rendah dalam hal kolaborasi, khususnya kolaborasi dengan pihak-pihak terkait yang mendukung pembelajaran, seperti psikolog, guru pendamping khusus, dan terutama orangtua.

The number of students with special needs who study in regular classes is increasing every year. It brings consequences for teachers in classroom management in order to meet the diverse needs and characteristics of students. The contributing factor to the successful of inclusive education is the self efficacy that teachers have for practicing inclusive education. On the other hand, classroom management by teachers can be viewed as a performance which is influenced by the extent to which teachers are involved in their work or teacher engagement. Using replication model of job demand resource, this quantitave correlational study aims to determine whether teacher engagement acts as mediator in the relationship of self efficacy in inclusive practice and classroom management. A total of 250 teachers of inclusive primary schools in DKI Jakarta fill out a self report questionnaire. The results show that self efficacy that teachers have for implementing inclusive education plays as a personal resource. Hayes regression analysis showed that teacher engagement significantly acts as mediator. The results also show teachers have low confidence in collaboration, especially collaboration with related parties, such as psychologists, special teachers, and especially parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Chairina
"Dalam menghadapi tantangan selama proses Belajar dari Rumah (BdR), siswa perlu mengembangkan academic buoyancy, yaitu kemampuan untuk mengatasi kemunduran dan tantangan akademik sehari-hari. Peran orang tua selama pandemi menjadi penting karena siswa lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strength-based parenting (SBP), sebuah pendekatan pengasuhan yang menekankan pada identifikasi dan pengembangan kekuatan anak, memprediksi academic buoyancy melalui academic self-efficacy, social self-efficacy, dan emotional self-efficacy. Penelitian dilakukan terhadap 238 siswa SMA di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Strength-Based Parenting Scale, Self-Efficacy Questionnaire for Children, dan Academic Buoyancy Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SBP berkorelasi positif dengan academic buoyancy (r = 0,33, p < 0,01). Academic self-efficacy dan emotional self-efficacy masing-masing memediasi hubungan antara SBP dan academic buoyancy (a1b1 = 0,05, BootCI 95% [0,03, 0,07]; a3b3 = 0,03, BootCI 95% [0,01, 0,05]). Social self-efficacy tidak ditemukan memiliki peran mediasi (a2b2 = -0,00, BootCI 95% [-0,02, 0,01]). Ketika orang tua mengenali dan mengembangkan kekuatan yang siswa miliki, maka siswa akan merasa yakin dengan kemampuannya untuk melakukan tugas akademik dan mengatasi emosi negatif. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah mengatasi kemunduran dan tantangan akademik yang dialami selama menjalani BdR.

To overcome adversities during Belajar dari Rumah (BdR) period, students need to develop academic buoyancy, described as ‘the ability to deal with daily academic setbacks and challenges’. Parents’ role during BdR is important since students spend more time at home. This study aims to investigate the relationship between strength-based parenting (SBP) and academic buoyancy through academic self-efficacy, social self-efficacy, and emotional self-efficacy. 238 high school students in Indonesia participated in this study. Strength-Based Parenting Scale, Self-Efficacy Questionnaire for Children, and Academic Buoyancy Scale were used to measure the variables. The results showed that SBP positively correlated with academic buoyancy (r = 0.33, p <0.01). Academic self-efficacy and emotional self-efficacy serve as unique mediators in the relationship between SBP and academic buoyancy (a1b1 = 0.05, BootCI 95% [0.03, 0.07]; a3b3 = 0.03, BootCI 95% [0.01, 0.05]). Meanwhile, the role of social self-efficacy as mediator is not significant (a2b2 = -0.00, BootCI 95% [-0.02, 0.01]). When parents identify and cultivate their children’s strengths, children will believe in their ability to carry out academic tasks and deal with negative emotions which in turn help them overcome setbacks and challenges during BdR."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Ramadhania Mumtaz
"Kegiatan akademik yang dilakukan oleh pihak perguruan tinggi mengalami perubahan sebagai bentuk adaptasi Pasca Pandemi COVID-19. Salah satunya yaitu metode pembelajaran hybrid. Perubahan ini sangat mempengaruhi mahasiswa, terutama mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsi yang dapat memicu rasa cemas dan stres bagi mahasiswa tingkat akhir.  Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara  kecemasan dan stres dengan self-efficacy mahasiswa tingkat akhir pasca pandemik COVID-19. Metode yang digunakan yaitu cross-sectional dengan pengambilan seluruh sampel sebanyak 100 mahasiswa sarjana FIK UI tingkat akhir dengan menggunakan kuesioner GSES dan DASS 42. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang bermakna (p < 0,05) antara kecemasan dan stress dengan efikasi diri (r = -0,323 dan -0,277). Stres dan kecemasan mahasiswa keperawatan tingkat akhir termasuk kategori yang memprihatinkan dan perlu diperhatikan institusi pendidikan. Stres dan kecemasan ini juga membuat efikasi diri yang kurang pada mahasiswa keperawatan tingkat akhir.

Academic activities carried out by universities have changed as a form of adaptation to the COVID-19 pandemic. One of the learning methods is hybrid learning. This change affects final year students who are completing their thesis, furthermore it can trigger anxiety and stress. The purpose of this study was to determine the relationship between anxiety and stress with the self-efficacy of final year students after the COVID-19 pandemic. The method used is cross-sectional with a total sample of 100 undergraduate students at the final level of FIK UI, using the GSES and DASS 42 questionnaires. The result of the Spearman correlation has indicated a significant relationship (p < 0.05) between anxiety and stress and self-efficacy (r values = -0.323 and –0.277), respectively. It can be concluded that the level of stress and anxiety among final year nursing students can be categorized on a concerning level, this issue needs to be noticed by educational institutions. Furthermore, stress and anxiety have also resulted in low self-efficacy among final year nursing students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Anim
"Perkembangan teknologi dan internet yang pesat sering dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan akademik. Mahasiswa dengan tingkat efikasi diri yang tinggi maupun rendah dapat melakukan kecurangan akademik karena adanya peran moral disengagement. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara efikasi diri akademik dan kecurangan akademik dengan internet serta peran moral disengagement sebagai mediator pada mahasiswa di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS), The Academic Self-Efficacy Scale (TASES), dan Moral Disengagement Scale. Sebanyak 139 data partisipan dianalisis menggunakan Pearson Correlation dan PROCESS Model 4 versi 4.2 oleh Hayes. Hasil penelitian menemukan hubungan negatif yang signifikan namun lemah antara efikasi diri akademik dan kecurangan akademik dengan internet (r (139) = -0.287, p <.001, two tailed), namun tidak menemukan peran moral disengagement sebagai mediator (indirect effect = -.069, SE = .066, Boot 95% CI [-.226, .041]). Artinya, semakin tinggi efikasi diri akademik mahasiswa, maka semakin rendah kecenderungannya dalam melakukan kecurangan akademik menggunakan internet. Dengan demikian, penting bagi institusi akademik untuk melakukan upaya agar bisa mengurangi kecenderungan mahasiswa dalam melakukan kecurangan akademik dengan internet, seperti sosialisasi dan regulasi penggunaan internet, menambah aktivitas yang dapat meningkatkan efikasi diri akademik mahasiswa, dan lainnya.

The rapid advancement of technology and internet is often exploited for academic dishonesty. Academic dishonesty was done by students regardless of their academic self-efficacy level so moral disengagement might play a significant role. This study aims to investigate the relationship between academic self-efficacy and academic dishonesty using technology, and the role of moral disengagement as a mediator among university students in Indonesia. The instruments used in this study are Internet-Triggered Academic Dishonesty Scale (ITADS), The Academic Self-Efficacy Scale (TASES), and Moral Disengagement Scale. Total number of participants were 139 and analyzed using Pearson Correlation and Hayes’s PROCESS Model 4 version 4.2. Results found a weak but significant negative correlation between academic self-efficacy and academic dishonesty using internet (r (139) = -0.287, p <.001, two tailed), but did not find the role of moral disengagement as a mediator (indirect effect = -.069, SE = .066, Boot 95% CI [-.226, .041 This means that the higher student's academic self-efficacy is, the lower their tendency to engage in academic dishonesty using internet. Therefore, it is crucial for academic institutions to reduce the tendency of students committing academic dishonesty, such as through the dissemination and regulation of technology usage, increasing activities that can enhance students' academic self-efficacy, and other similar initiatives."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Primana
"Para pendidik yang berkecimpung dalam bidang ilmu Fisika mengeluhkan rendahnya minat para peserta didik terhadap mata pelajaran Fisika. Data peminat jurusan Fisika di berbagai Universitas menunjukkan rendahnya animo calon mahasiswa terhadap ilmu Fisika dibandingkan dengan bidang ilmu alam lainnya seperti matematika, bioiogi dan kimia. Fakta-fakta yang ada mengungkapkan bahwa mata pelajaran Fisika di sekolah kurang menarik karena terlalu sulit, tidak mudah dimengerti, dan terlalu abstrak. Karena dirasakan terlalu sulit dan tidak mudah untuk dimengerti, para peserta didik sudah merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam memahami ilmu Fisika sebelum mereka mencoba atau berusaha untuk mengerti ilmu Fisika tersebut. Melalui penelitian ini penulis berupaya mengungkap minat terhadap Fisika dan keyakinan peserta didik akan kemampuannya (self-efftcacy) dalam mata pelajaran Fisika serta hubungannya dengan prcstasi mereka dalam mata pelajaran tersebut. Oleh Bandura (1986), self-efficacy didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuannya dalam mengorganisasikan dan melakukan suatu tindakan yang diinginkan untuk meraih suatu kinerja yang direncanakan. Sedangkan minat oleh Schiefele dan kawan-kawan (1992, dalam Koller, Schnabel dan Baumert, 2000) didefisinikan sebagai hubungan individu dengan objek disekelilingnya yang mana hubungan tersebut ditentukan oleh adanya nilai-nilai yang dianggap bermanfaat dan adanya emosi positif yang menyertaainya. Dalam penelitian ini, faktor inteligensi yang diasumsikan berpengaruh dalam prestasi, digunakan sebagai variabel control. Selain itu, dikaji pula perbedaan jender antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek. Penelitian dilakukan terhadap 214 peserta didik laki-laki dan perempuan kelas III SLTP Negeri 40 Jakarta Pusat, yang telah menekuni mata pelajaran Fisika selama lebih dari dua tahun. Alat pengumpul data adalah ?Skala Minat Terhadap Fisika', 'Skala Self-efficacy', dan 'Skala Aspek Ekstemal' (kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar Fisika). Korelasi parsial, analisis regresi, dan uji-t adalah teknik statistik utama yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa minat terhadap Fisika para peserta didik cenderung rendah, begitu pula dengan self-fefficacy mereka terhadap mata pelajaran Fisika. Ditemukan adanya korelasi antara self-efficacy para peserta didik dengan prestasi pada mata pelajaran Fisika. Sedangkan minat terhadap Fisika tidak berkorelasi dengan prestasi yang diperoleh peserta didik dalarn mata pelajaran Fisika.
Dari sejumlah variabel bebas yang diikutsertakan dalam penelitian, yaitu sel-fefficacy, minat terhadap Fisika, prestasi mata pelajaran fisika, aspek ekstemal {kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar mata pelajarnn Fisika) dan prestasi mata pelajaran Matematika, ditemukan bahwa aspek eksternal (kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar Fisika), prestasi pada mata pelajaran Matemarika, dan minat terhadap Fisika memberikan sumbangan yang terbesar terhadap keberhasilan belajar para peserta didik dalam mata pelajaran Fisika. Hasil analisis perbedaan jender mengungkapkan bahwa ditemukan tidak adanya perbedaan prestasi pada mata pelajaran Fisika antara peserta didik laki laki maupun perempuan.
Sedangkan dalam hal minat, tidak ditemukan adanya perbedaan minat
terhadap Fisika antara laki-laki dan perempuan. Untuk memperbaiki dan meningkatkan self-efficacy dalam mata pelajaran Fisika dan minat terhadap Fisika peserta didik, maka penguasaan mata pelajaran Matematika, minat terhadap Fisika dan kualitas guru serta sarana prasarana penunjang belajar Fisika perlu mendapat perhatian utama para pendidik, karena aspek-aspek tersebut membcrikan sumbangannya yang terbesar terhadap keberhasilan belajar Fisika. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengadakan perbaikan instrumen ?Skala Self-efficacy? dan ?Skala Minat Terhadap Fisika? agar lebih akurat dalam menerjemahkan sampel tingkah laku. Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang layak untuk keperluan generalisasi hendaknya penelitian juga dilakukan di beberapa sekolah di berbagai wilayah Jakarta.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T33638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqillah Ridha Parahita
"Bias atensi emosional merupakan suatu proses kognitif tidak disadari yang memengaruhi kelancaran pemrosesan informasi. Individu dengan bias atensi emosional positif cenderung memiliki efikasi diri tinggi. Pada remaja, efikasi diri tinggi dapat membantu mereka melewati berbagai situasi sulit. Penelitian ini berupaya mencari tahu hubungan antara efikasi diri dan bias atensi emosional pada remaja dengan menduga adanya peran mediasi dari afek positif. Hal ini dikarenakan tingkah laku dan pikiran remaja sangat dipengaruhi oleh afek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji afek positif sebagai mediator dalam hubungan antara efikasi diri dan bias atensi emosional terhadap kata terkait kebahagiaan dan ancaman pada remaja. Sebanyak 87 partisipan remaja yang merupakan siswa SMA/SMK sederajat (M= 16,5) berpartisipasi di dalam penelitian ini. Efikasi diri diukur menggunakan General Self-Efficacy Scale dan afek positif diukur menggunakan dimensi afek positif dari Positive Affect and Negative Affect Scale. Sementara itu, bias atensi emosional diukur menggunakan emotional Stroop task. Hasil analisis menggunakan mediation Jamovi menunjukkan bahwa hubungan antara efikasi diri dan bias atensi emosional terhadap kata terkait kebahagiaan maupun ancaman dimediasi penuh oleh afek positif. Penelitian ini berhasil menjelaskan peran proses kognitif yang bersifat otomatis dan tidak disadari di dalam hubungan antara efikasi diri dan bias atensi emosional pada remaja.

Emotional attention bias is an unconscious cognitive process that affects the processing of information. Individuals with positive emotional attention bias tend to have high self-efficacy (Karademas et al., 2007). In adolescents, high self-efficacy helps them to get through difficult situations. This study seeks to find out the relationship between self-efficacy and emotional attention bias in adolescents by assuming there is a mediating role of positive affect. This is because the behavior and thoughts of adolescents are strongly influenced by affect. The purpose of this study was to examine positive affect as a mediator in the relationship between self-efficacy and emotional attention bias towards happiness and threats related words in adolescents. A total of 87 adolescent participants who were also high school students (M= 16.5) participated in this study. Self-efficacy was measured using the General Self-Efficacy Scale and positive affect was measured using the positive affect dimensions of the Positive Affect and Negative Affect Scale. Meanwhile, emotional attention bias was measured using the emotional Stroop task. The results using Jamovi's mediation showed that the relationship between self-efficacy and emotional attention bias towards happiness and threats related words was fully mediated by positive affect. This study succeeded in explaining the role of automatic and unconscious cognitive processes in the relationship between self-efficacy and emotional attention bias in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rosida Nurullah
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah occupational self-efficacy memediasi hubungan antara dukungan sosial dan career indecision. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan metode korelasional dengan menggunakan sampel individu pada usia 25−44 tahun dan sedang bekerja selama minimal enam bulan N= 167). Ketiga variabel diukur menggunakan Career Decision Scale (CDS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Occupational Self-Efficacy(OCCSEFF). Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat direct effect (= .09, .05) yang tidak signifikan dan indirect effect (r= -.52, p.05) yang signifikan, dan mengindikasikan bahwa occupational self-efficacy memediasi secara penuh hubungan antara dukungan sosial dan career indecision. Dengan kata lain, dukungan sosial harus melewati occupational self-efficacy terlebih dahulu untuk memengaruhi career indecision. 

ABSTRACT
The purpose of this study is to determine whether occupational self-efficacy mediates the relationship between social support and career indecision. This research is a quantitative study and uses a correlational method using a sample of individuals at the age range of 25−44 years and were working for at least six months (N = 167). The three variables are measured by The Career Decision Scale (CDS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Occupational Self-Efficacy (OCCSEFF). The result of mediation analysis has shown the direct effect (r= .09, p> .05) that is not significant and a significant indirect effect (r= -.52, p< .05), which indicated that occupational self-efficacy fully mediates the relationship between social support and career indecision. In other words, social support must pass through occupational self-efficacy first to influence career indecision."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>