Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13061 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Latar belakang: Penelitian diabetes di daerah rural Indonesia masih sangat sedikit. Hasil suatu penelitian epidemiologi komunitas diperlukan untuk pengambilan kebijakan penanggulangan penyakit di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi diabetes serta pengetahuan masyarakat di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Metode: Penelitian potong lintang ?Ende Diabetes Study? dilaksanakan di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende untuk memperoleh prevalensi diabetes dan pengetahuan masyarakat tentang diabetes. Penelitian ini menggunakan metode cluster random sampling terhadap total penduduk Kecamatan Nangapanda yang berjumlah 19,756 jiwa. Dari kerangka sampel sebanyak 1800 subjek dewasa yang diskrining pada tahun 2008 dan 2009, sebanyak 125 subjek terdiagnosis sebagai diabetes atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu). Seluruh subjek yang terdiagnosis diabetes dan GDPT masuk dalam penelitian ini, ditambah 218 subjek yang pada skrining 2008 dan 2009 memiliki kadar glukosa darah normal. Setiap subjek penelitian menjalani anamnesis umum, wawancara (anamnesis) nutrisi, pemeriksaan fisis lengkap, dan pemeriksaan laboratorium (darah dan urin). Data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 13.0.
Hasil: Sebanyak 343 subjek terlibat dalam penelitian ini. Prevalensi diabetes menggunakan kriteria kadar glukosa darah puasa atau kadar GD2PP (glukosa darah 2 jam pasca-pembebanan) pada penduduk Nangapanda adalah 2%, dengan kriteria glukosa darah 2 jam pasca-pembebanan didapatkan prevalensi sebesar 1,56%, sementara
menggunakan tolok ukur HbA1c adalah 2,83%. Prevalensi TGT (toleransi glukosa terganggu) 2,2%, sementara GDPT (glukosa darah puasa terganggu) 6,2%. Sebanyak 71,1% penduduk Nangapanda memiliki pengetahuan yang cukup mengenai diabetes.
Kesimpulan: Prevalensi diabetes pada penduduk Nangapanda adalah 2% (memakai kriteria glukosa darah puasa atau 2 jam pasca-beban glukosa) dan 1,56% dengan kriteria 2 jam pasca-beban glukosa. Sebanyak 71,1% penduduk Nangapanda memiliki pengetahuan yang cukup mengenai diabetes.

Abstract
Background: There are only few studies about diabetes in rural area in Indonesia. Epidemiological study are needed to formulate health policy of disease management in specific area. The aim of this study was to find the prevalence of diabetes and knowledge of diabetes among the community in Nangapanda Village, Ende District, East Nusa Tenggara.
Methods: A cross-sectional study ?Ende Diabetes Study? was conducted in Nangapanda Village. This study use cluster random sampling method to a total number of 19756 residents in Nangapanda village. From the sampling frame of 1800 adult subjects who underwent screening with glucometer in 2008 and 2009, 125 subjects have been diagnosed as diabetes or impaired fasting glucose (IFG). All of the subjects who were diagnosed as diabetes or IFG from the previous screening and 218 subjects from control (normal subjects in the 2008 and 2009 screening) were included in the present study. Each subject underwent general anamnesis, nutritional interview, complete physical examinations, and laboratory test (blood and urine). The data were analyzed using SPSS 13.0.
Results: There were 343 subjects in this study. The prevalence of diabetes in Nangapanda using blood glucose criteria (using fasting and post-glucose load values) was 2%; using post glucose load criteria, the prevalence of DM was 1.56%; while with HbA1c criteria, the prevalence was 2.83%. The prevalence of impaired glucose tolerance (IGT) was 2.2%, and IFG was 6.2%. A number of 71.1% Nangapanda residents have sufficient knowledge about diabetes.
Conclusion: Prevalence of diabetes in Nangapanda (using fasting and post-glucose load criteria) was 2% and 1.56% (using post-glucose load values). As much as 71.1% of Nangapanda residents have sufficient knowledge about diabetes."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hasbi
"Kepatuhan berolahraga mempunyai peran penting dalam manajemen terapi penderita diabetes melitus. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel 122 responden diambil secara acak proposional. Analisa data menggunakan Chi Square dan regresi logistik berganda. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga adalah jenis kelamin (p = 0.026), pengetahuan (p = 0.013). persepsi manfaat (p = 0.016), persepsi hambatan (p = 0.002), dan dukungan keluarga (p = 0.00). Faktor yang paling dominan adalah dukungan keluarga (OR = 10.047). Diharapkan pelayanan kesehatan mengembangkan pengelolaan pelayanan berbasis keluarga dan komunitas untuk meningkatkan kepatuhan pasien diabetes militus.

Adherence play important role at therapeutic management of patients with DM. The Purpose this study was to identifies the factors Associated with adherence to exercise at patients with diabetes mellitus. This research was Quantitative research design with cross sectional approach. Sample was 122 respondents gained with proposional random method. Data were analyzed using chi square and multiple regression.Factors associated with adherence to exercise was gender (p = 0026), knowledge (p = 0.013). perception of benefit (p = 0.008), perceived barriers (p = 0.002), and family support (p = 0.00). family support was strong Associated with adherence to exercise (OR = 10.047). Expected health care service develop the management of health service based on family and community to improve adherence at patients with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30747
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumiyati
"Penyakit diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik kronik yang betkaitan gaya hidup, penyakit ini semakin meningkat jumlahnya dan saat ini penyakit diabetes melitus sudah merupakan salah satu ancaman utama kesehatan umat manusia jumlah penderita penyakit DM tipe 2 di negara maju maupun negara berkembang terus meningkat setiap tahun. Indonesia menempati urutan ke 4 jumlah penderita DM di dunia setelah India, Cina, Amerika Serikat Penyakit ini tidak bisa ditumbuhkan dan dampak yaug ditimbulkan dari penyakit ini melipuli beberapa aspek antara lain aspek personal sosial dan ekonomi Upaya pencegahan yang paling baik agar insiden DM tipe 2 tidak meningkat adalah dengan mengendalikan faktor risikonya. Salah satu Faktor risiko yang dapat diubah yang ada pada seseorang adalah meningkatkan aktifitus fisik. Penelitian ini adalah penelitian yang melihat aktifitas fisik dengan risiko kejadian DM tipe 2 di lima wilayah DKI Jakarta, subyek yang terlihat dalam penelitian ini adalah DKI Jakarta yang berusia 25 s/d 64 talum.
Penelitian ini dilakukan karena adanya kecenderungan peningkatan prevelen DM lipe 2 di masyarakat dan terjadinya perubahan gaya hidup dimasyarakat yang lebib banyak menyukai gaya hidup inaktif. Penelilian ini menggunakan pendekalan kuantitalif dengan disain penelitian kasus­ kontrol menggunakan data sekunder dari data survei Faktor Risiko penyakit tidak menular di lima wilayah DKI Jakarta tahun 2006. Yang menjadi kasus pada penelitian ini adatah subyek dengan hasil pemeriksaan laboratorium glukosa darah dinyatakan DM oleh dokter, sedangkan kontrol adalah subyek dengan hasil pemeriksaan laboratorium glukosa darah dinyatakaa tidak DM oleh dokter Jumlah sampel dalam penelilian ini adatah 575 subyek. Analisa data dilkukan dengan uji chi square dan analisis multivariat logistic regrusion.
Dari hasil penelitian temyata tidak seluruh variabel independ yang diteliti masuk dalam ltandidat model don banya t..-dapat6 wriabel yang bisa masuk dslam kand.idat model ynitu umur,IMT,Riwaynt hipertenskadm: WL, kadm: trigliserida don diet semi, don terdapal 2 variabel yang m..-upeka confounder ynitu wriobel umur don kadm: trigliserida. Pada basil ekhir pencfilian ini didapalltan niJai p value sebesar 0,306 nilai OR scbesar 0,782 (95% CI: 0,488-1,253) nilai tersebut setelah dikontrol dengan variabel umur, don kadm: trigliserida Artinya adanyalmbungan tersebut bel:sifat protektif tapi hubuogan lmebut tidek bemJakna, seltingga penelililm. ini belum bisa membuktikon bahwa ada lmbungan aktifitas fisik dengan kejadian DM tipe2. Kelermban poda penelitian ini - lain, time -adak dapat dilihat dengan jelas, masih terdapat bias dan masih dipengarubi adanya confounding_ !'ada penelitian dimasa mendatmlg perlu mempertimbangkan disoin yang lebih tepat dengan knalitas data yang lebih baik.

Diabetes mellitus disease Type 2 is a metabolic chronicle disease which directly with people life style, this disease progressively increase by bets and at this present time diabetes mellitus disease is one of main threat of health of the mankind. Amount of Diabetes mellitus disease Type 2 patients increase both in developing countries and well developed countries every single year. Indonesia is in 41h place on the amount of Diabetes mellitus patients in worlds after India. Cbina, United States (Depkes,2005). This disease cannot be healed or effect which generaled from this disease cover some aspects such as personnel, social and economic aspects. The most important prevention effort so that Diabetes mellitus disease Type 2 do not increase is by controlling the risk factor. One of Risk factor available for alknd on the someone is increasing the physical activity. This r=h is a research focus in physical activity and the occurrence of Diabetes mellitus disease Type 2 in live region in DKI subjects in this research are people with age of25 to 64 year.
Main reason of this research caused hy tendency of the increasing prevalcal of Diabetes mellilns disease Type 2 in oommunity and the change of people life style where tbcy preferred to choose inactive life style. This =h apply quantitative approach by case-control design research using secondmydata from Risk Factor Non Contagious Disease data SUIVcy in five region of DKI Jalou:la 2006. Wliat beooming case at this research is subject with .result inspection of Blood glucose laboratory witb Diabeles mellitus disease Type 2, while control variable is sullject with result inspeclioo of blood glucose and no Diabetes mellitus disease Type 2 detected Amount of samples in Ibis research are 575 subjects Data analysis acoomplished with chi-square test and logistic regression multivariate analysis.
From research result simply not all independent variable which checked by is admission in modeling candidate and only 6 variable which can enter in model candidate that is age, JMT, hypertension history, rate IDL, triglyceride rate and fiber diet, and !here are 2 variable which is confounder variable that is triglyceride rate and age. On the final result of this research we got value equal to 0,306, OR value equal to o,m ( 95 % Cl : 0,48&-1.253) assess after controlled with age variable, and triglyceride rate_ Which mean that there is relation, and protective bet the relation is not significant, so !bat this research not yet prove that there is relation between physical activity with the occurrence of Diabetes mellitus disease Type 2. Weakness of this research for example time sequent have no seen clearly, still there are diffraction and still influenced by the existence of connfounding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21054
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira
"Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) sering terjadi akibat kurangnya pengontrolan pola makan dan aktivitas olahraga penderita DM di rumah sehingga menyebabkan kadar gula darah tidak normal. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pola makan dan aktivitas olahraga penderita DM di rumah di Kecamatan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan sampel penderita DM di Kecamatan Turikale, Maros, Sulawesi Selatan sebanyak 111 responden yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner tentang kesesuaian pola makan dan aktivitas olahraga penderita DM di rumah dengan anjuran (r Alpha = 0,723).
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar penderita DM di rumah dalam menerapkan pola makan (62,2%) dan aktivitas olahraga (56,8%) masih belum sesuai dengan yang dianjurkan. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan untuk dilakukan program senam DM dan kampaye makanan sehat, gizi seimbang bagi penderita DM oleh Puskesmas secara berkala untuk menurunkan angka kematian akibat komplikasi DM.

Complications of Diabetes Mellitus DM are often caused by lack of dietary control and exercise activities Those situations lead to an uncontrolled increase of blood sugar level This study aimed to reveal the diet and exercise activities in outpatient DM sufferer at Turikale District Maros South Sulawesi The study design was a descriptive cross sectional approach involving 111 DM patients that were recruited by purposive sampling technique The instrument used was a questionnaire about the suitability of diet and exercise activities along with the recommendation r Alpha 0 723
Results of this study showed the majority of diabetic patients still have not implemented the diet 62 2 and sports activities 56 8 as recommended DM activity program and healthy food campaign with balanced nutrition for people with diabetes need to be programmed by the health center regularly to reduce mortality due to complications of uncontrolled diabetes
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubita Rahmarianti
"Salah satu komplikasi mikroangiopati dari penyakit DM dan merupakan penyebab kematian terpenting pada penderita DM adalah Nefropati Diabetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Gangguan Ginjal pada penderita DM serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut di RSCM tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada penderita DM yang berobat baik di rawat jalan (Poli DM) maupun rawat inap dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 255 pasien DM yang terpilih seara random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 34,9% sampel mengalami Gangguan Ginjal. Hasil dari analisis chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dan lama menderita DM dengan kejadian Gangguan Ginjal.

One of the microangiopathic complications and the most important cause of death in people with diabetes is Diabetic Nephropathy. The purpose of this study was to describe the incidence of renal disorders in patients with diabetes and the factors that influence the event at the RSCM in 2012. The study was conducted in patients with DM were treated well in the outpatient (Poly DM) and hospitalizations using cross-sectional design. The research sample consisted of 255 patients who elected seara DM random sampling. The results showed that as many as 34.9% of the sample had Kidney Disorders. Results of chi-square analysis showed that there is a relationship between sex and the incidence of long- suffering DM Kidney Disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Festi Amanda
"Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan salah satu komplikasi serius yang sering terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2. Dibutuhkan sebuah penanda yang dapat mendeteksi PGK sejak awal untuk mencegah progresifitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar malondialdehida (MDA) serum dengan estimasi laju filtrasi glomerulus (eLFG). MDA merupakan penanda stres oksidatif yang diprediksi berperan dalam tahap awal kerusakan ginjal.
Desain penelitian ini adalah potong lintang. Populasi yang digunakan adalah pasien DM tipe 2 rawat jalan di Puskesmas Pasar Minggu. Sampel yang dianalisis sejumlah 50 orang (14 laki-laki, dan 36 perempuan, rentang usia 39-74 tahun), diambil dengan tenik total sampling. Kadar MDA diukur secara spektrofotometri berdasarkan reaksi antara MDA dengan asam tiobarbiturat, dengan nilai koefisien korelasi (r) dari metode tersebut 0,9996 dan koefisien variasi (%KV) intra dan antar pengukuran berkisar 2,75-13,33%.
Nilai eLFG diukur berdasarkan metode kinetik Jaffe, dengan koefisien korelasi (r) 0,9994 dan %KV intra dan antar pengukuran berkisar 2,91 – 9,52%. Kadar MDA pasien DM tipe 2 diperoleh 0,82 ± 0,26 nmol/ml, dan nilai eLFG diperoleh 78,30 ± 26,77 (Cockroft-Gault); 76,08 ± 24,17 (MDRD study); dan 79,25 ± 21,04 (CKD-EPI). Terdapat hubungan yang bermakna antara kadar MDA dengan nilai eLFG berdasarkan persamaan Cockroft-Gault (p =0,039, r = -0,293), tetapi tidak terlihat hubungan yang bermakna dengan nilai eLFG berdasarkan persamaan MDRD study dan CKD-EPI (p = 0,051 dan p = 0,053; r = -0,277 dan r = -0,275).

Chronic kidney disease (CKD) is one of serious complication that most common in type 2 diabetes mellitus patients. It is important to find a marker that can detect it earlier to prevent its progression. The aim of this study was to analyze the correlation between malondialdehyde (MDA) concentration and estimated glomerular filtration rate (eGFR). MDA is an oxidative stress marker which was predicted allies in early stage of kidney damage.
The design of this study is cross sectional. The population was type 2 DM outpatients at Pasar Minggu Local Government Clinic. Total sampling method was used in sample selection. Samples being analyzed were as much as 50 patients (14 males, 36 females, age ranges : 39-74 years). MDA was measured by spectrophotometric based on its reaction with thiobarbituric acid. The coefficient correlation (r) of this method was 0.9996 and the coefficient of variation (%CV) within and between run were 2.75 - 13.33%.
eGFR was measured based on kinetic Jaffe method. Its coefficient correlation (r) was 0.9994 and %CV within and between run were 2.91-9.52%. MDA concentration in type 2 DM patients in this research was 0.82 ± 0.26 nmol/mL and the eGFR values were 78.30 ± 26.77 (Cockroft-Gault); 76.08 ± 24.17 (MDRD study); and 79.25 ± 21.04 (CKD-EPI). There was a significant correlation between MDA concentration and eGFR based on Cockroft-Gault formula (p =0.039, r = -0.293), but there were no significant correlation between MDA concentration and eGFR based on MDRD study and CKD-EPI (p = 0.051 and p = 0.053; r = -0.277 and r = -0.275).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anip Manfaatun
"Hingga saat ini, penanda biologis yang menggambarkan gangguan fungsi ginjal akibat diabetes melitus (DM) belum dapat mendeteksi adanya kerusakan sejak dini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 8-iso-Prostaglandin F2α dengan laju filtrasi glomerulus yang diestimasi (eLFG) sebagai penanda gangguan fungsi ginjal yang terjadi pada pasien DM tipe 2. Sebagai salah satu senyawa penanda terjadinya stres oksidatif, 8-iso-Prostaglandin F2α diduga berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal sebagai salah satu komplikasi diabetes. Kadar 8-iso-Prostaglandin F2α diukur dari urin dan nilai eLFG dihitung dari kreatinin serum. Sampel urin dan serum diambil dari 36 pasien DM tipe 2 dengan teknik total sampling.
Metode spektrofotometri digunakan untuk mengukur kadar kreatinin serum, sedangkan untuk pengukuran kadar 8-iso-Prostaglandin F2α digunakan metode enzyme immunoassay. Data lain yang diperlukan diperoleh melalui kuesioner. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan kadar 8-iso-ProstaglandinF2α berbanding terbalik dengan penurunan nilai eLFG pasien DM tipe 2. Namun, hubungan tersebut tidak bermakna secara statistik. Faktor usia dan kadar glukosa darah merupakan faktor yang paling mempengaruhi nilai eLFG pada pasien DM tipe 2.

Until now, biological marker that describes renal dysfunction due to diabetes mellitus (DM) have not been able to detect any damage early. This study aimed to determine the relationship between 8-iso-Prostaglandin F2α with estimated Glomerular Filtration Rate (eGFR) as a marker of renal dysfunction at type 2 diabetes mellitus. As one of the markers of oxidative stress, 8-iso-ProstaglandinF2α assumed to be associated with renal dysfunction as a complication of diabetes mellitus. The levels of 8-iso-Prostaglandin F2α measured from urine, and eGFR calculated from serum creatinine. Urine and serum samples taken from 36 type 2 DM patients, using total sampling method.
Spectrophotometric used to measure levels of serum creatinine and the levels of 8-iso-Prostaglandin F2α was measured by enzyme immunoassay. Other necessary data obtained through questionnaires. The results showed that increasing level of 8-iso-ProstaglandinF2α was inversely proportional to the decline in eGFR of type 2 DM patients. However, these correlation was not significant statistically. Age and blood glucose were the factors that could effect the value of eGFR in type 2 DM patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Lathifah Noor Amir
"Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu komplikasi yang biasanya terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2. Pendeteksian PGK dilakukan dengan menghitung nilai estimasi laju filtrasi glomerulus (eLFG) maupun urine albumin creatinine ratio (UACR). Salah satu biomarker yang sedang diteliti adalah senyawa 8-iso-Prostaglandin F2α. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kadar 8-iso-Prostaglandin F2α dan hubungannya dengan eLFG. Sampel yang dianalisis adalah pasien diabetes melitus tipe 2 wanita di Puskesmas Pasar Minggu yang dikumpulkan oleh peneliti sebelumnya tahum lalu secara total sampling. Nilai eLFG diperoleh berdasarkan nilai kreatinin serum yang dihitung dengan rumus Cockroft-Gault, MDRD study, serta CKD-EPI, sedangkan kadar 8-iso-Prostaglandin F2α diukur dengan menggunakan metode ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay). Kadar 8-iso-Prostaglandin F2α diperoleh 7069,38 ± 7611,13 pg/mg kreatinin dan nilai eLFG diperoleh 93,15 ± 37,65 (Cockroft-Gault); 89,47 ± 34,30 (MDRD study); dan 87,05 ± 24,69 (CKD-EPI). Hubungan antara kadar 8-iso-Prostaglandin F2α dengan nilai eLFG (92 pasien) berdasarkan persamaan Cockroft-Gault (r = 0,396; p = < 0,001), MDRD (r = 0,375; p = < 0,001) dan CKD-EPI (r = 0,342; p = 0,001). Sehingga diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara kadar 8-iso-Prostaglandin F2α dengan nilai eLFG dengan α = 0,05.

Chronic Kidney Desease (CKD) is one of complication that most common in type 2 diabetes mellitus patients. The detection of CKD is be done by calculating estimated glomerular filtration rate (eGFR) and urine albumin creatinine ratio (UACR). One of the biomarkes being studied is 8-iso-Prostaglandin F2α. The aim of this study was to analyze concentration of 8-iso-Prostaglandin F2α and its correlation with estimated glomerular filtration rate (eGFR). Samples analyzed were type 2 diabetes mellitus woman patients at Pasar Minggu Local Government Clinic that collected by previous researcher last year in total sampling. eGFR was obtained based on the measurement of serum creatinine, 8-iso-Prostaglandin F2α was measured by ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) method. Concentration of 8-iso-Prostaglandin F2α was 7069,38 ± 7611,13 pg/mg creatinine and the eGFR values 93,15 ± 37,65 (Cockroft-Gault); 89,47 ± 34,30 (MDRD study); and 87,05 ± 24,69 (CKD-EPI). The correlation between 8-iso-Prostaglandin F2α concentration and eGFR (92 samples) is based on Cockroft-Gault (r = 0,396; p = < 0,001), MDRD (r = 0,375; p = < 0,001) and CKD-EPI (r = 0,342; p = 0,001). So there was a significant correlation between 8-iso-Prostaglandin F2α concentration and eGFR.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S59479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: McGraw-Hill, 1970
616.462 DIA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Arus Victor
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>