Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reno Grivaldi Dwangga Ampanagara
"Penelitian ingin mengetahui penerapan manajemen konflik manajer Jepang dan Indonesia serta mengetahui perbedaan penerapan gaya manajemen konflik. Manajemen konflik yang terdiri dari integrating, obliging, avoiding, dominating dan compromising. Responden adalah pegawai di perusahaan manufaktur PT.X dan PT. Z. Penelitian menggunakan kuesioner sesuai Rahim Organization Conflict Inventory II (ROCI-II), lalu diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan t-test.
Hasil penelitian menemukan bahwa manajer Jepang menerapkan manajemen konflik dengan urutan integrating, compromising, obliging, dominating dan avoding. Sedangkan manajer Indonesia menerapkan manajemen konflik dengan urutan integrating, compromising, dominating, obliging dan avoiding. Ditemukan juga bahwa perbedaan penerapan manajemen konflik antara manajer Jepang dan Indonesia terdapat dalam gaya avoiding dan dominating.

This research is conducted to discover the application of conflict management between Japanese and Indonesian managers and the applied distinction of conflict management. Conflict management consists of integrating, obliging, avoiding, dominating, and compromising. The respondents are employees from PT. X and PT. Z. The research uses questionnaire based on Rahim Organization Conflict Inventory II (ROCI-II) and is processed by using descriptive analysis and t-test.
The result of this research finds out that Japanese manager applies conflict management by sequence of integrating compromising, obliging, dominating, and avoiding while Indonesian manager applies conflict management by sequence of integrating, compromising, dominating, obliging, and avoiding. There is also applied distinction of conflict management between Japanese and Indonesian managers in avoiding and dominating manners."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32221
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Lestari
"Tulisan ini ditujukan untuk memberikan rekomendasi mengenai upaya yang dapat dilakukan perusahaan dalam mengatasi konflik yang terjadi diantara pihak Serikat Pekerja dan pihak Manajemen dalam organisasi PT. X.
Konflik terjadi dalam organiaasi PT. X karena terdapat sasaran-sasaran yang saling bertentangan diantara pihak manajemen dan pihak serikat pekerja. Dalam menghadapi krisis moneter, pihak manajemen memiliki sasaran melakukan efisiensi biaya untuk menyelamatkan perusahaan sedangkan pihak serikat pekerja memiliki sasaran menaikkan jumlah pendapatan untuk mempertahankan kesejahteraan mereka. Sasaran lain yang juga saling bertentangan adalah sasaran pihak manajemen untuk menerapkan sistem penggajian baru yang berfokus pada prestasi dan kompetensi sehingga karyawannya memiliki daya saing sedangkan sasaran pihak serikat pekerja adalah mengganti sistem penggajian baru yang berlaku karena tidak mengindahkan Iama keria, latar belakang pendidikan formal, serta jumlah tanggungan keluarga.
PT. X perlu mengatasi masalah tersebut agar konflik yang terjadi dapat bersifat konstruktif dan positif bagi kedua belah pihak pada khususnya dan organisasi pada umumnya. Upaya dalam mengatasi masalah konflik dapat dilakukan dengan pendekatan kompromi (compromising). Pendekatan ini lebih menekankan pada kesediaan masing-masing pihak untuk menurunkan tuntutannya dan mengambil jalan tengah dari kepentingan kedua belah pihak, yaitu pihak manajemen dan pihak serikat pekerja.
Pilihan-pilihan tindakan untuk menangani konflik mengarah pada manajemen konflik yaitu upaya penggunaan teknik pemecahan konflik agar bersifat konstruktif bagi organisasi secara keseluruhan Dalam menangani konflik pada PT. X, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan. Strategi pemecahan masalah tersebut terbagi atas 2 bagian. Pertama, yaitu dalam memecahkan masalah besaran penghasilan dapat dimulai dari diadakannya forum bipartit yaitu pertemuan tatap muka dari pihak Serikat Pekerja dan pihak Manajemen sebagai pihak-pihak yang mengalami konflik dengan maksud mengidentifikasi masalah dan memecahkannya lewat pembahasan yang terbuka dalam proses Negosiasi Kedua, yaitu dalam memecahkan masalah pemberlakuan sistem penggajian, maka ditetapkan suatu sistem penggajian baru yang berazaskan keadilan lalu disosialisasikan pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Eka Putri
"Tujuan penulisan ini adalah untuk meningkatkan kinerja PT X, dengan mengusulkan tindakan penyelesaian konflik horizontal antara Serikat Pekerja X (SPX) yang menuntut spin-off dari induk perusahaan dengan Serikat Pekerja RX (SPRX) yang pro manajemen baru hasil RUPSLB. Konflik ini merupakan akibat dari konflik-konflik yang terjadi sebelumnya antara pemerintah pusatpemerintah daerah, induk perusahaan-anak perusahaan, dan manajemen puncak karyawan PT X (rincian permasalahan pada BAB I).
Analisis terhadap konflik di PT X dilakukan berdasarkan teori dari Robbins (2005) tentang proses terjadinya konflik (rincian teori pada BAB II). Ditemukan bahwa ada tiga kondisi anteseden yang menjadi sumber konflik di PT X yaitu:
(1) Struktur; (a) terdapat diskrepansi tujuan antara SPX-SPRX, (b) tidak adanya hukuman dari pihak manajemen terhadap pelanggaran yang dilakukan anggota SPRX sehingga SPX merasa diperlakukan tidak adil
(2) Variabel personal; perbedaan sistem nilai masing-masing anggota kelompok berkontribusi pada terjadinya konflik
(3) Hambatan dalam komunikasi; keengganan kelompok berkomunikasi menyebabkan konflik makin meningkat.
Konflik yang terjadi melibatkan faktor emosional dan personal, sehingga timbul ketegangan dan permusuhan pada kedua kelompok yang mengakibatkan suasana kerja tidak kondusif (rincian pada BAB I). Intensi penanganan konflik yang dilakukan kelompok, dalam hal ini SPX adalah: (1) avoiding; dengan cara menghindari interaksi dan komunikasi dengan SPRX, (2) accommodating; mengorbankan emosi dan rasa ketidakpuasan pada SPRX dengan tetap bekerja bersama SPRX.
Akibat konflik ini adalah: (1) timbul krisis kepercayaan pada pemimpin, (2) suasana kerja menjadi tidak kondusif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Sidiq
"Penjara merupakan suatu tempat yang ditujukan untuk menampung individu yang dianggap bersalah karena telah melakukan kejahatan. Narapidana menjalani kehidupannya di dalam penjara berdasarkan pengendalian penuh dari pihak penjara dan mendapati kesehariannya di dalam penjara dengan penderitaan (pain of imprisonment). Tidak jarang narapidana tertekan secara fisik maupun mental, karena perlakuan kasar antar sesama narapidana ataupun perlakuan kasar dari petugas penjara. Belum lagi buruknya kondisi penjara seperti bangunan yang tidak layak, pelayanan makanan yang seadanya serta kondisi buruk lainnya menjadi hal yang membuat narapidana semakin tertekan. Kondisi buruk seperti ini memberikan efek frustasi yang berlebih kepada narapidana, sehingga dapat menimbulkan potensi kerusuhan yang besar. Karena kerusuhan merupakan respon alamiah dari buruknya kondisi penjara selama narapidana berada di dalamnya. Akan tetapi, terdapat sebuah penjara, yaitu Lembaga Pemasyarakatan X, mempunyai catatan bersih akan adanya kerusuhan di dalam penjara (dalam kurun waktu 2011-2014). Penelitian ini mencoba menjelaskan mengenai berbagai bentuk manajemen konflik di dalam Lembaga Pemasyarakatan X yang mampu menjaga keamanannya sehingga terhindar dari adanya kerusuhan yang dilakukan oleh narapidananya.

Prison is a place that adressed to those who commited to criminal acts. Prison who live behind the wall, spent their life time under the authority of prisons. Prison forced every single of prisoner, by reducing their rights daily as long as they lived in prison. It was a reflection of pain of imprisonment that prisoners has to experienced. Prisoners often to be forced psychally and mentally, because of the acts of violences among prisoner and also from prison offocials. Prisoners suffered a pain or imprisonment also from poor circumtances of the prisons, such as bad construction of prison, lack of quality for food, etc. On of the results from pain of impronment is a painfully frustation among the prioners, that brings a real potential of riot in prison. Because a prison riots is a naturally respond from a bad condition inside the prison, during prioners live their life inside the prison. However, there is a prison in Indonesia that Lembaga Pemasyarakatan X, has not had a history of prison riots. This paper try to describe how this prison tried to make a different situation that not cause a prison riots.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Nungki Kusuma W.
"Penelitian ini menggambarkan mengenai penerapan manajemen konflik didalam departemen AR, Remedial & Inventory di PT. Surya Artha Nusantara Finance. Penelitian ini menggambarkan setiap tahapan yang dilalui dalam rangka mengelola konflik dalam suatu kelompok kerja. Konflik yang muncul berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menggunakan teori sebagai rujukan dan dalam proses pengumpulan data menggunakan teknik wawancara untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh mengenai proses terjadi konflik hingga penyelesaiannya. Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan proses kerja dalam departemen AR, Remedial & Inventory.

This research concludes about the application of conflict management in AR, Remedial & Inventory department at PT. Surya Artha Nusantara Finance. This research describes each stage of conflicts that has been trough within a workgroup in order to maintain it. The conflicts that arise are related with each member's duties and responsibilities. This research uses quantitative approach which applied a theory as the reference and interview technique in order to obtain more complete and comprehensive information about the conflict's process along with its solution. Through this study, the researcher expects to give a contribution in the development of work process in AR, Remedial & Inventory department.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Mayariani
"1. PT X adalah perusahaan swasta yang bermitra dengan PT Telkom di bidang usaha jasa telekomunikasi (rincian tentang PT X terdapat pada lampiran 1). Tugas akhir ini berisi rekomendasi bagi perusahaan tersebut untuk mengatasi gejala inefisiensi, menurunnya produktivitas dan efektivitas jalannya perusahaan akibat adanya beberapa persoalan mendasar di dalam organisasi, yang gejalanya antara lain berupa: tidak adanya rencana kerja tahunan serta struktur organisasi yang jelas, tidak adanya peraturan perusahaan dan Standard Operation Procedures [SOP], tidak adanya sistem keuangan yang baik, serta tidak adanya laporan pertanggungjawaban tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan.
2. Gejala-gejala yang disebutkan di atas secara teoritis dapat disebabkan oleh adanya masalah dalam pola-pola komunikasi, kepemimpinan, power dan politik di dalam organisasi, struktur formal dan budaya organisasi, kebijakan dan praktek sumber daya manusia, serta tingkat konflik yang ada di dalam organisasi. Hasil analisa data awal mengarah pada kesimpulan bahwa sumber masalah adalah adanya konflik pada level manajemen puncak (rincian analisis untuk membuat diagnosa awal ini disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 17 s.d. 31).
3. Mengacu pada teori tentang manajemen konflik (tinjauan teoritis secara rinci disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 3 s.d. 16), ada beberapa kemungkinan intervensi atau alternatif solusi yaitu menggunakan pendekatan problem solving style, forcing style, compromising style, melakukan pendekatan strukturat terhadap manajemen konflik, melakukan individual conflict coaching, melaksanakan conflict management training, dan conflict resolution program.
4. Analisis kelebihan dan kelemahan atau keuntungan dan kerugian masingmasing alternatif solusi (secara rinci disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 32 s.d. 40) menunjukkan bahwa alternatif terbaik yang dapat direkomendasikan adalah program yang dirancang secara khusus (customized program), yang materinya mencakup gabungan dari berbagai alternatif solusi tersebut di atas.
5. Rincian rekomendasi mengenai implementasi solusi tersebut di atas disajikan pada bagian Uraian Pelengkap di halaman 41 s.d. 49. Program intervensi tersebut dikemas dalam bentuk top management workshop tentang evaluasi kinerja dan peningkatan produktivitas organisasi, dengan melibatkan peran CEO sebagai penggerak kegiatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Jakob
"Konflik adalah sesuatu yang umum dijumpai dalam interaksi sehari-hari antar individu yang satu dengan individu lainnya. Konflik yang ditangani dengan baik dapat membawa perubahan yang positif dalam kelompok. Bagaimana konflik dapat tertangani dengan baik membutuhkan ketrampilan perilaku asertif. Perilaku asertif menuntut penghargaan terhadap hak-hak individu dan hak-hak orang lain. Dalam perkawinan masyarakat patriakal, kedudukan antara pria dan wanita seringkali sulit untuk diletakkan dalam tingkat yang sama karena lelaki umumnya memegang kepemimpinan, kekuatan dan kekuasaan yang legirimare sementara perempuan akan berada dalam posisi subordinate yang biasanya memiliki ketergantungan terhadap mereka yang lebih dominan. Sehingga perempuan mungkin akan lcbih sulit untuk berperilaku asertif. Untuk jangka panjang perilaku tidak asertif akan membuat individu semakin kehilangan rasa harga dirinya, meningkatkan perasaan terluka dan marah serta mungkin sekali menghasilkan perilaku agresif yang merupakan bentuk Iain dari peri;aku tidak asertif.
Straus (1979) menyusun alat ukur Conflict Tacrics Scale (CTS) untuk melihat pola penanganan konflik dalam keluarga CTS ini terdiri dari 3 skala yaitu skala reasoning, verbal aggression dan violence. Metode reasoning membutukan perilaku asertif dan aktif tertuju pada pemecahan masalah, sementara metode verbal aggression dan violence memiliki dimensi agresi di dalamnya. Untuk itu dilakukan peneiitian ini guna melihat apakah alat ukur CTS ini juga dapat digunakan untuk melihat pola penanganan konflik pada pasangan-pasangan di Jakarta.
Teori yang digunakan sebagai landasan meliputi perkawinan, konfiik dan resolusinya, asertivitas umum dan dasar-dasar konstruksi tes. Data yang diperoleh berasal dari 71 subyek, dengan karakteristik jangkauan usia 20 - 40 tahun, sudah menikah minimal selama satu tahun Iamanya, sebagian besar memiliki pendidikan akhir diploma dan saljana serta tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Reliabilitas CTS dihitung dengan menggunakan rumus koetisien Alfa Cronbach mendapatkan hasil; skala reasoning memiliki indeks reliabilitas 0.61, skala verbal aggression 0.55 sementara skala violence memiliki indeks reliabilitas 0.75.
Uji validitas CTS dilakukan dengan rnengkorelasikan alat ukur ini dengan alat ukur lain yaitu Rarhus Assertfveness Scale yang mengukur perilaku asertif secara umum. Hasil dari uji validitas ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku aserlif dengan metode penanganan konflik, baik dengan menggunakan reasoning, verbal aggression maupun violence. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum alat ukur CTS ini belurn merupakan alat ukur psikologis yang cukup baik untuk melihat pola penanganan konflik sebagaimana yang diharapkan. Masih ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan untuk menghasilkan sebuah alat ukur yang dapat melihat pola penanganan konflik pada pasangan-pasangan di Indonesia.
Namun demikian ada beberapa hal yang menarik berkaitan dengan hasil yang didapat melalui penelitian ini. Antara Iain adalah tidak adanya perbedaan metode penanganan konflik yang dilakukan oleh perempuan maupun laki-laki dalam perkawinan sebagairnana yang dipersepsikan oleh pihak perempuan. Akan tetapi terdapat hubungan yang signifikan antara metode penanganan konflik yang dilakukan oleh suami dan istri. Perilaku asertif juga dijumpai lebih tinggi pada perempuan dengan pendidikan sarjana dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan SMA. Untuk penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan beberapa perbaikan item seperti menambah jumlah item sehingg mencakup berbagai macam taktik yang mungkin digunakan oleh pasangan yang sedang berkonflik, khususnya untuk skala reasoning. Perbaikan lainnya adalah memperjelas item-item dalam skala reasoning sehingga benar-benar memiliki konstruk perilaku asertif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T38188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Zulkarnaen
Jakarta: Puslit. Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, 2004
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aprinaldi
"Keperawatan merupakan profesi yang tidak terlepas dari adanya interaksi baik dengan pasien, teman sejawat, keluarga pasien maupun pada masyarakat pada melakukan pelayanan kesehatan. Pada saat interaksi sering terjadi adanya perbedaan baik berupa nilai, kepercayaan, budaya, serta keyakinan yang dianut. Hal tersebut akan menimbulkan suatu konflik, apabila terjadi faktor pencetus dan apabila tidak dapat ditangani dengan baik akan menimbulkan suatu konflik. Pemimpin dituntut untuk memiliki keahlian dalam manajemen konflik khususnya memiliki kemampuan perilaku asertif, mediasi, negosiasi sebagai pencegahan terjadinya konflik.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan tingkat kepemimpinan dan kemampuan manajemen konflik kepala ruangan di Rumah Sakit X Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 162 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai  p  0,011. Terdapat hubungan antara jabatan sekarang dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai p 0,021 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kepemimpinan dengan kemampuan manajemen konflik dengan nilai p 0,073. 

Nursing is a profession that is inseparable from interactions with patients, colleagues, patients' families and the community in carrying out health services. At the time of interaction, there are often differences in the form of values, beliefs, cultures, and beliefs that are adopted. This will cause a conflict, if there is a triggering factor and if it cannot be handled properly, it will cause a conflict. Leaders are required to have expertise in conflict management, especially having the ability to assertive behavior, mediation, negotiation as a prevention of conflict.
The purpose of this study identified the relationship between level of leadership and conflict management ability of the head of the room at Hospital X Jakarta. This research is quantitative research with a cross-sectional approach. This study used a total of 162 respondents who met the inclusion and exclusion criteria.
The results of the study found that there was a meaningful relationship between education and conflict management ability with a p of 0.011. There is a relationship between current position and conflict management ability with a p of 0.021 and there is no meaningful relationship between level of leadership and conflict management ability with a p of 0.073.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Zulkarnain
Jakarta: Proyek Penelitian Pengembangan Riset, 2003
303.6 ISK p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>