Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nursetya Afini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari status gizi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi tersebut pada siswi di SMPN 200 Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dan pengambilan sampel secara random berkelompok (cluster sampling). Pengambilan data penelitian dilakukan pada April 2013 dan menggunakan instrumen penelitian berupa timbangan, microtoise, dan kuesioner. Sampel penelitian ini terdiri dari 160 siswi kelas 7 dan 8 dan dianalasis dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 15,6% responden memiliki status gizi kurus. Penelitian ini juga menemukan bahwa status gizi berhubungan secara signifikan dengan citra tubuh (p-value 0.000), frekuensi makan utama (p-value 0.007), dan konsumsi makan pagi (p-value 0.001).
Disarankan adanya program edukasi gizi seperti pelatihan penilaian status gizi dan penyuluhan tentang status gizi agar remaja putri dapat menilai status gizinya secara akurat dan tidak salah dalam mempersepsikan citra tubuhnya.

The aim of this study was to determine the percentage of nutritional status and its correlates among students (adolescent girls) at SMPN 200 Jakarta. This study used cross-sectional design and cluster sampling method. This study was conducted on April 2013 used scale, microtoise and questionnaire. The study sample consisted of 160 students of class 7 and 8 and analyzed using the chi- square test.
The result of this study shows that 15,6% of respondents classiffied as thinness. This study also found that nutritional status has been associated with body image (p-value 0.000), eating frequancy (p-value 0.007), and breakfast behaviour (p-value 0.001).
The researcher suggests the existence of nutrition education programs such as training about nutritional status assessment and counseling about nutritional status so that adolescent girls can assess the nutritional status accurately and not mistaken in perceiving their body image.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Fadhilah Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dari perilaku diet penurunan berat badan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tersebut pada siswi SMAN 5 Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, pengambilan sampel secara random berkelompok (cluster sampling), dan dianalasis dengan menggunakan uji chi-square. Sampel penelitian ini terdiri dari 188 siswi kelas X dan XI. Pengambilan data penelitian dilakukan pada tanggal 25 Maret 2013 - 6 April 2013.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 34% responden melakukan diet penurunan berat badan. Penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku diet penurunan berat badan berhubungan secara signifikan dengan status gizi (p-value 0.008), citra tubuh (pvalue 0.000), pengaruh keluarga (p-value 0.000), pengaruh teman dekat (p-value 0.000), dan pengaruh media massa (p-value 0.000).
Disarankan adanya program edukasi gizi seperti pelatihan penilaian status gizi dan penyuluhan tentang perilaku diet penurunan berat badan agar remaja putri dapat menilai status gizinya secara akurat dan dapat memahami konsep diet penurunan berat badan secara benar.

The aim of this study is to determine the percentage of dieting behavior and its correlates among students (adolescent girls) at SMAN 5 Tasikmalaya. This study uses cross-sectional design, cluster sampling method, and analyzed using the chi-square test. The study sample consisted of 188 students of class X and XI. This study was conducted on March 25, 2013 - April 6, 2013.
The result of this study shows that 34% of respondents doing a diet. This study also found that dieting behavior has been associated with nutritional status (p-value 0.008), body image (p-value 0.000), family influence (p-value 0.000), peer group influence (pvalue 0.000), and influence of the mass media (p-value 0.000).
The researcher suggests the existence of nutrition education programs such as training about nutritional status assessment and counseling about dieting behavior so that adolescent girls can assess the nutritional status accurately and understand the concept of dieting behavior correctly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiyani Rahmawati
"Prevalensi anak dengan disabilitas intelektual di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Anak dengan disabilitas intelektual memiliki risiko lebih besar mengalami gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B6, vitamin C, kalsium (Ca), dan zat besi (Fe)), aktivitas fisik, dan gangguan makan terhadap status gizi anak dengan disabilitas intelektual di Jakarta.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode total sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei 2013 di SLBN 5 dan 6 Jakarta. Sampel pada penelitian ini berjumlah 80 responden yang terdiri dari anak dengan disabilitas intelektual kelas satu hingga enam. Instrumen yang digunakan terdiri dari dua berdasarkan fungsinya, yaitu (1) timbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg & microtoise dengan ketelitian 0,1 cm untuk pengukuran antropometri; dan (2) kuesioner dengan metode wawancara untuk pengambilan data asupan gizi, aktivitas fisik, dan gangguan makan. Sementara itu, uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah Chi square.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 43,75% anak dengan disabilitas intelektual berstatus gizi lebih, 70% mengonsumsi energi 'cukup', 71,25% protein 'cukup', 90% lemak 'cukup, 90% karbohidrat 'kurang', 88,75% vitamin A 'cukup', 86,25% vitamin B6 'kurang', 82,5% vitamin C 'kurang', 88,75% kalsium 'kurang', dan 96,25% zat besi 'kurang'.
Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara asupan lemak dengan status gizi lebih (p=0,043) dan berisiko 3 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan kepada sekolah untuk memberikan pengetahuan terkait gizi dalam bentuk penyuluhan kepada orang tua.

The prevalence of overweight intellectual disability children in Indonesia keep increasing every year. Children with an intellectual disability have a greater risk of experiencing overweight. The study aimed to determine the relationship between intake of nutrient (energy, protein, fat, carbohydrate, vitamin A, vitamin B6, vitamin C, calcium (Ca), and iron (Fe)), physical activity, and feeding problem to nutritional status of children with intellectual disability in Jakarta. This study is using cross sectional and total sampling method.
This study was conducted on April – Mei 2013 at SLBN 5 and 6 Jakarta. Total sample of this study was 80 children consisted of class one to six. Instrument used were scale and microtoise as instrument for measurements anthropometry, and also used by interview for measurement intake of nutrition, questionnaire physical activity, and feeding problem data. The statistical method of this study was Chi Square.
Based on the research of 43.75% samples are overweight, 70% energy 'good', 71,25% protein 'good', 90% fat 'good', 90% carbohydrate 'less', 88,75% vitamin A 'good, 86,25% vitamin B6 'less', 82,5% vitamin C 'less', 88,75% calcium 'less', dan 96,25% iron 'less'.
Statistic result is showing there is association between fat consumption to overweight intellectual disability children (p=0,043) and had risk to be overweight 3 times. Based on the result, it was suggested to give information about balance nutrition to the parents and teachers at school.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Oktaviany
"Overweight tidak hanya menjadi masalah di negara maju, tetapi juga di negara berkembang padahal overweight dapat menyebabkan terjadinya diabetes di kemudian hari. Menurut Riskesdas 2010, prevalensi overweight di Indonesia pada anak usia 13-15 tahun sebesar 2,5%. Asupan gizi makro memiliki pengaruh yang cukup besar dalam terjadinya overweight.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi makro, aktivitas fisik, jenis kelamin, frekuensi konsumsi fast food, dan durasi tidur dengan overweight pada siswa SMPN 68 Jakarta tahun 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 99 responden yang terdiri dari siswa-siswi kelas 7 dan 8. Mereka dipilih dengan metode multi stage random sampling. Data penelitian diperoleh dari pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan, food recall untuk asupan makanan, food frequency questionnaire untuk frekuensi konsumsi fast food, dan kuesioner untuk aktivitas fisik serta durasi tidur.
Hasil penelitian ini adalah sebanyak 35,4% responden mengalami overweight dan hasil bivariat yang menggunakan uji chi square menunjukkan hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan karbohidrat, asupan protein, dan asupan lemak dengan overweight. Perlu diberikan edukasi kepada siswa mengenai makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang.

Overweight was not only become problem in developed country, but also in developing country whereas overweight can lead to diabetes later. Based on Riskesdas 2010, prevalence of overweight in Indonesia at the age of 13 – 15 years old is 2,5%. Macronutrient intake had a very important role in the process of overweight.
This research objectively investigated relationship between macronutrient intake, physical activity, gender, fast food consumption frequency, and sleep duration with overweight on junior high school students of 68 junior high school Jakarta 2013.
This research was a quantitative study with cross sectional study. Subjects for this research are 99 of 7th and 8th grade students. They were selected by multi stage random sampling method. The data of this research were obtained by antropometri measurement of weight and height, food recall for food intake, food frequency questionnaire for frequency of fast food consumption, and questionnaire for physical activity and sleep duration.
Based from the results, 35,4% respondents had overweight and from analyzes data by chi square test, there was significant relationship between energy intake, carbohydrate intake, protein intake, and fat intake with overweight. It is important to give education to students about the food that they eat should have good nutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52645
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Dwi Hutami
"Nilai VO2max yang rendah pada anak-anak merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Skripsi ini merupakan penelitian dengan desain studi cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status gizi, aktivitas fisik, dan asupan gizi dengan nilai estimasi VO2max. Pada penelitian ini responden sebanyak 89 (laki-laki = 48; perempuan = 41) siswa kelas 4 dan 5 SD Islam As-Syafi’iyah 02 Bekasi. Nilai VO2max diukur menggunakan tes 20m shuttle run.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata VO2max laki-laki (44,30 ml/kg/menit) lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata VO2max perempuan (41,22 ml/kg/menit). Pada penelitian ini, variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai estimasi VO2max yaitu jenis kelamin, status gizi (IMT/U), dan aktivitas fisik. Status gizi yang baik dan aktivitas fisik yang baik dibutuhkan untuk mencapai nilai VO2max yang baik.

The low value of VO2max was a risk factor for cardiovascular disease in children. The purpose of this cross-sectional study was to investigated the correlation between sex, nutritional status (BMI/A), physical activity, and nutritional intake with the estimated value of VO2max. The samples were 89 (male = 48; female = 41) students grade 4 and 5 from SD Islam As-Syafi'iyah 02 Bekasi. VO2max was measured by 20m shuttle run test.
The results showed that the mean of VO2max in male students (44,30 ml/kg/min) was higher than the mean of VO2max in female students (41,22 ml/kg/min). Sex, nutritional status (BMI/A), and physical activity was significantly related to estimated value of VO2max by bivariat analysis. Good nutritional status and high physical activity are required to improve VO2max value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Widiartha
"Kebugaran kardiorespiratori terbukti memiliki hubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Berbagai penelitian di dunia menemukan bahwa tingkat kebugaran pada anak masih berada pada level rendah. Nilai VO2max sebagai indikator kebugaran kardiorespiratori seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status gizi, aktivitas fisik dan asupan gizi dengan nilai VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Jakarta terhadap 131 responden terdiri atas 54 laki-laki dan 77 perempuan berusia 11 - 14 tahun. Nilai VO2max diukur dengan menggunakan metode pengukuran 20 meter shuttle run test, status gizi diperoleh dari nilai IMT/U dan persen lemak tubuh, aktivitas fisik diukur dengan menggunakan modifikasi PAQ-C, dan asupan gizi diperoleh dengan pengisian kuesioner food records 2 x 24 jam. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa rata-rata nilai VO2max laki-laki (43,94 ml/kg/menit) lebih tinggi daripada nilai VO2max perempuan (38,38 ml/kg/menit). Hasil analisis bivariat dengan uji korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi menurut IMT/U, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, asupan zat besi, dan kalsium dengan nilai VO2max. Status gizi normal, aktivitas fisik secara teratur, dan asupan zat besi dan kalsium yang cukup diperlukan untuk memiliki kebugaran kardiorespiratori yang baik.

Cardiorespiratory fitness evidently had a relationship with cardiovascular disease. Various research in the world found that most children had a low fitness level. Cardiorespiratory fitness (VO2max) infected by several factors. This study aimed to determine the relationship of nutrition, physical activity and nutritional intake with VO2max. This research was a quantitative research using crosssectional research design. The study was conducted in Jakarta on 131 respondents consisted of 54 men and 77 women aged 11-14 years. VO2max values measured using the method of measuring 20 meters shuttle run test, nutritional status was obtained from the value of BAZ and percent body fat, physical activity was measured using a modified PAQ-C, and nutrient intake obtained by filling food records 2 x 24 hours questionnaire. The unvaried test results showed that the average VO2max of men (43.94 ml/kg/min) was higher than the value of VO2max women (38.38 ml/kg/min). The results of bivariate test used correlation test showed that there was a relationship between nutritional status according to BAZ, percent body fat, physical activity, intake of iron, and calcium with VO2max. Normal nutritional status, moderate physical activity, and adequate intake of iron and calcium are required for having a good cardio respiratory fitness."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47220
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Cipako Sinamo
"Skripsi ini membahas hubungan antara indeks massa tubuh (IMT), persen lemak tubuh (PLT), asupan zat gizi makro (kalori, karbohidrat, lemak dan protein), asupan zat gizi mikro (thiamin, riboflavin, piridoksin, vit.C dan Fe), dan aktivitas fisik dengan VO2max. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang dilakukan pada 81 mahasiswa Reguler Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI angkatan 2010 dan 2011. VO2max diukur dengan menggunakan alat Fitmate Med Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan negatif antara IMT (r= -0,231) dan persen lemak tubuh (r= -0,447) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Terdapat hubungan positif antara asupan Fe (r=0,231), dan aktivitas fisik (r=0,338) dengan VO2max pada responden keseluruhan. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar pada atlet dengan pengendalian yang lebih ketat terhadap faktor-faktor lain yang berpotensi menyebabkan bias dalam penelitian agar korelasi variabel indepenen dengan data VO2max dapat merepresentasikan kekuatan hubungan yang sebenarnya.

This thesis discusses the relationship between body mass index (BMI), body fat percent (BFP), the intake of macro nutrients (calories, carbohydrates, fats and proteins), the intake of micro nutrients (thiamin, riboflavin, pyridoxine, vit. C and Fe), and physical activity with VO2max. The study was a quantitative study with cross sectional design conducted in 81 undergraduate students of Public Health University of Indonesia majoring Nutrition in 2012. VO2max was measured by using Fitmate Med. The result of correlation test showed a negative relationship between BMI (r= -0,231) and percent body fat (r= -0,447) with VO2max in the overall respondents. Artifacts positive association between intake of Fe (r=0,231) and physical activity (r=0,338) with VO2max in the overall respondents. There were no significant relationship between other independent variables with VO2max. Further research is needed with larger samples in athletes with a more strict control of other factors that could potentially lead to bias in the study so that the data correlation with VO2max independen variables can represent the real strength of the relationship."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyetti
"Remaja mempunyai masalah dengan citra tubuh (body image), gaya hidup, pola makan tidak teratur dan faktor lain seperti aktifitas fisik. WHO (2003) melaporkan di Asia dan Afrika Selatan wanita usia subur (WUS) yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) sebanyak 21-51%. Di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 diketahui prevalensi KEK pada WUS sebesar 13,6%, di Jambi prevalensi KEK pada WUS 9,4%, prevalensi obesitas umum pada perempuan usia 15 tahun ke atas 18,6% dan di Batanghari remaja putri usia 15 tahun keatas dengan IMT kurus 22,9%, obesitas 8,9%.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan citra tubuh (body image), pola konsumsi dan aktifitas fisik dengan status gizi pada remaja putri SMU Negeri 8 Batanghari Propinsi Jambi tahun 2009. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sampel penelitian yaitu 188 orang remaja putri kelas X, XI dan XII SMU Negeri 8 Batanghari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2009 dengan mengambil data primer melalui pengisian kuesioner tentang citra tubuh, pola konsumsi dan aktifitas fisik serta pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice dan pengukuran berat badan dengan timbangan seca. Analisis data menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan remaja putri dengan status gizi kurang 8 orang (4.3%), gizi lebih 19 orang (10,1%), obesitas 9 orang (4.8%) dan dengan status gizi normal 152 orang (80,9%). Remaja putri yang tidak distorsi citra tubuh (90,4%), dan yang mengalami distorsi (9,6%). Pola konsumsi makan utama 2-3 kali sehari sebanyak (97,9%), 1 kali sehari sebanyak (2,1%). Frekuensi makan siap saji sering sebanyak (29,8%), jarang sebanyak (70,2%). Makan pagi sering sebanyak (38,2%), jarang sebanyak (6,8%). Kebiasaan makan makanan jajanan sering sebanyak (72,3%), jarang sebanyak (27,7%). Untuk aktifitas fisik olah raga sering sebanyak (5,9%), jarang sebanyak (94,1%). Waktu menonton tv atau main kompuer/game lama sebanyak (63,2%), sebentar sebanyak (36,2%). Waktu tidur lama sebanyak (62,2%), sebentar sebanyak (37,8%).
Ada hubungan yang bermakna antara citra tubuh (body image) dengan status gizi dengan p value = 0,000 (p<0,05). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi dan aktifitas fisik dengan status gizi. Disarankan kepada remaja putri makan dengan pola gizi seimbang, sarapan pagi, olah raga secara teratur dan dan istirahat yang cukup. Sekolah diharapkan mengadakan pendidikan kesehatan, mengaktifkan UKS dan bekerjasama dengan petugas kesehatan.

Adolescents have body image problem, life style, irregular pattern of consumption, and others factors like physical activity WHO (2003) reported in Asia and South Africa, productive women which feel less of chronicle energy were 21-51%. In Indonesia, According Primary Health Research (Riskesdas at 2007), less of chronicle energy at reproductive women (Muach <23.5 cm) was 13,6%. In Jambi less of chronicle energy prevalens was 9,4 %, general obesity prevales at women more than 15 years old is 18,6% and in Batanghari, girls which are more than 15 years old had body mass index that underweight were 22,9% and obesity were 8,9%.
The goal of this study was to know The Relationship Among Body Image, Consumption Pattern And Physical Activity With Nutrtional Status Among Senior High School Student At SMU Negeri 8 Batanghari Jambi In 2009. Design of study was cross sectional Samples were 188 student at X class, XI class dan XII class SMU Negeri 8 Batanghari.This study was done at October-November in 2009 by using primary data and filling quesioner about body image, consumption pattern and physical activity measuring the height with microtoise and measuring the weight with seca pairs of scales, data analisys used chi square test.
The result of study indicate that underweight students were 8 (4.3%), overweight students are 19 person (10,1%), obesity students were 9 person (4.8%) and the normal weight with normally nutrient status are 152 person (80,9%). The respondent which are not distortion of body image are 170 person (90,4%), and having distortion 18 person (9,6%) The main food of consumption pattern was 2-3 times a day was (97,9%), once in a day (2,1%). Fast food were often (29,8%) and rarely (70,2%). Breakfasts was often (38,2%) and rarely (6,8%). For having Snack was often (72,3%) and rarely (27,7%). Physical activity which were often doing sport (5,9%) and rarely (94,1%). Watching television or playing game in computer was long time (63,2%), short time (36,2%). Time for sleeping was long (62,2%) and short time (37,8%).%).
There was a significant relationship between body image and nutritional status (p value = 0,000, p<0,05). There is no relationship between consumtion pattern and physical activity and nutritional status. Suggested to teenager to comsump the balance nutritional food, breakfast, regulary exercise and enough resting. School was hoped to make healthy education, activated UKS and cooperated with professional health provider.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Rostika
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai VO2max, aktivitas fisik, status gizi (IMT) dan asupan gizi (energi, karbohidrat, protein dan lemak) antara kelompok pesepeda dan bukan pesepeda. Penelitian ini menggunakan desain ecological study. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2013 pada komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia dan mahasiswa FKM UI angkatan 2009 dan 2010. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan proporsi nilai VO2max pada secara signifikan antara kelompok pesepeda dan bukan pesepeda (p= 0,028). Rata-rata skor aktivitas fisik lebih tinggi secara bermakna pada kelompok pesepeda (p= 0,001). Kedua kelompok disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik agar dapat memelihara daya tahan kardiorespiratori.

The purpose of this study is to compare VO2max, physical activity, nutritional status (BMI), and nutritional intake (energy, carbohydrate, protein, and fat) between cycling group and non-cycling group. This research is an ecological study. Data were collected from March-May 2013 in Bike to Work Indonesia Community and colleges at FKM UI. The study showed that there were significant differences in VO2max between cycling group and non-cycling group (p= 0,028). The average of physical activity score is significantly higher (p =0,001) in cycling group. Both of group are suggested to increase their physical activity to maintenance cardiorespiratory fitness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Ranty Sendayung
"Skripsi ini bertujuan untuk membandingkan nilai VO2max, asupan gizi (energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin C, dan zat besi), status gizi, dan aktivitas fisik antara vegetarian dan non-vegetarian. Penelitian ini menggunakan desain ecological study. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret - April 2013 di Vihara Adi Dharma, Vihara Ajita, dan Wisma Sahabat Yesus. Pengambilan data estimasi nilai VO2max dengan metode Queen College Step Test, asupan gizi dengan food recall 2x24 jam, status gizi dengan antropometri, dan aktivitas fisik dengan kuesioner GPAQ. Data diolah dengan uji t independen.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna nilai VO2max, asupan energi, karbohidrat, lemak, vitamin C, dan zat besi, status gizi (IMT dan persen lemak tubuh), dan aktivitas fisik. Rata-rata asupan kelompok non-vegetarian lebih tinggi secara bermakna untuk asupan protein (p=0,00021). Kedua kelompok disarankan untuk rutin melakukan tes kebugaran kardiovaskular. Pada kelompok vegetarian disarankan untuk meningkatkan asupan protein nabati.

The purpose of this study was to compare estimated VO2max, nutritional intakes (energy, carbohydrate, protein, fat, vitamin C, and iron), nutritional status, and physical activity between vegetarian and non-vegetarian. This research was an ecological study. Data were collected from March to April 2013 in Vihara Adi Dharma, Vihara Ajita, and Wisma Sahabat Yesus. Data of estimated VO2max value were collected with Queen College Step Test method, nutritional status with food recall 2x24 hours, nutritional status with anthropometry, and physical activity with GPAQ questioner. Data were processed with independent t test.
This study showed that there were no significant difference in VO2max value, energy intake, carbohydrate, fat, vitamin C, and iron, nutritional status (BMI and body fat), and physical activity. Mean of nutritional intake in non-vegetarian was significantly higher in protein (p=0,00021). It is suggested that the both groups have to examine the cardiovascular fitness regularly. Vegetarian’s group are suggested to increase their plant protein intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46570
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>