Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Junaedi
"Fenomena penurunan persentase perkawinan usia 15-19 tahun dan peningkatan median usia kawin pertama (UKP) dari data SDKI 1997, 2002-2003, dan 2007 menjadi anomali dengan masih adanya permasalahan kependudukan, termasuk dalam hal keluaran kesehatan reproduksi. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Praktek diduga mempengaruhi hubungan UKP terhadap keluaran kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan data SDKI tahun 2007 dengan membagi keluaran kesehatan reproduksi menjadi dimensi fisik dan sosial. Hasil penelitian membuktikan bahwa sikap dan praktek mengganggu hubungan UKP terhadap keluaran kesehatan reproduksi dengan begitu disarankan pemerintah tak hanya berfokus dalam UKP saja melainkan juga mempertimbangkan hasil temuan ini.

Phenomenon of reduction percentage of marriage aged 15-19 and the enchancement of the median of age at first marriage from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 1997, 2002-2003, and 2007 are anomaly of persistence population problems, one of them is outcome health reproduction. Knowledge, Attitude, and Practice influence are expected confounding relationship between age at first marriage and outcome health reproduction. This study used IDHS’s data in 2007 by dividing the health reproduction outcome into physical and social dimensions. The results are Attitude and Practice confounding relationship between age at first marriage and outcome health reproduction and suggested to the government to not only focused in age at first marriage but also the results of these findings."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paradise, Isaura
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh usia kawin pertama ibu terhadap pemenuhan hak kesehatan anak usia 6-23 bulan dengan menggunakan data SUSENAS 2017. Berdasarkan studi literatur, variabel usia kawin pertama diduga mengalami endogenitas sehingga variabel ini diprediksi dahulu menggunakan regresi OLS. Metode analisis pemenuhan hak kesehatan anak menggunakan regresi logistik biner dan regresi logistik ordinal. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa usia kawin pertama ibu berpengaruh positif terhadap pemenuhan hak ASI ekslusif, pemenuhan hak ragam makanan, dan pemenuhan hak imunisasi dasar lengkap. Secara keseluruhan, usia kawin pertama ibu berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemenuhan hak kesehatan anak.

This research aims to study the effect of mother's first age marriage on fulfillment of rights health of children aged 6-23 months in Indonesia using National Socio-Economic Survey 2017 data. Based on literature review, variable first age marriage is suspected to suffer from endogeneity, thus this variable is predicted using OLS regression in the first stage. The analysis method using the binary logistic regression and ordinal logistic regression. The result of data processing obtain that mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of exclusive breastfeeding right, fulfillment of the right to variety of food, and fulfillment of basic immunization rights. Overall, the mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of children's health rights."
Depok: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Numberi, Yuliana Yacomina
"ABSTRAK
Fokus tesis ini pada kekuasaan terhadap tubuh anak perempuan akibat konstruksi patriarki yang mendominasi kehidupan masyarakat dalam adat dan budaya suku Arfak. Pertanyaan penelitian adalah "bagaimana budaya perjodohan perkawinan anak perempuan di perdesaan dan implikasinya terhadap kesehatan reproduksi perempuan". Pertanyaan turunan adalah 1) bagaimana anak perempuan diposisikan dalam adat dan budaya suku Arfak di Perdesaan; 2) bagaimana anak perempuan diposisikan dalam prosesi perkawinan di suku Arfak di perdesaan; 3) bagaimana pengalaman anak perempuan korban perjodohan perkawinan anak suku Arfak di wilayah perdesaan menjalankan fungsi reproduksinya; dan 4) bagaimana anak perempuan suku Arfak korban perjodohan perkawinan anak bertahan di dalam perkawinan adat mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di Distrik Nenei, Kabupaten Manokwari Selatan. Penelitian ini menggunakan teori feminis radikal oleh Jaggar tentang otoritas tubuh perempuan dan politik sekusal oleh Millet sebagai pisau analisis untuk membedah masalah perkawinan anak karena perjodohan membuat anak perempuan tidak mempunyai otoritas atas tubuhnya. Temuan penelitian ini adalah : 1) anak perempuan yang dikawinkan pada usia anak tidak memiliki kuasa atas tubunya; 2) perjodohan yang terjadi pada masyarakat suku Arfak diakibatkan karena keinginan mendapatkan harta dan status sosial; 3) perempuan korban perkawinan anak tidak memahami kesehatan reproduksi; 4) perempuan Arfak menjalani fungsi reproduksi masih mengikuti tradisi; 5) perkawinan anak menghadirkan ketidakadilan gender bagi perempuan Arfak. Berdasarkan temuan lapangan dapat disimpulkan bahwa konstruksi sosial mayarakat melalui budaya patriaki masih kuat di masyarakat suku Arfak. Anak perempuan suku Arfak tidak berkuasa atas dirinya karena budaya perjodohan. Anak perempuan suku Arfak sebagai objek pada budaya perjodohan dan perjodohan menjadi faktor pendukung banyaknya praktik perkawinan anak di Distrik Nenei.

ABSTRACT
The focus of this thesis is on the power over girl's body due to patriarchal construction dominates the life of the community in the customs and culture of the Arfak tribe. The research question is "How the marriage culture of girls in rural areas and their implications on women reproductive health". The questions derived are 1) How girls are positioned in the customs and culture of the Arfak tribe in the rural areas; 2) How girls are positioned in the marriage procession in the Arfak tribe in rural areas; 3) How the experience of the young girl of the Arfak tribe marriage victim in a rural area performs its reproductive function; and 4) How the Arfak girl of child marriage matchmaking victim survives in their customary marriages. This study uses a qualitative approach with case study in Nenei District, South Manokwari District. This research uses radical feminist theory by Jaggar on women's body and political authority as well as Millet as a tool to analyze the child marriage problem due to matchmaking, while matchmaking makes girls have no authority over their bodies. The findings of this study are: 1) girls who are married at underage have no power over their bodies; 2) matchmaking that occurred in the community of Arfak tribe caused by the desire to get property and social status; 3) women victims of child marriage do not understand about reproductive health; 4) Arfak women undergoing reproductive functions still follow the tradition; 5) child marriage presents gender inequality for Arfak women. Based on the findings it can be concluded that social construction through patriarchy culture is still robust in the people of Arfak tribe. The girls of the Arfak tribe do not have power over theirselves because of the matchmaking culture and they serve as objects. Matchmaking itself has contributed to the number of child marriage practices at Nenei District."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Musriani Maftukhah
"Pada tahun 2012 jumlah perceraian di Indonesia mencapai 15% dari total pernikahan, yaitu 346.480 jiwa dengan 2.289.648 juta pernikahan yang diantaranya merupakan pernikahan dini (BPS,2015). Persentase pernikahan dini dari perempuan muda berusia 15-19 yang menikah memiliki sebelas kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan lakilaki muda berusia 15-19 tahun (11,7 % P : 1,6 % L). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pernikahan dini dengan perceraian berdasarkan umur, agama, kuintil kekayaan, tingkat pendidikan wanita, tingkat pendidikan suami, tempat tinggal, status pekerjaan wanita, status pekerjaan mantan suami, pengetahuan, Jumlah anak dan pengalaman pacaran Desain penelitian adalah crosssectional. Sampel merupakan sampel pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, yaitu wanita yang pernah menikah usia 15-49 tahun sebelum survei yaitu sejumlah 29.712 responden. Data dianalisis dengan regresi logistik. Hasil Penelitian ada hubungan antara pernikahan dini dengan perceraian pada wanita usia 15-49 di Indonesia pada tahun 2012(OR:1.2 95% CI0.89-1.59). Saran dari penelitian ini adalah peningkatan wawasan dan informasi tentang pernikahan usia dini,dan pengaruh yang dapat dirasakan untuk kehidupan ke depannya. Semakin dini wanita menikah semakin berpotensi untuk mengalami perceraian dan mendukung program pemerintah yang disebut program menengah universal atau pendidikan 12 tahun yang diharapkan dapat menunda usia perkawinan remaja terutama perempuan yang berasal dari desa yang memiliki pendidikan rendah.

In 2012, divorced in Indonesia reached 15% of total marriage, which is 346,480 inhabitants with 2,289,648 million marriage was an early marriage (BPS, 2015).The percentage from early bridegroom of young married 15-19 has eleven times higher than young men 15-19 years old (11,7% P: 1,6% L).The purpose of this study was to investigated the corralation between early marriaged with age, religion, intellectual quintile, education level, education level, shelter, employment status of women, exhusbands employment status, knowledge, and children. The study design was crosssectional. Samples in this study is Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) in 2012, women who were married aged 15-49 years before the survey of 29,712 respondents. The data was analyzed by logistic regression. The results of the study there is a correlation between early marriage with divorced in women 15-49 in Indonesia in 2012 (OR: 1,2 95% CI 0.89-1.59). Suggestions from this study are increasing insight and information about early marriage, in order can be felt for life in the future. There needs to be a better program to improve the program and support a universal or 12 year education program that can be used to help teenage marriages especially women from villages who have a low-educated."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Noviyanti
"Pernikahan dini menurut The Inter African Committe IAC adalah pernikahan yang dilakukan pada usia di bawah 18 tahun sebelum anak perempuan siap secara psikis fisiologis psikologis untuk memikul tanggung jawab pernikahan dan melahirkan anak Penelitian ini merupakan analisis dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2007 dengan desain penelitian cross sectional Tujuan penelitian adalah diketahuinya tren dan dampak yang ditimbulkan pernikahan dini di Indonesia Sampel yang digunakan berdasarkan sampel SDKI 2007 yaitu wanita pernah menikah usia 15 49 tahun sebanyak 32895 orang
Hasil penelitian menunjukan sebuah tren pernikahan dini di Indonesia yang mengalami penurunan selama 15 tahun di awal yaitu pada tahun 1997 hingga tahun 2002 kemudian pada tahun 2002 angka pernikahan dini naik hingga penelitian SDKI 2007 dilaksanakan Hasil uji statistik didapatkan terdapat hubungan antara pernikahan dini dengan status pendidikan status ekonomi status perkawinan tempat tinggal perbedaan umur pasangan perbedaan pendidikan pasangan fertilitas mortalitas bayi dan penggunaan kontrasepsi.

Early marriage according to the Inter African Committee IAC described as the marriage under the age of 18 years before the girls are ready psychologically and physiologically to assume responsibilities of marriage and childbearing This study was a secondary data analysis of Indonesian Demographic and Health Survey Year 2007 with cross sectional research design The purposes of this study are to know the trends and the impact of early marriage in Indonesia A total 32895 woman who ever married aged 15 49 years from IDHS were included in this study
Statistical analysis showed a decreased in the number of early marriage for 15 years at the beginning 1977 2002 and then increased until IDHS 2007 was conducted Early marriage associated with educational status economic status marital status place of residence age differences in couples differences in partner education fertility infant mortality and use of contraception.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Amelia
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Provinsi Jawa Timur tahun 2013. Desain penelitian dengan cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Method Mix 2013.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pendidikan, penggunaan KB dan status ekonomi terhadap usia nikah pertama, namun tidak berhubungan antara pengambilan keputusan keluarga terhadap usia nikah pertama. Terdapat perbedaan rata-rata lama penundaan kehamilan pertama, rata-rata jumlah paritas terhadap usia nikah pertama, akan tetapi tidak ada perbedaan rata-rata jumlah abortus terhadap usia nikah pertama.

This is a quantitative research study which aim to know the association between early marriage with child bearing women?s reproductive history in East Java on 2013. This research used crossectional study design and the data was collected from secunder data?s of Improving Contraceptive Method Mix 2013.
The result showed that there was a significant associations between education, contraceptive use and economic status, toward first age of married. However, there were no association between decision maker in family toward first age of married. There are differences on rate of first pregnancy delayed and rate of parity toward first age of married. However, there are no different on rate of abortus event toward first age of married.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tikasari
"Wanita di Indonesia yang tidak menggunakan alat kontrasepsi cenderung mengalami peningkatan. Wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi dapat mengakibatkan kehamilan tidak diinginkan dan peningkatan kejadian unmet need. Angka kejadian unmet need di Indonesia masih tinggi dan ditahun 2017 masih berada diatas target nasional yaitu 10,6%. Kejadian unmet need banyak terjadi pada wanita kawin usia 15-29 tahun untuk menjarangkan kehamilan. Terjadinya unmet need dapat dipengaruhi kurang optimalnya pemberian informasi keluarga berencana dalam pelayanan yang diberikan penyedia layanan keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pelayanan keluarga berencana dengan kejadian unmet need. Desain studi yang digunakan yaitu cross-sectional dilakukan dengan menganalisis data SDKI tahun 2017. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji chi-square dan regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan keluarga berencana dengan kejadian unmet need setelah dikontrol oleh variabel usia, tingkat pendidikan, status ekonomi, dan diskusi ber-KB dengan pasangan. Wanita yang mendapatkan pelayanan keluarga berencana yang buruk memiliki peluang 5,71 kali untuk mengalami kejadian unmet need dibandingkan wanita yang mendapatkan pelayanan KB yang baik. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana pada seluruh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi.

Women in Indonesia who do not use contraception tend to increase. Women who do not use contraception can result in unwanted pregnancies and an increased incidence of unmet need. The incidence of unmet need in Indonesia is still high and in 2017 it was still above the national target of 10.6%. The incidence of unmet need is common among married women aged 15-29 years to space out pregnancies. The occurrence of unmet need can be influenced by the less than optimal provision of family planning information in the services provided by family planning service providers. This study aims to analyze the relationship between family planning services and the incidence of unmet need. The study design used is a cross-sectional study conducted by analyzing the 2017 IDHS data. The tests carried out in this study were the chi-square test and logistic regression.This study found that there was a significant relationship between family planning services and the incidence of unmet need after controlling for variables of age, education level, economic status, and family planning discussions with partners. Women who received poor family planning services had a 5.71 times chance of experiencing unmet need events compared to women who received good family planning services. Therefore, it is necessary to improve the quality of family planning services in all health facilities to increase the use of contraception.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhlas Tunggal Mulyandari
"Permasalahan perilaku pada remaja semakin marak terjadi sehingga menjadi fokus isu kesehatan masyarakat di Indonesia. Berbagai risiko pada masa perkembangan menimbulkan kekhawatiran terjadinya perilaku berisiko kesehatan. Perilaku berisiko yang dibahas diantaranya merokok, minum alkohol, dan hubungan seksual sebelum menikah. Penelitian cross-sectional dilakukan pada remaja pria dan wanita belum kawin usia 15-24 tahun di Indonesia tahun 2012. Penelitian menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja.
Hasil analisis menunjukkan bahwa remaja yang merokok dan minum alkohol akan meningkatkan kejadian untuk melakukan hubungan seksual. Lebih lanjut lagi, semakin banyak batang rokok yang dihisap dan semakin sering frekuensi minum alkohol juga meningkatkan kejadian untuk melakukan hubungan seksual. Selain itu, remaja yang memiliki teman pernah berhubungan seksual lebih tinggi diantara remaja yang aktif seksual dibandingkan remaja yang belum pernah berhubungan seksual. Intervensi terintegrasi perlu dirancang sebagai bentuk pengendalian dan pencegahan perilaku berisiko remaja.

Behaviors problem in adolescent often happen and become the focus on public health issues in Indonesia. The kind of risks at developmental period take the worries about health risk behaviors. The risk behaviors explored for smoking, alcohol drinking, and premarital sex. A cross sectional study was conducted among never married men and women 15-24 years olds in Indonesia in 2012. The study used data from Adolescent Reproductive Health Component of the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey.
The results showed that smoking and drinking adolescent are significantly associated with a higher likelihood of engaging in premarital sex. Further, more number of cigarettes smoked and frequent of drinking alcohol are also significantly associated with premarital sexual activity. Moreover, the adolescent with ever having sex friends were higher among sexually active youth than those who were sexually abstinent. Integrated interventions need to be designed as control and prevention of adolescent risk behaviors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Lutfiah
"Partisipasi pria dalam KB masih sangat rendah yaitu 4,7% tahun 2012. Wanita masih sangat dominan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Efek samping dari penggunaan beberapa metode kontrasepsi dapat menyebabkan beberapa gangguna, seperti disfungsi seksual dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pria kawin usia 15-54 tahun dalam KB di Indonesia tahun 2012, menggunakan design studi cross sectional pada 9260 pria kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang berpartisipasi dalam KB adalah pria yang pendidikan tinggi, pengetahuan yang baik mengenai KB, terpapar informasi KB melalui media masa, didukung oleh pasangannya, dan terjadi komunikasi antara pria dengan pasangannya (suami-istri).

Male participation in KB is still low in 2012, taht is 4,7%. Women are still very dominant in the use of contraceptives. The use of multiple methods of contraception may cause some side effects, such as sexual dysfunction and hypertension. This study aims to investigate the characteristics of merried men aged 15-54 years for family planning propram participating in Indonesia at 2012, using cross-sectional study desugn to 9260 married men. The result showed that men who participated in family planning program is a man with heigh education, have a good knowledge about family planning, accessing family planning program from mass media, supported by her partner, and communicating their partner as husband and wife."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmadini
"Menurut MDGs pengetahuan komprehensif HIV/AIDS merupakan pengetahuan mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang terdiri dari 5 kategori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV/AIDS dengan perilaku berisiko pada remaja belum menikah usia 15-24 tahun di Indonesia. Desain studi penelitian adalah desain cross- sectional dengan menggunakan data SDKI-KRR tahun 2012. Hasil uji penelitian ini menunjukkan persentase perilaku berisiko pada responden adalah 7,4% sedangkan persentase remaja yang mengetahui pengetahuan komprehensif adalah 27,5%. Analisis multivariabel menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan komprehensif HIV/AIDS dengan perilaku berisiko HIV pada remaja belum menikah (P = 0,359).

Comprehensive knowledge of HIV/AIDS is a knowledge about transmission and prevention of HIV/AIDS are elaborated based on 5 things, namely: HIV can be prevented by having sex only with husband/wife, do not needles sharing, using condom when having sex with risky partner, HIV can?t be spread by eating within on plate with the people effected by HIV, and HIV can?t be spread through mosquito bites. This study was conducted to know how the relationship between comprehensive knowledge of HIV/AIDS with risk behavior of HIV in unmarried adolescent age 15 ? 24 years old in Indonesia. Study design is observational study with cross-sectional design, using the Indonesia Demographic and Health Survey ? Adolescent Reproductive Health in 2012. Total respondents are 17.194 adolescents. Chi-squared test result of this study demonstrate is percentage of risky behavior unmarried adolescent was 7,4% while the percentage of comprehensive knowledge was 27,5%. Multivariate analysis showed there no significant relationship between the comprehensive knowledge of HIV/AIDS with risk behavior of HIV in unmarried adolescent (P = 0,359).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>