Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reni Elwiza
"Posyandu merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan dasar yang dapat mendeteksi secara dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita. Kelurahan Pakan Labuah merupakan kelurahan dengan cakupan ditimbang bagi sasaran terendah di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh yaitu sebesar 58,1%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita ke Posyandu di kelurahan Pakan Labuah Kota Bukittinggi Tahun 2013.
Desain penelitian adalah cross sectional melalui pendekatan kuantitatif dan menggunakan analisis chi square. Populasinya adalah seluruh ibu yang mempunyai anak bayi dan balita berumur 6-59 bulan dengan sampel penelitian berjumlah 110 orang.
Hasil penelitian didapatkan ibu bayi dan balita yang berkunjung baik ke Posyandu dengan penimbangan ≥4x sebesar 50%. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita ke Posyandu yaitu pekerjaan, pengetahuan dan sikap sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah umur, pendidikan, jarak posyandu, pelayanan imunisasi, program pemberian makanan tambahan, biaya pelayanan, dukungan keluarga, bimbingan tenaga kesehatan dan dorongan tokoh masyarakat.
Melihat rendahnya kunjungan ibu ke Posyandu maka diharapkan bagi Dinas Kesehatan agar memperbanyak media penyuluhan dan meningkatkan bimbingan serta pembinaan terhadap kader Posyandu.

Posyandu or integrated children health care is one of the primary health care unit, which can detect early growth retardation and toddler development. Kelurahan Pakan Labuah is an urban village with the lowest scope of weighed for target in the work area under Puskesmas (Community Health Care) Tigo Baleh that is 58.1%.
The purpose of this study is to determine the factors related with the behavior of mothers of infants and toddlers visit to Posyandu in Kelurahan Pakan Labuah, Bukittinggi, in 2013.
The research method was cross-sectional quantitative approach and use chi square analysis. The population is all mothers with infants and toddlers aged 6-59 months with a total sample of 110 mother.
The results showed that 50 % mothers of infants and toddlers visit to Posyandu by weighing ≥ 4x. Variables that were statistically associated with the behavior of mothers of infants and toddlers visit to Posyandu are occupation, knowledge and attitudes, whereas unrelated variables were age, education, distance Posyandu, immunization services, supplementary feeding programs, cost of services, family support, counseling health workers, and community leaders urge.
See low maternal visits to Posyandu is expected District Health Office in order to expand media outreach and mentoring and coaching to improve cadres of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gun Gun Sambas
"Partisipasi masyarakat dalam segala bidang pembangunan mutlak diperlukan demi menyukseskan pembangunan itu sendiri termasuk salah satunva pembangunan program kesehatan dan sebagai wujud nyata dari partisipasi masyarakat ialah kunjungan ibu-ibu anak balita membawa anaknya ke Posyandu.
Berdasarkan data dari Puskesmas setempat bahwa angka rata-rata partisipasi masyarakat di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur periode Januari s/d Desember 2001 baru mencapai ± 60%. Angka ini berada di bawah angka rata-rata Kabupaten maupun angka target D/S 80%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur yang dilaksanakan pada bulan Juli 2002.
Rancangan penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Populasi sasaran adalah anak balita yang terdaftar di Kelurahan Bojongherang Kabupaten Cianjur.
Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 300 anak balita, jumlah ini melebihi jumlah sampel minimal dari hasil perhitungan sampel. Sebagai respondennya adalah ibu-ibu anak balita tersebut. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian diperoleh bahwa angka kunjungan ibu-ibu anak balita yang membawa anaknya ke Posyandu hanya mencapai 57,7% lebih rendah dari tahun 2001 (60%). Angka ini juga lebih rendah dari angka rata-rata Kabupaten tahun 2001 (63,3%) maupun target nasional (80%). Dari 12 variabel independen yang diteliti, hanya ada tiga variabel yang secara statistik berhubungan bermakna dengan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu yaitu variabel-variabel: kepemilikan KMS OR=5,381 (95%Cl: 2,580-11,221), Bimbingan dari petugas Puskesmas OR=2,081 (95%C1: 1,123-3,857) dan Pembinaan dari Kader OR= 5,476 (95%0: 2,501-11,992). Menurut perhitungan dampak potensial variabel kepemilikan KMS merupakan variabel yang paling dominan karena memberikan kontribusi terbesar terhadap kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu sebesar 69,17%.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan: pertama; pihak pembina agar dapat menyediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) sesuai dengan jumlah anak balita di Kelurahan Bojongherang terutama untuk mengganti yang hilang maupun yang belum memiliki KMS sehingga diharapkan akan menaikkan kunjungan ibu-ibu anak balita ke Posyandu, kedua; kegiatan bimbingan kepada para kader dan masyarakat oleh petugas Puskesmas agar terjadwal dengan materi yang jelas/terarah dan ketiga; kerjasama antara kader dengan berbagai pihak khususnya dengan tokoh masyarakat perlu secara terus menerus ditingkatkan meialui kegiatan Posyandu dan mendapat pemantauan serta pembinaan dari pihak Puskesmas.

Related Factors to Mothers of Under Five Years Old Children Visited to Integrated Health Service in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur Year 2002Community participation is absolutely needed for successful development including one of them health program development. A real form of community participation is mothers of under five years old children visit and take their children to integrated health service. According to the data of local Health Centre, the average of community participation in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur in the period of January to December 2001 was ± 60%. This number was under the average of Sub-Province and also the target number of D/S 80%.
The purpose of this research is to study factors related to mothers of under five years old children who visited integrated health service in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur executed in July 2001.
The research methodology was a cross sectional study. The target population was all under five year’s old children which registered in Sub-District of Bojongherang Sub-Province of Cianjur. The number of sample for this research were 300 children of under five years old, which were more than the minimum sample calculation result. Respondent were mothers of under five year’s old children. Analysis used for this study was univariate, bivariate and multivariate.
The result of research showed that there were 57,7 % of mothers visited taking their children to integrated health service, this was lower than the year 2001 (60%). This number was also lower than the average at the Sub-Province in 2001 (63,3%) and also from the national goals ( 80%). From 12 independent variables in this study , there were three variables which statistically correlate significant to mothers of under five years old children visited to integrated health service which were: having Health Card (KMS) OR=5,381 ( 95%Cl: 2,580-11,221), Guidance of health centre personnel 0R=2,081 ( 95%0: 1,123-3,857) and building of cadres of OR= 5,476 ( 95%C1: 2,501-11,992). According to calculation of potential impact of variables the having of Health Card (KMS) represent most dominant variable because it gave biggest contribution to mothers of under five years old children visited to integrated health service as much as 69,17%.
Based on the result of this research, it was suggested that, first; officials have to provide Health Cards according to the amount of under five years old children in Sub-District of Bojongherang especially to replace the missing and also for those which have not yet owned Health Card, this was that expected to boost up mothers of under five years old children visited to integrated health service, secondly: activity of guidance to all society and cadres by officer of the health centre has to be scheduled with clear and directional items and the third; cooperation among cadres with various parties especially with key person need continuous, be improved through activities of integrated health service and get monitoring and guidance from the local health centre.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T7842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestri Suryaningsih
"Posyandu merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan tumbuh kembang pada balita dimana cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara berkesinambungan dapat menurunkan prevalensi angka gizi kurang bahkan gizi buruk. Selain itu, melalui posyandu dapat diketahui ada tidaknya gangguan pemenuhan kebutuhan gizi secara lebih dini. Puskesmas Kemiri Muka cakupan D/S 78,9% sudah mencapai target Depkes dalam RAPGM (Rencana Aksi Pembangunan Gizi Masyarakat) 2010-2014 sebesar 75% tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita berkunjung ke posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2012. Desain yang digunakan adalah cross sectional, jumlah sampel 242, pengambilan sampel secara cluster sampling design. Sumber data primer menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan Chi Square. Didapat hasil hubungan yang bermakna Sikap, kepemilikan buku KIA dan Bimbingan petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ke posyandu, diperlukan bimbingan petugas kesehatan dan kader dalam meningkatkan cakupan kunjungan balita ke posyandu.

IHC is one of the places that used to serve the growth and development in infants weighing under five years old child, in which the coverage IHC (D / S) is an indicator of nutritional care coverage in young children, basic health care coverage especially immunization and the prevalence of undernourishment. Monitoring growth and sustainable early childhood development can reduce the prevalence rate of undernutrition even malnutrition. In addition, it can be seen through IHC interference nutritional needs early. Kemiri Muka Public Health Center range D / S 78.9% is getting the goal of RAPGM (Nutrition Action Plan for Community Development) 2010-2014 by 75% in 2012.
The aim of this study is to determine of related factors to the behavior of mothers of infants and toddlers visit to IHC in Kemiri Muka Public Health Center Depok City in 2012. The design was cross sectional, the total numbers were 242 samples, sampling by cluster sampling design. Primary data sources were the questionnaire and Chi Square analyzed. Results obtained in a significance association: attitude, ownership KIA books and Guidance health workers to conduct visit to IHC, needed guidance and cadres of health workers in improving the coverage of the visit to the IHC toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khurrohma
"Desa Tenjo merupakan wilayah dengan cakupan balita yang ditimbang sebesar 71,2% dari jumlah target sebesar 87%. Kunjungan ibu balita ke Posyandu didasari niat ibu yang hanya mau datang saat imunisasi dan jika ada pemberian Vitamin A. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran sikap, norma subjektif, persepsi kontrol diri, niat dan kunjungan ibu balita ke Posyandu. Metode penelitian ini kuantitatif yang bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 90 ibu balita.
Hasil penelitian menunjukkan kunjungan ibu mencapai 71,1% ibu balita, 60% ibu balita memiliki sikap positif terhadap Posyandu, sebesar 58,9% ibu balita masih memiliki dorongan yang lemah dari orang-orang terdekat untuk datang ke Posyandu, sebesar 76,7% ibu balita masih memiliki persepsi kontrol diri yang rendah tentang Posyandu dan sebesar 96,7% ibu balita memiliki niat untuk memanfaatkan layanan Posyandu. Perlu dilakukan penyuluhan kepada ibu balita dan keluarga mengenai layanan Posyandu dan manfaatnya serta pelatihan kader mengenai Posyandu dan pemberian layanan Posyandu yang lengkap.

Tenjo Village is a region with toddler coverage which is weighed at 71.2% of the target amount of 87%. The visit of every toddlers mother to a Posyandu Pusat Pelayanan Terpadu or Maternal and Child Health Services) is based on the intention of the mother who only wants to come only if there is any immunization and if there is Vitamin A given to her child. The purpose of this study is to see an overview of attitudes, subjective norms, perceived behavioral control, intention and visit of a toddler mother to Posyandu. This research method is quantitative descriptive with a cross sectional design. Data collection techniques used in structured interviews using a questionnaire with a total sample of 90 mothers of children under five.
The results of the study showed that mothers visits reached 71.1% of mothers of toddler, 60% of mothers of toddler had a positive attitude towards Posyandu, 58.9% of mothers of toddler still had weak encouragement from the closest people to come to Posyandu, 76.7% mothers of children under five still have a low perceived behavioral control about Posyandu and 96.7% of mothers of children under five have the intention to use Posyandu services. It is necessary to educate toddlers and families about Posyandu services and their benefits and human resources training on Posyandu, and also providing complete Posyandu services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Elida Hairunida Br.
"Posyandu berguna untuk memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu pada ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Dengan sampel 298 ibu balita yang dipilih secara acak di 20 posyandu.
Hasil penelitian didapatkan ibu balita yang berperilaku baik berkunjung ke posyandu masih rendah sebanyak 39,9%. Ada 5 variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku kunjungan ke posyandu yaitu lebih banyak pada ibu yang berpendidikan dibawah SMP, berpengetahuan baik, bersikap positif, memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS) serta membutuhkan pelayanan posyandu.
Disarankan untuk melakukan dan meningkatkan monitoring upaya promosi kesehatan dengan supervisi langsung ke posyandu dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kegiatan yang ada di Posyandu.

Posyandu is useful to empower communities and to provide the easiest of obtaining basic health services. The objectives of this study was conducted to determine the related factors with the behavior visits to posyandu on toddlers mothers in the working area of health center Depok Pancoran Mas in 2012. This study was a descriptive with cross sectional design. There were 298 samples of toddlers mothers randomly chosen in 20 posyandu.
The results obtained are wellbehaved toddler mothers as much as 39.9%. There are five variables that were statistically related with the behavior visits to posyandu namely: there were more on educated mothers under Junior School, good knowledge, positive thinking, the ownership of Health Child Card (KMS) and the needs to posyandu.
It is further recommended to perform and improve the monitoring of health promotion efforts with direct supervision to posyandu and provide counseling to the public about the existing activities in posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkinawati Azwar
"Latar belakang: Uji tuberkulin merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis pada anak. Interpretasi hasil uji tuberkulin positif pada anak usia kurang dari 5 tahun yang telah mendapatkan imunisasi BCG dapat menimbulkan keraguan, karena hasil positif juga dapat dihasilkan akibat imunisasi tersebut. Pada sarana terbatas, diagnosis kerja TB anak dapat ditegakkan dengan menggunakan sistem penilaian (skor) TB.
Tujuan: Mengetahui hasil reaksi uji tuberkulin pada anak kelompok usia 2 dan 5 tahun yang telah mendapat imunisasi BCG pada usia 0-2 bulan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian desain potong lintang yang dilaksanakan selama periode Oktober – Desember 2012 pada anak sehat di 12 posyandu di Jakarta Selatan dan 3 Taman Kanak-kanak di Jakarta Timur, Barat, dan Utara. Anak yang memenuhi kriteria penelitian menjalani pemeriksaan fisis dan uji tuberkulin yang dibaca 48-72 jam sesudahnya. Anak dengan hasil uji tuberkulin positif dan/atau terpajan pasien TB dewasa dinilai skor TB dan menjalani evaluasi lebih lanjut di pusat kesehatan rujukan.
Hasil: Proporsi uji tuberkulin positif pada anak kelompok usia 2 tahun yang sudah mendapat imunisasi BCG pada usia 0-2 bulan adalah 7 dari 84 anak (8%). Proporsi uji tuberkulin positif pada anak kelompok usia 5 tahun yang sudah mendapat imunisasi BCG pada usia 0-2 bulan adalah 8 dari 79 anak (10%). Proporsi anak dengan riwayat BCG pada usia 0-2 bulan, hasil uji tuberkulin positif dan memiliki skor TB ≥6 adalah 3 dari 7 anak kelompok usia 2 tahun dan 3 dari 8 anak pada kelompok usia 5 tahun. Semua anak kelompok usia 2 tahun dan sebagian besar anak kelompok usia 5 tahun dengan hasil uji tuberkulin positif terpajan pasien TB paru dewasa dengan BTA sputum positif.
Kesimpulan: Uji tuberkulin dapat digunakan pada balita dengan riwayat BCG untuk mengetahui adanya infeksi TB karena hasil uji tuberkulin positif pada anak usia 2 dan 5 tahun dengan riwayat BCG usia 0-2 bulan masing-masing hanya 8% dan 10%

Background: Tuberculin skin test is a method used to detect tuberculosis infection in children. Its interpretation in under-five children with history of BCG immunization is questioned because the ability of BCG to produce positive reaction. In limited setting, approach to establish diagnosis of tuberculosis in children can be based on Pediatric TB scoring introduced by Indonesian Pediatric Society.
Objective: To study the proportion of tuberculin reactivity among 2- and 5-year-old children with history of BCG immunization.
Methods: Cross-sectional descriptive study conducted during October to December 2012. Subjects are healthy 2- or 5-year-old children from 12 integrated population-based healthcare posts (Posyandu) in South Jakarta and 3 kindergarten di East, West, and North of Jakarta. Physical examination and tuberculin test was performed on every subjects. Children with positive tuberculin test and/or exposed to adult TB patients were evaluated using Pediatric TB scoring and refered to nearest healthcare centers.
Results: Tuberculin positivity among 2-year-old with history of BCG immunization is 7 of 84 children (8%). Tuberculin positivity among 5-year-old with history of BCG immunization is 8 of 79 children (10%). Proportion of children with positive tuberculin skin test, history of BCG immunization and TB score ≥6 is 3 of 7 on 2-year-old children group and 3 of 8 on 5-year-old children group. All 2-year-olds and most of 5-year-olds with positive tuberculin skin test is exposed to adult tuberculosis patients with positive acid-fast bacili sputum-smear.
Conclusion: Tuberculin test can be utilized to examine tuberculosis infection on under-five children with history of BCG immunization because tuberculin positivity among 2- and 5-year-old children with history of BCG are only 8% dan 10%, respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakasi, Trevino Aristarkus
"Kelompok usia yang paling rentan terhadap masalah kurang pangan adalah kelompok balita karena mereka sangat memhutuhkan energi dan nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Dan dalam kondisi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia anak-anak merupakan kelompok yang paling terkena dampaknya. Krisis ini berdampak luas pada setiap segi kehidupan masyarakat. Berkurangnya pendapatan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Berkurangnya daya beli menyebabkan masyarakat tidak mampu menyediakan kebutuhan pangannya sehari-hari, sehingga nutrisi yang dikonsumsi tidak dapat mernenuhi kebutuhan fisiologis tubuh secara optimal. Tingginya harga bahan pangan dan rendahnya daya beli masyarakat mengakibatkan kebutuhan pangan individu, terutama anak, atau keluarga tidak dapat dipenuhi dengan baik.
Akibat lain pada masa krisis moneter ini adalah meningkatnya angka kesakitan akibat kurang gizi dan meningkatnya penyakit-penyakit menular. Banyak orang saat ini tidak bisa berobat ke dokter bila sakit sehingga banyak penyakit kronik tidak terobati. Anakanak biasanya akan mendapat pengaruh yang paling besar. Dalam "Status Anak-Anak Dunia 1998" (UNICEF, 1998), istilah malnutrisi dipakai untuk menunjukkan konsekuensi kombinasi masukan energi protein dan mikronutrien yang tidak adekuat serta seringnya infeksi.
Sebagaimana dibahas dalam World Development Report 1993 dan pada konferensi "Overcoming Global Hunger", paling sedikit ada tiga langkah yang dapat mengurangi malnutrisi dengan cepat dan murah:
· Mengatasi defisiensi mikronutrien;
· Memperluas jangkauan imunisasi;
· Mengatasi infeksi parasit yang menyebabkan anemia dan malnutrisi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2008
R 618.9 IND m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2008
R 618.9 IND m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>