Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136053 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfatun Nazifah
"Salah satu penyebab kematian bayi dan neonatal terbesar indonesia adalah BBLR. Angka kejadian BBLR di Indonesia yaitu 11,1 % dan di Propinsi Sumatera Barat 6,0 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan beberapa faktor ibu dengan kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan disain kasus kontrol dengan memanfaatkan data rekapan kohort ibu dan catatan persalinan di seluruh puskesmas di Kota Pariaman. Kasusnya ibu yang melahirkan bayi BBLR dan kontrolnya ibu yang melahirkan bayi bukan BBLR pada tahun 2011-2012. Pengambilan sampel metode simple random sampling.
Hasil uji statistik mendapatkan 33,3 % kejadian BBLR. Variabel yang secara statistik memiliki hubungan dengan kejadian BBLR adalah jarak kehamilan (nilai p = 0,001), status anemia (nilai p = 0,002), kejadian perdarahan dalam kehamilan (nilai p = 0,001),Pre/eklampsi (nilai p=0,007) kejadian hipertensi dalam kehamilan (nilai p = 0,001), Diabetes mellitus dalam kehamilan (nilai p = 0,006) dan Frekuensi ANC (nilai p = 0,016).

One of the causes of infant mortality and Indonesia is the largest neonatal LBW. The incidence of LBW in Indonesia at 11.1% and 6.0% of West Sumatra Province. The purpose of this study was to determine the relationship of maternal factors with the incidence of LBW. This study uses a case-control design by exploiting the cohort of mothers date and birth records in all health centers in Pariaman. Case is the mother who gave birth to LBW infants and mothers who gave birth control instead of LBW infants in 2011-2012. Sampling simple random sampling method.
Results of statistical tests to get 33.3% incidence of LBW. Variables that were statistically linked to the incidence of low birth weight is the distance of pregnancy (p = 0.001), anemia (p = 0.002), the incidence of bleeding in pregnancy (p = 0.001), pre/eclampsia (p value = 0.007) incidence of hypertension in pregnancy (p = 0.001), diabetes mellitus in pregnancy (p = 0.006) and frequency of ANC (p value = 0.016).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Asiah
"Skripsi ini membahas kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di wilayah kerja puskesmas Sungai Ulin Kota Banjarbaru Provinsi. Kalimantan Selatan berdasarkan data sekunder register kohort ibu dan bayi tahun 2010 sampai 2011. Desain penelitian cross sectional melibatkan 107 sampel yang diambil secara simple random sampling, sebagai variabel independen : jenis kelamin bayi, pertambahan berat badan selama kehamilan, umur ibu, Lingkar lengann atas (LILA), Paritas, Jarak kehamilan, umur kehamilan, ANC dan variabel dependen berat lahir. Analisis bivariat menggunakan uji khi kuadrat, hasil penelitian terdapat 30,8 % Bayi Berat Lahir Rendah, terdapat hubungan yang bermakna antar pertambahan berat badan selama hamil,LILA dan ANC terhadap Berat Lahir. Perlu dilakukan tindak lanjut ibu hamil dengan risiko BBLR.

This thesis discussed the incidence of low birth weight baby in the the working area of Sungai Ulin Health Center, Banjarbaru City, South Kalimantan Province, based on the secondary data of cohort registered of mothers and infants in 2010 and 2011. Cross sectional is the design of study involved 107 samples taken by simple random sampling Independent variables : sex, weight gain during pregnancy, mothers age, LILA, pregnancy distance parity, gestational age, ANC, and birth weight infants as a dependent variable Analysis bivariat. Using Chi-Square test, the results are 30.8% Low Birth Weight Babies, there was a significant association between weight gain during pregnancy, Lila and the ANC on Birth Weight. Need to do a follow up of pregnant women with risk of LBW."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Voni Silvia
"Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dimana angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi. Data dari Direktorat Kesehatan Keluarga menunjukkan bahwa 40% penyebab kematian adalah perdarahan, dan diketahui bahwa anemia menjadi faktor risiko terjadinya perdarahan. Peningkatan kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat pada saat kehamilan, untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu hamil sehingga apabila kebutuhan zat besi pada ibu hamil tidak terpenuhi akan menyebabkan terjadinya anemia gizi besi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah di Wilayah Puskesmas Muaralembu Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau Tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain cross Sectional dengan cara pengambilan sampel secara total populasi dan jumlah sampel dalam penelitin ini sebanyak 95 orang ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan tiga variabel yang terbukti secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet tambah darah yaitu pekerjaan dengan nilai p= 0,035 (< 0,05) dan nilai OR = 3,83, pengetahuan gizi dengan nilai p= 0,00 (< 0,05) dan nilai OR=5,844, dan frekuensi ANC dengan nilai p= 0,030 (< 0,05) dan nilai OR= 7,39.

Iron nutrient anemia in pregnant women is still one public health problem in Indonesia where maternal mortality is quite high. Data from the health directorate families showed that 40% the cause of death was bleeding. And it is known that anemia is a risk factor for bleeding increased need for iron nearly three-fold during pregnancy, for fetal growth and the needs of pregnant women so that when the need for iron in pregnant women are not met will result in iron anemia.
Purpose of the research to find a picture of blood plus tablet consumption during pregnancy and factors associated with compliance of pregnant women consume tablets to gain more blood in the Clinic Muaralembu Riau Province Kuantan Singingi District in 2012.
This study uses cross-sectional design by sampling the total population and the number of samples in this study as many as 95 people pregnant results showed that three variables are statistically proven to have a meaningful relationship with the compliance of pregnant women consume tablets that work with blood added p-value = 0.035 (<0.05) and the value of OR = 3.83, knowledge of nutrition to the value ofp = 0, 00 (<0.05) and the value of OR = 5.844, and the frequency of ANC with p-value = 0.030 (<0.05) and OR = 7.39 value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Sufiawati
"Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cibadak masih rendah, karena ibu bersalin masih percaya pada dukun atau bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinannya yang seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merupakan penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemilihan tenaga penolong persalinan di Puskesmas Cibadak pada tahun 2012. Desain penelitian yang di gunakan adalah Cross sectional dengan total sampel 100 ibu yang telah bersalin dengan masa persalinan 0-3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan rendahnya cakupan persalinan ke tenaga kesehatan yaitu 46%. Adapun hasil uji statistik terdapat faktor-faktor yang bermakna terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, persepsi terhadap jarak, persepsi terhadap biaya, riwayat persalinan keluarga, dan dukungan suami/keluarga. Maka sebaiknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan pendekatan pada ibu dan keluarganya melalui perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), meningkatkan kemitraan Bidan dengan paraji juga menjalin kerja sama lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung persalinan ke tenaga kesehatan.

Scope of labor by health officers in public health center Cibadak is still low, because of expectants are more belief to traditional midwife or non medic officer as their labor support that often bring various problems regarding to mortality and morbidity of expectant and infant. Therefore, it needs to have a study which aims to find out factors related to election of labor support personnel in public health center Cibadak 2012. Study design used is cross sectional by 100 expectants with labor period 0-3 months as sample. Study result shows that small number of labor scope which using medic officers (46%).
Result of statistical test shows that there are significant factors in electing labor support that are education, knowledge, perception about distance, and cost, history of family delivery, and husband/family support. In order to improve their services, medic officers must give more counseling and more close to expectant and their family through labor planning and prevention of complication (P4K), develop partnership between midwife and traditional midwife, and also cooperating as cross-program and sector to effort expectant using medic officer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Irma Lonita Damayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di Kabupaten Situbondo pada tahun 2012. Desain penelitian adalah cross-sectional pada 156 sampel register kohort di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden tidak mengalami komplikasi persalinan (62,8%), 52,6% berusia 20-35 tahun, 31,2% memiliki paritas <4 orang, 32% memiliki status gizi yang baik, 29,8% memiliki jarak kehamilan ≥2 tahun, 30,9% tidak memiliki riwayat penyakit, 38,9% pemeriksaan kehamilan sebanyak ≥4 kali, 38,1% persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan 38,1% di fasilitas kesehatan, 31,6% tidak memiliki riwayat komplikasi sebelumnya, 39% memiliki riwayat persalinan sebelumnya yang normal, dan 34,4% mendapatkan tindakan rujukan saat proses persalinan. Hasil uji statistik membuktikan terdapat hubungan bermakna antara usia (OR=2,3), paritas (OR=2,3), dan status gizi (OR=2,7) dengan komplikasi persalinan. Begitu juga jarak kehamilan (OR=2,2), riwayat penyakit (OR=2,4), dan riwayat komplikasi (OR=2,4) terbukti memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian komplikasi persalinan.

This research aims to know the factors associated with complications of childbirth in Situbondo in 2012. Design research is a cross-sectional with 156 samples register cohort in the primary health care. The results showed most respondents did not have complications of childbirth(62,8%), 52,6% aged 20-35 years, 31,2% parity <4 people, 32% a good nutritional status, 29,8% a distance of pregnancy ≥2 years, 30,9% do not have a history of illness, 38,9% pregnancy checks ≥4 times, 38,1% childbirth rescued by health workers and health facilities, 31,6% does not have a history of complications before, 39% have a history of previous normal delivery, and 34,4% get a referral when the labor action. Results of statistical tests prove that is a significant relationship between age (OR=2.3), parity (OR=2.3), nutritional status (OR=2.7), distance of pregnancy (OR =2.2), a history of the disease (OR = 2.4), and a history of complications (OR = 2,4) have a meaningful relationship with birth complications."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuri Ekaningrum
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu masalah multifaktor yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga menyebabkan penurunan kecerdasan. Selain itu, BBLR berdampak serius terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR adalah komplikasi kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pendekatan observasional analitik. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 13.143 responden dengan 1.611 responden memiliki BBLR dan 11.532 bayi BBLN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu, status sosial ekonomi, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, tenaga pemeriksaan kehamilan, dan kualitas pelayanan antenatal dengan BBLR. Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan 1,78 kali lebih tinggi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan.

Low birth weight (LBW) is a multifactor problem affect brain growth and development in children so that cause intelligence degradation. Beside that, LBW affects seriously towards perinatal morbidity and mortality in Indonesia. One factor that affect LBW is pregnancy complication that disturb mother and fetus health. Research design that is used is cross sectional with analitical observational approach. This research uses secondary data IDHS 2012 with cluster sampling three stage technique. Sample total is 13.143 respondents that 1.611 respondents have LBW babies and 11.532 respondents have normal weight babies.
Research result shows that there are association between educational attainment, social economic status, birth interval, sex of babies, prenatal care worker, and quality of antenatal care with LBW. Mother who sustain pregnancy complication has risk 1,78 times higher than mother who does not sustain pregnancy complication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ii Solihah
"Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia sering dilatar belakangi oleh tiga jenis keterlambatan (3T) yaitu keterlambatan mengenai tanda bahaya gawat darurat dan mengambil keputusan untuk merujuk, keterlambatan mencari fasilitas pclayanan kcschatan dan keterlambatan mempcroleh pcrtolongan memadai di fasilitas pelayanan rujukan (Depkes,2005).
Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan. nifas dan neonatus, di Kabupaten Garut Jawa Barat, tahun 2007. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari " Survei Data Dasar Pengem-bangan Madel Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial di Kabupaten Garut, Jawa Barat, 2007'; yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI & Pusat Kajian Promkcs FKM-UI bekerja sarna dengan Save The Children, pada bulan Juli sampai Oktober 2007, di 40 desa dari 10 kecamatan di Kahupaten Garut. Rancangan penelitian adalah potong lintang (cross sectional). Sampel yang digunakan yaitu suami yang memiliki istri dengan hayi yang berumur 0-11 bulan. Jumlah sampcl sebanyak 209 pasang suami istri. Sumber data berasal dari modul survei suami dan ibu. Data yeng berasal dari suami yaitu pengelahuan tentang tanda bahaya pada masa kebamilan, persalinan. nifas dan neonatus, kererlibatan keanggotaan kegiatan sosial, keterpaparan mdia informasi, keterpaparan terhadap Desa Siaga, kepercayaan/kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan maternal dan neonatal, sedangkan yang berasal dari ibu yaitu umur suami pendididkan suami, pekerjaan suami, jumlah anak, pendapatan keluarga yaitu pendapatan istri, suami dan jumlah tanggunagn keluarga, kepemilikan media elektronik, kepemilikan alat transportasi.
Variabel terikat adalah pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus, sedangkan variabel bebas adalah karakteristik. suami (umur, pendidikan, pekeljaan, jumlah anak, jumlah pendapatan keluarga, kepercayaan/kebiasaan terkait kesehatan maternal dan neonatal), kepemilikan media komunikasi elektronik, kepemilikan alat transportasi, keterpaparan terhadap media infonnasi, keterpaparan terhadap Desa Siaga, keterlihatan keanggotaan kegiatan sosial. Berdasarkan hasil analisis multivariat dari regresi model akhir kandidat model multivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus.
Saran bagi Depkes RI. khususnya Bagian Promosi Kesehatan agar meningkatkan kerjasama dalam bidang komunikasi dan inforrnasi khususnya dengan institusi pertelevisian nasional untuk memasukan acara penayangan infonnasi kesehatan tematama tentang tanda bahaya pada masa kehamilan persalinan, nifas dan neonatus. Bagi Dinkes Kabupaten, agar I) melakukan advokasi ke Pemda Kabupaten Garut untuk selanjutnya dilimpahkan ke Diknas untuk melakukan peningkatan pendidikan masyarakat Kabupaten Garut. 2) Menganjurkan kepada petugas kesehatan untuk senantiasa mendorong suami agar dapat berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan maternal dan neonatal, khususnya pengetahuan tentang tanda bahaya diatas.; 3) Melakuan sosialisasi Desa Siaga serta uji coba dibentuknya kader kesehatan yang terdiri dari para suami dalarn suatu forum kegiatan sosial.; 4) Melakukan keljasama dengan stasiun radio setempat untuk mernasukan prognm sosialisasikan peningkatan pegetahuan tentang tanda bahaya pada masa keharnilan, persalinan, nifas dan neonatus. dengan acara yang disukai masyarakat; 5) Kerjasama dengan iustitusi pendidikakan kesehatan setempat baik pemerintah maupun swasta melalui kerjasarna pengelolaan daerah binaan kesehatan. Bagi kelompok profesi IDI, PPNI, IBI, agar senantiasa meningkatkan pemberikan informasi kesehatan khususnya tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus dengan sasaran suami atau keluarga. Bagi masyarakt dan LSM, PKK, Forum Desa Siaga, agar dapat berperan serta aktif yaitu mengikuti kegiatan social yang dibentuk untuk mengatasi maalah maternal dan neonatal, sehingga dimasa yang akan datang kematian ibu dan bayi yang disebabkan karena keterlambatan mengenal tanda bahaya tersebut dapat teratasi.

In Indonesia the high number of both maternal and neonatal death rate frequently has Background which consist of delay?s in recognizing emergency danger signs, making decision where to refer the emergency case to the health service facilities and in getting adequate treatment from referral services facilities. (Depkes,2005). This research used aimed to aim factors related wife husband's knowledge about danger sign at pregnancy time,partus, pcstpartus and neonates in Ga:rut West Java, 2007.
This research usad secondary data from "Baseline Survey of Neonatal Essential Health Services Improvement Model in Garut Districk West Java, 2007' which was conducted by the Center of Health Research University of Indonesia & Center of Health Promotion Study FKM-UI in cooperation with Save the Children. It third July until October 2007, at 40 covered from 10 district in Garut Distrek. The research design was cross sectional. The selected sample was the husband whose wife matter having infant age 0..11 months. Total sample was 209 couples. The data instrument was take from the modules survey of husband and wife matter infant 0..11 moun infant. The data taken from husbands were knowledge about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates, involvement in the of social organization exposure to information media, exposur towards ? Desa Siaga ?, Aler village program wich related to maternal and neonatal health, while data taken from the mothers were husband?s age, last education, work state job, number of children, family income consist with wife?s and husband?s income and number of family burden, electronic media partnership, vehicles partnership.
The independent variable was husband's the knowledge,about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates, while dependent variable was husband characteristic (age, education, job, number of children, family income, trust/habits related with maternal and neonatal health), electronics media communication partnership, vehicles possession, exposures towards information media, exposures towards "Desa Siaga" involvement in social organization activity. The multivariate analysis result showed that from regression of the last candidate model, education variable was the most dominant factor which related with husband knowledge about danger sign at pregnancy time, pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode.
Suggestions for the Health Department of the Republic Indonesia especially to the latter of Health Promotion is to improve the cooperation in communication and information especially with national television exident status to eximined health information speclatly about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates. sub-province Health Department shall; (1) advocate to the Garut local government especially to ide to improve of level education the people, (2)Emergency health personal always to support the husband to develop their role in increasing knowledge of health maternal and neona!al, especially the above knowledge of danger sign, (3) conduct socialization of Desa Siaga and tryout health cadre formation which coos lists of the husbands , (4) establish cooperation with local radio station to create program of socialization of danger sign in pregnancy time, pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode, with event or agenda that interest the society, (5) make cooperation with local health educational institution not only government but also private institution trough cooperation in establish pilot project such at IDI, PPNI, IBI could asistant socially, especially about danger sign in pregnancy time) pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode with husband or family as target program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20889
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kumala Handayani
"Anemia dapat membawa dampak buruk bagi kehamilan. Kejadian anemia di dunia memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi. Di Puskesmas Liang Anggang Kota Banjarbaru, belum ada penelitian tentang anemia yang bisa menggambarkan prevalensi anemia di Puskesmas Liang Anggang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas Liang Anggang Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi target dalam penelitian ini seluruh ibu hamil yang bermukim di wilayah kerja Puskesmas Liang Anggang Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Dengan populasi studi ibu hamil trimester III.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ANC(6,111;2,310-16,16), pengetahuan (17,076; 5,62-51,879), dan kepatuhan konsumsi TTD (4,909; 1,897- 1,633) dengan kejadian anemia.

Anemia can bring harm to the pregnancy. Incidence of anemia in the world have a high prevalence rate. At the health center Anggang Liang Banjarbaru City, there has been no research on the anemia that can describe the prevalence of anemia in Anggang Liang health center.
This study aims to determine the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women in the Region Banjarbaru City Health Center Anggang Liang South Kalimantan 2012. The study was a quantitative study with cross sectional design. Target population in this study all pregnant women living in the region of Banjarbaru City Health Center Anggang Liang South Kalimantan. With a population study of third trimester pregnant women.
These results indicate that there was a significant association between ANC (6.111: 2.310 to 16.16), knowledge (17.076; 5.62 to 51.879), and compliance with the consumption of TTD (4.909: 1.897 to 1.633) the incidence of anemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nawati
"Kehamilan, persalinan dan lahirnya seorang bayi merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita, dan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan keluarganya. Kehamilan juga bermakna positif dan merupakan fase transisi yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus kehidupannya, namun sebagaimana tahap transisi lain, kehamilan itu dapat pula menimbulkan stress, sehingga respon yang dialami bukan kegembiraan melainkan kekecewaan dan sebagainya.
Kehamilan tidak diinginkan merupakan masalah yang dirasakan berat, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu baik fisik maupun mental serta janin yang dikandungnya. Banyak faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini belum adanya gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan alasan ibu tidak menginginkan kehamilannya di Puskesmas Bogor Tengah Tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan alasan ibu tidak menginginkan kehamilan di Puskesmas Bogor Tengah Tahun 2004. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat membuat program penanggulangan pada kehamilan tidak diinginkan serta pencegahannya, khususnya bagi dinas kesehatan terkait.
Penelitian ini jenis kualitatif dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini yaitu ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas Bogor Tengah yang sedang atau pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan selama satu tahun terakhir, jumlah informan sebanyak tujuh orang, untuk validitas data agar informasi yang diperoleh valid, dilakukan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa karakteristik informan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sangat bervariasi dilihat dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak. Alasan informan tidak menginginkan kehamilannya pada umumnya mempunyai masalah dengan suarni, ekonomi, penyakit, jumlah anak sudah banyak, kegagalan kontrasepsi, usia sudah tua, anak sudah cukup, dan masih muda.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi Dinas Kesehatan agar meningkatkan kerja sama dengan sektor terkait agar mutu pelayanan pelayanan Keluarga Berencana dan penyuluhan KB lebih berkualitas kepada akseptor, sehingga kehamilan tidak diinginkan yang disebabkan kegagalan kontrasepsi tidak terjadi.

Factors Related to Mother's Reasons For do not Want Pregnancy, in Public Health Centers in Central Bogor, Sub District of Central Bogor , Bogor City Year of 2004Become pregnant and giving birth are important events in woman's life, and indirectly influence family's life. Pregnancy also has positive meaning and a transition phase to new stage in her lifecycle, as other transition, pregnancy also could cause stress, then she experience disappointments not happiness.
Unwanted pregnancy is a difficult situation, which can influence mother condition physically and mentally also to her fetus. There are factors related to unwanted pregnancy.
Problem formulation of this study is "there is no description on factors which related to some reasons why mother does not want pregnancy in health center in Central Bogor year of 2004. Objective of this study is to find out any factors that related to mother's reasons who do not want pregnancy in Public Health Centers in Central Bogor, year of 2004. This study is hoped to establish prevention the unwanted pregnancy program in related Health Office.
This study use qualitative approach and collecting data by in depth interview. Informants of this study are mothers who visit Public Health Centers in Central Bogor who being experience unwanted pregnancy or ever experienced unwanted pregnancy one last year, number of informants are seven, this study using source triangulation in order to provide valid data.
The result of this study shows that characteristics of informants who experienced unwanted pregnancy may vary' by age, education, job, and number of child. Reasons that Informant does not want pregnancy, in general, are relationship problems with her husband, economic diseases, number of children, contraception failure, and too old or too young to have a child.
Based on the results of the study, it is recommend to Health Office to increase the cooperation with related sectors in order to improve quality of service of Family Planning services and information to acceptors, so there is no unwanted pregnancy which caused by contraception failures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Nina Herlina
"Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya dan perlu diwaspadai apalagi bila terjadiya pada trimester II dan III kehamilan, karena perdarahan cenderung untuk menjadi peristiwa yang fatal bagi ibu dan mengakibatkan angka persalinan prematur serta mortalitas perinatal. Menurut SKRT(1995) Insiden perdarahan antepartum di Indonesia sebesar 3,7 % sedangkan di RSU Kabupaten Tangerang kejadian perdarahan antepartum pada tahun 2001 , sebanyak 262 kasus (5,4%) dari 4778 persalinan, adapun penyebabnya 87,7 % karena Plasenta previa, dan 12,3% karena solusio plasenta, jadi sekitar 5,48 %.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum akibat kehamilan di RSU kabupaten Tangerang. Faktor yang diteliti meliputi umur ibu, paritas frekwensi kehamilan, usia kehamilan, riawayat abortus, riwayat seksio sesarea dan tingkat sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data sekunder dan rekam medic bagian kebidanan dan kandungan RSU Kabupaten Tangerang pada tahun 2002, analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 3928. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2002 dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi ibu yang mengalami perdarahan antepartum sebanyak 259 orang (6,6%) dari 3928 persalinan. Adapun variabel yang berhubungan secara bermakna dengan terjadinya perdarahan antepartum adalah usia kehamilan (P=0,000 OR = 27,508), riwayat abortus (P=0,000 OR = 2,851) dan sosial ekonomi (P= 0,003 OR = 1,755).
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan kepada pihak RSU Kabupaten Tangerang untuk lebih meningkatkan PKM RS melalui dokter dan bidan sebagai pelaksana langsung untuk menyampaikan penyuluhan kepada ibu hamil agar melaksanakan Antenatal Care sedini mungkin dan secara teratur pada pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, apabila ibu hamil yang diduga akan mengalami perdarahan anteparturn, pada usia kehamilan trimester II dan III dianjurkan untuk mengurangi aktivitas, istirahat cukup dan pengawasan kehamilan serta persalinannya di rumah sakit, Untuk ibu yang mempunyai riwayat abortus agar di upaya untuk menjarangkan kehamilan dengan mengikuti program KB. Hal ini disampaikan dengan cara pemberian pamplet, pemutaran video, penyuluhan kesehatan dan konseling.
Untuk peneliti lain disarapkan dapat melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perdarahan antepartum yang belum terungkap pada penelitian ini dengan desain yang berbeda.

Bleeding during pregnancy should always be considered as dangerous and to be paid full attention, especially if it is occurred in the second and third trimester of pregnancy since it tends to be fatal for mother and causes prematurity and prenatal mortality. According to SSKRT (1995), the incidence of antepartum bleeding in Indonesia was 33% while in Tangerang District General Hospital in 2001, there was 262 cases (5.4%) out of 4778 deliveries where 87.7% was caused by placenta previa and 12.3% was caused by solutio placenta.
This study aimed to understand factors related to antepartum bleeding caused by pregnancy in Tangerang District General Hospital. Factors under study including mother's age, parity, age of pregnancy, abortion history, sectio caesaria history, and social economic status. This study analyzed secondary data from medical record in maternity and obstetric-gynecological department in Tangerang District General Hospital in 2002. Analysis was conducted among 3928 subjects whose record could be accessed. This study was conducted in July 2002 using cross sectional design.
The study showed that the proportion of mother experienced antepartum bleeding was 259 mothers out of 3928 deliveries (6.6%). Variables significantly related to antepartum bleeding were age of pregnancy (p=0.000 OR = 27,508), abortion history (p=0.000 OR= 2,851), and social economic status (p=0.043 OR = 1,755).
Based on the study results, it is suggested to Tangerang District General Hospital to improve the PKM through physician and midwife as direct implementers of education and extension to pregnant mothers as to have ANC as early as possible in a regular way to nearest health care facility. Mother suspected to experience antepartum bleeding in the second or third trimester should reduce her activities, take adequate rest, regularly monitor her pregnancy and should have delivery in hospital. Mother with history of abortion should reduce her parity by participate in family planning program.
All of these information should be conveyed through pamphlet distribution, video show, as well as health education and counseling. It is also suggested to conduct other research on factors related to antepartum bleeding using different design.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>