Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Adip Pradipta
"Infeksi parasit usus seperti cacing usus masih menjadi masalah di Indonesia. Infeksi cacing usus digolongkan sebagai neglected tropical diseases dan 800 juta penderita di antaranya adalah anak-anak. Anak panti asuhan tinggal di lingkungan yang padat dan rentan mengalami infeksi cacing usus sehingga diperlukan informasi mengenai sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik demografi dengan sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus anak panti asuhan. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 di Jakarta Timur dengan menggunakan kuesioner berisikan 13 pertanyaan tentang sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing usus. Data diolah dengan program SPSS for mac versi 20 dan dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis, Mann-Whitney dan Spearman.
Hasil penelitian ini menunjukkan rerata skor penilaian sikap dan perilaku pencegahan infeksi cacing masing-masing 20,2 dan 29,1. Nilai maksimal dari skor penilaian sikap dan perilaku masing-masing 25 dan 40. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan dengan perilaku (p<0,05), serta jenis kelamin dengan sikap (p<0,05). Disimpulkan sikap anak panti asuhan terhadap pencegahan infeksi cacing usus tergolong baik dan jika akan memberikan edukasi maka perlu memperhatikan usia, tingkat pendidikan dan jenis kelamin.

Intestinal parasite infection, intestinal helminths for instance, remains a major problem in Indonesia. Intestinal helminths infection is regarded as a neglected tropical diseases and 800 million children are infected globally. Orphanage live in a densely populated place and are susceptible to intestinal helminths infection, thus it is necessary to know attitude and behavior of intestinal helminths infection.
The purpose of this study is to understand the relationship between Attitude and Behavior of Street Children about Soil Transmitted Helminths Infection Prevention and demographic characteristic. This study used analytic cross sectional design. Data were collected on June 10th 2012 in East Jakarta using a questionnaire consists of 13 questions about attitude and behavior of intestinal helminths infection prevention. The data collected were processed using SPSS for Mac version 20 program and Kruskal-Wallis, Mann-Whitney and Spearman statistic test.
The results showed that attitude and behavior scores are 20,2 and 29,1, respectively. Maximum score of attitude and behavior are 25 and 40, respectively. The results indicated that there is a relationship of gender, age, and education level with behavior (p<0,05), and also gender with attitude (p<0,05). It can be concluded that orphanage children attitude of intestinal helminths infection prevention is good meanwhile the behavior is poor and education methods should consider age, education level and gender.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fienda Ferani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat infeksi parasit usus pada anak-anak di sebuah panti asuhan yang terletak di Jakarta Timur pada tahun 2012. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional. Sejumlah 155 anak dijadikan sampel penelitian melalui sampel feses yang telah dikumpulkan. Data dan sampel tersebut diambil pada tanggal 10 Mei 2012. Spesimen yang telah terkumpul sejumlah 50, diperiksa di laboratorium melalui mikroskop dengan pewarnaan lugol 1 %. Hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian didata dengan komputer, lalu diolah menggunakan program SPSS versi 11.5. Data tersebut lalu dianalisis dengan uji Chi-square dan Fischer Exact.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa prevalensi infeksi parasit usus pada 50 anak Panti Asuhan X yang telah mengumpulkan pot feses adalah 16 (32%). Jumlah tersebut terbagi menjadi 13 (26%) B.hominis, 4 (8%) G.lamblia, 1 (2%) B.hominis + G.lamblia. Dengan demikian didapatkan hubungan bermakna pada prevalensi infeksi parasit usus dengan usia dan tingkat pendidikan (Chi-square, p<0,05), sementara tidak didapatkan hubungan bermakna pada prevalensi infeksi parasit usus dengan kedua jenis kelamin (Fischer, p>0,05). Disimpulkan bahwa prevalensi infeksi parasit usus pada anak panti asuhan di Jakarta Timur tahun 2012 berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan, namun tidak berhubungan dengan jenis kelamin.

This research was conducted to find the prevalance of intestinal parasitic infection on Children in an orphanage located in East Jakarta, in the year of 2012. The research design was done by using cross-sectional design. A number of 155 children was taken as a sample for the research by collecting their feces. The data and specimen were collected on 10th of May 2012. About 50 samples were examined in laboratory with microscope and lugol 1% staining. The results from the examination were processed with SPSS version 11.5. The result were then analyzed with Chi-square and Fischer Exact.
The result shows prevalence of the intestinal parasitic infection from the 50 children in Orphanage X examined 16 (32%) children, with the details of 13 (26%) B.hominis, 4 (8%) G.lamblia, and 1 (2%) B.hominis + G.lamblia infection. From the results, we could see a significant relation between the prevalence of intestinal parasitic infection with age and education level (Chi-square, p<0,05), while there were no significant relation between the prevalence of intestinal parasitic infection and gender (Fischer, p>0,05). It is concluded that the prevalence of intestinal parasitic infection related to age and education level, but not related with gender."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Satriyo Wibowo
"Salah satu strategi pemberantasan soil transmitted helminthes (STH) adalah dengan edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan STH terutama pada anak yang tinggal di lingkungan yang padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pencegahan STH dengan karakteristik demografi anak panti asuhan. Studi cross sectional dilakukan di panti asuhan X, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada tanggal 10 Juni 2012 dengan mengikutsertakan semua anak sebagai subyek penelitian. Subyek diminta mengisi kuesioner yang berisi delapan pertanyaan mengenai pencegahan STH. Data diolah dengan program SPSS versi 20 dan diuji dengan Kolmogorov Smirnov. Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak yang dijadikan subyek adalah 153 anak, usia 6-12 tahun 54,2%,13-15 tahun 37,3% dan > 16 tahun 2%; laki-laki 41,8%, perempuan 58,2%; pendidikan SD 52,3%, SMP 37,9% dan SMA (9,8%). Sebanyak 68% anak tidak memiliki pengalaman cacingan baik diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Anak yang mempunyai pengetahuan baik (3,3%), sedang (22,9%) dan pengetahuan kurang (73,9%). Uji Kolmogorov Smirnov menghasilkan p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan pencegahan STH dengan karakteristik demografi, yaitu, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman cacingan. Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai pencegahan STH tergolong kurang dan pengetahuan tersebut tidak berhubungan dengan karakteristik demografi anak di Panti Asuhan X, Jakarta Timur.

One strategy for combating soil transmitted helminthes (STH) is the health education improving knowledge of STH prevention, especially in children who live in crowded environments. This study aims to determine the relationship between knowledge level and characteristics in orphanage. Cross-sectional study conducted in an orphanage X, Lubang Buaya, East Jakarta on June 10, 2012 including all children as research subjects. Subjects were asked to fill questionnaire containing eight questions about STH prevention. The data were processed using SPSS version 20 and tested with the Kolmogorov Smirnov. The results show the number of children who are the subject is 153 children, age 6-12 years 54.2%, 13 to 15 years and 37.3%, > 16 years old 2%; male 41.8%, female 58.2%; primary education 52.3%, junior high school 37.9% and senior high school 9.8%. As many as 68% of children do not have experience of worm infection either themselves nor those around them. Children who have good knowledge (3.3%), moderate (22.9%) and lack of knowledge (73.9%). Kolmogorov Smirnov test produces p> 0.05, which means no significant difference between the knowledge level of STH prevention with demographics, such as, age, gender, education level, and experience of worm infection. In conclusion, knowledge level about the prevention of STH is not associated with children’s characteristics in the orphanage X, East Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kimberly Gabrielle Batanghari
"Prevalensi soil-transmitted helminthes (STH) tinggi di Indonesia, terutama di daerah padat penduduk dan berpenghasilan rendah. Pengetahuan tentang pencegahan infeksi STH adalah kunci penanggulangan masalah ini. Tujuan riset ini untuk mengetahui efektifitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan tentang pencegahan infeksi STH pada anak panti. Studi eksperimental ini dilakukan di panti asuhan kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Koleksi data dilakukan tanggal 10 Juni 2012 dimana anak panti asuhan diminta mengisi kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan. Kuesioner meliputi pertanyaan tentang pencegahan infeksi STH. Data diolah menggunakan program SPSS versi 11.5 dan diuji dengan chi square test dan marginal homogeneity. Hasil yang didapat sebagai berikut; Dari 142 anak, 59 (41,5%) laki-laki dan 83 (58,5%) perempuan berpartisipasi, 78 (54,9%) berpendidikan SD, 55 (38.7%) SMP dan 9 (6.4%) SMA. Tingkat pengetahuan respoden tidak berhubungan dengan karakteristik demografi (chi square, p>0,05). Sesudah penyuluhan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan sedang dan baik 33 (23,2%) menjadi 42 (29.6%) dan 1 (0.7%) menjadi 14 (9.9%). Tingkat pengetahuan buruk menurun dari 108 (76,1%) menjadi 86 (60,6%). Terdapat perbedaan bermakna pada Uji marginal homogeneity (p<0,001). Disimpulkan penyuluhan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan anak panti asuhan mengenai pencegahan STH.

Prevalence of soil-transmitted helminthes (STH) infection is high in Indonesia, especially amongst those who live in crowded, low-income areas. The knowledge of preventive measures towards STH infection, mainly A. lumbricoides and T. Trichuria could be the pivotal answer in reducing the spread of STH infections. The aim of this research is finding out the effectiveness of health education with the hopes of increasing the knowledge level of the subjects. This experimental study was conducted in an orphanage located in Lubang Buaya, East Jakarta on 10th of June 2012 by filling up questionnaires before and after health education was given. All subjects participated. Questionnaire contains questions pertaining preventive measures to avoid STH infections. Data was processed with SPSS version 11.5 and tested with chi- square test and marginal homogeneity. Collected information showed 59 (41.5%) male and 83 (58.5%) female participants. Of the 142 correspondents, 78 (54.9%) were in primary school, 55 (38.7%) in middle school and 9 (6.4%) in high school. Before and after health education showed an increase in knowledge levels for fair and good; from 33 (23.2%) to 42 (29.6%) and 1 (0.7%) to 14 (9.9%) respectively. Marginal homogeneity test showed a significant difference with p<0.001 between the orphans? knowledge level before and after health education. To conclude, health education for respondents was effective in increasing the knowledge level towards prevention of STH."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layung Jingga Atmadja
"Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan dan berkembang selama pasien dirawat d irumah sakit. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya keperawatan dapat dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya pengendalianin feksinosokomial menjadi tolak ukur mutu pelayanan suatu rumah sakit dan menjadi standar penilaian akreditasi. Berdasarkan data sekunder yang telah didapat, diketahui bahwa angka kejadian infeksinoso komial secara keseluruhan di RSUDXJ akarta tahun 2011 melebihi standar yang berlaku yaitu sebesar 11,54.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial di ruang rawat inap RSUDX Jakarta tahun2 012.Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif crosssectional. Seluruh data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat mempunyai perilaku yang positif dalam pencegahan infeksinoso komial diruang rawat inapUDX Jakarta. Dari ketiga faktor perilaku yaitu faktor predisposisi yang terdiri dari variabel pengetahuan dan sikap, faktor pemungkin yang terdiri dari variabel lingkungan fisik dan sarana, dan faktor penguat yang terdiri dari variabel motivasi dan Standard Operational Procedure(SOP). Variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku perawat dalam pencegahan infeksinosokomial di ruang rawat inap RSUDX Jakarta adalah riabel pengetahuan dengan p-value 0,010 dan variabel lingkungan fisik dengan p-value 0,005."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Fiorella Andani
"Penyakit cacingan yang disebabkan oleh A. lumbricoides masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Panti asuhan merupakan lingkungan tempat tinggal yang padat sehingga rentan terjadi infeksi dan penularan askariasis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai siklus hidup A. lumbricoides dan hubungannya dengan karakteristik demografi anak di Panti Asuhan X, Jakarta Timur pada tahun 2012.
Penelitian dilakukan menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 10 Juni 2012 dengan memberikan kuesioner berisi data demografi dan enam soal mengenai siklus hidup A. lumbricoides kepada responden (n=153) yang dipilih secara populasi total.
Hasil menunjukkan tingkat pengetahuan anak tergolong rendah (pengetahuan baik 0,7%; cukup 3,9%; kurang 95,4%) dan uji Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai p>0,05 pada setiap karakteristik demografi, sehingga disimpulkan tingkat pengetahuan anak tidak berhubungan dengan karakteristik demografi. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena anak di panti asuhan hidup dalam lingkungan dengan sumber informasi yang sama, sehingga pengetahuan yang dimiliki anak relatif sama. Dengan demikian, perlu dilakukan penyuluhan mengenai A. lumbricoides kepada seluruh anak di Panti Asuhan X, Jakarta Timur secara merata tanpa memandang karakteristik demografi.

Helminthiasis caused by A. lumbricoides remains a public health problem in Indonesia. An orphanage is a dense residential neighborhood, hence susceptible to infection and transmission of ascariasis. This research was conducted to determine the knowledge level of A. lumbricoides life cycle related to demographic characteristics of children in Orphanage X, East Jakarta in 2012.
The study design was cross-sectional. The data were taken on June 10, 2012 by handing out questionnaires containing demographic data and six questions about A. lumbricoides life cycle to the respondents (n=153) whom were selected by total population.
The results revealed, the knowledge level of the orphans was classified as poor (good knowledge 0,7%; fair 3,9%; poor 95,4%) and Kolmogorov-Smirnov test produced p>0,05 on every demographic characteristic, therefore concluded that the knowledge level was not related to demographic characteristics. This is likely due to children in orphanages living in an environment with the same resources, thus the knowledge among children are relatively the same. Accordingly, health promotions about A. lumbricoides need to be held for all children in Orphanage X, East Jakarta evenly regardless of demographic characteristics."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Widoretno
"Pencegahan infeksi merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi dari pasien ke tenaga kesehatan dan sebaliknya, sehingga perpindahan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi dapat dihilangkan. Bidan merupakan profesi tenaga kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) . Dalam melaksanakan tindakan pertolongan persalinan, bidan selalu terpapar dengan darah dan cairan tubuh pasien yang meningkatkan risiko tertular penyakit, sehingga perlu melakukan prosedur pencegahan infeksi dengan benar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi oleh bidan di kabupaten Lampung Timur tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan besar sampel 152 orang.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa bidan yang melakukan pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan hanya sebesar 32,2%. Ada hubungan antara sikap dan motivasi dengan perilaku pencegahan infeksi ( p < 0,005), serta tidak ada hubungan antara pengetahuan, pelatihan dan pengawasan dengan perilaku pencegahan infeksi (p > 0,005).
Disarankan memberikan sosialisasi tentang keselamatan kerja dan pentingnya pelaksanaan pencegahan infeksi untuk mengubah sikap bidan yang negatif terhadap pencegahan infeksi. serta untuk menumbuhkan motivasi yang positif dari bidan perlu perhatian dari dinas kesehatan maupun dari organisasi dengan menimbulkan kepuasan kerja, memberikan penghargaan atas prestasi kerja dan kesempatan meningkatkan karir bagi yang berprestasi.

Prevention of infection is an act to prevent the occurrence of infectious disease transmission from patient to health worker and otherwise, so that the transfer of microorganisms that can cause infection can be eliminated. Midwives are health professionals who have an important role in the decline in maternal mortality rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). In implementing the measures help labor, the midwife is always exposed to blood and body fluids of patients increases the risk of contracting the disease, so it needs to perform properly the infection prevention procedures.
Objektive of this research is analysis behavior in executing prevention procedure of infection by midwife in Lampung Timur district the year 2012. Research design applied is cross sectional with sample amount 152.
Result of this research showed that midwife doing prevention of infection when doing help of copy only equal to 32,2%. There is relation between attitude and motivation with behavior of prevention of infection ( p < 0,005), and there is no relation between knowledge, training and observation with behavior of prevention of infection ( p > 0,005).
Suggested gives socialization about working safety and the importance of execution of prevention of infection to sing different tune negative midwife to prevention of infection and grow motivation which are positive from midwife needs attention from on duty health nor organizational by generating job satisfaction, gives appreciation to labour capacity and opportunity increases career for having achievement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Merry Antarina
"Salah satu penyakit/infeksi yang harus dideteksi selama kehamilan adalah infeksi HIV pada ibu karena berpotensi tertular pada bayi yang akan dilahirkannya yaitu sekitar 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil mengenai tes HIV di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Tahun 2012.
Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan potong lintang dengan populasi 16.428 ibu hamil. Dalam penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan adalah metode accidental sampling sehingga didapat sampel sebanyak 100 ibu hamil. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa perilaku ibu hamil yang melakukan tes HIV sebanyak 15 orang (15%).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan, sikap, pengetahuan, ketersediaan sarana dan prasarana, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan), tampaknya yang ada hubungan atau bermakna secara statistik adalah dukungan petugas kesehatan dengan nilai p = 0,038.

One of the diseases or infections that must be detected during pregnancy is HIV infection in Pregnant Mother, since it potentially infected at birth to the baby to be around 30%. This study aimed to investigate the characteristic, knowledge, attitude and behavior of pregnant mothers regarding HIV Test at East Jakarta District Health Department in 2012.
This research is quantitative cross-sectional research among population of 16.428 pregnant mothers. In this study, the sampling technique used is accidental sampling method in order to get a sample of 100 pregnant mothers. This study found that the behavior of pregnant mother conducting test for HIV as many as 15 people (15%).
The results of this study showed that of all the independent variables (age, education, occupation, attitudes, knowledge, availability of facilities and infrastructure, families support and health workers support), seem likely that health workers support variable, with p value = 0.038 is the only variable that proved statistically significant with the dependent variable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Setiadi
"Trikuriasis memiliki angka prevalensi tinggi terutama pada anak-anak, karena seringnya kontak dengan tanah dan rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan. Di Jakarta Timur, terdapat panti asuhan yang menampung banyak anak dengan kebersihan yang kurang sehingga rentan mengalami cacingan dan perlu diberikan edukasi. Edukasi yang tepat bergantung tingkat pengetahuan yang sudah dimiliki dan karakteristik demografi anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai trikuriasis dengan karakteristik demografi anak panti asuhan di Jakarta Timur tahun 2012, menggunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data di Jakarta pada tanggal 10 Juni 2012 dengan cara pengisian kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai morfologi, gejala dan siklus hidup T.trichiura. Kuesioner diberikan kepada semua anak yang hadir (n=153) dan semua kuesioner terisi lengkap sehingga semua kuesioner diproses. Data kemudian diolah dengan program SPSS versi 20 dan dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Hasilnya menunjukkan anak yang memiliki tingkat pengetahuan baik 3 orang (2%,) cukup 34 orang (22,2%) dan rendah 116 orang (75,8%). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik demografi yaitu umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan (p>0,05). Disimpulkan tingat pengetahuan mengenai trikuriasis tidak berhubungan dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan. Dengan demikian edukasi mengenai Trikuriasis dapat dilakukan pada semua anak panti asuhan tanpa memandang karakteristik demografi.

Trichuriasis has high prevalence especially in children, due to frequent contact with the ground and the lack of awareness to maintain hygiene. In East Jakarta, there is an orphanage that housed many children with poor hygiene, so become susceptible to get helminthiasis and need to educated. Appropriate education dependent by prior knowledge and demographic characteristics. The purpose of this study to determine knowledge level about trichuriasis and relation to the characteristics of students in East Jakarta orphanage in 2012. This study using a cross-sectional design. Data retrieve in Jakarta on June 10, 2012 by distributing questionnaires about morphology, life cycle and symptoms T.trichiura. Questionnaires were administered to all children (n = 153) and all the questionnaires fill completely, so all questionnaires are processed. Then processed with SPSS version 20 and analyzed using Kolmogorov-Smirnov test. The study show that 2% respondent had good knowledge, 22.2% had fair knowledge and 75.8% had poor knowledge. There were no significant difference (p> 0,05) between the level of knowledge with demographic characteristics (age, gender, and educational level). Therefore, level of knowledge about trichuriasis not associated with age, gender, and level of education. Thus education about Trichuriasis can be done to all orphans regardless of characteristics."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Maulana
"Penyakit jantung koroner adalah penyakit dengan risiko multifaktorial. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok dewasa dan remaja di Jakarta Timur agar kedepannya dapat dijadikan pedoman untuk upaya pencegahan penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional analitik yang dilakukan pada kelompok dewasa dan remaja di Jakarta Timur dengan jumlah total sampel sebanyak 110 orang yang terdiri atas 55 orang remaja dan 55 orang dewasa. Sampel penelitian adalah 24 laki-laki dan 31 perempuan pada kelompok remaja serta 26 laki-laki dan 29 perempuan pada kelompok dewasa Data penelitian diambil dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sebelum dilakukan pengambilan data. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan rerata usia kelompok dewasa dan remaja adalah 39,69 dan 17,02 tahun. Pada kelompok dewasa dengan pengetahuan kurang hanya sebanyak 32,7%. Hasil yang diperoleh pada kelompok remaja jauh dibawah dewasa yaitu sebanyak 46,2% memiliki pengetahuan kurang. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa pada kelompok dewasa, pengetahuan dan sikap tidak berhubungan dengan perilaku dengan nilai p masing-masing adala 0,346 dan 0,927. Pada kelompok remaja, pengetahuan dan sikap juga tidak berhubungan dengan perilaku dengan nilai p masing-masing adalah 0,997 dan 1,000. Dengan demikian, perlu adanya upaya perbaikan dengan fokus utama pada pengetahuan dewasa dan remaja serta perilaku remaja.

Coronary heart disease is major health problems nowadays which has multifactorial risk related to it. Thus this research goal to study the level of knowledge, attitude and practice of adolescents and adults towards coronary heart disease in East Jakarta for future implementation of its result on prevention of coronary heart disease. A questionnaire-based survey which has been tested for its reliability and validity was carried out with 55 adolescents and 55 adults, selected randomly from population in East Jakarta as research subject. There were 26 men and 29 women in the adults group while in adolescents group there were 24 men and 31 women which participated in this research. The mean scores of the adults age were 39,69 while for the adolescents group were 17,02. The results showed that 46,2% adolescent group with poor knowledge. While in adults groups showed better result with 32,7% with poor knowledge. In adults group, the level of knowledge and attitude is not correlated to the level of practice. Same result were also seen in adolescents group where the level of knowledge and attitude did not correlate to the level of practice. In conclusion, improving knowledge and practice of adults and adolescents is necessary because low percentage was seen in each group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>