Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120080 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah
"ABSTRAK
Untuk menghadapi persaingan yang semakin bcmt, scbuah rumah sakit harus
dapat mencmpatkan oricntasi kepuasan sebagai tujuan utama. Dengan demikian
kinerja karyawan rumah sakit harus diperhatikan, tcrutama mengenai motivasi dan
kepuasan kerja karyawan. Karena dcngan adanya motivasi kelja dan kepuasan maka
karyawan dapal bekerja dengan optimal. Dalam hal ini kebutuhan karyawan juga
merupakan perhatian yang panting bagi manajemen rumah sakit dikarenakan adanya
keterkaitan yang erat antara karyawan dengan kemajuan rumah sakit,
_ RSMH. Thamrin Cileungsi belum melakukan pengukuran mcngcnai motivasi
dan kepuasan kenja karyawan sebelumnya. Olch karena itu masalah penelitian dalam
tesis ini adalah belum pemah adanya pengukuran mengenai motivasi dengan
kepuasan kerja karyawan baik itu karyawan paramedis dan non medis terhadap
manqiemen rumah sakit. Penclitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis
kelamin, usia, pcndidikan dengan motivasi kcria karyawan dun juga huhungan
motivasi dengan kepuasan kerja karyawan paramedis dan non medis di RS. MH.
Tharnrin Cileungsi.
Pcnclitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan
kuantitatif dan menggunakan analisis korelatif yang dirancang untuk mengukur
hubungan antara seluruh variabcl bcbas dengan variabel terikat, dengan sampel 202
orang karyawan, terdiri dari 102 karyawan paramedis dan I00 karyawan non medis.
I-lasi! penelitian menemukan bahwa pada karyawan paramcdis maupun non
medis terdapal hubungan yang bcrrnakna antara jcnis kelamin dcngan motivasi
karyawan yang meliputi kebutuhan rasa aman pada karyawan paramedis sedangkan
pada karyawan non medis meliputi kcbutuhan iisioiogis. Terdapat hubungan yang
bermakna antara usia dengan motivasi karyawan yang meliputi kebutuhan fisiologis,
kebutuhan sosialisasi, dan kebutuhan penghargaan pada karyawan paramedis, sedangkan karyawan non mcdis mclipuli kcbutuhan sosialisasi, kcbuluhan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi. .luga terdapal hubungan yang bermakna
antara pendidikan dengan motivasi karyawan paramedis yang meliputi kcbutuhan
rasa aman, kebutuhan sosialisasi, dan kcbutuhan pcnglmargaun. Namun lidak tcrdaput
hubungan yang bemxakna antara pendidikan dengan motivasi karyawan non medis.
Serta di dapat adanya hubungan yang bermakna antara motivasi dengzm kepuasan
karyawan paramedis maupun non mcdis yang meliputi kebutuhan iisiologis,
kcbuluhan rasa aman, dan kebutuhan akan penghargaan. Dengan pcngujian rcgrcsi
logistik didapat tingkat pendidikan dan kebutuhan fisiologis yang mcmiliki hubungan
paling bermakna dengan kepuasan karyawan paramedis. Sedangkan Dengan
pcngujian regresi logistik didapat usia dan kebuluhan rasa aman yang memiliki
hubungan paling bermakna dengan kcpuasan karyawan non mcdis.
Untuk manajemen rumah sakit perlu lebih memperhatikan hal-hal yang
berkenaan dengan motivasi dan kepuasan karyawan paramedis maupun non medis,
diantaranya yaitu dengan sistcm kompensasi yang sesuai dengan penclidikan dan
bcban kezja, adanya insentiil bonus, jaminan kesehatan dan keselamatan keqia (aslek,
jamsostek, dll), dan lain sebagainya. Kenyamanan karyawan dalam bekerja _iuga
harus diperhatikan dengan mcnjaga kondisi fisik rumah sakit dan menghindari adanya
kecelakaan kerja di RS, selain ilu perlu adanya bus karyawan unluk karyawan yang
tempat tinggalnya jauh dari RS. Ada baiknya manajemen rumah sakir mulai
memperhatikan prestasi karyawan paramcdis maupun non medis dengan memberikan
mcreka penghargaan selayak-layaknya seperti berupa piagam, surat rekomendasi,
ataupun sekedar cindcra mata.
Pihak manajemen perlu lebih memperhatikan karyawan paramedis dan
karyawan non medis, terlebih karyawan paramedis yang pada umumnya sering
berhubungan Iangsung dengan pasien. Agar tidak texjadi kesenjangan antara
karyawan paramcdis dan non medis, maka pihak manajemen selayaknya dapat
bersikap adil dan bijak tanpa membedakan status kepegawaian karyawan.

ABSTRACT
To face a more complicated competition, a hospital must place satisfaction
orientation as main purpose. Thus, hospital employees` performance had to be paid
attention, especially toward motivation and employees work satisfaction. Because
work motivation and satisfaction so employees could work optimally. Employees
needs also become important focus for hospital management because ol' close relation
between employees and hospital progress.
MH. Thamrin Hospital Cileungsi not yet performed measurement toward
employees? motivation and satisfaction. Therefore, research problems in this thesis is
never exist an assessment toward motivation with employees work satisfaction
whether paramedic and non-medic employees concerning hospital management. This
research was aim to identify reiation of gender, age, education with work motivation
and relation motivation with work satisfaction of paramedic and non-medic
employees in M.H. Thamrin Hospital Cileungsi. This research is using cross sectional method with quantitative method and
using correlative analysis that designed to assess relation between whole dcpcndcnt
variables and bond variables, with 202 employees as samples, consist of` l02
paramedic and 100 non-medic employees in M.H. Thamrin Hospital Cileungsi.
Research result obtained that whether paramedic or non-medic employees got
significant relation between gender and employees motivation including salety needs
on paramedic employees while on non-medic employees including physiology needs.
Obtained significant relation between ages with employees? motivation including
physiology needs, socialization needs, and appreciation needs on paramedic
employees. while non-medic employees including socialization needs, appreciation
needs and actualization needs. Also obtained significant relation between cducations
with paramedic employees? motivation, which including safety needs, socialization
needs and appreciation needs. However, there are no significant relations between
education and non-medic employees? motivation. Also obtained significant relation
between paramedic employees motivation and non-medic employees satisfaction,
which including physiology needs, safety need and appreciation needs. By logistic
regression test obtained education level and physiology needs, that has the most
significant relation with paramedic employees? satisfaction. While, according logistic
regression obtained age and safety needs as the most significant relation of non-medic
employees? satisfaction.
Hospital management need to conccm items that related with motivation and
paramedic and non-medic employees? satisfaction, one of them is compensation
system that appropriate with education and work responsibility, incentive, bonus,
health guarantee and work safety (astclejamsostelt, etc), etc. Employees comlbrtable
in working also focused by maintaining hospital physical condition and avoiding
work accident in hospital, besides needed employees bus for employees who live far
from hospital. lt is beneficial if hospital management staned to concem paramedic
and non-medic employees? achievement by giving them reward such as deed.
recommendation letter, or souvenirs. Management need focused to paramedic employees and non-»medic
employees, moreover paramedic employees that generally directly related with
patient. So that there is no gap between paramedic and non-medic employees, thus
management should acl fair and wise without altering employees status.

"
2007
T34562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenny Rosbi Rimbun
"ABSTRAK
Iklim organisasi yang kondusif akan memberi kepuasan dalam bekerja, namun
hal ini kurang dirasakan oleh perawat di Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta
tergambar dari angka turn over cenderung meningkat, tidak ada kepastian untuk
diangkat sebagai pegawai tetap. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan iklim
organisasi dengan kepuasan kerja perawat. Penelitian ini deskriptif korelasi
dengan 129 perawat sebagai sampel. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan
dianalisis menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik ganda. Hasilnya
adanya hubungan yang signifikan antara iklim organisasi (konformitas,
kejelasan organisasi, kehangatan dukungan dan kepemimpinan) dengan
kepuasan kerja perawat dengan p=0.000-0.019 ;α=0.05 dan variabel yang paling
dominan adalah variabel kepemimpinan. Kepemimpinan baik memberikan
perasaan puas perawat terhadap pekerjaannya, dengan adanya arahan dan
penghargaan dari atasan. Sebagai rekomendasi pimpinan perlu membekali
perawat dengan ilmu kepemimpinan agar iklim organisasi lebih kondusif.

ABSTRACT
Conducive organizational climate will give satisfaction in the work, but this is not
perceived by nurses at Pertamina Jaya Hospital in Jakarta illustrated turnover rate
tends to increase, there is no certainty to be appointed as a permanent employee.
The purpose of this study to determine the relationship of organizational climate
nurse job satisfaction. This descriptive correlation study with a sample of 129
nurses. Data were collected by questionnaires and analyzed using Chi Square test
and multiple logistic regression. Results obtained significant relationship between
organizational climate (conformity, organizational clarity, warmth, support and
leadership) with nurse job satisfaction on p = 0000-0019; α = 0.05, and the most
dominant variable was the variable of leadership. Good leadership gives a sense of
satisfaction of nurses to work, with the guidance and appreciation from superiors.
As a recommendation leaders need to equip nurses with the science of leadership
that is more conducive organizational climate."
2013
T34948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirinnisa El Karimah
"Skripsi ini membahas hubungan stres terhadap stres karyawan di tiga Direktorat Operasional PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Data dikumpulkan melalui survei dengan teknik sampel probabilita cluster terhadap karyawan Direktorat Operasional Jawa-Bali, Direktorat Operasional Indonesia Barat, dan Direktorat Operasional Indonesia Timur berjumlah 59 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres memiliki hubungan negatif yang signifikan kinerja karyawan. Hubungan negatif yang terbentuk adalah rendahnya stres berakibat pada tingginya kepuasan kerja yang dirasakan karyawan di tiga Direktorat Operasional PT PLN (Persero).

The focus of this study is the relationship between occupational stress and job satisfaction among employees in three Operational Directorates of PT PLN (Persero). The purpose of this study is to understand the relationship between occupational stress and job satisfaction among employees. This research is quantitative explanative. The data were collected by means of survey with a probability sampling technique that is cluster to 59 of the employees in the Operational Directorate of Java-Bali, the Operational Directorate of Western Indonesia, and the Operational Directorate of Eastern Indonesia. The results showed that there was a significant negative relationship between occupational stress and job satisfaction among employees. The relationship strength between the two variables is medium."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayun Sari
"Tantangan bagi pengelola rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun swasta dewasa ini semakin kompleks, tuntutan rnasyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu juga semakin menigkat. Pelayanan kesehatan yang bermutu harus berorientasi kepada pelanggan, baik pelanggan ekstemal maupun internal. Pelanggan intemal adalah tenaga kerja/SDM yang bcrada di rumah sakit. Untuk dapat melaksanakan pelayanan prima ini dibutuhkan sumber daya manusia yang prima pula.
Peran SDM rumah sakit sangat penting dalam menentukan mutu jasa pelayanan maka kualitas dan kuantitas SDM merupakan faktor kdtis dalam organisasi rumah sakit. Teori Sumbcr Daya Manusia juga menyebutkan yang perlu diperhatikan dalam pcmeliharaan hubungan keria adalah mengenai kepuasan kerja yang merupakan bagian dari banyak faktor yang mempengaruhi kineqia seseorang.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai kincrja karyawan, kepuasan kerja karyawan dan hubungan antara kepuasan kelja dan kinerja karyawan di RSIJ. Ada lima faset kepuasan kelja yang diteliti yaitu pckerjaan, gaji/kompensasi, promosi, rekan kerja dan pengawasan/supervisi.
Metode penelitian ini adalah cross seciional dengan pendekatan kuantitatif dimana data yang dipakai adalah data primer dengan menggunakan alat banlu berupa kuesioner. Kuesioner kinerja karyawan disadur dad lembar penilaian karyawan RSIJ dan kuesioner kepuasan kelja diadaptasi dari A/Hrmesola Sarisfaction Questionairre, yang diuji cobakan terlebih dahulu dengan nilai Crombach-alpha 0,9. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap RSIJ berjumlah 132 orang.
Hasil penelitian menunjukkan penilaian kinerja karyawan RSIJ karyawan yang memiliki kinezja baik sebesar 53,8% dan yang kurang baik 46,2%.. Karyawan dengan kinerja baik kebanyakan adalah tenaga perawat dan karyawan dengan kinerja kurang baik kebanyakan adalah tenaga penunjang medis. Kinerja karyawan RSIJ terendah adalah pada aspek inovatif sementara aspek tertinggi adalah pada aspek ketaatan beragama. Kinerja karyawan mulai menurun pada karyawan menjelang usia 40 tahun dengan masa kerja sekitar IO tahun dengan pendidikan setingkat nkademi. Kepuasan kezja karyawan RSIJ terhadap keseluruhan faset adalah 82%, dimana terdapat 61 ,4% karyawan yang puas sementara yang tidak puas 38,6%. Kepuasan kerja terendah ada pada variabel gaji/kompensasi sementara kepuasan kerja tertinggi ada pada variabel rekan kerja.
Bonus merupakan penyebub terbesar ketidakpuasan terhadap gaji/kompensasi, suasana kckeluargaan di lingkungan RSIJ merupakan faktor terbesar yang menimbulkan kepuasan terhadap rekan kerja. Karyawan yang berada pada unit pelayanan yaitu dokter dan perawat menunjukkan jumlah yang relatif sama antara yang puas dengan tidak puas, scmentara pada km-yawan penunjang medis dan non medisjumlah kzu-yawan yang puas relatif lebih bcsar dari yang tidak puas. Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kineqa pada seluruh faset yaitu pekerjaan, gaji/kompensasi, promosi, rekan kenja dan pengawasarl/supervise. Kepuasan terhadap promosi memiliki kemungkinan terbesar untuk menjadikan seorang karyawan berkinelja baik.
Berdasarkan uraian di atas Peneliti menyarankan kepada manajemen RSIJ untuk melakukan kriteria penilaian kinerja yang baku dan bersifat umum untuk semua jenis tenaga, mcngembangkan program pelatihan, pemberian penghargaan dan sanksi, serta mengefektifkzm peran atasan langsung atau para manajer, meningkatkan motivasi karyawan melalui kekuatan spiritual yaitu ikatan terhadap nilai-nilai agama islam,
mempcrbaiki sistem penggajian dimana kinerja karyawan menjadi fokus utama, meningkatkan alokasi penerimaan untuk porsi pcmbayaran gaji/kompensasi karyawan, mengkomunikasikan kemampuan manajemen dalam membayar gaji/kompensasi di
lingkungan intemal rumah sakit, suasana kekeluargazm di lingkungan rumah sakit dijadikan kekuatan untuk menghasilkan kexja yang berkualitas dengan cara membentuk tim kerja yang solid dan menumbuhkan suasana persaingan yang sehat diantara
karyawan, mcningkatkan perhatian terhadap perawat dengan melakukan perhitungan beban kerja perawat melalui metode yang tepat, menganalisis jalgatan bagian keperawatan sesuai dengan kompetensi Serta me'npe1jelas jenjang karir kepada tenaga perawat, meningkatkan pengenalan terhadap karakteristik karyawan seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan sebagainya sehingga manajemen dapat mengetahui sampai dimana kemampuan karyawar; dalam bekerja dan tingkat kebutuhannya melakukan survey kepuasan kerja secara rutin sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam menilai produk-produk kebijakan.

Nowadays, the challenge for hospital management both in the state-run hospital and private hospital have become more complex. Public ask for more high-quality health ser/ice. High-quality health services are a priority issue for external and intemal customers. Intemal customers are people who work in the hospital. High-quality service needs high-quality human resources. The role of human resources is the key in delivering high-quality service. Human resources theory always said job satisfaction is among main factor which influence job performance. The workers deliver the best service when they are happy in theirjobs.
The purpose of this study is to examine the relation between job satisfaction and job pcrfomance among the employees of Jakarta Islamic Hospital (RSIJ) with five facets of job satisfaction are reviewed namely job criteria, salary/compensation, promotion, coworker and supervisory.
This research was based on cross sectional method with quantitative approach which primary data is obtained by surveing permanent-employee of RSIJ. In this study, the questionnaire of employees performance was adopted &orn the RSI] employee's performance appraisal, while the qustionnaifc of job satisfaction was adopted from Minnesota Satisfaction Questionairre. These instruments had been tested with Crombach»alpha 0,9. We have 132 respondents from RSI.l's permanent employee.
The study revealed 53.8 percent of respondents have a good job performance and 46.2 percent less good. The respondents have assumed the innovative aspect was the lowest point of their job performance, while the religious obedience is on the top rating. Nurses comprises the largest group of good job performance while medical supporting staff are the lowest performance. The performance is slightly decrease when employee reach 4O's years old, 10 years services work and diploma education level. Total job satisfaction in the hospital reached 82 percent in which 61.4 percent of the respondents have demonstrated their satisfaction, while 38.6 percent on the opposite.
The study disclosed salary/compensation issue have created the greatest dissatisfaction, while relationship with co worker bring the highest happiness. On the variable of compensation, the system of bonus awarding is a major cause of conflict creating dissatisfaction, while lack of formality with warm intra-personal relationship is the largest contribution of job satisfaction.
The number of workers from medical unit service, either physicians or nurses, have expressed their dissatisfaction and satisfaction equally, while on medical supporting staff and non-medical unit staff more employee saying they are satisfied compare to those who are not.
The study indicated there are a link between job satisfaction and job performance on all facets of job satisfaction, there are job criteria, salary/compensation, promotion, co worker and supervisory. Job satisfaction on promotion achievement is likely be the major cause to maximize their job performance.
Based on the study, the researcher recommended to RSIJ management to formulate working standard that is more applicable to all level of employee so it will lead to a fair and open evaluation, to improve training and educational program, implement reward and punishment program, improve the role of supervisor in motivating the workers to be more creative, improve salary/compensation awarding based on employee job performance, maximize intemal communication particularly on the issue of the hospital?s capacity in providing compensation and other benefits to the employees, motivate the employee to be a motivator for eo worker as well as providing a healthy competition for them, finally a routine job satisfaction survey can be used as a mean to collect input for the management in assessing their policies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This study examines the correlational relationship of profesionalisme,work satisfaction and work performance on lecture profession. The profesionalisme variable is measured by five dimension....."
JUEKBIE
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Rohita
"ABSTRAK
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, diantaranya adalah jenis pekerjaan lebih menantang, imbalan yang dirasakan sesuai dengan harapan , kondisi lingkungan kerja yang nyaman, dan keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan (worklife balance) (Robbin, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengaturan jadwal shift dan worklife balance perawat dengan kepuasan kerja pada perawat perempuan. Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif korelasional dengan pendekatan pendekatan cross sectional. Proportionate stratified random sampling adalah teknik sampel yang digunakan dengan jumlah sampel 100 orang. Uji bivariat menggunakan chi-square menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja (p value = 0,008 & OR = 1,40), Pengaturan jadwal shift dengan kepuasan kerja (p value = 0,006 & OR = 3,083), worklife balance dengan kepuasan kerja (p value = 0,016 & OR = 2,827). Organisasi juga dapat membantu karyawan agar memiliki work life balance yang lebih baik dengan cara memberlakukan kebijakan organisasi yang bersifat ramah keluarga (family friendly) seperti jam kerja fleksibel dan sebagainya.

ABSTRACT
Many factors affect job satisfaction, among others are more challenging job types, rewards that are felt in accordance with expectations, comfortable working environment conditions, and balance of personal life and work (Robbin, 2012).The aim of this study was to recognize relationship between setting schedule shift and worklife balance nurse with job satisfaction at female nurse. The research design used is quantitative method with approach of cross sectional approach. Proportionate stratified random sampling is a sample technique used with a sample size of 100 people. Bivariate test using chi-square showed a significant correlation between level of education with job satisfaction (p value = 0,008 and OR = 1,40), shift schedule with job satisfaction (p value = 0,006 and OR = 3.083), Worklife Balance with job satisfaction (p value = 0,016 and OR = 2,827).Organizations can also help employees to have a better work life balance by enacting family friendly organization policies such as flexible working hours and so on"
2017
T48613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warno Hidayat
"Kajian utama dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjawab inti permasalahan; sejauh manakah hubungan yang terjalin antara ikiim organisasi, motivasi dan kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan RS Mitra Keluarga Jatinegara. Ini berarti ada 4 variabel yang diteliti, yaitu variabel iklim organisasi (X1), motivasi (X2), kompensasi (X3) dan variabel kepuasan kerja (Y).
Penulis melakukan penelitian ini karena melihat bahwa aspek Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan organisasi, baik organisasi bisnis maupun non bisnis. Didalam pengembangan organisasi, khususnya organisasi Rumah Sakit, peningkatan kualitas sistem dan teknologi harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dengan cara pembudayaan sikap dan perilaku dari semua anggota organisasi. Jadi agar visi, misi dan tujuan dari Rumah sakit dapat tercapai dengan baik, pelaku organisasi, dalam hal ini seluruh tenaga kerja/karyawan adalah pihak yang sangat berperan dalam hal tersebut. Oleh karena itu, kepuasan kerja karyawan harus diperhatikan. Jika kepuasan kerja karyawan tinggi, karyawan akan bekerja dan memberikan kontribusi yang maksimal untuk pengembangan dan peningkatan kualitas Rumah Sakit. Iklim organisasi, motivasi dan kompensasi adalah faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja mereka. Untuk itu penelitian terhadap 4 hal tersebut sangat penting dilakukan sebagai bahan kajian dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dan organisasi Rumah Sakit itu sendiri.
Untuk mendapatkan data, penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada karyawan di lingkungan RS Mitra Keluarga Jatinegara dengan jumlah 310 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik sensus guna menghindari kesalahan dalam pengambilan sampling.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan 4 hipotesis mengenai hubungan, yaitu antara iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kompensasi (X3) masing-masing dengan kepuasan kerja (Y) serta hubungan antara iklim organisasi (X1), motivasi (X2) dan kompensasi (X3) secara bersamaan dengan kepuasan kerja (Y). Untuk pengujian hipotesis ini ditetapkan nilai taraf signifikan α≤ 0,05. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan akan ditolak jika α≤ 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hubungan X1 (iklim organisasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,597 pada to = 000 dan r2 = 0,356. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan sedang dan pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja sebesar 35,6%. Untuk hubungan X2 (motivasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,141 pada to = 0,013 dan r2 = 0,020. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan sangat rendah dan pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja sebesar, 2%. Untuk hubungan X3 (kornpensasi) dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,625 pada to = 0,000 dan r2 = 0,391. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh kompensasi terhadap kepuasan kerja sebesar 39,1%. Untuk hubungan X1 (iklim organisasi), X2 (motivasi) dan X3 (kompensasi) secara bersamaan dengan Y (kepuasan kerja) diperoleh nilai r = 0,683 pada α = 0,000 dan r2 = 0,467. Maka Ho ditolak, tingkat hubungan kuat dan pengaruh iklim organisasi, motivasi dan kompensasi secara bersamaan terhadap kepuasan kerja sebesar 46,7%.
Terakhir, teknik regresi digunakan untuk mendapatkan model persamaan yang akan memprediksi pengaruh hubungan antar variabel. Dari hasil pengolahan data, diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y = 12,733 + 0,582 X1, untuk persamaan hubungan antara X1 dengan Y.
Y = 30,154 + 0,129 X2, untuk persamaan hubungan antara X2 dengan Y.
Y = 18,787 + 0,473 X3, untuk persamaan hubungan antara X3 dengan Y.

Relations Analysis Between Organization Climate, Motivation,Compensation And Employee Satisfaction In Mitra Keluarga Jatinegara HospitalThe major study in this research is to getting to know and answer the question " How far is the relationship between organization climate, motivation, and compensation could impact to the employee satisfaction in Mitra Keluarga jatinegara Hospital. This mean they are exist 4 the variable which will be research are: organization climate variable (X1), motivation (X2), compensation (X3) and work satisfaction variable (Y).
The reason of the writer doing this research, because of seeing that the Human Resource aspect is the most important aspect in organization development, whether in business organization or unprofitable organization, in relation to develop the organization, especially in Hospital organization, system quality improvement and technology has grow together with service quality improvement, the way to do it is by cauterizing the attitude and behavior for all organization members. Therefore to achieve the vision, mission and the goal of hospital going well, organization behavior, in this case, all employees have the most important role. Moreover their satisfaction has to be noticed, if their satisfaction is high, they will work hard and give maximal contribution for developing and increasing the hospital quality. Organization climate, motivation and compensation are the factor which could influence their work satisfaction. Therefore, the fourth (4) element above is important to be researched for studies material in the effort to increase the quality of Human Resources and hospital organization it selves.
For gathering the data, the writer use questioner which spread to employee in Mitra Keluarga Jatinegara Hospital, in the amount of 310 employee. The data collection being taken by using census technique for avoiding a mistake.
This research have a goal to proof four (4) hypothesis concerning the relation between variable which are : organization climate (X1), motivation (X2) and compensation (X3) each of them compare with work satisfaction (Y) and also the relationship between organization climate (X1), motivation (X2) and compensation(X3) together with work satisfaction (Y). for testing this hypothesis , determined the standard significant value α≤0,05. Ho which state there are no relation will rejected if α≤0,05.
For relationship XI (organization climate) against Y (work satisfaction) get the score r = 0,597 at α = 0,000 and r2 = 0,356. therefore Ho rejected, the level of relationship is medium and side effect of organization climate against work satisfaction is 35,6%. For relationship X2 (motivation) against Y (work satisfaction) get the score r = 0,141 at α = 0,013 and r2 = 0,020, therefore Ho rejected, the level of relationship is very low and side effect of motivation against work satisfactions is 2%. For relationship X3 (compensation) against Y (work satisfaction) get the score r = 0.625 at α = 0,000 and r2 = 0.391. therefore Ho rejected, the level of relationship is strong and side effect of compensation against work satisfactions is 39,1%. For relationship X1 (organization climate), X2 (motivation) and X3 (compensation) together with Y (work satisfaction) will get the score r = 0,683 at α = 0,000 and r2 = 0,467. Therefore Ho rejected, the level of relationship is strong and side effect of organization climate, motivation and compensation together against work satisfactions is 46, 7%.
For the last one, regression technique being use for getting an equation model which will estimate / predict the relation influences among the variable. Base on processing data result, the equation model are as follows:
Y = 12,733 + 0,582 X1, for relation equation between X1 and Y
Y = 30,154 + 0,129 X2, for relation equation between X2 and Y
Y= 18,787 + 0,473 X3, for relation equation between X3 and Y."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astefany Welda
"Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya dan merupakan aspek yang berhubungan dengan kinerja serta produktivitas kerja. Rendahnya kepuasan kerja merupakan salah satu penyebab turnover. Di RS MH Thamrin Salemba terjadi turnover perawat yang tinggi (>5%) selama tahun 2007-2011. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan turnover perawat yaitu dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, isi pekerjaan, dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja perawat. Dari hasil uji bivariat, diketahui bahwa variabel karakteristik yang berhubungan dengan kepuasan kerja adalah lama kerja dan jabatan.
Keseluruhan variabel isi pekerjaan, yaitu kesempatan pengembangan karir dan beban kerja memiliki hubungan dengan kepuasan kerja. Seluruh variabel lingkungan kerja, kebijakan rumah sakit, hubungan interpersonal, dan kondisi tempat kerja, juga memiliki hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja perawat.

Job satisfaction is a person's general attitude toward his/her work and it's related to work performance and productivity. Low job satisfaction is one of the causes of turnover. A high nurse turnover occurs (> 5%) at RS MH Thamrin Salemba during the years 2007-2011. Efforts can be done to reduce nurse turnover is by knowing the factors that influence nurses job satisfaction.
This research is descriptive research using cross sectional design. The purpose of this study was to determine the relationship between nurse characteristics, job content and work environment with job satisfaction of nurses. From the results of the bivariate test showed that the characteristic variables associated with job satisfaction is the duration of work span and professional status.
The entire job content variables, namely career development opportunities and workload have a relationship with job satisfaction. The entire work environment variables, hospital policy, interpersonal relationship, and also workplace condition have a significant relationship with job satisfaction of nurse.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Alwini
"Kepuasan kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi performa organisasi atau kualitas pelayanan rumah sakit. Sebagian besar kegiatan suatu organisasi kesehatan atau organisasi pelayanan kesehatan berlangsung melalui proses interaksi antara petugas dengan kliennya (pasien). Kualitas interaksi yang terjadi akan dipengaruhi oleh sikap kerja petugasnya dalam memberikan pelayanan (sikap positif petugas terhadap seluruh aktivitas organisasi). Dengan kata lain kualitas interaksi tadi akan dipengaruhi oleh kepuasan kerja petugas (dokter spesialis).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis, yang meliputi : gambaran karakteristik individu, komitmen pada organisasi dan kepuasan kerja dokter spesialis serta mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan kepuasan kerja, hubungan antara komitmen pada organisasi dengan kepuasan kerja, dan hubungan antara karakteristik individu dengan komitmen pada organisasi dokter spesialis di rumah sakit Mohammad Ridwan Meuraksa, Jakarta.
Tingkat kepuasan kerja dilihat secara umum dan dari masing-masing dimensi kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, kondisi kerja, supervise, rekan kerja, organisasi dan manajemen. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Analisis statistik dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil dari analisis univariat menunjukkan bahwa dokter spesialis lebih banyak yang puas pada dimensi pekerjaan itu sendiri, promosi, supervisi, rekan kerja, serta organisasi dan manajemen. Sedangkan untuk dimensi gaji dan kondisi kerja lebih banyak yang tidak puas sebesar (53,3% dan 53,3%).Dari proporsi komitmen total dan komponen komitmen afektif sama antara yang baik dan kurang sebesar (50,0% dan 50,0%). Sedangkan komponen komitmen kontinuans dan komponen komitmen normative yang menyatakan komitmen baik lebih sedikit sebesar (46,7% dan 40,0%).
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hanya ada satu karakteristik individu yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu status kepegawaian, ada dua komponen komitmen yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis yaitu komitmen kontinuans dan komitmen normative serta tidak ada hubungan antara karakteristik individu dengan komitmen pada organisasi.
Hasil multivariat menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter spesialis adalah komponen komitmen normative.
Disarankan agar dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu lebih ditingkatkan kepuasan kerja dokter spesialis dengan sistem pembagian jasa pelayanan yang lebih baik dan memperbaiki kondisi lingkungan serta melengkapi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan, yang tentunya harus diikuti oleh komitmen dokter spesialis di rumah sakit Mohammad Ridwan Meuraksa.

The Factors Related to Job Satisfaction of Specialist Doctors in the Mohammad Ridwan Meuraksa Jakarta HospitalJob satisfaction is the important factor that influences organization performance or hospital quality service. Most of health service organization activities are carried out as personal interaction of provider and patients as the client. The interaction quality is influenced by positive employee attitude in the whole organization. In the hospital, quality interaction is most influenced by the job satisfaction of specialist doctor.
This research purpose is to know the factors related to the job satisfaction of specialist doctors in the Mohamad Ridwan Meuraksa Jakarta Hospital, which comprise of individual characteristics, commitment to hospital organization and the work satisfaction of specialist doctors. Furthermore, the purposes are to reveal the relationship between: individual characteristics and job satisfaction, commitment to organization and job satisfaction, and individual characteristics and commitment to organization.
The job satisfaction level is generally refer to each of job satisfaction dimensions, which comprise of the work itself, wages, promotion, work conditions, supervision, colleague, organization and management. This research uses quantitative analyze and cross sectional approach. Therefore, statistic analyze is conducted in univariate, bivariate and multivariate way.
Univariate analyze shows that many specialist doctors are satisfied in the work it self, promotion, supervision, colleague, and organization and management dimension. Whereas, many of them are not satisfied in the wages and the work conditions dimension (53,3% and 53,3%). The proportion of total commitment and affective commitment component is equally between the good and poor (50% and 50%). Whereas in the continuants commitment component and normative commitment component, the good commitment is little more than the poor (46,7% and 40,0%).
Bivariate analyze reveals that are: only one of individual characteristics, employee status that related to job satisfaction; two commitment component, continuants commitment and normative commitment, which related to job satisfaction; and no relationship between individual characteristics and commitment to the hospital. Multivariate analyzes reveals that the dominant factor in the job satisfaction of specialist doctors is normative commitment component.
The suggestion in the quality service improvement is necessary to increase the job satisfaction of specialist doctors. Some ways can be done, increase the merit system sharing, workplace renovation, complete the appropriate work equipments, which are followed by the commitment of specialist doctors in the Mohammad Ridwan Meureksa Jakarta Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Astari Wiraputri
"Tesis ini bertujuan menemukan penyebab utama yang mempengaruhi kinerja Rumah Sakit XYZ dan menyusun rancangan intervensi untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi adalah variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab utama kinerja yang kurang maksimal di RS XYZ dikarenakan dua variabel ini memiliki korelasi dengan kinerja individu secara signifikan menurut literatur. Wawancara dan kuesioner digunakan dalam pengumpulan data. Kepuasan kerja terdiri dari sembilan dimensi, yaitu gaji, promosi, supervisi, tunjangan/manfaat, penghargaan/pengakuan, prosedur, rekan kerja, pekerjaan itu sendiri, dan komunikasi. Selain itu, dimensi pengembangan ditambahkan sebagai dimensi kepuasan kerja. Dari tiga jenis komitmen organisasi, komitmen afektif dianggap yang paling penting dan berkorelasi dengan kinerja individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kepuasan kerja yang memiliki skor rendah dan berkorelasi dengan komitmen afektif adalah contingent rewards dan development. Dengan demikian, kedua dimensi ini yang akan diintervensi melalui sistem reward dan program pengembangan karir, dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen afektif organisasi yang mengarah pada peningkatan kinerja individu.

This thesis aims to find out the main causes which influence the performance of XYZ Hospital and to develop intervention programs to overcome them. This study used quantitative and qualitative method. Job satisfaction and organizational commitment were variables that were used to identify the main causes of low performance in XYZ Hospital. According to literature, those variables had significant correlations with job performance. Interviews and questionnaires were used for collecting data. Job satisfaction has nine dimensions; namely pay, promotion, supervision, fringe benefits, contingent rewards, operating procedures, co-workers, nature of work, and communication. In addition, development was added as another dimension for job satisfaction. Out of the three organizational commitment, affective commitment was considered to be the most important and had a correlation with job performance. Results showed that the dimensions of job satisfaction, namely contingent rewards and development, which had low scores and significant correlations with affective commitment, were considered. Those two variables were intervened through reward system and career development programs in order to increase employee job satisfaction and their affective commitment, which eventually will lead to increase their performance."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>