Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zuraidah S.
"AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) salah satu metode kontrasepsi yang dapat digunakan untuk menjarangkan jumlah anak dan alternatif kedua sctelah MOW/MOW bagi pasangan yang ingin mengakhiri kesuburannya. AKDR selain efektif juga efisien karena dapat digunakan sampai menopause. Masalah psnelitian adalah rendabnya psmakaian AKDR padabal Alat Kontrasepsi Dalarn Rabim disediakan gratis untuk keluarga miskin paling berhubungan dengan pemakaian AKDR adalah umur dan persepsi terhadap AKDR.
Dalam rangka meningkatkan pemakaian AKDR di Kota Lubuklinggau perlu diberikan persepsi yang benar kepsda masyarakat berupa KIE (Komunikasi, informasi dan Edukasi} tentang AKDR {efektifitas, manfaat, cara kerja, efek samping/komplikasi dan earn penanggulangannya)Perlu sosialisasi kepada keluarga Prasejahtera dan Sejahtera l pelayanan KB gratis termasuk AKDR. Bidan harus memberikan informasi yang adekuat (lengkap, akurat dan benar) psda pasangan usia subur untuk mengambil keputusan yang tepar dalam pemililian kontrasepsi secara rasional.

Intrauterine Contraceptive Device is one of the contraception methods to control numbers of children and is the second alternative after Operation Method for Women/Operation for men for the couples who would like to restrain her fertility. Intrauterine Contraceptive Device is effective and efficient because it can be used till menopause. The problems statement of this research is the low of using Intrauterine Contraceptive Device, whereas such this contraception is free of charge for the poor. Based on multi regression shows that the strongest correlated variables with Intrauterine Contraceptive Device are the age and perception on Intrauterine Contraceptive Device.
In order to improve the using Intrauterine Contraceptive Device in Lubukfinggau City it is necessary to provide the right/perception on Intrauterine Contraceptive Device to the people through communication, Information and education. rt is important to explain about the effectiveness. usefulness, the way it works, side eftbcts and the way to deal with Intrauterine Contraceptive Device. It is necessary to socialize about free family planning and Intrauterine Contraceptive Device to pre-prosperous families and prosperous families I. Midwives should give accurate and adequate information to fertile-age couples so they can make the right decision to choose contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aida Fitria
"Latar belakang: Sumatera Utara merupakan provinsi dengan persentase penggunaan IUD hanya sebesar 2,6%, angka tersebut masih sangat jauh dari target yang ditetapkan dan terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi IUD sejak 2019 hingga 2021 di Sumatera Utara. Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan, terlebih Sumatera Utara termasuk provinsi penyangga program KB di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita kawin dan tinggal bersama pasangan (15-49 tahun) di Sumatera Utara.
Metode: Penelitian menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Kemudian dilakukan analisis data uji chi-square dan regresi logistik dengan interval kepercayaan 95% untuk menjelaskan kekuatan hubungan antar variabel.
Hasil: Cakupan penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita kawin dan tinggal bersama pasangan (15-49 tahun) di Sumatera Utara dalam penelitian ini diestimasikan sebesar 4,3%. Hanya paparan internet tentang KB yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita kawin dan tinggal bersama pasangan (15-49 tahun) di Sumatera Utara (AOR=2,46; 95% CI=1,11–5,49).
Kesimpulan: Wanita kawin dan tinggal bersama pasangan yang terpapar informasi KB melalui internet memiliki peluang 2 kali lebih besar menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan yang tidak terpapar. Hal tersebut dapat terjadi karena saat ini internet menjadi salah satu kebutuhan dasar yang dimiliki setiap orang dan dapat menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, dengan meningkatkan kampanye kontrasepsi IUD melalui berbagai media di internet diharapkan dapat meningkatkan informasi mengenai kontrasepsi IUD dan penggunaan kontrasepsi IUD.

Background: North Sumatra is the province with a percentage of IUD use of only 2.6%, this figure is still very far from the target and there has been a decrease in IUD use from 2019 to 2021 in North Sumatra. This condition is very worrying, considering North Sumatra is a buffer province for family planning programs in Indonesia. This study aims to determine the factors that influence the use of IUD in married and cohabiting women (15-49 years) in North Sumatra.
Method: This study used secondary data from the 2017 IDHS. Then a data analysis of the chi-square test and logistic regression with 95% confidence intervals was carried out to explain the strength of the relationship between variables.
Result: The coverage of IUD use among married and cohabiting women (15-49 years) in North Sumatra in this study was estimated at 4.3%. Only internet exposure to family planning had a statistically significant association with the use of IUD in married and cohabiting women (15-49 years) in North Sumatra (AOR=2.46; 95% CI=1.11–5.49).
Conclusion: Married and cohabiting women who are exposed to family planning information by internet have a 2 times greater chance of using IUD than those who are not exposed. This can happen because nowdays the internet is one of the basic needs that everyone has and can convey information effectively and efficiently. Therefore, increasing IUD campaigns through various media on the internet is expected to increase information about IUD and the use of IUD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Fitri
"Untuk menekan lajunya pertumbuhan penduduk di Indonesia maka dibuatlah strategi dari pelaksanaan program KB yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2004 ? 2009 adalah dengan meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, Implant dan sterilisasi. Penggunaan kontrasepsi IUD di Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam masih rendah hal ini dapat kita lihat dari 2423 PUS hanya 122 orang yang menggunakan kontrasepsi IUD. Angka ini masih rendah bila dibandingkan dengan kontrasepsi yang lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD. variabel yang diteliti adalah Usia, pendidikan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, kelengkapan alat kontrasepsi, ketersediaan bidan / petugas KB dan dukungan suami. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua PUS yang aktif menjadi akseptor KB baik IUD maupun Non IUD dengan jumlah 106 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan tekhnik wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang menggunakan IUD adalah sebesar 41,5% dan Non IUD sebesar 58,5%. Hasil analisis data bivariat menunjukkan variabel yang secara statistik berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi IUD adalah Pengetahuan, Sikap, kelengkapan alat kontrasepsi dan dukungan suami.

To suppress the rate of population growth in Indonesia, then be made the implementation of the KB program (family planning) contained in the medium term development plan in 2004-2009, to improve long-term use of contraceptive methods (MKJP) such as IUD, implant, and sterilization. IUD contraceptive uses in the clinic pagaran Tapah Darussalam is still low, it can be seen from the 2423 health centers, only 122 peoples use the contraceptive IUD, the rate is still low when compared with others contraceptive.
The research purpose is to find out how the knowledges and attitudes of mothers towards the selection of an IUD contraceptive, other than that to know the other factors related to the selection of IUD contraception. the variables were studied such as, age, education, number of children, knowledge, attitude, completeness of contraceptives, the availability of a midwife or attendant KB and husband?s support. The study uses cross-sectional design, the population in this study were all couples of childbearing age (PUS) an active to be KB acceptor which IUD and non-IUD IUD with the number of 106 respondents. The data was collected by direct interview method to respondents using questionnaire.
The results showed that the proportion of respondents used IUD 41.5% and 58.5% of non-IUD results of the bivariate data analysis showed a statistically significant variable associated with the selection of the IUD contraceptive knowledge, attitude, completeness contraceptives and husband's support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Minar
"IUD merupakan salah satu jenis KB yang dipasang didalam uterus melalui kanalis servikalis, yang diselubungi oleh kawat halus terbuat dari tembaga mengandung hormon Levonorgestrel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan penggunaan IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Koja Jakarta Utara tahun 2015. Data dikumpulkan melalui kuesioner terpadu dan diolah dengan menggunakan software statistic. Dari hasil uji statistic terdapat dua variabel yang menunjukkan hubungan signifikan dengan penggunaan IUD yaitu variabel pendidikan dengan nilai p=0,000 variabel pengetahuan dengan nilai P=0,036. Perlu edukasi dan promosi dari petugas untuk meningkatkan pengetahuan akseptor.

Intra uterine Devices (IUD) is one type of birth control that is placed in the uterus through the cervical canal, which is covered by fine wires made of copper and containing the hormone levonorgestrel. This study aims to determine the factors associated with the use of IUDs in Puskesmas Koja in 2015. Data were collected through questionnaires integrated and processed using statistical software. From the results of the statistical test, there are two variables that showed a significant association with the use of IUD that education variables with p = 0.000 knowledge variables with a P value = 0.036. Keep in education and promotion of officers to increase knowledge acceptor.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ribkhi Amalia Putri
"Latar belakang: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang memiliki efektivitas tinggi. Pemasangan AKDR pascaplasenta akan meningkatkan cakupan penggunaan kontrasepsi dan menurunkan angka unmeet need. Metode pemasangan AKDR pascaplasenta bervariasi dengan menggunakan tangan, inserter, dan klem. Selain masalah pemasangan, permasalahan yang sering muncul pada penggunaan AKDR diantaranya adalah ekspulsi, infeksi, dan efek samping, yang mempengaruhi kenyamanan dan penerimaan klien.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas, ekspulsi, penerimaan, dan efek samping pemasangan AKDR pascaplasenta dengan klem.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional longitudinal prospektif. Populasi terjangkau adalah akseptor AKDR pascaplasenta yang melahirkan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada periode April 2018 sampai dengan Maret 2019. Evaluasi dilakukan melalui wawancara pada minggu keenam, bulan ketiga, dan bulan keenam. Analisis data bersifat deskriptif dalam jumlah dan persentase.
Hasil: Sebanyak 94 orang subjek diikutkan dalam penelitian. Sebanyak 4,2% tidak dapat dilakukan pendataan pada bulan ketiga dan 19,1% pada bulan keenam. Efektivitas AKDR mencapai 100%. Angka ekspulsi diperoleh 2,13% pada minggu keenam, 3,45% pada bulan ketiga, dan 0% pada bulan keenam. Angka penerimaan didapatkan pada bulan ketiga 93,3% dan bulan keenam 90,8%. Efek samping yang muncul adalah: perdarahan (3,45% pada bulan ketiga dan 1,45% pada bulan keenam) dan nyeri perut (3,45% pada bulan ketiga dan 4,35% pada bulan keenam). Kejadian perforasi dan infeksi tidak ditemukan. Keluhan tambahan yang didapatkan berupa dispareunia, keputihan, dan benang keluar. Sebanyak 91,1% subjek pada bulan ketiga dan 88,16% pada bulan keenam merasa puas terhadap pemasangan AKDR pascaplasenta dengan klem.
Kesimpulan: Pemasangan AKDR pascaplasenta dengan klem memiliki efektivitas baik, dengan angka ekspulsi kumulatif 5,32% dan penerimaan kumulatif tiga bulan 93,3% dan enam bulan 90,8%.

Bakcground: Intrauterine device (IUD) is a high effectivity of long term contraception method. Postplascenta IUD increase the number of contraception use and decrese the unmeet need of contraception. There are three methods of postplacental IUD: manually using hand, using inseter, and clamp. Instead of insertion problem, expulsion, infection, and side effects are problems that influence the comfortability and acceptability.
Objectives: To evaluate the effectivity, expulsion, acceptability, and side effects of postplacenta IUD insertion using clamp. Method: This is an observational longitudinal prospective study. The population are IUD acceptors who delivered at Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta at April 2018-March 2019. The evaluation was done at 6 weeks, 3 months, and 6 months after delivery by interviewing the subjects. Data was analysed descriptively on number and precentage.
Result: A total of 94 women were included in this study, with 4,2% loss of follow up at 3 months and 19,1% at 6 months. The effectivity was 100%. The expulsion rate were 2,13%; 3,45%; and 0% at 6 weeks, 3 months, and 6 months respectively. The total acceptability rate at 6 weeks, 3 months, and 6 months were 96,81%; 93,3%; and 90,8% respectively. The post-placenta IUD acceptability rate at 6 weeks, 3 months, and 6 months were 95,74%; 88,89%; and 85,63%. The side effects were menorrhagia (3,45% at 3 months and 1,45% at 6 months) and abdominal pain (3,45% at 3 months and 4,35% at 6 months). We didn't find any perforation and infection. The additional side effects were dyspareunia, vaginal discharge, and coming out of threat. 91,1% and 88,16% subjects were satisfy to the IUD contraception at 3 months and 6 months.
Conclusion: Postplacenta IUD using clamp had good effectivity, with cumulative expulsion rate 5,32%. The acceptability were 93,3% and 90,8% at 3 months and 6 months respectively.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Citra Dewi Permata Sari
"Kontrasepsi oral menempati peringkat kedua metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia, namun tingkat putus obat akibat reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD) cukup tinggi (13,2%). Hanya sebagian kecil akseptor (23,9%) yang diberikan informasi tentang hal yang dapat dilakukan jika mengalami ROTD seperti pilihan kontrasepsi oral dengan progestin generasi terbaru yang memiliki efek samping lebih rendah. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan ROTD dari pil kontrasepsi kombinasi yang berisi levonorgestrel (generasi kedua) dengan desogestrel (generasi ketiga). Metode penelitian ini adalah potong lintang komparatif dengan sampel yang diperoleh secara acak dari enam kelurahan di kecamatan Sukmajaya Depok pada rentang waktu Agustus ? November 2015. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode wawancara. Sampel penelitian adalah 60 akseptor kelompok levonorgestrel dan 40 akseptor kelompok desogestrel. Keluhan ROTD meliputi perdarahan di luar menstruasi (16,7%;5%), sakit kepala (16,7% ; 5%), mual/muntah (25% ; 0), nyeri payudara (13,3% ; 0), gangguan terkait hubungan seksual (23,3% ; 7,5%), penambahan berat badan (35% ; 22,5%), jerawat (3,3% ; 7,5%) dan chloasma (28,3% ; 5%). Proporsi kejadian tersebut secara signifikan lebih tinggi pada kelompok levonorgestrel pada gangguan hubungan seksual (OR 3,75, 95% CI : 1,003 ? 14,050, p = 0,039) dan chloasma (OR 7,51, 95% CI : 1,629 ? 34,647, p = 0,004).

Oral contraceptive was second contraception method most widely used in Indonesia, but had high percentage rate (13,2%) of withdrawal due to adverse drug reactions (ADR). Only small portion users (23,9%) who had been provided information about other oral contraceptive with the newer progestin generation as alternative option to minimize ADR. This study was conducted to compare prevalence of ADR between combined oral contraceptives contain levonorgestrel (second generation) and desogestrel (third generation) which expected to have less side effects. Study was done as cross sectional comparative design with random sampling from users in six villages in Sukmajaya district, Depok City. Data were collected by interview. Samples consists of 60 users of levonorgestrel and 40 users of desogestrel. ADR complaints include intermenstrual bleeding (16.7%; 5%), headache (16.7%; 5%), nausea/vomiting (25%; 0), breast tenderness (13.3%; 0), impaired sexual intercourse (23.3%; 7.5%), weight gain (35%; 22.5%), acne (3.3%; 7.5%) and chloasma (28.3%; 5%). The proportion of these events was significantly higher in the group of levonorgestrel for impaired sexual intercourse (OR 3.75, 95% CI: 1.003 to 14.050, p = 0.039) and chloasma (OR 7.51, 95% CI: 1.629 to 34.647, p = 0.004).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T45305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvi Oktavia
"ABSTRAK
Ketepatan pemilihan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) merupakan faktor penting dalam keberlangsungan penggunaan kontrasepsi IUD. Penelitian ini menggunakan desain korelatif dengan pendekatan cross-sectional dengan melibatkan 93 responden, yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik, tingkat pengetahuan, dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan dengan ketepatan pemilihan kontrasepsi IUD. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik concecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan ketepatan pemilihan kontrasepsi IUD dengan nilai p value 0,003 (p<0.05). Namun tidak ditemukan hubungan antara karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan dan jumlah anak hidup), tingkat pengetahuan dan dukungan suami dengan ketepatan pemilihan kontrasepsi IUD (p>0,05). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan motivasi bagi petugas kesehatan untuk meningkatkan pelayanan dalam memberikan saran dan nasihat kepada akseptor KB dalam pemilihan kontrasepsi IUD sebagai upaya peningkatan jumlah akseptor KB IUD.

ABSTRACT
The accuracy in choosing the contraceptive Intra Uterine Device (IUD) is an important factor for sustainability of its usage. This study uses acorrelational design with cross-sectional approach, involving 93 respondents, which aims to determine the relationship between characteristics, the level of knowledge, partner?s and health provider?s support with the accuracy of choosing contraceptive IUD with concecutive sampling. The results showed that there is a significant relationship between health provider?s support with the accuracy of choosing IUD with p value 0,003 (p<0.05). However, there are no relationship between the characteristics of respondents (age, education and parity), knowledge level and partner?s support with the accuracy of choosing IUD (p>0,05). This study was expected to be recomendation for health providers in providing advice and counsel to the acceptors in choosing the contraceptive IUD to increase the number of the acceptors of IUD."
2016
S65626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farani Harida Putri
"Latar belakang: Pemilihan kontrasepsi pascasalin seksio sesaria dengan AKDR pascaplasenta merupakan metode kontrasepsi yang tepat untuk ibu pascasalin. Teknik pemasangan AKDR pascasalin seksio sesaria saat ini mengalami modifikasi dengan tujuan untuk menurunkan angka ekspulsi. Modifikasi yang dilakukan adalah dengan menambahkan jahitan pada lengan AKDR dengan bagian fundus uterus. Diharapkan dengan penambahan jahitan tersebut dapat menurunkan terjadinya ekspulsi.
Tujuan : Mengetahui insiden ekspulsi setelah pemasangan AKDR Cu T380A durante seksio sesaria dengan metode penjahitan dan tanpa penjahitan.
Metode:Penelitian eksperimental tersamar tunggal randomisasi (single blind trial). Semua subyek yang memenuhi kriteria penelitian, dilakukan pemasangan AKDR Cu T380A dengan penjahitan dan tanpa penjahitan durante seksio sesaria hingga mencapai jumlah sampel yang dibutuhkan. Penelitian dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, periode Februari 2013 hingga Juni 2014. Setelah pemasangan AKDR, dilakukan evaluasi pada bulan ke-1 dan 6 terkait insiden ekspulsi yang terjadi.
Hasil: Jumlah total subyek adalah 422. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada karatekristik subyek antar dua kelompok. Pada kunjungan I, 1% subyek mengalami ekspulsi AKDR dengan metode pemasangan AKDR tanpa penjahitan dan tidak didapatkan ekspulsi pada kelompok pemasangan AKDR dengan penjahitan. Terdapat subyek yang tidak datang pada kunjungan I, berturut-turut untuk kelompok tanpa penjahitan dan dengan penjahitan (5,7% dan 4,7%). Pada kunjungan II, tidak didapatkan adanya ekspulsi dari kedua kelompok pemasangan AKDR durante seksio sesaria, dengan subyek yang tidak datang pada kunjungan II berturut-turut untuk kelompok tanpa penjahitan dan dengan penjahitan (1% dan 1,4%). Ekspulsi total pada kunjungan I berturut-turut untuk kelompok tanpa penjahitan dan dengan penjahitan adalah 0,5 % dan 0 %, dan ekspulsi parsial pada kunjungan I berturut-turut kelompok tanpa penjahitan dan dengan penjahitan adalah (0,5% dan 0%). Tidak ada kejadian ekpulsi pada kedua kelompok pada kunjungan ke II.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan kejadian ekspulsi pemasangan AKDR Cu T380A pascasalin seksio sesariadengan penjahitan dan tanpa penjahitan. Dengan OR hanya 1,010 (relative sama, dekat dengan angka 1) dan tidak konklusif (IK 95% melintasi angka 1).

Background: Choosing method of contraception with IUD after caesarean section delivery is a usefull method of contraception for postpartum mother. Insertion technique of IUD after section caesarean nowdays has been modified with a purpose to decrease an expulsion rate. Modification that has been done was adding a suture on IUD’s arm to the part of uterine fundus. Hopefully with those add can decrease number of expulsion rate.
Objective: To know expulsion incident rate after IUD CU T380A insertion during caesarean section with and without suturing method.
Method: experimental research with single blind trial. All subject that met research's criteria will have IUD CU T380A insertion with and without suturing during caesarean section until number of sample met the amount that needed. Research was done at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta during February 2013 until June 2014. After IUD insertion, evaluation was done at the first month and sixth month according to expulsion incidden that happen.
Result: Total subject is 422. There is no significance different on subject characterization between two groups. At the first visit, 1% subject have IUD expulsion on the group of IUD insertion without suturing and there is no expulsion on the group of IUD insertion with suture. There was subject that didn't came at the first visit, from the group without suture and with suturing, respectively, (5,7% and 4,7%). At the second visit, there is no expulsion in both groups, with subject that didn’t came at the second visit, from the group without suturing and with suturing, respectively, (1% and 1,4%). Total expulsion on the first visit, from the group without suturing and with suturing, respectively, (0,5 % and 0 %). Partial expulsion on the first visit, from the group without suture and with suture, respectively,(0,5% and 0%). There is no expulsion happen on both groups at the second visit.
Conclusion: There is no difference on expulsion rate after IUD CU T380A insertion during caesarean section with and without suturing method. With OR just 1,010 (quiet relative, close to number 1) and not conclusive (IK 95% pass to number one).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaeman Andrianto Susilo
"Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Metode kontrasepsi jangka Pajang (MKJP) menjadi salah satu pilihan kontrasepsi yang efektif untuk menurunkan AKI. Kontrasepsi implan merupakan salah satu MKJP yang rendah penggunaannya dikarenakan kurangnya edukasi mengenai efek samping yang akan ditimbulkan.
Tujuan: Mengetahui perbedaan karakteristik pola perdarahan penggunaan implan levonorgestrel satu batang dan dua batang.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif pada pasien di RSCM Kintani yang pada bulan Maret 2016 hingga bulan Mei 2018. Sampel penelitian
diambil dengan metode consecutive sampling. Analisis menggunakan uji chisquare untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pola perdarahan antara pengguna implan levonorgestrel satu batang dan dua batang.
Hasil: Terdapat 140 subjek penelitian dimana 70 subjek (50%) pengguna implan levonorsgestrel satu batang dan 70 subjek (50%) pengguna implan levonorgestrel dua batang. Pada bulan pertama pengguna implan LNG satu batang didapatkan amenore (32.9%), memendek (22.9%), normal (30%), memanjang 14.2%), sedangkan pada pengguna implan LNG dua batang didapatkan amenore (41.4%), memendek (15.7%), normal (32.9%), memanjang (10%). Tidak didapatkan hubungan kemaknaan antarkedua implan.
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan kemaknaan anatara karakteristik pola perdarahan pengguna implan levonorgestrel satu batang dan dua batang

Backgrouds: The maternal mortality rate (MMR) in Indonesia reaches 359 per 100,000 live births. The long-term contraceptive method (MKJP) is an effective contraceptive choice for reducing MMR. Implanted contraception is one of the MKJPs whose use is low due to lack of education about the side effects that will be caused.
Aim: Knowing the different characteristics of bleeding patterns using
levonorgestrel implants one rod and two rods.
Method: This study is a prospective cohort study in patients at RSCM Kintani from March 2016 to May 2018. The research sample was taken by consecutive sampling method. Analysis using the chi-square test to determine the relationship between the characteristics of bleeding patterns between users of implants levonorgestrel one rod and two rods.
Result: There were 140 research subjects in which 70 subjects (50%) used singlebar levonorsgestrel implants and 70 subjects (50%) used two-bars levonorgestrel implants. In the first month, users of one rod LNG implants obtained amenorrhea (32.9%), shortened (22.9%), normal (30%), lengthened 14.2%), whereas in two rods LNG implant users obtained amenorrhea (41.4%), shortened (15.7%) ), normal (32.9%), elongated (10%). There was no relationship of significance between the two implants.
Conculsion: There was no difference in significance between the characteristics of the bleeding patterns of levonorgestrel implant users one rod and two rods.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina
"Etinil estradiol dan levonorgestrel merupakan salah satu contoh obat kontrasepsi low dose-combined oral contraceptives COCs yang bekerja sinergis dengan cara menekan gonadotropin dan penghambatan ovulasi. Etinil estradiol dan levonorgestrel termasuk obat wajib uji bioekivalensi dan memiliki kadar dosis yang sangat kecil, sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif, serta tervalidasi menggunakan kromatografi cair tandem spektrometri massa. Penelitian ini dikembangkan pertama kali di Indonesia dengan prednison sebagai baku dalam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum dan metode analisis yang tervalidasi mengacu pada European Medicines Agency EMEA tahun 2011. Pemisahan secara kromatografi fase terbalik dilakukan dengan kolom Acquity UPLC BEH C18 2,1 50 mm; 1,7 m, dengan laju alir 0,3 mL/menit dan kondisi gradien fase gerak asam formiat 0,1 dalam air dan asetonitril selama 5 menit. Preparasi sampel menggunakan pengendapan protein yang dilanjutkan ekstraksi cair-cair dengan etil asetat : n-heksana 10:90 dan derivatisasi etinil estradiol dengan dansil klorida.
Analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan electrospray ionization ESI mode ion positif. Nilai transisi pada multiple reaction monitoring MRM diatur pada m/z 530,16 > 171,08 untuk etinil estradiol terderivatisasi dansil klorida; m/z 313,16 > 245,10 untuk levonorgestrel; dan m/z 359,10 > 147,04 untuk prednison. Secara keseluruhan, metode telah tervalidasi memiliki akurasi diff -9,99 hingga 4,96 dan presisi KV antar hari yaitu 6,27-14,27 yang baik, serta sensitif dengan nilai batas kuantifikasi lebih rendah LLOQ sebesar 5 pg/mL dan 100 pg/mL untuk etinil estradiol dan levonorgestrel.

Ethinyl estradiol and levonorgestrel are one example of low dose combined oral contraceptives COCs contraceptive drugs that work synergistically by suppress gonadotropin and inhibition of ovulation. Ethinyl estradiol and levonorgestrel are include required bioequivalence test drugs and have a very small dosage levels, so a highly sensitive, selective, and validated method is needed by using liquid chromatography tandem mass spectrometry. This method was developed first time in Indonesia with prednisone as internal standard.
The purpose of this research is to get the optimum condition and the analytical method had been fully validated according to European Medicines Agency EMEA guidelines, 2011. A reverse phase chromatography separation was performed on an Acquity UPLC BEH C18 column 2.1 50 mm 1.7 m, eluted at a flow rate 0.3 mL min under a gradient of mobile phase of 0.1 formic acid in water and acetonitril within 5 minutes. Sample preparation were used protein precipitation followed by liquid liquid extraction with ethyl acetate n hexane 10 90 and derivatization ethinyl estradiol with dansyl chloride.
Quantification analysis was performed by a triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization ESI in positive ion mode. The multiple reaction monitoring MRM was set at m z 530.16 171.08 for ethinyl estradiol derivatizated by dansyl chloride m z 313.16 245.10 for levonorgestrel and m z 359.10 147.04 for prednisone. Overall, the validated method was accurate diff 9.99 to 4.96, precise between run CV 6.27 14.27 , and sensitive with the lower limit of quantification LLOQ at 5 pg mL and 100 pg mL for ethinyl estradiol and levonorgestrel respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>