Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165131 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ainun Najibah Bhaskara
"Penelitian ini bertolak dari adanya kebutuhan akan pemahaman tentang goal orientation yang dimiliki oleh peserta didik kursus bahasa lnggris dan hubungan goal orienzarion dengan prestasi belajar. Tingginya minat masyarakat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lnggris dapat dilihat dari banyaknya anggota masyarakat yang mengikuti kursus di berbagai lembaga bahasa yang ada, khususnya di kota Jakarta.
Selain motivasi, seseorang yang ikut bahasa lnggris juga mernbutuhkan waktu dan dana khusus. Biasanya faktor dana inilah yang kerap menjadi hambatan bagi seseorang untuk ikut kursus bahasa lnggris di suatu lembaga bahasa, sehingga mereka yang dapat mengikuti kursus seyogyanya benar-benar memanfaatkan dan menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Namun demikian, menurut pengamatan peneliti, masih banyak peserta didik kursus bahasa lnggris di LBPP-LIA Kelapa Gading yang tampak tidak menggunakan kesempatan yang mereka miliki_ Dalam Syah (1997) disebutkan beberapa faktor psikologis yang dianggap memberi pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik, salah satunya adalah motivasi. Adapun goal yang dimiliki oleh seseorang dapat memotivasi untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya dalam belajar. Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa goal orientation penting unmk diteliti karena diduga memiliki hubungan dengan prestasi belajar seseorang. Selain itu, peserta didik di LBPP-LIA terdiri dari berbagai macam status (pekerjaan) yaitu antara lain pelajar SLTA, mahasiswa dan karyawan, sehingga peneliti pun ingin pula rnengetahui bagaimana goal orientation dan prestasi belajar bahasa lnggris yang dimiliki mereka.
Penelitian dilakukan terhadap peserta didik kursus bahasa lnggris di LBPP-LIA Kelapa Gading program General English (Basic l-4 dan Intermediate I-4) dan English for Special Purposes (CV starter, CV l-4). Sampel berjumlah 120 orang yang di peroleh dengan teknik purposive dan simple random sampling. Data tentang prestasi belajar peserta didik menggunakan nilai written test yang diberikan setiap akhir term- Adapun data tentang goal orientation diperoleh dari kusioner goal orientation yang disusun oleh peneliti. Analisis data dilakukan dengan ANOVA dan Pearson Product Moment, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan memanfaatkan program SPSS (Statistic Package for Social Science).
Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya satu hipotesis penelitian yang diterima yaitu ada perbedaan yang signinikan mengenai work-avoidant goal orientation yang dimiliki peserta didik yang berstatus belajar SLTA, mahasiswa dan karyawan Pelajar SLTA menjadi kelompok yang memiliki skor work-avoidant goal orientation tertinggi dibanding clua kelornpok lainnya. Artinya, sebagian besar pelajar SLTA tidak termotivasi untuk mengikuti kursus bahasa Inggris. Untuk penelitian Iebih lanjut disarankan agar melakukan penelitian di beberapa cabang lembaga bahasa namun masih di bawah satu yayasan. Cara pengambilan sampel penelitian hendaknya menggunakan satu teknik yang sama, dan jurnlah sampel yang diambil hendaknya lebih besar Iagi sehingga hasilnya lebih dapat menggambarkan populasi. Selain itu level sampel juga seyogyanya sama untuk seluruh kelompok status. Dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk mempersingkat instrumen penelitian dengan Cara mengurangi jumlah item pemyataan di tiap-tiap bagian goal orientation yang dirasa tumpang tindih. Hendaknya dalam penelitian Iebih lanjut dimasukkan faktor kecerdasan sebagai variabel pengontrol karena faktor kecerdasan memiliki peran terhadap prestasi belajar seseorang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulansari
"Program pengajaran intensif diartikan sebagai program bimbingan belajar
yang diarahkan pada tujuan khusus dan dilaksanakan selama kurun waktu
tertentu. Sebagai salah satu bentuk bimbingan belajar yang memiliki tujuan
khusus yaitu tercapainya kesiapan dalam menghadapi ebtanas, program
pengajaran intensif lebih menekankan pada pembahasan soal-soal latihan ebtanas
dengan menggunakan berbagai jenis soal ebtanas yang pernah diselenggarakan.
Ciri khas dari pengajaran intensif yang berbeda dengan bimbingan belajar
menjadlkan pihak penyelenggara harus memiliki kiat-kiat khusus membahas
penyelesaian soal akan seringkali menimbulkan kejenuhan dalam diri peserta
terutama pada pelajaran yang bersifat hafalan.
Siswa sendiri sebagai peserta program pengajaran intensif dapat memilih
keikutsertaannya baik melalui program yang diadakan oleh sekolahnya, maupun
yang diselenggarakan oleh lembaga bimhingan belajar di luar sekolah. Pada
dasarnya siswa yang mengikuti program pengajaran intensif baik diluar sekoiah
maupun dalam lingkungan sekolah, memiliki alasan yang berbeda-beda dalam
proses keikutsertaanya. Hal ini akan mempengaruhi partisipasi aktif siswa
terhadap kegiatan tersebut. Dalam diri siswa yang akan menghadapi ebtanas
memiliki bentuk orientasi sasaran (goal orienlarion) dan self-ejicacy yang
berbeda, sehingga setiap siswa akan memiliki strategi dan cara pandang yang
berbeda terhadap program pengajaran intensif terscbut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan orientasi sasaran
(goal orientation) dan self-efficacy dengan prestasi belajar pada siswa peserta dan
non peserta program pengajaran intensif di sekolah. Penelitian ini khusus melihat
program pengajaran lntensif yang diberikan oleh sekolah karena beberapa tahun
belakangan ini program tersebut menjadi semacam program tahunan yang khusus
diberikan dalam rangka persiapan ebtanas. Siswa yang mejadi subjek penelitian
merupakan siswa yang berasal dad SLTP Negeri 73 dan SLTP Negeri 155, karena
pada kedua sekolah yang berlokasi di Jakarta Selatan tersebut tidak mewajibkan
siswanya untuk ikut dalam program pengajaran intensif di sekolah. Dengan
demikian pada kedua sekolah sekaligus ada siswa peserta dan non peserta
program pengajaran intensif di sekolah
Bentuk orientasi sasaran (goal orientation) seperti yang terdapat dalam
penelitian Ames & Archer (1988) memiliki dua bentuk yaitu mastery goal dan
pergfonnance goal Kedua bentuk orientasi sasaran (goal orientation) tersebut
akan dilihat pada siswa yang memiliki sasaran mastery akan berbeda dengan
siswa yang memiliki sasaran performance dalam memandang suatu tugas.
Penelitian ini berusaha mengungkap perbedaan bentuk orientasi sasaran (goal orientation) pada siswa peserta dan non peserta program pengajaran intensif dan
kaitannya dengan prestasi belajar yang akan ditampilkan mereka
Selain bentuk orientasi sasaran (goal orientation) siswa, penelitian ini juga ingin melihat perbedaan self-efficacy dan hubungannya dengan orientasi sasaran
(goal orientation) yang dimiliki siswa, serta kaitan keduanya dengan prestasi
belajar siswa. Self-efficacy yang digunakan dalam penelitian mengacu pada
penelitian Wood & Locke?s (1987) yang melihat self-efficacy pada aspek dalam
kinerja akademik kelas yaitu keyakinan terhadap konsentrasi kelas, ingatan,
pemahaman, penjelasan, membedakan konsep dan membuat kesimpulan
Alat ukur penelitian ini adalah skala orientasi sasaran (goal orientation)
yang terdiri dari sembilan aspek definisi sasaran dan skala self-efficacy. Alat ukur
telah melalui proses uji coba alat sebelum diberikan pada subjek penelitian di
kedua sekolah Dari kedua skala tersebut didapat hasil dari masing.masing bentuk
orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy yang pada akhimya
dihubungkan dengan nilai prestasi belajar siswa dalam bentuk NEM
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada perbedaan antara orientasi
sasaran (goal orientation), self-efficacy, dan prestasi belajar antara siswa pescrta
dan non peserta program pengajaran intensif di sekolah. Selain itu juga tidak
terlihat adanya hubungan antara orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy siswa dengan prastasi belajarnya, baik pada siswa peserta maupun non
peserta program pengajaran intensif di sekolah. Hasil penelitian juga
memperlihatkan adanya hubungan antara mastery goal dengan performance goal
dan self-efficacy pada siswa peserta pengajaran intensif di sekolah, namun tidak
terlihat hubungan antara mastery goal dan performance goal dengan self-efficacy
pada siswa non peserta program pengajaran intensif di sekolah Pada kedua
kelompok tidak memperlihatkan adanya peranan orientasi sasaran (goal
orientation) dan self-efficacy terhadap prestasi belajar siswa.
Pada penelitian lebih lanjut, disarankan agar mengadakan pengontrolan
yang ketat terhadap taraf kecerdasan siswa dan faktor sosial ekonomi siswa karena
prestasi belajar memiliki keterkaitan dengan kedua hal tersebut. Selain itu
disarankan untuk menggunakan disain penelitian pretest-posttest untuk
memperoleh gambaran mengenai bentuk dan hubungan orientasi sasaran (goal orientation) dan self-efficacy dengan prestasi belajar pada siswa peserta dan non
peserta program pengajaran intensif di sekolah sebelum dan setelah mengikuti
program pengajaran intensif Kemudian membandingkan kedua bentuk orientasi
sasaran (goal orientation) dan .self-efficacy serta prestasi belajar pada siswa
peserta dan non peserta program pengajaran intensif di sekolah
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Dewi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh story mapping terhadap peningkatan hasil belajar membaca dan menulis peserta didik SMP, dengan desain penelitian yang termasuk kedalam penelitian semu (quasi experiment). Untuk mengukur apakah ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik antara kelas yang diajarkan dengan teknik story mapping dan kelas yang tidak diajarkan dengan teknik tersebut. Data penelitian dianalisis menggunakan pengujian N-gain (Normalized Gain), dan uji hipotesis menggunakan uji t (t-test). Hasil N-gain yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan teknik story mapping efektif dalam meningkatkan hasil belajar membaca dan menulis dengan ukuran efek (effect size) pada klasifikasi yang tinggi. Sementara hasil t-test yang diperoleh terhadap hasil belajar membaca dan menulis adalah t-hitung > t-tabel. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang berarti H0 ditolak, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar membaca dan hasil belajar menulis peserta didik pada kelas eksperimen yang diterapkan teknik story mapping,yang lebih baik dari pada hasil belajar peserta didik di kelas kontrol tanpa menggunakan teknik tersebut."
Tangerang: LPPM Universitas Terbuka, 2018
370 JPE 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradaniasari Dewi Safitri
"Kecurangan akademik merupakan fenomena yang masih terjadi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan achievement goal dan identitas moral dengan kecurangan akademik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada peserta didik SMA dengan rentang usia 15-18 tahun yang melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Indonesia (N = 296). Penelitian dilaksanakan secara daring menggunakan alat ukur Patterns of Learning Adaptive Survey (PALS) dari Midgley et. al. (2000), Moral Identity Questionnaire (MIQ) dari Black dan Reynolds (2016), dan Kuesioner Kecurangan Akademik dari Septiana (2016). Hasil penelitian menunjukan bahwa achievement goal dimensi mastery goal memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = -0,12, p<0,05), dimensi performance-approach goal tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = 0,04, p>0,05) dan dimensi performance-avoidance goal juga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = 0,09, p>0,05). Untuk identitas moral memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kecurangan akademik (r = -0,37, p<0,01). Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi mastery-goal pada peserta didik SMA, semakin rendah kecenderungan untuk melakukan kecurangan akademik dan semakin tinggi identitas moral yang dimiliki, semakin rendah kecenderungan melakukan kecurangan akademik. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya dijabarkan.

Academic cheating is a phenomenon where it still happened in today’s education. This research aims to determine the relationship between achievement goal and moral identity with academic cheating. This research is quantitative research conducted on high school students aged 15-18 years who carry out distance learning (PJJ) in Indonesia (N = 296). The research was conducted online using the Patterns of Learning Adaptive Survey (PALS) by Midgley et. al. (2000), Moral Identity Questionnaire (MIQ) by Black and Reynolds (2016), and Academic Cheating Questionnaire by Septiana (2016). The results show there is significant negative relationship between mastery goal dimension of achievement goals and academic cheating (r = -0,12, p<0,05), the performance-approach goal dimension does not have a significant relationship with academic cheating (r = 0,04, p>0,05) and the performance-avoidance goal dimension also did not have a significant relationship with academic cheating (r = 0,09, p>0,05). Moral identity has a negative and significant relationship with academic cheating (r = - 0.37, p<0,01). The research results show the higher the mastery-goal of high school students, the lower the tendency to commit academic cheating and the higher the moral identity they have, the lower the tendency to commit academic cheating. Discussion and suggestion for future research are explained."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiawan
"This thesis aims to portray students' attitude toward bahasa Indonesia and English. In addition it tries to find out their motivation in studying those two subjects. Therefore, some hypotheses were proposed. The objects of this research were senior high school students in Bandarlampung. 109 students were taken to be the samples. The data were collected through questionnaires which consist of 56 questions of attitude aspect and 43 questions for motivation aspect. Likert scale was used to measure those two aspects. The data collected were then analyzed by using product moment to see the correlation between attitude and motivation with student's achievement. Simple regression was applied to seek the influence of attitude and motivation toward bahasa Indonesia and English subjects. To sum tip toward bahasa Indonesia students have favourable feeling as well as toward English. I lowever, they have low motivation of learning toward those two languages. Language attitude as well as motivation of learning influence the achievement on bahasa Indonesia and English subjects. The higher the score of language attitude the higher the achievement on bahasa Indonesia and Engslih subjects will be ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T24281
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Tri Wardhani
"ABSTRAK
Motivasi merupakan salah satu unsur penting dalam tercapainya sebuah tujuan
proses belajar. Dalam bidang pendidikan, dikenal teori Goa/ Orientation (GO) untuk
menggambarkan performa dan bagaimana anak belajar menghadapi tugas-tugas
akademik di dalam situasi sekolah. GO dapat berupa keinginan untuk bisa
memahami dan menguasai materi pelajaran yang diberikan, yang disebut dengan
task involved atau berupa keinginan untuk tampil baik dan mendapatkan
penghargaan dari orang lain, yang disebut dengan ego involved. Selain faktor
internal, GO juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain lingkungan
rumah dan lingkungan sekolah. Dalam kaitannya dengan sekolah, metode
pengajaran yang diterapkan di kelas dapat menjadi salah satu faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi GO, karena metode pengajaran mempengaruhi
bagaimana guru memberikan materi dan bagaimana situasi dalam kelas itu
berlangsung. Di dalam penelitian ini, metode pengajaran dibagi menjadi belajar
aktif dan belajar pasif. Belajar aktif adalah metode pengajaran yang memberikan
peluang kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan belajar pasif adalah
metode pengajaran yang menempatkan siswa pada peran yang pasif di dalam
proses belajarnya di kelas. Selanjutnya penelitian ini diadakan untuk melihat ada
tidaknya perbedaan GO yang signifikan pada siswa sekolah dasar (SD) yang
mendapatkan metode pengajaran belajar aktif dan belajar pasif.
Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang
mengukur GO dan diberikan pada dua kelompok subyek, yaitu kelompok belajar
aktif dan belajar pasif. Peneliti menggunakan 44 siswa sekolah dasar Islam (SDI)
Pondok Duta sebagai subyek yang mewakili kelompok belajar pasif dan 34 siswa
SDI Terpadu Fajar Hidayah yang mewakili kelompok belajar aktif. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Seluruh subyek
memiliki rentang usia 10-12 tahun atau kelas tinggi SD dimana pada usia tersebut
siswa memiliki GO yang lebih stabil dibandingkan kelas rendah sehingga sudah
dapat dilakukan pengukuran terhadap GO. Perhitungan reliabilitas alat dan T-fesf
dalam penelitian menggunakan program SPSS 10.0.1 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan GO baik task involved maupun
ego involved yang signifikan antara kelompok belajar aktif dan belajar pasif.
Selanjutnya, skor rata-rata dari kedua kelompok menunjukkan bahwa siswa pada
kelompok belajar aktif memiliki skor GO task involved yang lebih tinggi daripada siswa pada kelompok belajar pasif. Hal ini berarti siswa pada kelompok belajar aktif
cenderung memiliki GO task involved daripada kelompok belajar pasif. Sebaliknya,
siswa pada kelompok belajar pasif memiliki skor GO ego involved yang lebih tinggi
daripada siswa pada kelompok belajar aktif. Hal ini berarti siswa pada kelompok
belajar pasif cenderung memiliki GO ego involved daripada kelompok belajar aktif.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran mungkin
menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi GO siswa. Meskipun demikian,
hasil yang diperoleh belum tentu menggambarkan hubungan sebab akibat. Artinya
perbedaan GO yang signifikan antara kedua kelompok tidak benar-benar mutlak
menggambarkan bahwa metode pengajaranlah yang mempengaruhi GO. Hal ini
disebabkan karena penelitian ini bukanlah penelitian eksperimental yang dapat
memastikan hubungan sebab akibat antar variabel penelitian.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan memperhatikan penggunaan bahasa yang
lebih sederhana dan mudah dipahami mengingat subyek adalah siswa SO. Selain
itu, penggunaan sampel yang lebih banyak diperlugan untuk hasil yang lebih baik.
Secara aplikatif, hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak
sekolah maupun guru untuk menggunakan metode pengajaran belajar aktif
sebagai sarana mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik."
2002
S3094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Amalina
"Sejak adanya pandemi, Indonesia menerapkan sistem Belajar Dari Rumah (BDR) yang juga tidak terlepas dari isu kecurangan akademik. Penelitian bertujuan untuk melihat peran dari tipe achievement goal orientation dan norma subjektif dalam memprediksi kecurangan akademik selama BDR. Partisipan penelitian adalah peserta didik jenjang pendidikan menengah atas yang melaksanakan BDR (n=183). Hasil menunjukkan bahwa tipe achievement goal orientation dan norma subjektif secara bersamaan memprediksi kecurangan akademik (R2 = 0,31, F(5,18) = 15,76, p < 0,05). Meskpun demikian, jika dilihat masing-masing, hanya norma subjektif yang berperan signifikan dalam memprediksi kecurangan akademik (β=0,50, p<0,05). Implikasi dari penelitian akan didiskusikan.

Due to pandemic, Indonesian students are instructed to do Study From Home (SFH), which leads to academic dishonesty issue. This study investigated the role of achievement goal orientation and subjective norms to predict academic dishonesty. Participants of this study were high school students (n=183) who do SFH. The result showed that both if the type of achievement goal orientations and subjective norms altogether significantly predict academic dishonest (R2 = 0,31, F(5,18) = 15,76, p < 0,05). However, only subjective norms that have significant role to predict academic dishonesty (β=0,50, p<0,05). The implication of the result will be discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syamsuddin
"Akademi Keperawatan sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di lingkungan Departemen Kesehatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan peserta didik Akademi Keperawatan menjadi perawat profesional pemula melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar peserta didik yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka dimasa mendatang sebagai perawat. Permasalahan yang terjadi di Akper Depkes Banda Aceh adalah adanya kesenjangan IP diantara peserta didik terutama antara peserta didik kelas khusus dengan peserta didik regular. Adanya kesenjangan IP di antara peserta didik ini mendorong peneliti untuk menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan kesenjangan prestasi belajar peserta didik Akademi Keperawatan Banda Aceh. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang variabel-variabel yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik Akper Depkes Banda Aceh tahun 1999.
Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah Cross Sectional. Populasi dan sampel penelitian adalah peserta didik Tingkat III (semester V dan VI) Akademi Keperawatan Departemen Kesehatan Banda Aceh tahun akademik 1998/1999 yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir yang seluruhnya berjumlah 110 peserta didik.
Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang berisi semua variabel dalam penelitian. Pengolahan dan analisa data baik univariat, bivariat maupun multivariat dilakukan secara statistik.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa indeks prestasi peserta didik kelas regular lebih tinggi daripada indeks prestasi kelas khusus. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik kai kuadrat (x2) menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, umur ijazah, jenis kelas, dan nilai masuk Akper mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap prestasi belajar, sedangkan variabel motivasi belajar tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik dengan prestasi belajar peserta didik. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa jenis kelamin dan jenis kelas secara bersama-sama mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan prestasi belajar peserta didik.
Saran yang dapat peneliti berikan dari hasil penelitian ini adalah:
1) bagi Akper Depkes Banda Aceh agar lebih memberikan perhatian yang lebih tinggi kepada peserta didik kelas khusus dan peserta didik laki-laki, serta menetapkan batas umur calon peserta didik yang bisa diterima sebagai peserta didik;
2) bagi Kanwil Depkes seharusnya menetapkan aturan bahwa yang boleh mendaftar sebagai calon peserta didik adalah staf yang berusia di bawah 35 tahun;
3) bagi peneliti lain untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar peserta didik.

The Factors Related to the Study Achievement Index of Students of Nursing Academy of Department of Health - Banda Aceh, 1999Nursing Academy is one of the education institutes under the Department of Health, having a strategic role to educate students of Nursing Academy to become beginner professional nurses through a studying and teaching process. The success of study is indicated in Study Achievement Index, will picture their capability to become professional nurses in the future. The problem faced by the Nursing Academy - Department of Health, Banda Aceh that there is a gap of Study Achievement Index between the students of regular and special classes. Due to the gap of Study Achievement Index between those students, it encourages the writer to analyze several factors, which related to the gap of study achievement among the Nursing Academy students - Banda Aceh. The final aim of research is to get some information on variables which influence study achievement of students in Nursing Academy - Department of Health, Banda Aceh, 1999.
The design of research used in this study is Crass Sectional. Populations and Samples research are the Third Grade Students (semester V and VI) from Nursing Academy, Department of Health - Banda Aceh the year study of 199811999 who have fulfilled the condition to take final examination, totaling 110 students.
The quantitative data collected through questionnaires, which consist of all variables in the research. The processed and analyzed data univariat, bivariat as well as multivariat are done statistically.
The results of univariat analysis showing that study achievement index of regular class are higher than those from special class. The result of bivariat analysis by using statistical test of (X2) showing that age, sex, year of certificate, class type, and entrance Point of Nursing Academy have significant statistical correlation with achievement of study, meanwhile variable of motivation study do not show statistical correlation with achievement study of students. The result of multivariate showed that sex and type of class have significant statistical correlation with achievement of study of students.
Suggestions given based on the result of this research are:
1. Nursing Academy, Department of Health - Banda Aceh should pay more attention to students of special class and male students;
2. Regional Office of Department of Health should make regulation that for those who can enroll to be students are staff under the age of 35 year old;
3. Suggested to other researcher in order to study further other factors that have correlation with achievement study of students."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T8011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Primana
"Para pendidik yang berkecimpung dalam bidang ilmu Fisika mengeluhkan rendahnya minat para peserta didik terhadap mata pelajaran Fisika. Data peminat jurusan Fisika di berbagai Universitas menunjukkan rendahnya animo calon mahasiswa terhadap ilmu Fisika dibandingkan dengan bidang ilmu alam lainnya seperti matematika, bioiogi dan kimia. Fakta-fakta yang ada mengungkapkan bahwa mata pelajaran Fisika di sekolah kurang menarik karena terlalu sulit, tidak mudah dimengerti, dan terlalu abstrak. Karena dirasakan terlalu sulit dan tidak mudah untuk dimengerti, para peserta didik sudah merasa tidak yakin akan kemampuannya dalam memahami ilmu Fisika sebelum mereka mencoba atau berusaha untuk mengerti ilmu Fisika tersebut. Melalui penelitian ini penulis berupaya mengungkap minat terhadap Fisika dan keyakinan peserta didik akan kemampuannya (self-efftcacy) dalam mata pelajaran Fisika serta hubungannya dengan prcstasi mereka dalam mata pelajaran tersebut. Oleh Bandura (1986), self-efficacy didefinisikan sebagai penilaian seseorang terhadap kemampuannya dalam mengorganisasikan dan melakukan suatu tindakan yang diinginkan untuk meraih suatu kinerja yang direncanakan. Sedangkan minat oleh Schiefele dan kawan-kawan (1992, dalam Koller, Schnabel dan Baumert, 2000) didefisinikan sebagai hubungan individu dengan objek disekelilingnya yang mana hubungan tersebut ditentukan oleh adanya nilai-nilai yang dianggap bermanfaat dan adanya emosi positif yang menyertaainya. Dalam penelitian ini, faktor inteligensi yang diasumsikan berpengaruh dalam prestasi, digunakan sebagai variabel control. Selain itu, dikaji pula perbedaan jender antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek. Penelitian dilakukan terhadap 214 peserta didik laki-laki dan perempuan kelas III SLTP Negeri 40 Jakarta Pusat, yang telah menekuni mata pelajaran Fisika selama lebih dari dua tahun. Alat pengumpul data adalah ?Skala Minat Terhadap Fisika', 'Skala Self-efficacy', dan 'Skala Aspek Ekstemal' (kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar Fisika). Korelasi parsial, analisis regresi, dan uji-t adalah teknik statistik utama yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa minat terhadap Fisika para peserta didik cenderung rendah, begitu pula dengan self-fefficacy mereka terhadap mata pelajaran Fisika. Ditemukan adanya korelasi antara self-efficacy para peserta didik dengan prestasi pada mata pelajaran Fisika. Sedangkan minat terhadap Fisika tidak berkorelasi dengan prestasi yang diperoleh peserta didik dalarn mata pelajaran Fisika.
Dari sejumlah variabel bebas yang diikutsertakan dalam penelitian, yaitu sel-fefficacy, minat terhadap Fisika, prestasi mata pelajaran fisika, aspek ekstemal {kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar mata pelajarnn Fisika) dan prestasi mata pelajaran Matematika, ditemukan bahwa aspek eksternal (kualitas guru dan sarana-prasarana penunjang belajar Fisika), prestasi pada mata pelajaran Matemarika, dan minat terhadap Fisika memberikan sumbangan yang terbesar terhadap keberhasilan belajar para peserta didik dalam mata pelajaran Fisika. Hasil analisis perbedaan jender mengungkapkan bahwa ditemukan tidak adanya perbedaan prestasi pada mata pelajaran Fisika antara peserta didik laki laki maupun perempuan.
Sedangkan dalam hal minat, tidak ditemukan adanya perbedaan minat
terhadap Fisika antara laki-laki dan perempuan. Untuk memperbaiki dan meningkatkan self-efficacy dalam mata pelajaran Fisika dan minat terhadap Fisika peserta didik, maka penguasaan mata pelajaran Matematika, minat terhadap Fisika dan kualitas guru serta sarana prasarana penunjang belajar Fisika perlu mendapat perhatian utama para pendidik, karena aspek-aspek tersebut membcrikan sumbangannya yang terbesar terhadap keberhasilan belajar Fisika. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mengadakan perbaikan instrumen ?Skala Self-efficacy? dan ?Skala Minat Terhadap Fisika? agar lebih akurat dalam menerjemahkan sampel tingkah laku. Selain itu, untuk mendapatkan hasil yang layak untuk keperluan generalisasi hendaknya penelitian juga dilakukan di beberapa sekolah di berbagai wilayah Jakarta.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T33638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>