Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghaida Gunarti
"Dewasa ini tuntutan Pemerintah terhadap BUMN sektor pupuk kian meningkat. Perusahaan diharapkan untuk dapat menyediakan jumlah yang cukup hagi pelanggan domestik. suhsidi maupun non subsidi dan disaat yang sama harus mernberikan kontribusi pemasukan bagi negara sebesar-besarnya. Menyadari tingginya tuntutan kinerja yang harus dicapai perusahaan, PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) sudah sejak lama mengembangkan panerapan Balanced Scorecard sebagai sistem pangukuran kinerjanya. Adapun Tesis ini bertujuan untuk mengevaluasi keselarasan desain Balanced Scorecard dengan strategi perusahaan dan tingkat keberhasilan implementasinya dengan menggunakan metude Execution Premium {Kaplan dan Norton, 2008) serta memberikan masukan terhadap perusahaan terkait dengan permasalahan yang dihadapi.

Nowadays. the government's pressure on state ov.ned enterprises in the vertiHzer sector is ever increasing. Enterprises are expected to be able to fulfill domestic demands on both subsidised and non-subsidised products, while at the same time to contribute profits to the state as high as possible. Realizing the high performance it has to achieved, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) has been implementing the Balanced Scorecard method as a means to evaluate its performance. The objectives of this thesis. are to evaluate the sync between the Balanced Scorecard's design with the company's strategy and to evaluate the success of its implementation based on Execution Premium method. This thesis ill also gives suggestion to the problems faced by the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32433
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roh Eddy Andri Wismono
"Tesis ini membahas usulan perancangan sistem kinerja berbasis Balanced Scorecard pada PT. Pupuk Kaltim untuk dapat meningkatkan kinerjanya dengan menyeimbangkan perspektif keuangan dan non keuangan. Kinerja non keuangan merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan kinerja keuangan perusahaan agar dapat terjaga secara berkesinambungan. Dengan berbasis balanced scorecard diharapkan dapat lebih menyelaraskan misi-visi atau strategi jangka panjang dengan strategi dan aktifitas jangka pendek. Untuk itu perusahaan perlu memformulasikan kembali strategi perusahaan dalam empat perspektif balanced scorecard untuk mencapai kinerja yang lebih optimal.

This thesis discusses the proposed design of the performance system based on the Balanced Scorecard PT. Pupuk Kaltim to improve performance by balancing financial and non financial perspective. Non-financial performance is a factor affecting the success of the company's financial performance to be maintained on an ongoing basis. With the Balanced Scorecard, it is expected that the mission­ vision or long-term strategy of the company will be more aligned with short-term strategies and activities. The company needs to reformulate strategy in the four Balanced Scorecard perspectives to achieve a more optimal performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31461
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Three Agust Deddy Kurniawan
"ABSTRAK
Good Corporate Governance (GCG) merupakan acuan standar yang wajib diterapkan oleh BUMN sebagai landasan operasional kegiatan usaha perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-117/M-MBU/2002, tentang penerapan GCG pada BUMN. Dalam jangka panjang, penerapan GCG diharapkan akan dapat meningkatkan nilai perusahaan dalam bentuk meningkatnya kinerja serta citra perusahaan. Assessment terhadap penerapan GCG menjadi relevan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG disamping untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan. Hasil assessment dengan demikian diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambil keputusan dibidang perbaikan penerapan GCG di masa yang akan datang, sehingga manfaat dari diterapkannya GCG tersebut dapat diperoleh secara optimal. Didasari oleh alasan tersebut, maka penulis memandang perlu adanya pengukuran sampai sejauhmana penerapan GCG dilaksanakan oleh PT Pupuk Sriwidjaja dengan menggunakan suatu metode pegukuran yang praktis, sederhana dan dapat dengan mudah dilakukan oleh pihak internal perusahaan sehingga pengukuran tersebut dapat secara kontinyu dilakukan oleh manajemen. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dari manajemen PT Pupuk Sriwidjaja untuk dapat melakukan perbaikan dalam praktik penerapan GCG pada waktu yang akan datang adalah sebagai berikut: a) Sistem pengangkatan Komisaris agar dilakukan secara transparan melalui fit and proper test, seperti yang sudah dilakukan terhadap para anggota Direksi.b) Pemegang Saham agar dapat mengangkat 1 orang Komisaris Independen untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik transparansi, pengungkapan, kemandirian, akuntabilitas serta praktik keadilan dan kewajaran menurut ketentuan yang berlaku. c) Penilaian kinerja Komisaris dan Direksi agar dapat dilakukan secara individual selain secara kolektif. d) Selain Komite Audit yang sudah terbentuk, disarankan agar dibentuk komite penunjang yang saat ini masih ditangani langsung oleh komisaris sehingga fungsinya kurang optimal. Komite penunjang tersebut adalah Komite Renumerasi, Komite Nominasi, Komite Asuransi dan Risiko Usaha. e) Pelaksanaan seleksi Auditor Eksternal dapat dilakukan secara transparan oleh Komisaris dengan terlebih dahulu mendapatkan masukan dari Komite Audit. f) Komite Audit yang semuanya punya keterikatan dengan para pemegang kepentingan hendaknya ditambah dengan anggota yang independen. 7. Direksi agar dapat mensosialisasikan pedoman Corporate Governance dan Kode Etik ke seluruh jajaran perusahaan sehingga dapat dipahami dan dilaksanakan. 8. Beberapa hal agar di dalam Laporan Tahunan berikutnya dapat dicantumkan mengenai: a) Ada tidaknya kepemilikan saham Direksi, beserta keluarga dekatnya pada perusahaan lain yang terafiliasi. b) Besarnya nilai kompensasi Direksi dan Komisaris, pekerjaan utama lainnya dari Komisaris. c) Potensi benturan kepentingan yang ada. d) Kasus yang sedang diselesaikan melalui jalur hukum.e) Jumlah dan tingkat Kehadiran Komisaris pada Rapat Komisaris f ) Jumlah dan tingkat kehadiran Direksi pada rapat Direksi g) Auditor eksternal yang terpilih 9. Adapun terhadap area dari berbagai aspek pengujian yang sudah baik mendekati atau mencapai praktik-pratik penerapan GCG untuk dipertahankan dan dioptimalkan."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 24482
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Setya Budhie
"ABSTRAK
Sebagaimana ditetapkan oieh Pemerintah bahwa dalam rangka
pencapaian swasembada padi, kedelai dan jagung (palagung) serta untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani pemerintah telah
mencanangkan Gema Palagung 2001. Untuk menunjang program tersebut
pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan diantaranya; menghapuskan subsidi
harga pupuk dalam negeri sehingga dapat menghilangkan dualisme harga dan
distorsi penyaluran pupuk di lapangan, selanjutnya membebaskan pula tata
niaga pupuk (distribusi, impor dan ekspor) sesuai dengan mekanisme pasar.
PT. Pupuk Sriwidjaja saat ini di kategorikan sebagai salah satu
pwrusahaan pemerintah dengan predikat Sehat Sekali, dengan pengelolaan
perusahaan yang baik dapat memenuhi target, sehingga perusahaan menjadi
leader dibandingkan dengan pabnk pupuk Iainnya. Untuk itulah dalam rangka
mengantisipasi persaingan dimasa yang akan datang PT. Pusri juga dituntut
dan memandang perlu serta seialu berupaya agar kinerjanya tetap baik di
tengah-tengah persaingan yang semakin ketat.
Peneiitian ini dimaksudkan untuk mengungkap permasalahan yang ada
serta untuk mencari solusi masalah dengan pendekatan analisis hierarki
proses, guna mendapatkan rumusan tentang strategi bisnis yang tepat.
utamanya untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam rangka
memenangkan persaingan bisnis, dengan tujuan sebagai berikut : menganalisis
lingkungan, situasi pasar dan situasi persaingan bisnis serta mencoba untuk
mengidentifikasi posisi industri pupuk PT. Pusri dalam menghadapi persaingan.
menganalisis tentang gambaran peluang yang dapat dimanfaatkan dalam
mengembangkan strategi dan meningkatkan daya saing PT. Pusri,
menawarkan alternatif strategi daya saing untuk meningkatkan dan
mengembangkan peranan kinerja yang lebih optimal.
Metode Pembahasan dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy
Process untuk mendapatkan bobot kekuatan bisnis atau faktor-faktor internal
perusahaan dan daya tarik industri atau faktor-faktor eksternal perusahaan,
setelah hasil diperoleh Ialu dipetakan ke General Electric Matrix, sehingga di
dapatkan posisi perusahaan industri pupuk PT. Pusri.
Dari hasil analisa diperoleh didapal total bobot nilai kekuatan bisnis
perusahaan sebesar 3,591, sedangkan daya tank industri total bobot nilainya
sebesar 3,534 dan setelah dipetakan perusahaan PT. Pusri berada pada
kuadran V, Hold and Maintain, yang berarti dalam mengoperasional
perusahaan diperiukan investasi yang selektif.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puryati
"Saat ini dunia usaha sedang berada pada masa transisi dan era persaingan industrial ke persaingan informasi. Perkembangan perekonomian yang cepat karena pengaruh globalisasi akan mempengaruhi ikiim persaingan bisnis yang ada. Persaingan akan semakin ketat dan keras terlebih pada era pasar bebas. Oleh karena itu perusahaan tenis berupaya untuk merurnuskan dan menyempurnakan strtegi strategi bisnis mereka dalam rangka memenangkan persaingan (the winning strategy). Untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penerapan strategi, manajemen perusahaan perlu mengukur kinerja bisnis mereka.
Selama ini, istilah kinerja/peiformance kerapkali dikaitkan dengan koridisi keuangan perusahaan. Pengukuran kinerja tersebut dirasakan tidak lagi tepat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan mengukur keberhasilan perusahaan. Nampaknya masih banyak hal yang luput dan perhatian alat ukur keuangan yang pada gilirannya menuntut upaya lain sebagai tolok ukur pendekatan kinerja perusahaan yang lebih komprehensif dan seimbang untuk melenglapi pengukuran kinerja keuangan yang telah ada.
The Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton merupakan solusi yang menarik untuk menjawab tantangan tersebut. Sistem ini menterjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam pengukuran kinerja yang Iebih komprehensif dan seimbang yang memberikan kerangka untuk pengukuran strategis. Dengan Balanced Scorecard kinerja perusahaan diukur dan aspek keuangan dan non keuangan yaitu dan empat perspektif yang terdini dan keuangan, pelanggan, proe1 b.nia internal dan belajar dan bertumbuh Selain ¡tu, Balanced &orecard tidak hanya mengukur hash akhir (oulcome) tetapi juga aktivitas-aktIvita5 pcnentu hash akhir I)engan latar belakang tersebut, penuhs melakukan studi analisis pada Pl (Persero) Peiabuhan Indonesia II. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahul bagaimana sistem pengukuran kinerja yang diterapkan pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia Il dan penyusunan Balanced &vrecard sebagal sistem pengukuran kineija Baru.
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II sebagal BUMN yang bergerak di bidang pelayanan jasa kepeiabuhanan keberadaannya tidak bisa sepenuhnya teriepas dan Pemerintah. Namun liai ¡tu tidak berarti membatasi ruang gerak perusahaan Dengan berbagai keterbatasan yang ada, perusahaan banus dapat mengoptimalkan sumberdaya yang ada agar dapat memberíkan basil optimal. Sebagai BUMN, kinerja perusahaan akan diukur dengan tolok ukur yang ditetapkan oleb pemerintah yang benlaku sama untuk semua BUMN. Dengan melihat kondisi perusabaan yang berbeda-beda dan persaingan yang ada saat ¡ni, sistem pengukuran kinerja tersebut tidak lagi memadai untuk diterapkan. OJeh karena ¡tu kebutuhan sistem baru yang bisa mengakomodasi kebutuhan sesuai dengan kondisi yang ada mutlak diperlukan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penerapan Balanced Scorecard difokuskan pada strategi mempertahankan pelanggan (customer retention) dengan cara melakukan perbaikan proses bisnis internal dan meningkatkan berbagai upaya untuk proses pembelajaran (learning) daLam rangka mencapai tingkat pertumbuhan (growth) yang diharapkan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat periting. Jika pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan memuaskan diharapkan pelanggan akan menggunakan jasa perusahaan di waktu yang akan datang. Kepuasan pelanggan akan dipengaruhi oleh proses internal bisnis yaitu bagaimana perusahaan memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Keberhasilan proses internai bisnis akan tergantung pada sumber daya yang dimiliki perusahaan melalui proses pembelajaran dan bertumbuh. Dengan proses bisnis internal dan pembelajaran dan bertumbuh yang baik, kepuasan pelanggan dan customer retention dapat dicapai. Pengaruh dan aktivitas tersebut secara tidak langsung adalah peningkatan pendapatan perusahaan yang nantinya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Penerapkan Balanced Scorecard pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II diharapkan dapat merupakan benchmark untuk mengevaluasi beraneka ragam aktivitas perusahaan agar dapat beroperasi secara optimal, Sebagai suatu sistem manajemen, Balanced Scorecard diharapkan dapat memotivasi perbaikan berkesinambungan terhadap bidang-bidang kritikal perusahaan.
Karena keterbatasan kemampuan dan waktu yang dimiliki penulis, hasil analisis ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dalam waktu yang Iebih lama mengingat penyusunan dan penerapan sistem barn bukan merupakan hal yang mudah terutama dalam aplikasinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Susanti
"Saat ini perusahaan berada pada pertengahan transformasi dari persaingan era industri menuju persaingan era informasi. Dalam era informasi dan globalisasi seperti saat ini, tolok ukur yang dipakai saat ini yang lebih bersifat keuangan, dirasakan tidak lagi tepat untuk memenuhi kebutuhan informasi dan mengukur keberhasilan perusahaan. Penekanannya harus lebih diarahkan kepada pengukuran yang selain dapat mengukur hasil yang telah dicapai tetapi juga yang akan dicapai. Sehingga pengukurannya haruslah pengukuran yang komprehensif dan seimbang untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan yang telah ada.
Kaplan dan Norton kemudian memperkenalkan suatu pengukuran yang baru yaitu The Balanced Scorecard. The Balanced Scorecard menyeimbangkan pengukuran finansial untuk kinerja masa lalu dengan pengukuran . bagi kinerja masa depan. Metode ini menyediakan manager dengan instrumen yang dapat digunakan untuk keberhasilan persaingan di masa yang akan datang. Saat ini, perusahaan berkompetisi dalam lingkungan yang kompleks sehingga pengertian yang tepat mengenai tujuan dan metode untuk mencapai tujuan merupakan hal yang penting. The Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam pengukuran performance yang lebih komprehensif yang memberikan kerangka untuk pengukuran strategis. The Balanced Scorecard menggabungkan pengukuran baik dari sisi finansial maupun operasional yaitu mengukur kinerja perusahaan dari empat sisi yaitu: Finansial, Pelanggan, Proses Bisnis Internal dan Belajar dan Berkembang. Untuk itu penulis melakukan studi analisis pada perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk yaitu PT. Pupuk Sriwijaya yang berpusat di kota Palembang.
PT. PUSRI sebagai BUMN tidak dapat dipungkiri bahwa setiap aktivitasnya harus selalu didasarkan pada peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tetapi hal tersebut tidak berarti membatasi ruang gerak perusahaan. Justru dengan batasan-batasan tersebut, perusahaan harus dapat mengoptimalisasi sumber daya yang ada agar memberikan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, usulan yang diberikan kepada perusahaan dalam menggunakan The Balanced Scorecard, difokuskan kepada: strategi pertama yaitu penurunan biaya produksi dengan cara melakukan efisiensi produksi, meningkatkan kualitas output dan pengiriman produk yang sesuai dengan kebutuhan. Pengaruh dari aktivitas tersebut, secara tidak langsung adalah peningkatan output produksi (strategi kedua). Untuk memastikan bahwa kedua strategi di atas menghasilkan net income yang meningkat, maka ada strategi ketiga yaitu peningkatan laba.
Dengan menerapkan The Balanced Scorecard, PT. PUSRI diharapkan akan dapat memanfaatkannya sebagai benchmark untuk mengevaluasi beraneka ragam aktivitas perusahaan agar dapat beroperasi secara optimal. Sebagai suatu sistem manajemen, The Balanced Scorecard diharapkan dapat memotivasi perbaikan berkesinambungan terhadap bidang-bidang kritikal perusahaan seperti sumber daya, pelanggan, aktivitas, proses dan energi atau biaya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartono
"Pengukuran kinerja terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk PT Balai Pustaka (Persero) yang dilakukan selama ini dianggap belum mampu menggambarkan kinerja perusahaan yang sebenarnya. Metode pengukuran kinerja yang dilakukan masih mengikuti rational goal model yang terukur secara kuantitatif. Kaplan dan Norton memperkenalkan sistem pengukuran yang mencoba menyeimbangkan alat ukur yang lama, yang tidak menekankan hanya pada aspek profitabilitas (finansial), tetapi juga kepada aspek-aspek yang lain, seperti aspek belajar dan bertumbuh, aspek proses bisnis internal, dan aspek pelanggan. Didasarkan atas alasan tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja PT Balai Pustaka (Persero) dengan memakai pendekatan Balanced Scorecard.
Permasalahan utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja PT Balai Pustaka (Persero) apabila diukur dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard ? Sedangkan tipe penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Analisis data dilakukan dengan dua cara, yakni data keuangan dengan analisis rasio, sedangkan data primer yang bersumber dari jawaban responden diukur berdasarkan skala Liken. Setelah nilai rasio dan nilai rata-rata tersebut diperoleh, selanjutnya dicari nilai relatif dan keseluruhan indikator untuk mendapatkan nilai kumulatif berupa tingkat kesehatan atau kinerja perusahaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja PT Balai Pustaka (Persero) tahun 1998 dari aspek belajar dan bertumbuh adalah cukup baik, aspek proses bisnis internal adalah baik, aspek pelanggan adalah kurang baik, dan aspek keuangan kurang baik. Sementara itu skor kinerja PT Balai Pustaka (Persero) untuk tahun 1998 adalah sebesar 63,60 %. Dengan demikian dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki tingkat kinerja yang kurang baik dan masuk dalam kategori perusahan kurang sehat BBB (50 < TS < = 65).
Untuk lebih meningkatkan kinerja PT Balai Pustaka (Persero) di masa yang akan datang, maka beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian atau ditingkatkan adalah aspek belajar dan bertumbuh yang berkaitan dengan karyawan dengan berbagai indikatornya, aspek proses bisnis internal terutama yang berkaitan dengan aspek pelayanannya kepada pelanggan, aspek pelanggan terutama yang berkaitan dengan pihak yang terlibat dalam aktivitas perusahaan, dan aspek finansialnya terutama yang berkaitan dengan proses operasi internalnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T2909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nusraningrum
"PT (Persero) Canada Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini adalah mempakan perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia yang tidak hanya menerbangi jalur penerbangan Domestik tetapi juga menerbangi jalur penerbangan lntemasional. Sebagai BUMN tentu saja perusahaan ini mengemban tugas sebagai agen pembangunan yang diharapkan dapat memberikan kontnbusi bagi Pemenntah dalam hal peningkatan sumber devisa Negara. Di dalam peljalanannya yang telah memasuki usia lebih dari selengah abad perusahaan ini mengalami pasang sunxt terutama dalam mempertahankan eksistensinya di industri jasa penerbangan. Di tengah keterpurukan krisis ekonomi yang tidak hanya melanda Indonesia tetapi juga kawasan Asia, membenkan dampak yang cukup besar bagi perusahaan ini. Temtama karena biaya operasional pada umumnya dihitung dengan menggunakan mata uang Amerika (US $) sedangkan kondisi perekonomian Indonesia yang karena dilanda krisis menyebabkan mata uang rupiah terdepresiasi terhadap mata uang asing sehingga menyebabkan kerugian sebesar RP. 2,23 trilyun pada tahun 1998 dan memiliki hutang 1,81 milyar dolar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdy Yuliansah
"PT. KA (Persero) as a BUMN (Badan Usaha Milik Negara/State Owned Company) running business in the field of transportation in its performance measurement satisfactorily takes as its reference KEP. MEN BUMN No. 100 dated June 4, 2002, i.e. performance 'measurement based on 3 aspects, those are financial aspect with 50 score in weight, operational aspect with 35 score in weight, and administrational aspect with 15 score in weight. Based on the said performance measurements, PT. KA (Persero) for 4 years (2001-2004) achieves the average score of 66.84 or A as "Healthy" criteria. What must be observed the said score is slightly different 1.84 point from the "Not Healthly Enough" that is 65. The said result is a tendency of achieving decresed score in financial aspect, especialy ROE (Return On Equity), ROl (Return On Investment), and TATO (Total Assets Turnover).
Performance evaluation thus far still giving great attention/weight on financial aspect has its weakness. The basis of financial aspect evaluation on financial report has its limitation that is only on financial activity report in certain period/duration and incapable to maximally explain the relation or link between those periods. Business cycle in carrying out the strategic vision and mission of the company experiences three stages that is growth, sustain, and harvest, which are of course different in the pattern of income, pattern of operational costs, or investment policies, thus resulting in performance measurement limited on financial aspect is not too effective as the basis of decision making.
Performance measurement with Balanced Scorecard approach gives other alternatives of the measured aspect in the said performance measurement including 4 aspects that is financial aspect, internal business process aspect, and expenditure & development aspects. Financial aspect in Balanced Scorecard approach is still considered strategic for financial performance is the result from other performances.
The frame of mind is as follow: Financial performance represented by ROCE (Return On Capital Employed) is Scorecard measurement in financial perspective. This measurement is the result of product/service sales continuously repeated and developing of the consumers reflecting the height level of loyalty among the customers. Loyalty occurs by the existence of
customer satisfaction or level of service quality. Increasing service quality is achieved through internal business process through training, improving the skill level of the employees, and work satisfaction of the employees.
The result of performance measurement of PT. KA (Persero) with Balanced Scorecard achieves the total score of 66 of the total maximal score of 95 with "Good" criteria. The range of total score for good criteria is between total score of 64.63 to 79.83. This result provides the picture to management that achievement of performance score based on the dominant State Miinisterial Decree of BUMN with financial aspect must be observed and to be made as the consideration in measuring performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farid Fanani
"PT ASDP (Persero) yang merupakan sebuah BUMN yang bergerak di bidang tranportasi penyeberangan dalam pengukuran kinerjanya mengacu puas pada KEP.MEN BUMN No.100 tanggal 2 Juni 2002, yaitu penilaian kinerja berdasar 3 aspek, yaitu aspek nansial dengan bobot 50, aspek operasional dengan bobot 35 dan aspek administrasi dengan bobot 15. Berdasarkan aspek penilaian kinerja teisebut, PT ASDP (Persero) selama 4 tahun (1999-2002) dalam pencapaian skor rata-rata sehesar 67,3 dengan kritteria " Sehat". Hal yang perlu dicermati, skor tersebut berbeda tipis 2 point dari lamas "Kurang Sehat" yaitu 65. Hasil tersebut adalah kccenderungan pencapaian skor menurun pada aspek keuangan khususmya indicator ROI (Return On Investment), HJJE (Return on Equity) dan TATO (Tote ! Assets T um Over) khususE1y pada tahun 2002 dan 2001.
Penilaian kinerja, yang selama ini masih memberi perhatian besar 1 bobot lebih besar pada aspek keuangan mempunvai kelemahan. Dasar penilaian aspek keuangan dari laporan keuangan mempunyai keterbatasan, yaitu hanya pada laporan aktifitas keuangan periode 1 masa tertentu dan tidak mampu secara maksimal menjelaskan hubungan atau keterkaitan antar periode. Sikius bisnis dalam melaksanakan visi dan misi strategis perusahaan, mengalami tiga tahap yaitu berkembang (growth), bertahan (sustain) dan panen (harvest). tentu berbeda dalam pola pedapatan, pola biaya operasi maupun kebijakan investasi sehingga penilaian kinerja yang terbatas aspek keuangan kurang efektif sebagai dasar pengambilan keputusan.
Pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard memberi alternatif lain,karena aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja tersebut meliputi 4 aspek yaitu aspek keuangan, aspek proses internal bisnis dan aspek pembelajaran & berkembang. Aspek keuangan dalam pendekatan Balanced Scorecard tetap dipandang strategis karena kinerja keuangan merupakan result atau hasil dari kinerja lainnya.
Alur berpikirnya adalah sebagai berilcut : kinerja keuangan yang diwakili oleh ROCE (return on capital employed) merupakan pengukuran Scorecard dalam perspektif keuangan. Ukuran ini merupakan hasil dari penjualan produk jasa yang terus berulang dan berkembang dari konsumen yang mencerminkan tingginya tingkat loyalitas di antara para pelanggan. Loyalitas terjadi karena adanya kepuasan pelanggan atas tingkat kualitas pelayanan. Peningkatan kualitas pelayanan dicapai melalui proses bisnis internal dengan inelalui pelatihan, perbaikan tingkat keahlian pegawai dan kepuasan kerja pegawai.
Hasil pengukuran kinerja PT ASDP (Persero) dengan pendekatan Ba!anced Scorccard mercapai total skor 6 dari total skor maksimal 90 dengan kriteria berdasar Keputuan Menteri Negara BUMN yang dominan dengan pendekatan aspek keuangan perlu dicermati dan menjadi pertimbangan dalam mengukur kinerja."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>