Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parkit Handono
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi bekerja anak dan intensitas bekerjanya, terutama dilihat dari latar belakang sosial ekonomi demografi rumah tangga. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Susenas Kor tahun 2006. Batasan usia pekerja anak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 - 14 tahun. Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan inferensial. Analisis inferensial menggunakan model regresi logistik untuk melihat determinan partisipasi bekerja anak dan analisis regresi (OLS) untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas bekerja anak yang diiihat melalui lamanya jam kerja.
Hasil analisis menunjukkan karakteristik kepala rumah tangga yaitu: pendidikan, status kesehatan, lapangan usaha, status pekerjaan, umur dan jenis kelamin juga berpengamh terhadap resiko munculnya pekerja anak Status kemiskinan rumah tangga dan rasio anak dan dewasa dalam rumah tangga juga memiliki pengaruh terhadap resiko anak untuk bekerja. Selain itu daerah tempat tinggal dan jenis kelamin anak berpengaruh terhadap peluang anak untuk bekerja.
Intensitas bekerja anak dipengaruhi oleh karakteristik kepala rumah tangga yaitu: pendidikan dan status pekerjaan. Faktor kemiskinan rumah tangga berpengaruh secara signifikan terhadap intensitas bekerja anak. Karakteristik pekerja anak mempunyai pengaruh yang kuat terhadap intensitas bekerja. Menurut status pekerjaan, pekerja anak dengan status pekerjaan sebagai buruh atau pekerja bebas, bekerja 16 jam lebih lama dalam seminggu daripada anak berstatus pekerja tak dibayar. Dari karakteristik demografi anak, semakin bertambah usia anak intensitas bekerjanya semakin tinggi, sedangkan faktor jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja anak. Pekerja anak yang tinggal di perdesaan bekerja dua jam lebih pendek daripada pekerja anak yang tinggal di perkotaan.

This thesis is focused on the determinant of participation and intensity of work of child, especially from the demographic aspect of the house hold. This study uses the 2006 SUSENAS. This study uses description and inferential analysis. The inferential analysis was conducted by two models, ie. The First model uses logistic regression to ind out the determination of child work participation and the the second model uses regression analysis (OLS) to find the factors influencing work intensity of child.
Result shows that the household head characteristic such as education, health status, kind of job, job status, age and gender influences the risk of child sent to work. The child’s gender also has significant effect on the probability of going to work. The finding also shows that poverty status and child-adult ratio in the household also determine child being sent to work.
The work intensity of child is determine by househo1d’s head characteristic such as education and job status. Poverty status of household also significantly influences the work intensity of the child. Chi1d’s characteristic has strong influence to their work intensity. The older child the the higher the hours spent at work. The result shows that gender of the child doesn't significantly influence their hours spent at work. Child worker living in the rural areas are found to spend two hours less time on work than urban child worker.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33984
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Wahyu Ramadhani
"ABSTRAK
Tingkat kemiskinan anak yang lebih tinggi dibandingkan tingkat kemiskinan penduduk menunjukkan anak lebih rentan terhadap dampak kemiskinan. Anak-anak yang tumbuh dalam rumah tangga miskin cenderung tidak dapat menikmati berbagai hak dasar dan berpotensi menghambat tumbuh kembangnya. Penelitian dengan data Susenas Provinsi DKI Jakarta memiliki dua tujuan yaitu mengukur tingkat deprivasi hak-hak dasar anak serta menguji faktor karakteristik rumah tangga yang memengaruhi status kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta. Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama adalah dengan MODA, sementara untuk menjawab tujuan kedua adalah dengan regresi logistik. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 22.0 menunjukkan tingkat deprivasi terbesar yang dialami oleh anak di Provinsi DKI Jakarta adalah pada dimensi kesehatan dengan 33,41%, diikuti dimensi perumahan sebesar 32,37%, dimensi makanan dan nutrisi dengan 25,92%, kemudian dimensi fasilitas dengan 24,15%, dimensi pendidikan dengan 23,33%, dan yang terendah dimensi perlindungan anak dengan 3,95%. Pengukuran kemiskinan anak dengan metode MODA menunjukkan terdapat 10,25% anak miskin yang terdeprivasi minimal pada 3 dimensi dan 3,56% anak miskin yang terdeprivasi pada minimal 4 dimensi. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa faktor karakteristik rumah tangga yang memengaruhi status kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta adalah pendidikan kepala rumah tangga, status bekerja ibu, dan jumlah anggota rumah tangga. Kemiskinan anak di Provinsi DKI Jakarta harus segera diatasi, diantaranya dengan memberikan prioritas terhadap dimensi yang memiliki tingkat deprivasi terparah yaitu dimensi kesehatan dan dimensi perumahan. Peningkatan angka imunsasi dasar lengkap pada anak usia balita serta memperbanyak penyediaan hunian vertikal bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dapat menjadi prioritas untuk segera dilaksanakan.

ABSTRACT
Child poverty rates that are higher than population poverty rates indicate that children are more vulnerable to the effects of poverty. Children who grow up in poor households tend to not be able to meet various basic rights and potentially inhibit their growth and development. Research with data from Susenas of DKI Jakarta Province has two objectives namely measuring the level of deprivation of basic rights of children, then testing the factors of household characteristics that influence the child poverty in DKI Jakarta Province. The analytical method used to answer the first objective is MODA, while to answer the second objective is logistic regression. The results of data processing using SPSS 22.0 showed the greatest deprivation rate experienced by children in DKI Jakarta Province was on the health dimension with 33.41%, followed by housing dimensions by 32.37%, food and nutrition dimensions with 25.92%, then dimensions facilities with 24.15%, education dimensions with 23.33%, and the lowest dimensions of child protection with 3.95%. The measurement of child poverty by the MODA method yields a rate of 10.25% of poor children who are minimally deprived of 3 dimensions and 3.56% who are deprived of at least 4 basic rights dimensions. The results of the logistic regression analysis showed that the factors of household characteristics influence the poverty status of children in DKI Jakarta Province are the education of the head of the household, the working status of mothers, and the number of household members. Child poverty in DKI Jakarta Province must be ended immediately through giving priority to dimensions that have the worst levels of deprivation. Increasing the number of complete basic immunizations for children under five years old and increasing the provision of vertical housing for people with middle to lower income can be a priority for immediate implementation.

 

"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T51681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhanuna Alifa
"Kepala rumah tangga perempuan seringkali dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap kemiskinan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa terdapat bias dalam pernyataan ini, dan perlu dilakukan pemisahan subkelompok untuk melihat tantangan yang dialami tiap jenis kepala rumah tangga perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan partisipasi kerja kepala rumah tangga perempuan di Indonesia dan pengaruh status perkawinan kepala rumah tangga perempuan (de facto dan de jure) di Indonesia terhadap partisipasi kerja mereka setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2018. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap kepala rumah tangga perempuan usia produktif (15-64 tahun). Ditemukan bahwa kepala rumah tangga perempuan yang berstatus kawin (de facto) lebih cenderung menghabiskan waktunya pada pekerjaan berbayar dan tidak berbayar (mengurus rumah tangga) dibandingkan kepala rumah tangga perempuan yang tidak berstatus kawin (de jure). Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pemangku kepentingan terkait dalam menentukan intervensi kebijakan terhadap berbagai subkelompok kepala rumah tangga perempuan di Indonesia.

Female household heads are often seen as a vulnerable group to poverty. Some literature suggests bias in this statement, and it is necessary to disaggregate the subgroups to see the challenges faced by each type of female household head. Therefore, this study aims to explain the patterns and differences in the work participation of female household heads in Indonesia and the effect of the marital status of female household heads (de facto and de jure) in Indonesia on their work participation after controlling for the effects of socio-economic factors. This study uses a quantitative approach with secondary data from the March 2018 National Socio-Economic Survey (Susenas). The method used to analyze this data is the multinomial logistic regression. The analysis is conducted on female household heads in their productive age (15-64 years old). It is found that female household heads who are married (de facto) are more likely to spend their time in paid and unpaid work (domestic work) than female household heads who are not married (de jure). This study’s findings can be used as recommendations for relevant stakeholders in determining policy interventions for various subgroups of female household heads in Indonesia"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Syaripudin
"Tesis ini ditujukan untuk membahas keberadaan agen sosial lokal (unit rumah tangga) dalam mengatur sekuritas sosial terhadap pekerja domestik anak. Selain itu, tesis ini ingin memperdebatkan asumsi-asumsi penelitian terdahulu yang seringkali memandang pekerja domestik anak sebagai objek yang sangat rentan akan risiko-risiko terburuk dari pekerjaan mereka. Sekuritas sosial rumah tangga menjadi salah satu pendekatan positif melalui praktik-praktik dukungan sukarela dari keluarga pemberi kerja dalam rangka pemenuhan hak-hak pekerja anak untuk sebuah tujuan yang ingin dicapai, yakni kesejahteraan. Penelitian kualitatif dengan studi kasus ini akan menggali informasi mengenai jalannya skema sekuritas sosial yang diproduksi oleh tiga unit rumah tangga masyarakat perkotaan. Temuan studi menunjukkan, pertama, setiap unit rumah tangga pemberi kerja pada dasarnya memiliki pengetahuan lokal mereka masing-masing dalam menjelaskan cita-cita kesejahteraan untuk pekerja domestik anak di dalamnya. Konsep lokal mengenai kesejahteraan itu cenderung diinterpretasikan berdasarkan nilai-nilai sosial pada masyarakat, seperti solidaritas sosial (social solidarity), kepercayaan (trust), sikap saling mendukung (mutual support) dan komitmen moral (moral commitment). Kedua, pendekatan basic needs fulfillment menjadi sebuah pola strategi dari unit-unit rumah tangga ini dalam mentransmisikan program-program dukungan sekuritas sosial untuk kesejahteraan pekerja anak melalui penggunaan sumber daya lokal. Pendekatan tersebut dinilai sebagai model pemenuhan kesejahteraan yang merujuk pada empat dimensi yakni social-economic security, social cohesion, sosial inclusion, serta social empowerment. Ketiga, model kebutuhan dasar yang dikelola oleh rumah tangga juga secara signifikan memberikan perubahan dalam strategi memberikan jaminan sosial. Seperti yang kita ketahui, secara umum, skema sekuritas sosial sering bertumpu pada prinsip-prinsip umum (prinsip proteksi) di mana dukungan yang diberikan seringkali bersifat temporal, seperti yang umum dilakukan oleh pemerintah. Menariknya, strategi kebutuhan dasar ini bisa menjadi jawaban atas kelemahan pendekatan sebelumnya, serta memiliki kelebihan yang memungkinkan rumah tangga untuk dapat membangun rencana dukungan keberlanjutan (sustainable security program).
This thesis is intended to discuss the existence of local social agent (household units) in regulating social security for child domestic workers. In addition, this thesis examines the following past research assumptions perceived child domestic workers as objects that were very vulnerable to the their security risks of their work. Household social security is one of the positive approaches through the practices of voluntary (resource) supports from the employer`s families, and it can play an essential role in fulfilling the basic rights of child domestic workers in order to achieve its goal, social welfare. This qualitative research presents the case study aiming to explore the information on how the social security schemes was created by these three urban household units. The findings revealed that, first, each of the household units has their own local knowledge to ensure social welfare for their domestic workers in the household. Welfare supports conducted by the families are basically influenced from their understandings of social values in society, such as social solidarity, trust, mutual support and moral commitment. Second, child`s basic needs fulfillment becomes the same pattern of these households in transmitting social security support programs for the child workers with their local resources use. Related to this model, the fulfillment is designed to support child`s socio-economic security, social cohesion, social inclusion, and social empowerment. Third, the basic needs model organized by the households may significantly be such a new current strategy while also providing change in delivering social security. As we may know, in general, social security schemes often rest on the common protection (from risks) principle with its temporary supports held by the government. Interestingly, this basic needs strategy has its value that allows the households to be able to build a sustainability action plan for social security"
2019
T54104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdian Kartika Sari
"Bekerja adalah suatu strategi untuk mencapai kesejahteraan dan strategi untuk bertahan hidup bagi sebagian orang. Akan tetapi jika bekerja dilakukan oleh anak-anak usia sekolah maka bukan kesejahteraan yang akan didapat melainkan dampak buruk yang didapat. Pekerja anak yang pendidikannya terabaikan akan berakibat pada terhambatnya pembangunan baik dari sisi pembangunan sumber daya manusia maupun dari pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tesis ini bertujuan untuk melihat dampak dari variabel sosial ekonomi dan demografi terhadap lama bersekolah pekerja anak. Lama sekolah merupakan suatu ukuran akumulasi investasi pendidikan individu.
Metodologi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tabulasi silang untuk analisis deskriptif Sedangkan untuk analisis inferensial metode statistik yang digunakan adalah dengan metode regresi Cox. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari delapan variabel yang signifikan, ternyata variabel jam kerja anak memiliki pengaruh yang paling besar terhadap lama sekolah pekerja anak.

Working, for some people, is one of many ways to get a wealthy life. But if it is done in the early age and by school aged children it will have a bad impact. Child labor has a detrimental effect on human capital formation and on economic development. The main objective of this research is to study the effect of socio-economic and demographic factors on the schooling years of child labor in Indonesia. Methodology of this research are descriptive analysis and Cox's Regression.
Descriptive analysis is used to find the characteristics of each variables and Cox's regression is used to investigate the impacts of sosio-economic and demographic factors on child labor's years of schooling. The finding of the study shows that there are 8 significant variables that impact on the years of schooling of child labor, and children’s working hours is the most significant variable.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33938
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Febriana Ayub
"Banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, yang memasuki periode kelanjutusiaan penduduk. Periode ini ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia 60 tahun atau lebih. Peningkatan penduduk lansia berdampak positif jika penduduk lansia sehat, mandiri, aktif, serta produktif. Namun, peningkatan penduduk lansia juga dapat berdampak negatif jika terjadi penurunan kondisi kesehatan disertai tingkat disabilitas yang tinggi. WHO berfokus pada kesejahteraan lansia yang dituangkan dalam salah satu tujuan dari SDGs. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi kecukupan pendapatan rumah tangga dan karakteristik sosial ekonomi demografi terhadap subjective well-being serta komponennya pada lansia Indonesia. Selain itu, penelitian ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2021, dengan unit analisis penduduk usia 60 tahun ke atas yang berstatus sebagai kepala rumah tangga atau pasangannya. Adapun metode analisis inferensial yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan yang merasa pendapatan rumah tangga mencukupi cenderung memiliki subjective well-being, kepuasan hidup, dan afeksi positif yang lebih tinggi, serta afeksi negatif lebih rendah dibandingkan lansia yang merasa kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, berumur lebih muda, tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki subjective well-being yang lebih tinggi. Tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi. Menjadi perempuan menikah, tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki afeksi positif yang lebih tinggi. Menikah, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki afeksi negatif yang lebih rendah

Many countries in the world, including Indonesia, are entering aging population period. This period is marked by an increase in the number and proportion of the population aged 60 years or over. The increase in the number of older person has a positive impact if the older person is healthy, independent, active, and productive. However, it can also have a negative impact if there is a decline in health conditions accompanied by a high level of disability. WHO focuses on the welfare of the older person as outlined in one of the goals of the SDGs. This study aims to analyze the effect of perceived of household income adequacy and demographic socio-economic characteristics on subjective well-being and its components in the Indonesian older person. In addition, this study uses data from the 2021 Happiness Level Measurement Survey (SPTK), with a unit of analysis for residents aged 60 years and over who are the head of the household or their spouse. The inferential analysis method used is ordinal logistic regression. The results of this study indicate that the older person with the status of head of household or their spouse who feel their household income is sufficient tend to have higher subjective well-being, life satisfaction, and positive affect, and lower negative affection than the older person who feel inadequate to meet their daily needs. In addition, being younger, living and having activities with other people, being more educated, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of head of household or their spouse to have higher subjective well-being. Living and having activities with other people, having a higher education, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have higher life satisfaction. Being a woman, married, living and having activities with other people, having a higher education, working, and having a higher household income increases the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have higher positive affect. Married, more educated, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have lower negative affect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rofiqoh Rahmaniyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak guncangan rumah tangga terhadap partisipasi kerja dan partisipasi sekolah anak di Indonesia, dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) wave 4 tahun 2007. Isu tentang guncangan rumah tangga dibahas merujuk pada adanya beberapa penelitian yang menyatakan bahwa guncangan adalah penyebab timbulnya kemiskinan baru, maupun berubahnya tingkat kemiskinan ke tingkat yang lebih rendah serta respon pekerja anak yang bervariasi. Tesis ini menggunakan model probit bivariat untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerja dan sekolah anak, ternasuk didalamnya indikasi guncangan rumah tangga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa rumah tangga menggunakan pekerja anak dan mengurangi sekolah anak sebagai strategi mengatasi guncangan kehilangan pekerjaan, sebaliknya guncangan penyakit dan kecelakaan anggota rumah tangga memberikan hasil yang signifikan terhadap probabilita sekolah anak namun hasilnya berlawanan dengan yang diharapkan. Penelitian juga menemukan bahwa rumah tangga miskin cenderung untuk menggunakan pekerja anak dan mengurangi sekolah anak sebagai strategi untuk
mengatasi guncangan rumah tangga.

This study investigates the impact of household shock on child labor and child schooling in Indonesia using Indonesia Family Life Survey (IFLS) wave four, 2007. Shock issue is highligted because previous studies argue that shock if main couse of new poverty or fall the economic level. This study using bivariat probit model to identify the determinants of child schooling and child labor including household shock.
The result suggest that no evidence that household use child labor and reduce child schooling to cope father lost of work shock. In contrast, the result found that illness and accident of household member shock, significanly positif with child schooling, opposite to the expected sign. This study also found that poor household likely to use child labor and schooling reduction as strategy to cope the household schok.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Amnul Hayat
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peranan pembantu dan anggota rumahtangga (ART) lain terhadap partisipasi kerja ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, pengeluaran perkapita, kepemilikan anak usia 0-6 tahun & 7-12 tahun, serta status bekerja suaminya. Selain itu keberadaan pembantu dan ART lain juga digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap preferensi lapangan usaha ibu rumahtangga dengan memperhitungkan tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal, dan kelompok umur.
Dari hasil Regresi Logit Biner Multifaktorial dapat disimpulkan bahwa keberadaan pembantu dan ART lain secara signifikan mempengaruhi partisipasi kerja ibu rumahtangga. Kecenderungan untuk bekerja lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, pengeluaran perkapita diatas Rp. 296.687,-; memiliki anak usia 0-6 tahun, dan suaminya bekerja. Selain itu keberadaan pernbantu dan ART lain juga menunjukkan preferensi ibu rumahtangga dalam memilih lapangan usahanya. Dimana kecenderungan ibu rumahtangga untuk bekerja pada lapangan usaha non pertanian dengan adanya pembantu dan ART lain lebih tinggi pada tingkat pendidikan SMP/SMA, di daerah perkotaan, dan pada kelompok umur 30-39 tahun dan 40-44 tahun.

This study is about the role of maid and other household members on wive?s labor force participation according to educational attainment, per capita expenditure, having children 0-6 and 7-12 years old, and husband?s working status. The effect of the presence of maid and other household members on wive's job sector preferences is also assessed according to educational attainment, residential area, and age groups.
From the results of Multi-Factorial Binary Logit Regression, it is found that the presence of maid and other household members affects wive?s labor force participation. The odds are higher for those with SMP/SMA education, having per capita expenditure above Rp. 296.687,-; having children aged 0-6 years old, and with husbands who are working. It is also found that the tendency of wives to work in the non-agricultural sector with the presence of maid and other household members is highest on those with SMP/SMA education, living in urban areas, and age 30-39 and 40-44 years old."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsanul Zikri Misra
"Jaminan sosial ketenagakerjaan merupakan instrumen penting untuk menjaga kesejahteraan tenaga kerja. Di Indonesia sendiri hanya ada 23% tenaga kerja yang memilki jamsostek, rendahnya angka ini dapat menjadi ancaman karena tidak terlindunginya tenaga kerja atas risiko-risiko yang dapat mereka hadapi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan sosial ekonomi yang mempengaruhi kepemilikan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah logistik dengan data Susenas 2021 yang diperoleh dari BPS. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel-variabel, seperti jenis kelamin, lokasi wilayah urban, status kemiskinan, sektor pekerjaan, umur, lokasi tempat tinggal, dan pendidikan terakhir berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan tenaga kerja untuk memiliki jamsostek.

Employment social security is an important instrument for maintaining the welfare of the workforce. In Indonesia, only 23% of the workforce owns employment social security. This low number of ownership can be a threat because the workforce is not protected against the risks they may face. Therefore, this study aims to determine the socioeconomic determinants of employment social security ownership in Indonesia. The study used Susenas 2021 data from BPS and analyzed it using logistic/logit regression. The results of this study found that various characteristics of workforce, such as gender, poverty status, employment sector, age, location of residence, urban/rural, and education have a significant effect on the workforce’s decision to have social security."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiani
"ABSTRAK
Masalah gizi ganda sudah menjadi masalah serius yang harus diperhatikan oleh semua pihak. Dampaknya tidak hanya dapat merugikan individu itu sendiri tapi juga secara ekonomi. Studi ini dilakukan untuk mempelajari keterkaitan variabel ekonomi, modal sosial dan demografi terhadap masalah gizi ganda di Indonesia. Analisis dilakukan di tingkat rumah tangga dengan menggunakan sampel studi IFLS5.
Merujuk kriteria UNHCR, hasil analisis status gizi rumah tangga menunjukkan bahwa masalah gizi ganda yang terjadi secara nasional sudah bisa dianggap dalam situasi kritis. Hasil analisis regresi logistik multinomial menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara partisipasi rumah tangga dalam kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), jumlah anggota rumah tangga dan umur kepala rumah tangga terhadap kecenderungan rumah tangga memiliki masalah gizi ganda. Selain ketiga variabel tersebut, pengeluaran rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga serta lokasi tinggal rumah tangga di wilayah perkotaan dan geografi di pulau Jawa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan masalah gizi lebih. Gambaran yang berbeda untuk masalah gizi kurang, dari keseluruhan variabel ekonomi, modal sosial dan demografi yang diujikan, hanya keikutsertaan rumah tangga dalam kegiatan PKK dan keberadaan perempuan kepala rumah tangga yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian masalah gizi kurang.

ABSTRACT
Double burden of malnutrition has become a serious problem that must be considered by all stakeholders. The impacts of double burden of malnutrition are not only felt by people, but also from an economic standpoint. This study was conducted to determine the effect of economic, social capital and demographic variables on the double burden of malnutrition in Indonesia. Data used for the analysis is from the Indonesia Family Life Survey 5 (IFLS 5) 2014, with the household level as unit analysis.
According to UNHCR criteria, the analysis indicates that the double burden of malnutrition in Indonesia (at the household level) is considered in a critical situation. The results of the multinomial logistic regression analysis shows that participation of household in PKK (Family Welfare Movement) activities, household size and age of head of household have a significant effects to the double burden of malnutrition at the household level. Besides these three variables, household expenditures, education of head of household, location of household in urban area and in Java island have a significant effects to the problems of over-nutrition. Different pictures on the problems of under-nutrition, all of the economic, social capital and demographic variables have significantly effects on the problem of over-nutrition, except household pariticpation in PKK activity and female head of household."
2017
T55370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>