Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burdahyat
"Budaya organisasi yang kuat akan memberikan stabilitas pada organisasi dan dapat mendorong peningkatan kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini menggambarkan hubungan Budaya organisasi dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Sumedang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan mncangan Cross Sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan kriteria inklusi, perawat pe1aksana yang bekerja di lnstalasi Rawat lnap RSUD Sumedang Tahun 2009 berjum!ah 109 perawat. Jnstrumen yang digunakan adalah kuesioner budaya organisasi (tuntutan kerja, hubungan interpersonal, dukungan ketja serta lingkungan flsik) dan kinerja, Hasil uji validitas dan reliabi!itas di dapatkan hasil seluruh pemyataan dalam Kuesioner dalah valid (0,364-0,771) dan Reliabel (0.959}. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian adalah Perawat mempersepsikan baik tentang budaya organisasi 49,5% dan lingkungan kerja fisik (71,6%). Pcrawat mempersepsikan kurang tcntang tuntutan kerja (60,6%}, dukungan kerja (53,2%) dan hubtmgan interpersonal (52,3%). Sedangkan 49,5% kinerja dipersepsikan baik (50%). Analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara budaya organisasi meliputi sub variabel tuntutan kelja, dukungan kerja, dan hubungan interpersonal dengan kinerja perawat pelaksana (p value<0,05), sedangkan lingkungan kerja fisik tidak berhubungan dengan kinelja perawat pelaksana (p value=0,225). Hasil multivariat didapatkan budaya organisasi merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana seteJah di kenda!ikan umur dan jenis ketamin. Saran: basil penelitian ini diharapkan pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan meningkatkan budaya organisasi dengan cara membuat surat keputusan tentang uraian tugas bagi perawat pelaksana, pembuatan daftar urutan kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan serta kebijakan pengembangan lingkungan yang baik.

The strong organization culture lt will give stability and create with nurse performance, The aim of this research is to give a description of the correlation between organization culture with nurse performance in Sumedang hospitaL The design of research was description correlation with cross sectional method. The research used total population which have fulfilled inclusion criteria were 109 subject. The questionnaires used from organization culture and nurse performance. The validity questionnaires was valid (0,364-0,771) and reliable (0,959). In analysis univariate, bivariate and multivariate. The result from this research showed perception nurses for organization culture good (49,5%) and work environment physic (71,6%). Who had less for working demand (60,6%), working support (53.2%), and interpersonat relationship (52,3%} and 49.5% the nurse has good nurse performance. The conclusion of this study showed that there was significant relationship between organization culture sub variable working demand, working supporting. and interpersonal relationship with nurse perfonnance (p value < 0,0:5), Their work environment physic do not significant correlation with nurses performance (p value=0,225). Analysis multivariate show that organization culture the most influential factor with nurses performance as the control age and gender. From this result can be suggested to manager Sumedang hostital to maintenance and increase good organi7.ation culture with upon policy make standardized performance appraisal, to give selection for education and training for nurse provider and policy to work conditioning for increase work nurse performance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T29142
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chely Veronica Mauruh
"ABSTRAK
Latar Belakang. Kekuatan dengan motivasi tinggi dan kompitmen dalam suatu organisasi menggambarkan budaya organisasi. Manajer bertanggung jawab atas kinerja stafnya. Kepala ruangan adalah tenaga keperawatan yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang perawatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan budaya organisasi dan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 209 responden. Penelitian dilaksanakan pada tiga rumah sakit di Sulawesi Tengah. Hasil. Nilai signifikansi hubungan budaya organisasi dan kinerja p<0.001, dan hubungan pelaksnaan fungsi manajemen kepala ruangan dan kinerja p<0.05. Kesimpulan ada hubungan antara budaya organisasi dan kinerja perawat pelaksana. Ada hubungan antara pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Rekomendasi diperlukan sosialisasi mengenai visi dan misi organisasi untuk mengarahkan perawat pelaksana dalam mengoptimalkan kinerjanya. Peningkatan pelaksanaan fungsi manajemen kepapa ruangan akan membantu memaksimalkan pemahaman mengenai budaya organisasi.

ABSTRACT
Background. Strength with high motivation and commitment in organizational organization. The manager is responsible for the performance of his staff. Outside heads are responsible actions to develop and control nursing care activities in the care setting. The purpose of this research is to know the relation between work and task implementation with nurse executor. Method used is cross sectional approach with 209 respondents. The study was successful in three hospitals in Central Sulawesi. Results. The value of significance of organizational relations and performance p <0.001, and relationship head management functions implementation and performance p <0.05. Conclusion There is a relationship between the organization and the performance of the implementing nurse. There is a relationship between the task performed with the performance of the nurse. Recommendations are needed for the socialization of the organization's vision and mission to direct the implementing nurse in its performance performance. Improve the management functions of the need for understanding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Devina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat organizational citizenship behavior, self-efficacy, komitmen organisasi, dan kepemimpinan yang melayani di Dinas Pendidikan DKI Jakarta, serta untuk mengetahui apakah self-efficacy dan komitmen organisasi memediasi pengaruh kepemimpinan yang melayani terhadap organizational citizenship behavior di Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Responden penelitian adalah 113 pegawai Dinas Pendidikan DKI Jakarta pada berbagai bidang dan tingkatan. Penelitian ini menggunakan analisis causal step yang dikembangkan oleh Baron dan Kenny (1986) untuk menentukan mediasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organizational citizenship behavior dan self-efficacy termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan komitmen organisasi dan kepemimpinan yang melayani termasuk dalam kategori sedang. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan self-efficacy memediasi penuh pengaruh kepemimpinan yang melayani terhadap organizational citizenship behavior. Sedangkan, komitmen organisasi memediasi parsial pengaruh kepemimpinan yang melayani terhadap organizational citizenship behavior.

This study aims to determine the level of organizational citizenship behavior, self-efficacy, organizational commitment, and servant leadership in Jakarta Education Office, and determine whether self-efficacy and organizational commitment mediates the effect of servant leadership towards organizational citizenship behavior in Jakarta Education Office. The respondents were 113 employees of Jakarta Education Office in various fields and levels. This study uses causal step analysis developed by Baron and Kenny (1986) to determine the mediation. The results showed that organizational citizenship behavior and self-efficacy are in the high category, whereas organizational commitment and servant leadership are in the medium category. In addition, the results showed that self-efficacy completely mediates the effect of servant leadership towards organizational citizenship behavior, while organizational commitment partially mediates the effect of servant leadership on organizational citizenship behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S54401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azrin Rasuwin
"ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Keadilan Organisasi dan Pengembangan Karir dalam Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Pegawai KPP Pratama Jakarta Kemayoran.
Populasi dari penelitian ini adalah 87 pegawai yang aktif bekerja di KPP Pratama Jakarta Kemayoran dan melalui formula slovin respondennya 47 pegawai.
Analisis Regresi Linier digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut : (1) Keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interaksional dan pengembangan karir secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (Perilaku Ekstra Peran ) .(2) Keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interaksional dan pengembangan karir secara bersama-sama berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (Perilaku Ekstra Peran ).(3) Keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interaksional secara bersama-sama berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior (Perilaku Ekstra Peran ).(4) Pengaruh paling kuat terhadap OCB (Perilaku Ekstra Peran) adalah semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap OCB 9Perilaku Ekstra peran).(5) Diantara variabel bebas yang paling kuat pengaruhnya adalah variabel Keadilan Prosedural dan yang paling lemah pengaruhnya adalah Pengembangan karir.

ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the effect of Organizational Justice and Career Development in the Reform of Tax Administration to Organizational Citizenship Behavior on Employee at KPP Primary Jakarta Kemayoran.
The population of this study were 87 employees who actively work in the KPP Primary Jakarta Kemayoran and through Slovin formula respondents 47 employees.
Linear regression analysis is used to test the hypothesis. The results showed the following: (1) Distributive justice, procedural justice, interactional justice and career development independently affect Organizational Citizenship Behavior (Extra Role Behavior). (2) Distributive justice, procedural justice, interactional justice and career development are jointly influence on Organizational Citizenship behavior (Extra role behavior). (3) Distributive justice, procedural justice, interactional justice jointly affect Organizational Citizenship behavior (Extra role behavior). (4) The most powerful influence on OCB (behavior extra role) are all independent variables together to OCB (extra role behavior). (5) Among the independent variable is the variable most strongly influence Procedural Justice and the weakest effect is career development."
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2013
T32726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hutomo Pamungkas
"Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kepribadian, motif, dan iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior. Analisis kepribadian yang digunakan adalah dua faktor dari big five personality, yaitu kepribadian agreeableness dan kepribadian conscientiousness karena kedua kepribadian tersebut paling menggambarkan organizational citizenship behavior (Organ, 1995). Motif yang digunakan adalah motif prosocial value dari Rioux dan Penner (2001), sedangkan iklim organisasi menggunakan 9 dimensi dari Litwin dan Stringer (1968).
Penelitian dilakukan pada 111 pegawai PT ABCD (Persero) Corporate University. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif secara signifikan dari 3 variabel yang diteliti kepada organizational citizenship behavior. Ketiga variabel yang berpengaruh positif secara signifikan tersebut adalah kepribadian agreeableness, kepribadian conscientiousness, prosocial value, dan iklim organisasi. Hasil ini mengkonfirmasi penelitian-penelitian sebelumnya yang mengatakan hal yang sama. Sedangkan kepribadian conscientiousness tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Faktor bias dan ketiadaan variabel mediator dapat menjadi penyebab hasil ini. Hasil analisis regresi berganda penelitian ini mengkonfirmasi bahwa model penelitian diterima.

The research is aimed to analyze the influence of four independent variables: agreeableness personality, conscientiousness personality, prosocial value motive, and organizational climate to organizational citizenship behavior. Agreeableness personality and conscientiousness personality were adopted from the big-five personality concept. Researches have found that those two factors are significant antecedents of organizational citizenship behavior in term of personality. Prosocial value motive was adapted from Rioux and Penner (2001) and organizational climate is based on 9 dimentions of Litwin and Stringer (1968).
Survey was conducted based on responses from 111 respondents of PT ABCD (Persero) Corporate University. Results showed that three independent variables have significant positive influence to organizational citizenship behavior, they are agreeableness personality, prosocial value motive and organizational climate. The result is confirming previous study that show the same results. However, conscientiousness personality has no significant positive influence to organizational citizenship behavior. Bias and the absence of mediating variable are suggested to explain this finding. The result of multiple regression analysis confirmed that the model of this research is accepted. 
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Noviyanti Sari
"ABSTRAK
Belum terpenuhinya kebutuhan SDM mendorong Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk menemukan solusi atas permasalahan terkait role overload dan efeknya terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pengaruh role overload terhadap OCB pegawai BSN yang dimediasi oleh emotional exhaustion serta dimoderasi oleh dukungan otonomi dari atasan. Model penelitian disusun berdasarkan teori Conservation of Resource dan teori Self-Determination. Seluruh responden penelitian ini merupakan pegawai tetap BSN. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survei online dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SEM-PLS. Berdasarkan hasil pengolahan 212 data pegawai BSN diperoleh hasil yang mendukung model hipotesis dan menjelaskan hubungan antarvariabel penelitian. Role overload diketahui memiliki pengaruh negatif dan tidak langsung terhadap OCB melalui emotional exhaustion, dan dukungan otonomi dari atasan sebagai penyangga efek negatif dari role overload terhadap emotional exhaustion, serta secara tidak langsung terhadap OCB. Hasil ini membantu kita untuk memahami variabel intervening yang menjelaskan hubungan negatif antara OCB dan challenge stressors. Selain itu, hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai praktik manajerial pada instansi pemerintahan untuk mengurangi efek negatif dari role overload.

ABSTRACT
The lack of human resources encourages the National Standardization Agency (BSN) to find solutions to role overload problems and their effect on the organizational citizenship behavior (OCB). The objective of this research is to examine the influence of role overload on OCB of BSN employees, mediated by emotional exhaustion and moderated by supervisor autonomy support. The proposed model was built based on the Conservation of Resource theory and the theory of Self-Determination. All of the participants in this study were permanents employees of BSN. Data were collected using an online survey, and all analyses were carried out using SEM-PLS. Based on the study of 212 employees from BSN, the results provide support for a hypothetical model that determines the correlation among all variables. The role overload was found to have an indirect and negative effect on OCB through emotional exhaustion, and supervisor autonomy support was found to buffer the negative relationship between role overload and emotional exhaustion, and indirectly to OCB. These findings help us to understand the intervening variable that explain the negative relationship between OCB and challenge stressors. Furthermore, this findings provide information about managerial practices at government agencies to reduce the negative effects of role overload."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Adi Prihantoro
"Organisasi pembelajar yang menempatkan unsur transfer pengetahuan sebagai pusat aktivitas merupakan kebutuhan utama bagi perusahaan yang padat teknologi dengan usia pegawai beragam dari tiga generasi yaitu Baby Boomer, Generasi X, dan Generasi Y. Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam beberapa penelitian telah terbukti sebagai pendorong optimalnya transfer pengetahuan di organisasi. Untuk itu penelitian ini menguji faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap peningkatan OCB, yaitu psychological capital, organizational justice, dan organizational trust. Hasil penelitian terhadap 206 karyawan yang bekerja di PT Pembangkit Listrik ABC menunjukkan bahwa psychological capital dan organizational justice memiliki pengaruh signifikan terhadap OCB, sedangkan organizational trust memiliki pengaruh terhadap OCB di PT Pembangkit Listrik ABC meskipun tidak signifikan. Peneliti mengajukan rancangan intervensi agar PT Pembangkit Listrik ABC menggunakan strategi personalisasi melalui jalur implementasi yang menempatkan manusia sebagai pusat aktivitas KM dengan menerapkan program pasar pengetahuan yang mendorong optimalnya psychological capital pegawai dan memperbesar peluang meningkatnya organizational justice karena menyediakan mekanisme yang adil dalam transfer pengetahuan.

The learning organization that placing knowledge transfer as the center of activities is special need for technology-intensive company with three ages generation employees that are baby boomer, X generation, and Y generation. Organizational Citizenship Behavior (OCB) in the various researches was proofed as the booster for optimizing transfer knowledge in organization. This research aimed to proof the factors that have effect to improvement OCB, that are psychological capital, organizational justice, and organizational trust. The result from 206 responden from PT Pembangkit Listrik ABC proofed psychological capital and organizational justice have significantly effect to OCB, whereas organizational trust has effect to OCB in PT Pembangkit Listrik ABC but has not significantly. Researcher propose project intervention for PT Pembangkit Listrik ABC using personalisation strategy through implementation path that placing human capital as center of KM activities following knowledge market program for optimizing employee?s psychological capital pegawai and gaining opportunity for improve organizational justice because it provides fair mechanism in knowledge transfer."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T44043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggit Inggriani
"Penelitian ini menganalisis pengaruh kepribadian dan iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior pada organisasi JOB XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 178 sampel pada JOB XYZ. Sampel didapatkan dengan menggunakan probability sampling yaitu proportionate stratified random sampling untuk mendapatkan proporsi responden dari PT X, PT Y dan JOB XYZ hire. Penelitian ini mengukur organizational citizenship behavior menggunakan Organizational Citizenship Behavior Scale (Podsakof, 2000), kepribadian diukur berdasarkan skala Five Factor Personality Scale (Goldberg, 1999), iklim organisasi diukur menggunakan Organizational Climate Scale (Litwin & Stinger, 1968). Analisis data menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, heterokesdatisitas dan multikolaritas kemudian menggunakan inferential multiple regression. Penelitian ini menemukan bahwa kepribadian memiliki pengaruh signifikan terhadap OCB karyawan. Begitu juga halnya iklim organisasi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap OCB karyawan.

This study describes about the influence of personality and organizational climate related to organizational citizenship behavior JOB organization XYZ. This study used a quantitative approach by distributing questionnaires to 178 samples at XYZ JOB. Samples of this study obtained by using probability sampling that is proportionate stratified random sampling to achieve the proportion of respondents from PT X, Y and JOB PT XYZ. This study measured the Organizational Citizenship Behavior by using Organizational Citizenship Behavior Scale (Podsakof, 2000), personality measured by the scale of the Five Factor Personality Scale (Goldberg, 1999), organizational climate is measured by using the Organizational Climate Scale (Litwin and Stinger, 1968). The data is analyzed by using the classical assumption of normality test, heteroskedastic and multicorrelation then using inferential multiple regression. This study found that the personality has significant influence to the OCB of employees. Moreover, the organizational climate has significant influence to the OCB of employees as well."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Yudhita Widyastuti
"Penelitian ini ingin melihat hubungan kepuasan kerja dan leader-member exchange (LMX) pada perawat di Rumah Sakit K. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 47 perawat. Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan alat Job Satisfaction Survey (JSS) (Spector, 1997) dan LMX diukur dengan menggunakan alat Leader-Member Exchange Multidimensional (LMX-MDM) (Liden & Maslyn, 1998). Pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara kepuasan kerja dan LMX, namun ditemukan hubungan signifikan antara kepuasan kerja dan satu dimensi LMX yaitu professional respect (r = .35, LOS = .05). Sebanyak 53.2% dari sampel penelitian juga memiliki nilai professional respect yang tergolong di bawah rata-rata. Untuk itu, intervensi yang diusulkan adalah pelatihan mengenai coaching pada penanggung jawab shift dan kepala ruangan dengan harapan dapat meningkatkan professional respect, LMX, dan kepuasan kerja perawat. Hasil evaluasi intervensi menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan pada perawat.

The aim of study was finding relationship between job satisfaction and leader-member exchange (LMX) of nurses at K Hospital. This study used quantitative method which has 47 samples of nurse. Job satisfaction was measured by Job Satisfaction Survey (JSS) (Spector, 1997) and LMX was measured by Leader-Member Exchange Multidimensional (LMXMDM) (Liden & Maslyn, 1998). This study found there was no relationship between job satisfaction and LMX, but there was significant relationship between job satisfaction and one of LMX dimension, professional respect (r = .35, LOS = .05). The samples who had low professional respect (below the mean) was 53.2% of samples. To improve professional respect, LMX, and job satisfaction, researcher suggested to give coaching skill training to shift and room supervisors. The training evaluation showed increased knowledge significantly of nurses.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Arum Puspitasari
"Kondisi karyawan dengan kinerja yang relatif rendah dapat dipengaruhi oleh tingkat perilaku organisasi yang minimal (OCB). Studi sebelumnya menyatakan bahwa OCB untuk karyawan dapat dibentuk melalui dukungan internal dan organisasi individu. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini melihat kekuatan dalam organisasi terutama yang dimiliki oleh para pemimpin sebagai cara untuk membentuk OCB bagi karyawan. Power diyakini dapat mempengaruhi perilaku seseorang sehingga OCB juga bisa dinaikkan di antara karyawan. Dengan demikian, penelitian ini membahas hubungan antara tingkat kekuatan pemimpin dan tingkat OCB.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan sejumlah kuesioner yang dibagikan kepada responden termasuk dalam kerangka sampel di setiap divisi di Perusahaan "X". Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat kekuatan pemimpin dan tingkat karyawan OCB. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat OCB untuk karyawan memiliki tingkat yang rendah dan tingkat kekuatan pemimpin memiliki tingkat yang lemah.

The condition of employees with relatively low performance can be influenced by the minimum level of organizational behavior (OCB). Previous studies state that OCB for employees can be formed through internal support and individual organizations. In contrast to previous research, this study looks at strengths in organizations especially those possessed by leaders as a way to form OCB for employees. Power is believed to influence a person's behavior so that OCB can also be raised among employees. Thus, this study discusses the relationship between the level of leader strength and the level of OCB.
The research method used is quantitative, with a number of questionnaires distributed to respondents included in the sample framework in each division in the "X" Company. The results showed that there was a positive relationship between the level of leader strength and the level of OCB employees. The results of this study also show that OCB levels for employees have low levels and leader strength levels have weak levels.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>