Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146371 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rima Fadillah
"ABSTRAK
Tesis ini mengenai kajian Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
( UKBM ) yang ada di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2013.
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara
mendalam dan Focus Group Discussion (FGD) pada kelompok pengguna dan
pengelola UKBM. Pengembangan RW Siaga merupakan pengembangan UKBM,
RW Siaga merupakan wadah dimana UKBM berada. Pembiayaan UKBM
mendapatkan dukungan dari APBD Provinsi DKI Jakarta. SDM yang terlibat
dalam UKBM dalam segi kualitas sudah mencukupi namun dari segi kuantitas
masih kurang. Arah kebijakan penyusunan perencanaan semakin mendukung
upaya preventif dan promotif kesehatan dengan mengacu pada Indikator Kinerja
Program (outcome) dan Kegiatan (output). Dari segi manajemen pelaksanaan
UKBM dilaksanakan sesuai dengan tugas dan peran masing-masing lembaga yang
terlibat dalam UKBM, namun perlu peningkatan koordinasi antar lembaga.
Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan UKBM masih tinggi. Upaya
kemitraan dan pemberdayaan masyarakat terlaksana dengan baik. Kesimpulannya
dengan Program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan gratis, namun UKBM sebagai
upaya preventif dan promotif kesehatan masih tetap dilaksanakan dengan baik.

ABSTRACT
This thesis is a study upon Public Health Efforts or known as Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) in Indonesia. Geographically it focuses on
the condition in the administration of Central Jakarta Region in 2013.
The research takes a qualitative approach by conducting in-depth interviews and
Focus Group Discussions (FGD) with UKBM users and administrators. The
development of “RW Siaga” is the expansion of UKBM. RW Siaga is the living
field form UKBM. UKBM receives it’s funding from the DKI Jakarta Provincial
Budget, or APBD. The human resource involved in UKBM is deemed adequate in
quality but insufficient in quantity.
The direction of future regulations continue to focus on promoting health, and
preventive health which refers to the Program Performance Indicator, divided into
Program (outcome) and Activity (Output). UKBM’s management system is
catered to the tasks and role of each body involved, this must be followed by
building good coordination among these bodies.
Public participation in UKBM is still very high. Partnership chances and public
empowerment is maintained and has been executed well.
In conclusion, the Jakarta Health Card or Kartu Jakarta Sehat (KJS) which has
eased public health service by providing free healthcare for residents. However, as
a program that supports preventive health and promotes health, UKBM is still
conducted well in the society."
2013
T38420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Karina Syafitri
"Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang mempunyai peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar. Upaya pelayanan kesehatan tersebut lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Fisioterapi merupakan pelayanan inovasi di Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran layanan fisioterapi dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan di enam Puskesmas Kecamatan di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metodologi peneltian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk melihat gambaran mendalam dari peran layanan fisioterapi di Puskesmas wilayah DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini pelayanan fisioterapi untuk kasus muskuloskeletal dapat berkunjung ke semua Puskesmas di wilayah DKI Jakarta. Pelayanan fisioterapi untuk kasus neurologi dapat dilayani di Puskesmas Kecamatan Koja, Matraman, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, dan Pancoran. Pelayanan fisioterapi untuk kasus kardiorespirasi dapat dilayani di Puskesmas Pasar Minggu, Koja, Kebayoran Lama, dan Pancoran. Peran layanan fisioterapi di Puskesmas berdasarkan Permenkes No.65 tahun 2015 yang tergabung dalam anggota tim hanya Puskesmas Kec. Pasar Minggu dan Puskesmas Kecamatan Matraman. Selain itu didapatkan kurangnya dukungan kebijakan, belum meratanya SDM fisioterapis di Puskesmas serta kurangnya keterampilan fisioterapis dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu masih dominannya layanan fisioterapi dalam upaya kuratif pada kasus di Puskesmas dibandingkan dengan upaya promotif dan preventif pada kelompok.

Puskesmas is a primary health facility that has an important role in providing basic health services. The health service effort prioritizes promotive and preventive efforts to achieve the highest degree of public health. Physiotherapy is an innovative service at the health center that provides health services that are promotive and preventive without compromising curative and rehabilitative efforts. The purpose of this study was to analyze the role of Physiotherapy services in efforts to provide health services in 6 District Health Centers in the DKI Jakarta area. This study uses a qualitative research methodology with a phenomenological. The results of this study are physiotherapy services for musculoskeletal cases to visit all Puskesmas in the DKI Jakarta area. Physiotherapy services for neurology cases can be served at Puskesmas of Koja, Matraman, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, and Pancoran Districts. Physiotherapy services for cardiorespiratory cases can be served at the Puskesmas Pasar Minggu, Koja, Kebayoran Lama, and Pancoran. The role of physiotherapy services in Puskesmas based on Permenkes No.65 2015 included in team members was only in the Puskesmas Kec. Pasar Minggu and Jatinegara, there was a lack of policy support, inequality in physiotherapy HR at the Puskesmas and a lack of physiotherapist skills in implementing public health services. The conclusion in this study is the dominance of physiotherapy services in curative efforts in cases in Puskesmas compared to promotive and preventive efforts in groups."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Nuhayudista Adiandini
"

Penelitian ini membahas mengenai perencanaan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat di jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggunakan pendekatan berbasis beban kerja dalam menghitung perhitungan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Namun, dalam implikasinya masih ditemukan ketidaksesuaian, terutama dalam menentukan angka dari variabelnya. Berdasarkan teori yang ditemukan, pendekatan yang paling efektif untuk menghitung kebutuhan SDM Kesehatan adalah needs-based (berbasis kebutuhan). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui proses, faktor, dan kesenjangan dalam perencanaan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat di jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan data sekunder. Hasil dari penelitian ini berupa formula, langkah, dan pengaplikasian needs-based  dalam perhitungan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat di jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan needs-based dianggap lebih cocok untuk diterapkan dalam perhitungan kebutuhan Penyuluh Kesehatan Masyarakat  dan tenaga kesehatan lain yang memberi pelayanan UKM. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai langkah lanjutan dari metode ABK Kesehatan yang sudah digunakan sebelumnya. Perhitungan needs-based  dilakukan dengan menambahkan variabel target populasi dalam perhitungannya.


The focus of this study is about Health Human Resource Planning of Public Health Promotor in Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta services. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta use ABK Kesehatan method for calculating Health Promotor needs. However, we still found some errors dalam menentukan the variables. Based on the theory, that the most effective method for calculation Health Human Resource needs is the needs-based approach. The purpose of this study is to find out how the processes run, what factors influence the processes, and the gaps in Health Promotor Human Resource Planning in Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. This research uses qualitative method by utilizing secondary data from various sources. This study explains the  formulas, steps, and the application of needs-based approach for calculating the needs of Health Promotor in Dinas Kesehatan DKI Jakarta. From this study it can be concluded that the needs-based approach is suitable for calculating the needs of other Public Health Workers. This approach can be used as a further step from the ABK Kesehatan method that has been used before. The needs-based calculation is performed by adding a target population variable to its calculation.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanri Lindawati
"ABSTRAK
HAIs (Health-care Associated Infection) adalah infeksi yang terjadi atau yang didapat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah 48 jam atau lebih, dan bukan merupakan dampak dari tanda dan gejala infeksi sebelumnya. Meskipun dapat dicegah dengan menjaga kebersihan tangan, HAIs masih banyak terjadi di di negara miskin dan negara berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran praktik menjaga kebersihan tangan pada tenaga kesehatan di RSUD Jati Padang dengan menggunakan data sekunder dari penelitian Tim PPI RSUD Jati Padang Pada Tahun 2020. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode analisis univariat dengan jumlah sampel 71 tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (92%) sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang menjaga kebersihan tangan. Namun, dari sisi praktik menjaga kebersihan tangan, masih ada sekitar 31% responden yang masih kurang baik dalam praktik menjaga kebersihan tangan.

ABSTRACT
HAIs (health care-associated infections) are infections that people get from hospitals or health care facilities that occur after 48-hours of treatment. Hand hygiene practice is a simple and effective way to prevent HAIs, however, their prevalences remain high in poor and developing countries. This study aimed to describe hand hygiene practices among health workers in RSUD Jati Padang, a public hospital in South Jakarta, Indonesia. This descriptive study used secondary data from the hospital research team in 2020. A univariate analysis method was conducted with a sample of 71 health workers. The results of this study indicated that the majority of respondents (92%) already have good knowledge about hand hygiene practices. However, in terms of maintaining hand hygiene practices, there were still around 31% of respondents who were not maintaining hand hygiene practices regularly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia
"Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan melaksanakan kegiatan berdasarkan pada hasil analisis masalah kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan. Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat berdasarkan data akurat dapat mengarahkan upaya yang dilakukan puskesmas untuk mencapai sasaran dan tujuannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja puskesmas dalam perencanaan kegiatan UKM di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi dengan menggunakan kerangka kerja Malcolm Baldrige.
Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan sequential eksplanatory design (urutan pembuktian) yang didahului oleh penelitian kuantitatif pada 237 orang dengan pengisian kuesioner dan dilanjutkan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, dan observasi proses minilokarya puskesmas. Variabel independen terdiri dari kepemimpinan; perencanaan strategis; fokus pelanggan; pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan; fokus tenaga kerja; dan fokus proses. Variabel dependen adalah hasil kinerja perencanaan kegiatan UKM puskesmas. Hasil analisis bivariat diketahui bahwa seluruh variabel berhubungan signifikan, yaitu kepemimpinan (r = 0.516; R2 = 0.266; p = 0.001), perencanaan strategis (r = 0.540; R2 = 0.2916; p = 0.001), fokus pelanggan (r = 0.395; R2 = 0.1560; p = 0.001), pengukuran-analisis-manajemen pengetahuan (r = 0.518; R2 = 0.2683; p = 0.001), fokus tenaga kerja (r = 0.526; R2 = 0.2767; p = 0.001) dan fokus pada proses (r = 0.595; R2 = 0.3540; p = 0.001). Hasil pemodelan terakhir multivariat menunjukkan hanya variabel kepemimpinan (Coef B = 0.16; p = 0.029) dan fokus pada proses (Coef B = 0.14; p = 0.005) yang signifikan dapat memprediksi hasil kinerja perencanaan kegiatan UKM puskesmas. Disarankan kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas agar mengembangkan upaya kaderisasi untuk kepemimpinan masa datang serta memperhatikan sistem antisipasi dan manajemen bencana dalam menyusun perencanaan kegiatan UKM Puskesmas.

Puskesmas as the healthcare facility organizes Public Health Efforts (PHE) and carries out activities based on the analysis of public health issues and healthcare services necessity. Planning which is prepared through proper problem recognition based on accurate data is able to direct the efforts made by the puskesmas to achieve its goals and objectives. This research was conducted to determine the factors related to the puskesmas performance in planning PHE activities in Muaro Jambi District, Jambi Province using Malcolm Baldrige framework.
This study uses a mix method approach with sequential explanatory design which was preceded by quantitative research on 237 people by filling out questionnaires and followed by qualitative research by conducting in-depth interviews, and observing the Puskesmas Minilokarya process. Independent variable consists of leadership; strategic planning; customer focus; measurement- analysis and knowledge management; focus of workforce; and focus on the process. The dependent variable is the result of the performance of planning activities of the Puskesmas PHE. The results of bivariate analysis revealed that all variables were significantly related, namely leadership (r = 0.516; R2 = 0.266; p = 0.001), strategic planning (r = 0.540; R2 = 0.2916; p = 0.001), customer focus (r = 0.395; R2 = 0.1560; p = 0.001), measurement of knowledge-management analysis (r = 0.518; R2 = 0.2683; p = 0.001), workforce focus (r = 0.526; R2 = 0.2767; p = 0.001) and focus on the process (r = 0.595; R2 = 0.3540; p = 0.001).The final multivariate modeling results shows that leadership (Coef B = 0.16; p = 0.029) and focus on the process (Coef B = 0.14; p = 0.005) are able to significantly predict the results of the Puskesmas PHE activity planning performance. It is recommended that the Head of Departement of Health and Puskesmas to develop regeneration efforts for future leadership and to pay attention to disaster management and anticipation system in planning the activities of Puskesmas PHE.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Gustiani
"Kegiatan PKP Praktek Kerja Profesi yang dilaksanakan di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Pusat bertujuan untuk memahami peranan tugas dan tanggung jawab apoteker di instasi pemerintahan menambah pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di Suku Dinas Kesehatan serta memiliki gambaran nyata mengenai masalah kefarmasian di instansi pemerintahan Selama PKP calon apoteker ditempatkan di bawah Koordinator Farmasi Makanan dan Minuman sehingga memperoleh pengetahuan mengenai pelaksanaan Binwasdal Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian di apotek rumah sakit UKOT UMOT dan PIRT serta melakukan kunjungan ke Mentjos yang merupakan suatu IKOT yang sedang dalam proses transisi menjadi UKOT Adapun tugas khusus dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kemayoran yaitu Pembuatan Laporan Penggunaan Obat Rasional Periode Mei Desember 2014

The aim of Professional Internship at Suku Dinas Kesehatan Kota Admnistrasi Jakarta Pusat are to understanding the role and responsibilities of pharmacists in government gain experience about pharmacy jobs in Suku Dinas Kesehatan and to have a real view about pharmaceutical problem in government instance During internship activity student was placed under Pharmacy Food and Beverages Coordinator so that student was able to gain knowledge about implementation of Development Monitoring dan Control Activities in pharmacies hospitals UKOT UMOT dan PIRT Students also visited Mentjos which is an IKOT that is in the transition into UKOT As for the special assignment was carried out in Puskesmas Kecamatan Kemayoran namely Pembuatan Laporan Penggunaan Obat Rasional from May to December 2014 "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Qamara Dewi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Kota Mataram Provinsi NTB tahun 2021. Implementasi kebijakan dianalisis dengan melihat aspek struktur birokrasi, sumber daya, komunikasi, kondisi ekonomi, sosial, dan politik, dan partisipasi masyarakat. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah data. Triangulasi data dilakukan dengan triangulasi sumber dan metode. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dinas Kesehatan Kota Mataram, Puskesmas Dasan Agung, dan Puskesmas Karang Pule di Kota Mataram. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi kebijakan PIS-PK masih perlu dioptimalkan kembali. Struktur birokrasi berdasarkan SOP dan fragmentasi masih perlu diperbaiki agar lebih teratur dan menyentuh segala lini. Disposisi atau penerimaan dan motivasi pelaksana sebenarnya di awal sudah baik, tetapi karena banyak kendala yang terjadi menyebabkan semangat pelaksana menurun. Sumber daya dari aspek staf, biaya, dan fasilitas masih belum sepenuhnya menunjang pelaksanaan PIS-PK khususnya permasalahan aplikasi yang menyebabkan data PIS-PK di salah satu puskesmas yang tidak dapat diinput ke dalam aplikasi. Komunikasi belum berjalan efektif, kejelasan informasi yang diberikan oleh dinas kesehatan kepada puskesmas masih perlu diperbaiki. Untuk dukungan lintas sektor dan organisasi profesi masih perlu ditingkatkan kembali. Partisipasi masyarakat sudah terlibat dalam PIS-PK, tetapi belum mengetahui secara jelas terkait PIS-PK.

This study aims to analyze the implementation of the Healthy Indonesia Program with a Family Approach (PIS-PK) policy in Mataram City, NTB Province in 2021. Policy implementation is analyzed by looking at aspects of bureaucratic structure, resources, communication, economic, social, and political conditions, and public participation. This research design is qualitative research with in-depth interviews and data analysis. Triangulation of data is done by triangulation of sources and metode. This research was conducted at the NTB Provincial Health Office, Mataram City Health Office, Puskesmas Dasan Agung, and Puskesmas Karang Pule in Mataram City. The results of this study indicate that the implementation of the PIS-PK policy still needs to be re-optimized. The bureaucratic structure based on SOPs and fragmentation still needs to be improved so that it is more organized and touches all lines. The disposition or acceptance and motivation of the implementers were actually good at the beginning, but because of many obstacles that occurred, the enthusiasm of the implementers decreased. Resources from the aspect of staff, costs, and facilities still do not fully support the implementation of PIS-PK, especially application problems that cause PIS-PK data in one of the puskesmas that cannot be input into the application. Communication has not been effective, the clarity of information provided by the health office to the puskesmas still needs to be improved. Cross-sectoral support and professional organizations still need to be improved again. Community participation has been involved in PIS-PK, but is not yet clear about PIS-PK.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ede Surya Darmawan
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016
362.106 8 EDE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Husnah Maryati
"Data Kematian Bayi di Kota Bogor mengalami peningkatan dari 26 menjadi 62 kasus pada tahun 2013. Posyandu merupakan salah satu salah satu wadah dalam masyarakat yang menjalankan program kesehatan dimana salah satu tujuannya adalah melaksanakan kegiatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Permasalahan pada posyandu di Kota Bogor adalah jumlah kader aktif yang terus menurun kemudian kaderisasi untuk kader sendiri kurang maksimal, belum berfungsinya pokja dan pokjanal posyandu.
Hasil perhitungan laporan kematian bayi tahun 2013 dan 2014 mendapatkan bahwa lebih dari separuh (55% dan 52,7%) posyandu yang wilayah kerjanya mengalami kasus kematian bayi adalah posyandu yang tingkat perkembangannya pratama dan madya. Penelitian ini ingin melihat bagaimana efektivitas UKBM Posyandu melalui faktor kepemimpinan (komunikasi, kompetensi), fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian), lingkungan kerja (dukungan sistem, ketersediaan sarana penunjang dan insentif) serta karakteristik responden (klasifikasi posyandu, umur, lama menjabat dan pekerjaan).
Penelitian ini menggunakan unit analisis posyandu dan sebagai respondennya adalah ketua kader posyandu sebanyak 70 posyandu. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional metode kuantitatif. Uji yang digunakan korelasi regresi untuk melihat hubungan faktor kepemimpinan, fungsi manajemen, lingkungan kerja dan karakteristik responden terhadap efektivitas posyandu. Analisis regresi linier ganda digunakan untuk melihat faktor yang paling menentukan efektivitas posyandu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan faktor kepemimpinan, fungsi manajemen, lingkungan kerja dan karakteristik responden terhadap efektivitas posyandu. Hubungan berpola positif yang artinya semakin baik faktor kepemimpinan, fungsi manajemen, lingkungan kerja dan karakteristik responden semakin efektif posyandu. Tidak ada hubungan faktor kepemimpinan (kompetensi), karakteristik responden (klasifikasi posyandu, lama menjabat ketua posyandu) terhadap efektivitas posyandu. Peningkatan intervensi kompetensi dan pengorganisasian akan meningkatkan efektivitas posyandu dengan mengontrol variabel umur dan pekerjaan.

Data infant mortality in the city of Bogor has increased from 26 to 62 cases in 2013. IHC is one of one of the containers in a society that runs the health program where one of his goals is to carry out activities to accelerate the reduction in maternal and infant mortality. Problems on the Posyandu in Bogor is the number of active cadres who continued to decline then regeneration for their own cadres less than the maximum, not the functioning of working groups and Pokjanal Posyandu.
Report the results of the calculation of infant mortality in 2013 and 2014 found that more than half (55% and 52.7%) Posyandu whose jurisdiction experienced cases of infant mortality is Posyandu Pratama and middle level of development. This study wanted to see how the effectiveness UKBM Posyandu through leadership factors (communication, competence), the functions of management (planning, organizing, implementation and control) and working environment (support system, the availability of supporting infrastructure and incentives).
This study uses the unit of analysis is the Posyandu and as chairman of the cadre's respondents were 70 Posyandu. The design of the study using cross sectional quantitative methods. Correlation regression test used to see the relationship between leadership, management functions and working environment on the effectiveness of the Posyandu. Multiple linear regression analysis was used to look at the factors which most determine the effectiveness of the Posyandu.
The analysis shows that there is a correlation between leadership (communications), management functions (planning, organizing, implementation and control) and working environment (support system, the availability of supporting infrastructure and incentives) on the effectiveness of Posyandu. Patterned positive relationship means the better the leadership factor (communications), management functions (planning, organizing, implementation and control) and working environment (support system, the availability of supporting infrastructure and incentives) more effective Posyandu. There is no correlation between leadership (competence) on the effectiveness of Posyandu. Determinants of the efectiveness of Posyandu is organising and controlling. Improved organization and control interventions will improve the effectiveness of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morin Siska
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perkembangan wilayah terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data pada level kabupaten/kota tahun 2011 dan tahun 2014. Pengukuran indeks urbanisasi dilakukan dengan menggunakan principal component analysis (PCA) untuk mendapatkan nilai yang menggambarkan tingkat perkembangan tiap wilayah pada kabupaten/kota. Pada masing-masing tahun dilakukan pengukuran indeks urbanisasi dengan menggunakan 12 (dua belas) variabel yang menunjukkan kondisi physical environment, social environment dan health and social service pada tiap wilayah. Berdasarkan pengukuran indeks urbanisasi, komponen yang memiliki pengaruh paling besar dalam perkembangan wilayah pada tahun 2011 dan 2014 yaitu akses terhadap air bersih, jalan beraspal dan jumlah rumah sakit di daerah tersebut. Pada tahun 2011 daerah yang memiliki nilai indeks urbanisasi yang tertinggi yaitu Kota Jakarta Pusat (Provinsi DKI Jakarta) dan yang memiliki nilai indeks urbanisasi terendah yaitu Kabupaten Pegunungan Bintang (Provinsi Papua). Pada tahun 2014 daerah yang memiliki nilai indeks urbanisasi yang tertinggi yaitu Kota Jakarta Pusat (Provinsi DKI Jakarta) dan yang memiliki nilai indeks urbanisasi yang terendah yaitu Kabupaten Tolikara (Provinsi Papua). Hasil empiris menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara indeks urbanisasi dengan morbidity rate. Daerah yang memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi atau lebih maju menyebabkan terjadinya peningkatan gangguan kesehatan masyarakat.

This study aims to determine the effect of regional development on public health in Indonesia. Using district data in 2011 and 2014, an index of urbanicity constructed by using principal component analysis (PCA) to obtain a value that describes the level of development of each region. Each year, the urbanization index is measured using 12 (twelve) variables that indicate the physical environment, social environment and health and social service conditions in each region. Based on the measurement of the urbanization index, the components that have the greatest influence on regional development in 2011 and 2014 are access to clean water, asphalt roads and the number of hospitals in the area. In 2011, the region with the highest urbanization index value was Central Jakarta City (DKI Jakarta Province) and the region with the lowest urbanization index value was Gunung Bintang Regency (Papua Province). In 2014, the region with the highest urbanization index value was Central Jakarta City (DKI Jakarta Province) and the region with the lowest urbanization index value was Tolikara Regency (Papua Province). The empirical results show that there is a positive relationship between the urbanization index and the morbidity rate. Region with a high level of urbanization index are more advanced cause an increase in public health problems."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>