Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Upik Rukmini
"Penyusunan Perencanaan Strategis lima tahun kedepan (2010 - 2014) di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek Jawa Barat merupakan langkah awal bagi BKMM Cikampek untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.·Fungsi manajemcn di BKMM dimulai dari pereacanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penilaian kegiatan-kegiatan kesebatan mata masyarakat untuk penanggalangan gangguan pengiibatan dan kebutaan.
Perencanaan strategis adalab proses yang dilaksanakan oleh organisasi untuk menelaah situasi lingkungan ekslemal dan internal, dan mengernbangkan pedoman dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan Strategis di BKMM Cikampek disusun memlalui penelitian operasional yang dimulai dari analisis situasi lingkungan eksternal dan internal organisasi untuk mengidentifikasi factor-faktor peluang dan ancaman serta factor kelemahan dan kekuatan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek. Dari hasil penelitian ini ditetapkan strategi-strategi yang cocok untuk diterapkan di BKMM Cikampek. Strategi tersebut adalah peningkata promosi, memberikan pelayanan prima, menjalin kerjasama dengan klinik mata dan rumah sakit, mengembangkan inovasi baru untuk pelayanan dalam gedung, memberikan pelayanan prima, mngembangkan sistem informasi, mengembangkan pelatihan kesehatan mala kepada masyarakat, meningkatkan pendapatan melalui PNBP, meningkatkan advokasi, meningkatkan motivasi staf dan pengembangan gedung.
Strategi yang telah ditetapkan ini dipatakan dengan pendekalan balance scorecard dalam empat perspektif sasanm strategis yaitu: keuangan, palanggan, proses bisnis internal dam pembelajaran pertumbaban. Untuk pengukuran kinerja setiap sasaran stretagi ditetapkan Key Performance Indicator(KPI) yang merupakan indikator hasil dan indikator pendorong.
Tahap implementasi pada tesis ini baru bisa dilakulrnn sampai pada tahap
- rencana implementasi dengan menyusun rencana kegiatan dan rencana monitoring
- evaluasi untuk menilai tujuan jangka panjang dan menilai kinerja organisasi.
Kesimpulan secara umum adalab ditetapkannya visi: Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek sebagai pusat kegiatan kesehatan mata masyarakat Visi BKMM Cikampek adalah Melakukan promosi kesehatan mata untuk pemberdayaan masyarakat, melaksanakan dan mengernbangkan pelayanan kesehatan mata yang bermutu dan terjangkau kepada maeyarakat di dalam dan di luar gedung, Mengembangkan jejaring kemitraan dan koordinasi di bidang kesehatan mata dangan institusi terkait untuk mengatasi masalab kesehatan mata di masyarakat dan melaksanakan penelitian untuk mengembangkan pelayanan kesehatan mata sesuai permasalahan masyarakat Untuk tercapainya visi dan misi tersehat diptalnpkan 13 strategi dangan 15 tujuan sttategi dan 16 indikator yang ditetapkan sebagai tolok ukur pencapaian tujuan strategis.
Perencanaan strategis yang teiah disusun ini dapat diterapkan oleh Pimpinan dan staf BKMM dengan komitmen bersama. Untuk itu rencana strategis ini perlu disosialisasikan oleh Pimpinan kepada semua staf yang ada di BKMM. Selajutnya setelah rencana strategis ini diimplementasikan perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi secara terus menerus oleh Pimpinan penanggung jawab KPI.

The strategic planning arrangement for five years future (2010- 2014) in the Community Eyes Care Institution (CECI) Cikampek, West Java is the early step for CECI Cikampek to carry out the task and function. The function of management in CECI begin first with planning, actuating, controlling and evaluation to the activities of community eyes care for Prevention of Visual Impairment and Blindness.
The strategic planning is a process that crry out by an organization to analyze the situation, and developing the guideline in taking a decision to achieve the goal of organization. The strategic planning in CECl Cikampek is arranged through an operational research with begin from the environment situation analyze of the external and internal to identify the opportunity factor and the threat and also the strength and weakness factor in Community Eyes Care Institution.
From this research result had been appointed the suitable strategics to be implemented in CECI Cikampek. The strategies are increasing the promotion, giving the service excellence, making a cooperation with eyes clinic and the hospital, developing the innovation for eye care in building, developing information system, developing eye health training for community, raising the income through retribution, developing advocation, developing staff motivation and developing the building. The strategies that has been established with consensus was followed by mapping the objectives through approach of balance scorecard in four perspectives, are financial perspective customer perspective, internal business and growing and building perspective. The Measurement of performance for each of strategic objective was established with key performance indicator that consist of lag indicator and lead indicator. The implementation step has been done with formulation of action plan and monitoring evaluation planning toward long term objective achievement and performance assessment.
The general conclusion of the research is established the vision: Cikampek Community Eye Care institution as a central of community eye health. The missions are, developing eye health promotion for people empowerment, developing the excellent and achievable service for eye health care in building and out of building, developing the partnership networking and coordination of the community eye care with the related institutions and developing the research for developing the eye health has been appropriated with the people health problem. To reach the vision and missions has been appointed 13 the strategies, 15 strategy objectives, and 16 indicator as the measurement of the strategy objective achievement.
The strategic planning that has been arranged can be done by the leader and staff of CECI with the commitment Therefor the strategic planning must be disseminated by the leader to the staffs of CECI. After the strategic planning had been implemented must be followed by continous monitoring and evaluation by the leader and the bolder of KPI.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11536
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dayu Darawati
"Penelitian ini membahas dan mengulas tentang rencana strategis UPF BKMM Cikampek periode 2025-2029 dan menggunakan pendekatan Balance Scorecard sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan layanan selama periode waktu tersebut untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Rencana strategis ini dilakukan dengan melihat dampak rumah sakit terhadap empat perspektif yaitu keuangan, pasien, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode telaah literatur, wawancara, consensus decision making group (CDMG) dan telaah data sekunder.

Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan yaitu input stage dengan melakukan analisis situasi berdasarkan faktor internal dan eksternal UPF BKMM, matching stage untuk menentukan posisi agar UPF BKMM mengetahui strategi apa yang harus dilakukan menggunakan matriks IE dan matriks TOWS, decision stage untuk menentukan strategi prioritas dengan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) serta implementasi  dengan menyusun pedoman penerapan menggunakan pendekatan Balance Scorecard.

Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa terdapat beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan bagi UPF BKMM Cikampek seperti sistem informasi rumah sakit (SIM RS) yang sudaah sepenuhnya terintegrasi dan mandiri, sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan UPF BKMM adalah sumber daya manusia yang belum memenuhi kapasitas. Salah satu contoh Faktor eksternal yang menjadi peluang adalah letak geografi dari UPF BKMM. UPF BKMM Cikampek terletak di lokasi strategis, dan peluang UPF BKMM untuk bekerjasama dengan pihak lain, dimana banyaknya Perusahaan-perusahaan swasta di wilayah UPF BKMM Cikampek. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah Institusi lain/pesaing dimana kompetisi layanan Kesehatan di daerah Karawang kian meningkat

. Posisi strategi  UPF BKMM Cikampek berada pada sel V dalam matriks IE yang berartikan Hold and  Maintain. Oleh karena itu, UPF BKMM dalam lima tahun kedepan memfokuskan pengembangannya dengan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar dengan tersusunnya empat prioritas strategi yaitu: 1) pengembangan layanan unggulan, 2) penetrasi pasar dengan meningkatkan upaya- upaya pemasaran serta bekerja sama dengan komunitas, 3) mendorong semangat pegawai untuk selalu meningkatkan pelayanan prima, dan 4) mengembangkan budaya tata kelola yang baik dan meningkatkan inovasi terkait pelayanan digitalisasi Selain itu tersusun juga key performance indicator (KPI) UPF BKMM Cikampek sebagai langkah- langkah untuk memenuhi pencapaian sasaran strategi.


This research discusses and reviews the UPF BKMM Cikampek strategic plan for the 2025-2029 period and uses the Balance Scorecard approach as a guide in planning, implementing and managing services during that time period to identify strengths, weaknesses, opportunities and threats. This strategic plan is carried out by looking at the hospital's impact on four perspectives, namely finance, patients, internal business processes and learning and growth. This research is qualitative research that uses literature review methods, interviews, consensus decision making group (CDMG) and secondary data review.

This research was carried out in four stages, namely input stage by conducting situation analysis based on internal and external factors of UPF BKMM, matching stage to determine the position so that UPF BKMM knows what strategy to use using the IE matrix and TOWS matrix, decision stage to determine priority strategies using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) and implementation by preparing implementation guidelines using the Balance Scorecard approach.

The results of this research show that there are several internal factors that are strengths for UPF BKMM Cikampek, such as the hospital information system (SIM RS) which is fully integrated and independent, while the internal factors that are weaknesses of UPF BKMM are human resources that do not yet meet capacity. One example of an external factor that becomes an opportunity is the geographic location of UPF BKMM. UPF BKMM Cikampek is located in a strategic location, and there are opportunities for UPF BKMM to collaborate with other parties, where there are many private companies in the UPF BKMM Cikampek area. Meanwhile, external factors that pose a threat are other institutions/competitors where competition for health services in the Karawang area is increasing

. The position of the UPF BKMM Cikampek strategy is in cell V in the IE matrix which means Hold and Maintain. Therefore, in the next five years, UPF BKMM will focus its development on market penetration, product development and market development with four strategic priorities, namely: 1) development of superior services, 2) market penetration by increasing marketing efforts and working together with the community, 3) encouraging employee enthusiasm to always improve service excellence, and 4) developing a culture of good governance and increasing innovation related to digitalization services. Apart from that, key performance indicators (KPI) UPF BKMM Cikampek have also been prepared as steps to meet the achievement of strategic targets."

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliyarni
"Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan pemanfaatan BKKM oleh penderita katarak di Sumatera Barat. Penelitian ini non experimental dengan metode survey clan desainnya cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dan Kabupaten Limapuluh Kota. Responden dipilih secara ;leak sebanyak 154 orang dengan usia di atas 40 tahtm. Hasil penelitian menunjukan 16,88 % masyarakat memanfaatkan BKMM sebagai fasilitas pelayanan katarak. Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, jarak, dan kepercayaan dengan pemanfaatan BKMM oleh penderita katarak (p<0,05). Variabel paling dominan yang berhubungan dengan pemanfaatan BIKKM oleh penderita katarak adalah pengetahuan (OR=8,8, 95% CI: 2,3-32,9). Perlunya peningkatan kuantitas ICIE tentang BIC/Aryl, katarak (definisi, eara pencegahan, penyebab, tanda-tandaigejala, penyembuhan dan cara mengobati) secara berkesinambungan dan mengembangkan sasaran KM pada yang berusia muda.

This research aims to find out determinant of utilization of BICM1v1 by cataract patients in West Sumatera. It is non experimental using cross sectional as survey and design method. It was conducted in Padang City and Limapuluh Kota Regency. Respondents were randomly selected of 154 people with age over 40 years old. Research results showed 16,88% of society taking advantage of BIC/vIM as provider of cataract services facilities. There is correlation between knowledge, attitude, place, and trust with BK1vIrvl utilization by cataract patients (p(0,05). The most dominant variables is knowledge (OR 8,8, 95% CI: 2,3 - 32,9) associated with the utilization of BMA-NI by cataract patients. It need to increase quantity of KIE about BKMIVI, cataract (definition, prevention manner, cause, sings / symptoms, healing and treatment manner) continuously and develop objective of ICIE to the young age. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34310
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Nuryanti
"Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu bagian yang strategis dari Rumah Sakit, kegiatannya yang terus menerus selama 24 jam mempakan cermin kinerja Rumah Sakit sehingga kesan pertama pelanggan Rumah sakit dapat terlihat dari penampilan dan kemampuan kerja.
Tujuan Penelitian ini adalah menghasilkan rumusan perencanaan strategis untuk pengembangan IGD BPK-RSUD Datu Iieru Takengon dengan menggunakan pendekatan Balanced scorecard penclitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana data sekundef' diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Aceh Tengah Pemda Aceh Tengah, Dlnas Kesehatan Aceh Tengah dan profil BPK-RSUDB Aceh Tengah. Pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara menclalam dan CDMG (Consensus Decision Making Group). Teknik penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: Tahap I (Input Stage) meliputi analisis Iingkungan ekstemal dan lingkungan internal dengan menggunakan Mafriks Elrsremal Factor Evaiuatfon ( EFE ) dan Matrilcs Internal Factor Evalualfan ( IFE ).
Dari hasil analisis input srage diperoleh hasil skor total faktor EFE adalah 2,30 sedangkan untuk total faktor IF E yaitu 2,65 Tahap II (Matching Stage), pada mhap ini dilakul-can pencocokan atau penyesuaian dengan menggunakan matriks SWOT dan matriks IE, berdasarkan analisis kedua matriks tersebut diketahui bahwa posisi IGD BPK-RSUD Datu Beru Takengon berada pada sel V yaitu hold and maintain dengan strategi yang dianjurkan adalah Product Development dan market Peneration. Berdasarkan altcmatif strategi terseiaut, strategi yang terpilih menjadi prioritas utama adalah Product Development. Tahap IH ( Decision Stage ) meliputi penetapan strategi terpilih IGD BPK-RSUD Dam Beru Takengon tahun 2008 - 2012.
Berdasarkan basil scoring matriks QSPM (Quantitatg' Straregic Planning Matrix), diperoleh 4 strategi terpilih yang dijabarkan menjadi 6 tujuan strategi, dimana perspektif keuangan 2 tujuan straiegi, perspektif pelanggan 2 tujuan strategi, perspektif proses bisnis intemal 3 tujuan strategi serta perpektif pertumbuhan dan pembelajaran 3 tujuan suategi, Sedangkan pengadaan alat-alat kesehatan dan diagnostik IGD menjadi prioritas utama untuk diimplementasikan, dalam melaksariakan strategi terpilih, IGD BPK-RSUD Datu Bern Takengon mendapat duklmgan scpenuhnya dari Pemda Aceh Tengah melalni anggaran APBD dan APBN. Selain dilakukan Penetapan ukuran (Key Performance Indicator) dari masing-masing tujuan strategi bescrln penanggungiawabnya juga dilakul-Lan pendeiinisian dan penetapan target dari masing- masing KPI untuk jangka waktu lima tahun mendatang.
Kesimpulan secara umum dengan memperhatikan beberapa komponen yang sesuai dengan kondisi IGD BPK-RSUD Dam Benn Takengon saat ini maka pengembangan gedung IGD aan pengaaam smug dan fasilitas IGD mmm 2008~20l'2 dapat direalisasikan. Saran kepada Pemda Aceh tcngah, selain anggaran untuk invcstasi juga dialokasikan anggaran khusus untuk operasional IGD. Unruk BPK RSUD-Datu Beru Takengon, perencanaan strategik yang telah disusun sebaiknya disosialisasikan, Sedangkan untuk implementasi Balanced Scorecard disarankan KPI yang sudah ditetapkan untuk masing-masing penanggung jawab sebaiknya di distribusikan ke struktur dibawahnya sehingga musing-musing bagian yang tcrkait mempunyai KPI. IGD BPK-RSUDB hams mempunyai standar kinegia yangjelas dan terukur, pemberian bobot pada sctiap KPI dapat dirancang ulang alan direvisi oleh masing- masing pemilik KPI, perlunya dukungan clan komitmen dari Stake Holder untuk mensosialisasikan Balanced Scorecard di seluruh jajaran BPK RSUD dalam mendukung kemajuan IGD BPK-RSUD Dam Beru Takengon dimasa mendatang.

Emergency Installation (IGD) is a strategic part of hospital. Its continuous 24 hours activity is a reflection of hospital perfonnance and hence tirst impression of hospital is resulted from performance of IGD.
This study objective was to develop a strategic planning on the development of Emergency msallarisn in Dam Bern liospital (BPK-RsUnB),Takengon, cena-at Aceh using Balance Scorecard. The study was a qualitative study with secondary data liom Statistics Bureau Oiiicc Central Aceh, Central Aceh Government Office, Central Aceh Heqalth Oflice, and profile of BPK-RSUDB. Data was collected through in-depth interview and Consensus Decision Making Group.
Strategic planning was developed through three stages, namely Input Stage including extemal and intemal environment analyses using Extemal Factor Evaluation (EFE) and Intemal Factor Evaluation (IF E). The analyses show that total scores for EFB was 2.30 and IFE was 2.65.
The second stage was Matching Stage where matching or adjustment was done using SWOT matrix and IE matrix. Based on those matrices, it was known that position of IGD BPK-RSUDB was in cell V, namely ?hold and maintain? with advised strategy of ?Product Development? and ?Market Penetration". Between those two strategies, the chosen priority strategy was ?Product Development". 'Third stage was Decision Stage including determination of strategy. Based on Quantitative Strategic Planning Matrix, four strategies was expanded to 6 strategic objectives consisting of 2 strategic objective in finance, 2 strategic objectives in customer, 3 strategic objectives internal business process, and 3 in growth and teaming. The procurement of health and IGD diagnostics equipments was prioritized to be implemented. The hospital was supported by Aceh Tengah Govemment Office through APBN and APBD funding schemes. Beside the determination of Key Perfomance Indicator fiom each strategic objective and the persons incbarge, delining and targeting were also conducted for the next tive years.
It could be concluded that considering the components of IGD BPK-RSUDB at the present time, the development of IGD and procurement of equipment and facilities year 2008-2012 could be implemented. It is suggested to Central Aceh Govemment to allocate speciiic funding for IGD operationalization beside investment allocation. Strategic planning that had been develop should be informed and balance scorecard should be distributed until the lower level including the KPI. Performance standard should be clear and measurable, weighing of KPI could be re-designed or be revised by each KPI owner, there is need of support and commitment 'from all stakeholders to socialize Balance Scorecard among all management of BPK-RSUDB to improve the performance in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T31612
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Edyarti
"Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Kotamadya Jakarta Barat merupakan salah satu institusi pemerintah bidang kesehatan yang dibentuk dengan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomor 58 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. lnstansi ini bertanggungjawab dalam tugas melaksanakan pelayanan perizinan, perencanaan, pengendalian dan penilaian efektifitas pelayanan kesehatan dalam Wilayah Kotamadya Jakarta Barat.
Bcrlandaskan Undang undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem perencanaan Pembangunan Nasional yang mewajibkan setiap Kementerian atau Lembaga untuk menyusun Rencana Strategis Kementerian atau Lembaga yang dipergunakan sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian atau Lembaga terkait, maka mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1274/MENKES/SKIVIII/2005 tentang Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 dan Rcncana Slrategis Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Tahun 2002-2006, maka Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Kotamadya Jakarta Barat dengan dukungan berbagai pihak pada tahun 2006 merencanakan dan melaksanakan Penyusunan Rencana Strategis Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2007-2001.
Rencana Strategis disusun dengan Pendekatan Balanced Scorecard sebagai suatu metodologi penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategis kemasa depan, mampu menterjemahkan visi dan strategi menjadi aksi, menjabarkannya dalam tujuan strategis yang secara komprehensif dapat dijalankan dalam program dan kegiatan operasional sehari-hari dengan sasaran dan target serta tolok ukur yang jelas dan spesifik Gaspersz (2003).
Balanced Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer (kontemporary management toob dengan Kekomprehensifan, Kekoherenan dan Keseimbangan serta Keterukurannya mempunyai keunggulan tersendiri dalam mengukur kinerja masa depan melalui Empat Perspektif Balanced Scorecard yaitu Perspektif Finansial, Perspekrif Pelanggan, Perspektif Proses lntemal dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Organisasi sehingga mampu memasuki lingkungan bisnis yang sangat kompetitif dan turbulen dimana system manajemen yang digunakan oleh perusahaan masih belum pas dengan tuntutan lingkungan bisnis masa kini dalam era global.
Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional (operational research) dengan menerapkan metoda kualitatif yang bersifat deskriptifanalitik menggunakan data primer dan sekunder."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Suarez Pratiwi
"Penelitian ini membahas dan mengulas tentang rencana strategis RS Mitra Keluarga Depok periode 2023-2027 dan menggunakan pendekatan Balance Scorecard sebagai pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan layanan selama periode waktu tersebut untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Rencana strategis ini dilakukan dengan melihat dampak rumah sakit terhadap empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode telaah literatur, wawancara, consensus decision making group (CDMG) dan telaah data sekunder. Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan yaitu input stage dengan melakukan analisis situasi berdasarkan faktor internal dan eksternal rumah sakit, matching stage untuk menentukan posisi agar rumah sakit mengetahui strategi apa yang harus dilakukan menggunakan matriks IE dan matriks TOWS, decision stage untuk menentukan strategi prioritas dengan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) serta implementasi dengan menyusun pedoman penerapan menggunakan pendekatan Balance Scorecard. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa terdapat beberapa faktor internal yang menjadi kekuatan bagi RS Mitra Keluarga Depok seperti visi misi dan pemasaran sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan rumah sakit adalah sumber daya manusia. Salah satu contoh faktor eksternal yang menjadi peluang bagi rumah sakit adalah geografi sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi rumah sakit adalah teknologi. Posisi strategi RS Mitra Keluarga Depok berada pada sel V dalam matriks IE yang berartikan Hold and Maintain. Oleh karena itu, rumah sakit dalam lima tahun kedepan memfokuskan pengembangannya dengan penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar dengan tersusunnya empat prioritas strategi yaitu: 1) pengembangan layanan unggulan (prostate and stone center), 2) penetrasi pasar dengan meningkatkan upaya-upaya pemasaran serta bekerja sama dengan komunitas, 3) mendorong semangat karyawan untuk selalu meningkatkan pelayanan prima, dan 4) mengembangkan budaya tata kelola yang baik dan meningkatkan inovasi terkait pelayanan digitalisasi Selain itu tersusun juga key performance indicator RS Mitra Keluarga Depok sebagai langkah-langkah untuk memenuhi pencapaian sasaran strategi.

This research discusses the strategic planning of Mitra Keluarga Depok Hospital 2023-2027 in identifying the strength, weaknesses, opportunities, and threat factors with the Balance Scorecard approach so it can be put to use as guidance in planning, implementing, and controlling service from 2023 through 2027. This strategic plan is carried out by looking at the hospital’s impact from four perspectives: finance, customer, internal business process, and learning and growth. This qualitative research uses several methods such as literature review, interviews, Consensus Decision Making Group (CDMG), and secondary data analysis. This qualitative research uses a literature review, interviews, group consensus decision-making (CDMG) methods, and secondary data analysis. This research was conducted in four stages, namely the input stage by conducting a situation analysis based on the hospital's internal and external factors, the matching stage to determine the position so that the hospital knows what strategy to do using the IE matrix, and the TOWS matrix, the decision stage to determine strategic priorities with Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) as well as implementation by compiling implementation guidelines using the Balanced Scorecard approach.The study results showed that several internal factors became strengths for Mitra Keluarga Depok Hospital, such as vision, mission, and marketing. In contrast, the internal factors that became the weakness of the hospital were human resources. An example of an external factor that becomes an opportunity for a hospital is geography, while an external factor that becomes a threat to a hospital is technology. The strategic position of Mitra Keluarga Depok Hospital is in cell V in the IE matrix, which means Hold and Maintains. Therefore, the hospital in the next five years, focuses its development on market penetration, product development, and market development by compiling four strategic priorities, namely: 1) developing center of excellence (prostate and stone center), 2) market penetration by increasing marketing efforts as well as working with the community, 3) encouraging employee enthusiasm to improve excellent service continuously, and 4) developing a culture of good governance and increasing innovation related to digitalization services. In addition, key performance indicators for Mitra Keluarga Depok Hospital were also prepared as steps to fulfill the achievements strategy goal."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestia Sushartanti
"ABSTRAK
Penyusunan perencanaan strategis lima tahun kedepan (2009-2013) pada Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kota Administrasi Jakarta Barat suatu mcrupakan suatu kebutuhan yang didorong oleh komitmen pimpinan daiarn pelaksanaan tugas clan hmgsi untuk melaksanakan perencanaan, pengendalian dan peniiaian program kesehatan masyarakat yang meliputi pencegahan dan penanggulangan pnyakit menuiar, penyakit tidak menular, penyehatan Iingkungan
dan kesehatan kenja, kesehatan jiwa masyarakat dan narkotik, psikotropika, zat adiktif lainnya (NAPZA) serta gizi dan pernbinaan peran SSI18 masyarakat di kotamadya. Perencanaan strategis disusun melalui penelitian opcrasional dimulai dari analisis situasi lingkungan ekstemal dan intemal untuk mengidentiiikasi faktor peluang dan ancaman serta faktor kekuatan dan kelemahan Suku Dinas Kesehatan
Masyarakat Kota Administrasi Jakarta Barat.
Dari hasil penelitian ini ditetapkan strategi peningkatan kualitas binwasdal
yang sesuai dengan strandar, peningkatan advokasi dan sosialisasi kegiatan kepada
stakeholder, penurunan jumlah kesakitan dan kematian, peningkatan peran scrta
masyarakat untuk meningkatkan PI-IBS, peningkatan kerjasama Iintas program dan lintas sektor, peningkatan kompetensi pegawai, meningkatkan pengawasan kinerja pagawai, peningkatan sistem infommsi kesehatan, pcmenuhan dan terpeliharanya
sarana & prasarana yang memadai."
2008
T31618
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmadi
"Penelitian ini tentang perencanaan strategis rumah sakit PMC dengan pendekatan balanced scorecard telah dilakukan. Ruang lingkup penenlitian ini meliputi analisis lingkungan internal dan eksternal, menentukan alternative strategi, dan menentapkan alternative strategi terpilih yang sesuai bagi posisi rumah sakit PMC. Kemudian strategi terpilih ini dirumuskan dengan pendekatan balanced scorecard.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian operasional (operational research), dimana data sekunder diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik), data Laporan Tahunan Keuangan RS PMC , data Laporan Kinerja RS PMC dan data Master Plan PT RS Pelabuhan. Data primer dilakukan melalui CDMG (Consensus Decission Making Group) didapatkan variable-variabel yang menjadi factor strategis bagi rumah sakit PMC.
Teknik penyusunan strategi dilakukan dengan tiga tahapan: Tahap pertama (input stage) meliputi analisis lingkungan dengan perspektif balanced scorecard, evaluasi faktor dengan menggunakan EFE dan IFE. Dari input stage diketahui faktor peluang 2,15, ancaman 0,38, kekuatan 2,10 dan kelemahan 0,48.
Tahap kedua (matching stage) meliputi penetapan tujuan jangka panjang PMC sampai 2013 dan menentukan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT dan IE. Dari mathing stage diketahui matriks SWOT ada pada kotak Future Quadrant dan matriks IE ada pada kotak sel V Hold and Maintain.
Tahap ketiga (Decission stage) meliputi penetapan strategi terpilih RS PMC untuk tahun 2009-2013, kemudian penetapan strategi terpilih ini dikembangkan dengan pendekatan balanced scorecard pada ke empat perspektif. Pengembangan strategi meliputi sasaran strategis (Strategic objective), ukuran hasil (lag indicator), ukuran pemicu (lead indicator), tolak ukur (measurement), kebijakan/initiatif strategik (strategic initiatif), program dan penanggung jawab.
Pada akhir penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi yang terbaik untuk RS PMC adalah penetrasi pasar dan pengembangan pelayanan kesehatan (product development). Direkomendasikan bagi RS PMC adalah membuka pasar baru berdasarkan peluang dan kekuatan yang dimilikinya, seluruh karyawan memahami visi, misi dan tujuan, jajaran manajemen memahami perencanaan strategis yang dikembangkan dengan pendekatan balanced scorecard.

This Research study is about strategic planning of PMC Hospital using balanced scorecard approach. The scope of this research includes internal and external enviroment analysis, determination of alternative strategy, and determinan of choosen alternative strategy is formulated using balanced scorecard appoarch.
The type of research conducted is operational research in which the secondary data is obtaned from BPS, annual finansial report data of PMC hospital. Performance report data of PMC and master plan data of PT Pelabuhan. The Primary data was obtained thru CDMG ( Concensus Decision Making Group), where variables of main strategis factors for PMC Hospital were found.
The strategic technical structure were done in three phases : 1). Input Stage, Which consist of enviromental analysis with balanced scorecard persepective, evaluation of factors using EFE & IFE. The result of the input stage shows probability factor 2,15, Threat 0,38, Poer 2,10 and weakness 0,48. 2). Matching Stage, which consists of determinan of long term objective of PMC Hospital untill the year 2013 and determination of alterntive strategy using matrix SWOT & IE. The Result of matching stage shows matrix SWOT was in future quadrant square and matrix IE was in cell V hold square and maintain. 3) Decision stage, which consists of determinan of choosen strategy of PMC hospital from 2009 until 2013, followed by the development of choosen strategy using balanced scorecard approach on the fourth perspective. The Strategy development inslude strategy aim, lag indicator, lead indicator, measurement, strategy initiative, program and responsibility.
At the end, this research study conclude that the strategy for PMC hospital is market penetration and product development. This research study suggest PMC Hospital to open new market based on the change and power it has all of the employee has to understand the vision, mission and objective of hospital; and the managerial structure should also understand the strategic planning of PMC hospital that was developed using balanced scorecard approach.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29081
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Citra Puspita
"ABSTRAK
Sebagai rumah sakit swasta non profit kelas C di daerah 3 T, Rumah Sakit Umum Bethesda (RSUB) Serukam menghadapi berbagai tantangan untuk dapat mencapai visi misi dan mempertahankan kesinambungan organisasi (sustanibility). Oleh karena itu, RSUB perlu mengembangkan rencana strategis yang sesuai untuk tahun 2020-2024 yang berimbang antara perspektif finansial dan non finansial yaitu menggunakan pendekatan balanced scorecard. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor sukses kritis dari lingkungan internal dan eksternal, menentukan posisi strategis, merumuskan strategi alternatif dan sasaran strategis beserta indikator kinerja yang terukur untuk RSUB Serukam. Ini adalah studi riset operasional dengan desain kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, telaah dokumen dan metode Consensus Decision Making Group (CDMG) untuk menghindari bias. Data dianalisis menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) pada tahap input dan matriks Internal External (IE) dan matriks Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) pada tahap pencocokan. Tahap terakhir menggunakan matriks Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) dalam menentukan prioritas alternative strategi. Penelitian ini dilakukan di RSUB Serukam, kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, dari bulan April hingga Desember 2019. RSUB memiliki respons menengah ke bawah dalam memanfaatkan faktor strategis internal dan eksternal di mana kelemahan dan ancaman lebih menonjol daripada kekuatan maupun peluangnya. Hasil tahap pencocokan masih menempatkan RSUB pada posisi kotak V yaitu posisi strategi memegang dan mempertahankan dan merumuskan 6 strategi alternatif, 16 sasaran strategis dan 35 indikator kinerja utama yang berfokus pada penetrasi pasar, pengembangan produk dan penghematan.

ABSTRACT
As a non-profit class C private hospital in remote area, Bethesda General Hospital (BGH) faces various challenges in being able to achieve its vision and sustainability. Therefore, BGH needs to develop an appropriate strategic plan for 2020-2024 that is balanced between financial and non-financial perspectives using a balanced scorecard approach. This study aims to identify the critical success factors of the internal and external environment, determine strategic positions, formulate alternative strategies and strategic targets along with measurable key performance indicators for BGH. This is a operational research with qualitative design. Data were collected through in-depth interviews, document review and Consensus Decision Making Group (CDMG) method to avoid bias. Data were analyzed using Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) matrixes at the input stage and Internal External (IE) and Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) matrixes at the matching stage. At final stage, Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) were applied. This study was conducted at BGH, Serukam, Bengkayang Regency, West Borneo Province, Indonesia, from April to December 2019. The results indicate that BGH has average to low response in utilizing its internal and external strategic factors where weaknesses and threats are still overshadowing its strengths and opportunities. Consequently, the results of matching stage place BGH on the position of hold or maintain strategies and formulate 6 alternative strategies, 16 strategic objectives and 35 key performance indicators that focus on market penetration, product development and retrenchment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen Sudaryani
"Latar belakang penelitian ini adalah adanya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Dalam bidang Kesehatan Pengarusutamaan Gender (PUG) dikemas dalam Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan (PUG-BK) berdasarkan surat edaran Menteri Kesehatan nomor HK.00.SJ.SK.1.1712 tahun 2002 tentang Tim PUG-BK di Departemen Kesehatan.
Untuk mengakselerasi pembangunan gender di Indonesia surat edaran ini diperkuat dengan diterbitkannya SK Menkes nomor 423/Menkes/SK/V/2008 tentang Pusat Pelatihan Gender Bidang Kesehatan (PPG- BK) di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak. Untuk itu PPG-BK perlu konsep dan perencanaan strategis untak melakukan pelayanan dalam bidang pendidikan dan pelatihan yang responsif gender.
Untuk dapat menyusun rencana strategik dilakukan penelitian operasional dengan analisa kualitatif. Informasi yang diperoleh pada penelitian ini berdasarkan analisis Iingkungan eksternal dan internal yang berkaitan dengan PPG-BK yang didapat dari pihak-pihak yang terkait dan berwenang melalui tehnik wawancara mendalam, kelompok diskusi terarah (FGD), dan telaahan dokumen.
Penyusunan perencanaan strategis PPG-BK dilakuan dalam tiga tahap yaitu tahap 1 : Input Stage, tahap 2 : Marching Stage, dan tahap 3 : Decision Stage yang menghasilkan altematif-alternatif strategi yang bisa digunakan untuk pengembangan PPG-BK. Berdasarkan tiga tahap analisis tersebut, maka prioritas strategi yang tepat dan cocok untuk PPG-BK adalah strategi intensif dan strategi integratif dengan tiga strategi utamanya adalah mengembangkan kelembagaan PPG-BK dalam struktur Departemen Kesehatan, mengembangkan kapasitas dan kompetensi SDM PPG-BK dan mengembangkan jejaring kelembagaan PPG-BK pada tingkat nasional dan internasional.
Kesimpulan penelitian ini adalah perlunya upaya-upaya untuk mewujudkan penguatan kelembagaan PPG-BK dalam struktur Departemen Kesehatan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan gender yaitu penguatan kelembagaan PUG di berbagai bidang pembangunan termasuk sektor kesehatan.

The background of this research is the President Instruction No. 9 year 2000 about the gender mainstreaming in the national development. At the health sector, gender mainstreaming created by the gender mainstreaming based on Health Minister circular letter No. HK.00.SJ.SK.1.1712 year 2002 about Health Gender Mainstreaming Team at the Health Department.
For accelerating gender development in Indonesia this circular supported by decision letter of Health Minister no. 423/Menkes/SK/V/2008 about Gender Health Training Center at Cilandak Health Training Center. Therefore Gender Health Training Center need a concept and strategic planning for servicing in education and training that responsive gender.
In order to be able to arrange the strategic planning done operational research by qualitative analysis. The information gotten in this research based on the external and internal circle analysis related with Gender Health Training Center gotten from the related and competence parties by deeply interview technique, focus group discussion, and document research.
The arranging of strategic planning Gender Health Training Center done by three stages, 1st stage is input Stage, 2nd stage is Matching Stage, and 3rd stage is Decision Stage that produce altematives strategy can be used for developing Gender Health Training Center. Base on these three stages analysis, so that priority tix strategy for Gender Health Training Center are intensive strategy and integrative strategy with three main strategic are to develop PPG-BK into structure of Health Department organization, to develop the capacity and competency of man resource in PPG-BK, and to develop networking of PPG-BK in national and international circumstances.
The conclusion of this research is that PPG-BK needs effort to make this organitation as part of structure of Health Department organization related with the direction of gender national development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T29372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>