Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Handayani
"Angka kematian merupakan barometer status kesehatan masyarakat terutama kematian ibu dan kematian bayi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan alasan angka kematian ibu dan angka kematian bayinya tinggi, merupakan daerah kritis jika dilihat dari segi geografis dan keadaan sosial ekonomi masyarakatnya. Selain itu terdapat kebiasaan yang unik, yaitu adanya pengasapan ibu pascapersalinan (se'i) dan kompres panas pada ibu pascapersalinan (tatobi). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap ibu yang sedang melakukan pengasapan, ibu kandung, ibu mertua, suami, bidan, dan tokoh masyarakat. Tradisi se'i merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk merawat ibu selama masa nifas yang terdiri dari pantangan terhadap makanan, pemanggangan ibu dan tatobi (kompres) selama 40 hari. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan subjek penelitian ibu nifas, suami, ibu kandung, ibu mertua, dukun kampung dan petugas kesehatan. Perawatan nifas yang dilakukan selama pelaksanaaan tradisi se'i bertujuan menunjang proses pemulihan dan pengembalian bentuk tubuh ibu pada keadaan sebelum hamil. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu strategi dalam penanganan masalah kesehatan ibu dan anak. Di Indonesia pemanfaatan pertolongan persalinan oleh bidan dimasyarakat masih sangat rendah. Disarankan kepada petugas kesehatan untuk menggunakan pendekatan budaya dan adat istiadat setempat dalam peningkatan pelayanan kesehatan.

The death rate is an indicator of the health status in a country, especially for the maternal and child death. The purpose of this research is to see the influences of socio cultural societies toward the treatments of pregnancy, birth process in South Central Timor Regency. This study conducted in West Amanuban District, South Central Timor Regency, East Nusa Tenggara Province where the maternal and Child death rate still high. This District is a critical area, viewed from the aspects of geography and sosio economy. Beside, there are unique community behaviors as for instance mother postpartum conducted 'smoking' themselves and hot water compress for the body. This study is designed use qualitative research method. The qualitative method used In-depth interview as tool to gather primary information. The informan were women who delivered and do 'sei' in Amanuban Barat district, also used hot water compress on their body, mother, mother in law, husband, local elites. Se'i tradition is a series of activities almed to take care of mother during puerperium that consisted of abstain from certain foods, warming of mothers and tatobi (compress) within 40 days. Care that was carried out during the implementation of se'i tradition almed to support the process of recovery and maintain the physical condition as it was before pregnancy. Infant Delivery processed by nurse is one of strategies to solve maternal and child health problems. The coverage of this infant delivery process by nurse in Indonesia is still low compared with expected indicator. The health center officer is recommended to use local culture and local custom approaches to improve of health services."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ii Solihah
"Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia sering dilatar belakangi oleh tiga jenis keterlambatan (3T) yaitu keterlambatan mengenai tanda bahaya gawat darurat dan mengambil keputusan untuk merujuk, keterlambatan mencari fasilitas pclayanan kcschatan dan keterlambatan mempcroleh pcrtolongan memadai di fasilitas pelayanan rujukan (Depkes,2005).
Tujuan Penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan. nifas dan neonatus, di Kabupaten Garut Jawa Barat, tahun 2007. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari " Survei Data Dasar Pengem-bangan Madel Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial di Kabupaten Garut, Jawa Barat, 2007'; yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI & Pusat Kajian Promkcs FKM-UI bekerja sarna dengan Save The Children, pada bulan Juli sampai Oktober 2007, di 40 desa dari 10 kecamatan di Kahupaten Garut. Rancangan penelitian adalah potong lintang (cross sectional). Sampel yang digunakan yaitu suami yang memiliki istri dengan hayi yang berumur 0-11 bulan. Jumlah sampcl sebanyak 209 pasang suami istri. Sumber data berasal dari modul survei suami dan ibu. Data yeng berasal dari suami yaitu pengelahuan tentang tanda bahaya pada masa kebamilan, persalinan. nifas dan neonatus, kererlibatan keanggotaan kegiatan sosial, keterpaparan mdia informasi, keterpaparan terhadap Desa Siaga, kepercayaan/kebiasaan yang berhubungan dengan kesehatan maternal dan neonatal, sedangkan yang berasal dari ibu yaitu umur suami pendididkan suami, pekerjaan suami, jumlah anak, pendapatan keluarga yaitu pendapatan istri, suami dan jumlah tanggunagn keluarga, kepemilikan media elektronik, kepemilikan alat transportasi.
Variabel terikat adalah pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus, sedangkan variabel bebas adalah karakteristik. suami (umur, pendidikan, pekeljaan, jumlah anak, jumlah pendapatan keluarga, kepercayaan/kebiasaan terkait kesehatan maternal dan neonatal), kepemilikan media komunikasi elektronik, kepemilikan alat transportasi, keterpaparan terhadap media infonnasi, keterpaparan terhadap Desa Siaga, keterlihatan keanggotaan kegiatan sosial. Berdasarkan hasil analisis multivariat dari regresi model akhir kandidat model multivariat didapatkan bahwa variabel pendidikan merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pengetahuan suami tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus.
Saran bagi Depkes RI. khususnya Bagian Promosi Kesehatan agar meningkatkan kerjasama dalam bidang komunikasi dan inforrnasi khususnya dengan institusi pertelevisian nasional untuk memasukan acara penayangan infonnasi kesehatan tematama tentang tanda bahaya pada masa kehamilan persalinan, nifas dan neonatus. Bagi Dinkes Kabupaten, agar I) melakukan advokasi ke Pemda Kabupaten Garut untuk selanjutnya dilimpahkan ke Diknas untuk melakukan peningkatan pendidikan masyarakat Kabupaten Garut. 2) Menganjurkan kepada petugas kesehatan untuk senantiasa mendorong suami agar dapat berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan maternal dan neonatal, khususnya pengetahuan tentang tanda bahaya diatas.; 3) Melakuan sosialisasi Desa Siaga serta uji coba dibentuknya kader kesehatan yang terdiri dari para suami dalarn suatu forum kegiatan sosial.; 4) Melakukan keljasama dengan stasiun radio setempat untuk mernasukan prognm sosialisasikan peningkatan pegetahuan tentang tanda bahaya pada masa keharnilan, persalinan, nifas dan neonatus. dengan acara yang disukai masyarakat; 5) Kerjasama dengan iustitusi pendidikakan kesehatan setempat baik pemerintah maupun swasta melalui kerjasarna pengelolaan daerah binaan kesehatan. Bagi kelompok profesi IDI, PPNI, IBI, agar senantiasa meningkatkan pemberikan informasi kesehatan khususnya tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatus dengan sasaran suami atau keluarga. Bagi masyarakt dan LSM, PKK, Forum Desa Siaga, agar dapat berperan serta aktif yaitu mengikuti kegiatan social yang dibentuk untuk mengatasi maalah maternal dan neonatal, sehingga dimasa yang akan datang kematian ibu dan bayi yang disebabkan karena keterlambatan mengenal tanda bahaya tersebut dapat teratasi.

In Indonesia the high number of both maternal and neonatal death rate frequently has Background which consist of delay?s in recognizing emergency danger signs, making decision where to refer the emergency case to the health service facilities and in getting adequate treatment from referral services facilities. (Depkes,2005). This research used aimed to aim factors related wife husband's knowledge about danger sign at pregnancy time,partus, pcstpartus and neonates in Ga:rut West Java, 2007.
This research usad secondary data from "Baseline Survey of Neonatal Essential Health Services Improvement Model in Garut Districk West Java, 2007' which was conducted by the Center of Health Research University of Indonesia & Center of Health Promotion Study FKM-UI in cooperation with Save the Children. It third July until October 2007, at 40 covered from 10 district in Garut Distrek. The research design was cross sectional. The selected sample was the husband whose wife matter having infant age 0..11 months. Total sample was 209 couples. The data instrument was take from the modules survey of husband and wife matter infant 0..11 moun infant. The data taken from husbands were knowledge about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates, involvement in the of social organization exposure to information media, exposur towards ? Desa Siaga ?, Aler village program wich related to maternal and neonatal health, while data taken from the mothers were husband?s age, last education, work state job, number of children, family income consist with wife?s and husband?s income and number of family burden, electronic media partnership, vehicles partnership.
The independent variable was husband's the knowledge,about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates, while dependent variable was husband characteristic (age, education, job, number of children, family income, trust/habits related with maternal and neonatal health), electronics media communication partnership, vehicles possession, exposures towards information media, exposures towards "Desa Siaga" involvement in social organization activity. The multivariate analysis result showed that from regression of the last candidate model, education variable was the most dominant factor which related with husband knowledge about danger sign at pregnancy time, pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode.
Suggestions for the Health Department of the Republic Indonesia especially to the latter of Health Promotion is to improve the cooperation in communication and information especially with national television exident status to eximined health information speclatly about danger sign at pregnancy time, partus, postpartus and neonates. sub-province Health Department shall; (1) advocate to the Garut local government especially to ide to improve of level education the people, (2)Emergency health personal always to support the husband to develop their role in increasing knowledge of health maternal and neona!al, especially the above knowledge of danger sign, (3) conduct socialization of Desa Siaga and tryout health cadre formation which coos lists of the husbands , (4) establish cooperation with local radio station to create program of socialization of danger sign in pregnancy time, pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode, with event or agenda that interest the society, (5) make cooperation with local health educational institution not only government but also private institution trough cooperation in establish pilot project such at IDI, PPNI, IBI could asistant socially, especially about danger sign in pregnancy time) pregnancy delivery, postpartum, and neonates periode with husband or family as target program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20889
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Agar setiap kehamilan dikehendaki dan berakhir dengan keadaan ibn dan bayi sehat perlu diusalkan menekan resiko gangguan intelektual dan emosional akibat prosses reproduksi dengan pengaturan jarak dan jumlah anak. Oleh karena itu pasangan usia subur yang tidak manginginkan anak perlu menggunakan alat konirasepsi yang efektif. Apabila pasangan yang diperkirakan subur tidak memakai kontrasepsi. ulaka kuraug lebih 85 % wanita akan hamil dalam jangka waktu 1 tahun
{Pritc1u‘d and Mac Donald, 1984 :islam Bennett and Brown, 1993). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang informasi metode menjarangkan kehamilan yang, dibutuhkan oleh ibu postpartum primipara. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dengan metode menjarangkan kehamilan yang digunakan oleh ibu postpartum primipara. Metode penelitian ini deskriptif sederhana dengan responden 30 orang Tempat penelitian di IRNA A Lantai II kanan RSUPN CM Jakarta. Instrumen penelitian yang digunakan kuisioner tersebut terdiri dari daia demografis dan pandangan ibu posipartum prinzipara terhadap metode menjarangkan kehamilan. Hsdil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 67% ibu postpartum primipara menyatakan sangat perlu informasi. Sedangkan gambaran informasi yang diperlukan oleh ibu postpartum promopara meliputi arti KB sebanyak 96,7%, manfaat KB 96,7%, cara ber-KB 96,7%, tempat pelayanan KB 96,7%, biaya pemakaian KB 96,7%, waktu konsultasi 96,7%, cara KB yang tdak menggunakan ASI 80%, keuntungan KB 96,7% dan kerugian KB 100%, masalah yang mungkin terjadi akibat KB 96,7% serta penanganannya 96,7%. Dari hasil penelitian 30 responden hanya 46,6% yang pernah mendapatkan informasi KB 23,3% ibu dapat menentukan waktu terbaik untuk ikut KB dan hanya 13,3% ibu yang menyertakan KB menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarganya. Untuk itu perawat perlu memahami informasi tentang metode menjarangkan kehamilan yang diperlukan bagi ibu postpartum primipara."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5021
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nawati
"Kehamilan, persalinan dan lahirnya seorang bayi merupakan peristiwa dan pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita, dan secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan keluarganya. Kehamilan juga bermakna positif dan merupakan fase transisi yang menyenangkan ke tahap baru dalam siklus kehidupannya, namun sebagaimana tahap transisi lain, kehamilan itu dapat pula menimbulkan stress, sehingga respon yang dialami bukan kegembiraan melainkan kekecewaan dan sebagainya.
Kehamilan tidak diinginkan merupakan masalah yang dirasakan berat, yang dapat mempengaruhi kondisi ibu baik fisik maupun mental serta janin yang dikandungnya. Banyak faktor yang berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini belum adanya gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan alasan ibu tidak menginginkan kehamilannya di Puskesmas Bogor Tengah Tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan alasan ibu tidak menginginkan kehamilan di Puskesmas Bogor Tengah Tahun 2004. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat membuat program penanggulangan pada kehamilan tidak diinginkan serta pencegahannya, khususnya bagi dinas kesehatan terkait.
Penelitian ini jenis kualitatif dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Informan pada penelitian ini yaitu ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas Bogor Tengah yang sedang atau pernah mengalami kehamilan tidak diinginkan selama satu tahun terakhir, jumlah informan sebanyak tujuh orang, untuk validitas data agar informasi yang diperoleh valid, dilakukan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa karakteristik informan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sangat bervariasi dilihat dari umur, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anak. Alasan informan tidak menginginkan kehamilannya pada umumnya mempunyai masalah dengan suarni, ekonomi, penyakit, jumlah anak sudah banyak, kegagalan kontrasepsi, usia sudah tua, anak sudah cukup, dan masih muda.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan bagi Dinas Kesehatan agar meningkatkan kerja sama dengan sektor terkait agar mutu pelayanan pelayanan Keluarga Berencana dan penyuluhan KB lebih berkualitas kepada akseptor, sehingga kehamilan tidak diinginkan yang disebabkan kegagalan kontrasepsi tidak terjadi.

Factors Related to Mother's Reasons For do not Want Pregnancy, in Public Health Centers in Central Bogor, Sub District of Central Bogor , Bogor City Year of 2004Become pregnant and giving birth are important events in woman's life, and indirectly influence family's life. Pregnancy also has positive meaning and a transition phase to new stage in her lifecycle, as other transition, pregnancy also could cause stress, then she experience disappointments not happiness.
Unwanted pregnancy is a difficult situation, which can influence mother condition physically and mentally also to her fetus. There are factors related to unwanted pregnancy.
Problem formulation of this study is "there is no description on factors which related to some reasons why mother does not want pregnancy in health center in Central Bogor year of 2004. Objective of this study is to find out any factors that related to mother's reasons who do not want pregnancy in Public Health Centers in Central Bogor, year of 2004. This study is hoped to establish prevention the unwanted pregnancy program in related Health Office.
This study use qualitative approach and collecting data by in depth interview. Informants of this study are mothers who visit Public Health Centers in Central Bogor who being experience unwanted pregnancy or ever experienced unwanted pregnancy one last year, number of informants are seven, this study using source triangulation in order to provide valid data.
The result of this study shows that characteristics of informants who experienced unwanted pregnancy may vary' by age, education, job, and number of child. Reasons that Informant does not want pregnancy, in general, are relationship problems with her husband, economic diseases, number of children, contraception failure, and too old or too young to have a child.
Based on the results of the study, it is recommend to Health Office to increase the cooperation with related sectors in order to improve quality of service of Family Planning services and information to acceptors, so there is no unwanted pregnancy which caused by contraception failures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi dimana 90% terjadi saat dan setelah persalinan. Tahun 2007-2009 AKI Kabupaten Gorontalo Utara lebih tinggi dari nasional. Upaya untuk penurunan AKI khususnya pada fase antenatal telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. Upaya lain dapat dilakukan secara tradisional melalui pendekatan budaya setempat. Upacara adat Molontalo dikenal di Provinsi Gorontalo. Tujuan penelitian meningkatnya pengetahuan KIA dukun kampong (hulango) dan imam kampong (hatibi) dalam upaya meningkatkan kunjungan ibu hamil ke petugas dan fasilitas kesehatan. Metode: Penelitian operasional diawali intervensi, pengumpulan data, menganalisis objek dan situasi kemudian digambarkan secara deskriptif. Hasil: saat pretes pengetahuan hulango dan hatibi kurang, namun sesudah pretes ada peningkatan. Peran hulango dan hatibi dalam usaha penyampaian pesan KIA pada masyarakat khususnya pada ibu hamil dan keluarganya dapat dilanjutkan, sehingga dapat dilibatkan dalam bidang kesehatan. Hulango menyampaiakan sebelum atau sesudah pelaksanaan tondalo pada ibu hamil. Untuk hatibi intervensi yang dilakukan sudah baik hanya perlu dilakukan lagi pada setiap kegiatan molontalo. Kesimpulan: Upacara ini dapat membantu penyampaian promosi program KIA. Diharapkan terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi terutama ibu, keluarga, kerabat, karena mereka mendapat kesempatan mendengarkan program KIA. Saran: Evaluasi perlu dilakukan terhadap pemahaman masyarakat akan upacara Molontalo agar dipahami program KIA. Setiap upacara Molontalo diharapkan dilakukan penyampaian pesan kesehatan KIA terus menerus dan konsisten. "
BULHSR 17:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud Fauzi
"Anemia gizi yang disebabkan karena kekurangan zat besi masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. SKRT tahun 1995 menunjukkan bahwa 50,9 % ibu hamil menderita anemia, sedangkan pada kehamilan trimester III angkanya sebesar 49,2 %. Hasil survey anemia gizi ibu hamil di kabupaten Donggala tahun 1996, juga menunjukkan angka anemia yang sangat tinggi, yaitu 92,12 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa anemia gizi ibu hamil masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan cakupan suplementasi tablet tambah darah (Fe3) ibu hamil dan faktor lainnya yang berhubungan dengan kadar Hb ibu hamil trimester III, yang nantinya dapat dijadikan masukan untuk perencanaan program penanggulangan anemia gizi ibu hamil. Penelitian dilakukan di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, dan sebagai unit analisisnya adalah ibu hamil, yang usia kehamilannya _> 7 bulan pada saat penelitian dilakukan, baik pada wanita primigravida maupun multigravida.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dan cara pengambilan sampelnya dilakukan dengan pendekatan metode multistage random sampling dengan jumlah sampelnya sebanyak 150 ibu hamil trimester III. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 63,5 % ibu hamil trimester III di Kabupaten Donggala menderita anemia. Persentase anemia ini lebih tinggi pada daerah dengan cakupan suplementasi tablet tambah darah yang rendah (< 80 %) dibandingkan dengan daerah yang cakupan suplementasi tablet tambah darahnya tinggi (? 80 %).
Hasil uji bivariate menunjukkan hubungan bermakna, antara cakupan suplementasi tablet tambah darah (Fe3) ibu hamil, konsumsi tablet tambah darah, tingkat pendidikan ibu, alat kontrasepsi hormonal dan ukuran LILA ibu dengan kadar Hb ibu hamil. Sedangkan variabel lain seperti : umur ibu, tingkat pengetahuan, status pekerjaan, usia kehamilan, dan jarak kehamilan, berbeda tapi tidak bermakna, dan variabel paritas tidak bermakna. Selain itu uji bivariate antara cakupan suplementasi tablet tambah darah dengan konsumsi tablet tambah darah menunjukkan hubungan yang bermakna.
Dari hasil uji analisis multivariate, terdapat tiga variabel yang berhubungan bermakna dengan kadar Hb ibu hamil, yaitu variabel konsumsi tablet tambah darah, tingkat pendidikan, dan ukuran lingkar lengan atas (LILA). Dari ketiga variabel tersebut, LILA merupakan variabel yang paling dominan.
Karena masih rendahnya konsumsi tablet tambah darah, dimana faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kadar Hb ibu hamil, maka perlu adanya upaya peningkatan KIE yang berkaitan dengan konsumsi tablet tambah darah. LILA ibu merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb ibu hamil, oleh karena itu ukuran lingkar lengan atas ibu dapat dijadikan indikasi anemia. Dengan demikian upaya peningkatan KIE pada ibu yang LILA nya < 23,5 cm perlu dilakukan.
Mengingat cakupan suplementasi tablet tambah darah berkaitan dengan konsumsi tablet tambah darah, sementara konsumsi tablet tambah darah berpengaruh terhadap kadar Hb ibu hamil, maka upaya peningkatan cakupan program suplementasi tablet tambah darah harus terus dilakukan, dengan penekanannya pada aspek monitoring program dan diupayakan agar tablet tambah darah diberikan lebih dini kepada ibu hamil.
Daftar bacaan : 57 (1972 - 2001)

The Coverage Role of Iron Tablet Supplemental (Fe3) from Pregnant Mother and Other Factors to Mother's Hemoglobin (Hb) Content on the Third Trimesters in Donggala Regency, Central Sulawesi Province Year of 2001Nutritional anemia because of the iron deficiency is still became particular problem of nutrition in Indonesia. SKRT in the year of 1995, shown that of 50,9 percent of mother in pregnancy has suffered of anemia, whereas in pregnancy within the third trimester, it's figure amount of 49,2 percent. Data of survey reported that nutritional anemia of pregnant mother, 1996 in Donggala Regency as well that the number of anemia are very high, that is 92,12 percent. The matter, shown that nutritional anemia of pregnant mother is still remaining a problem seriously.
This research has aim to identify the role of coverage of iron tablet supplemental (Fe3) from pregnant mother and other factor in relation to mother's Hb content on the third trimester, for the next it can be made an input for planning program of tackling to nutritional anemia of pregnant mother.
The research conducted in Donggala Regency, Province of Central Sulawesi and as analysis unit is pregnant mother with pregnant aged of _> 7 months during research conducted of the both for women in first pregnancy (Primigravida) and multi pregnancy (Multigravida).
Design research applied cross sectional and the ways of adopting the sample carried out by approaching multistage random sampling method with
total of it's samples as many of 150 mother pregnancies on the third trimester. This results of research concluded that 63,5 percent of pregnant mother on the third trimester in Donggala Regency has anemia. This anemia percentage is higher at site with coverage of iron tablet supplemental is low (< 80 percent) than coverage's site of iron tablet supplemental is high (_> 80 percent).
The result of bivariate test indicated that value a significant relation among coverage of iron tablet supplemental (Fe3) from pregnant mother, iron tablet consumption, education level of mother, hormone contraception device and mid-upper arm circumference (MUAC) of mother with Hb content of mother age, knowledge-level, occupation status, age of pregnancy, and range of pregnancy were different but no significant, and variable parity has no significant.
From the result of multivariate consumption iron tablet supplemental, education Ievel and mid-upper arm circumference measurement (MUAC), from the three of those variables upper hand measurement is the most dominant variables.
Due to the consumption for iron tablet supplemental is low remain that the related factor is one of influencing factor to Hb content of pregnant mother, therefore, attempts to increase KIE (Communication, Information and Education) that related with consumption of iron tablet supplemental is apparently needed. The mid-upper arm circumference (MUAC) relating with Hb content of mother pregnant, as a result upper hand measurement of mother can be made anemia indication. Thus, attempts to increase KIE of mother whose mid-upper ann circumference (MUAC) measurement of < 23,5 cm is necessary followed up.
Considering that coverage of iron tablet supplemental relating with iron tablet consumption while consume iron tablet impact to Hb content of pregnant mother attempts to increase coverage of iron tablet supplemental must be done continuity by stressing to aspect of monitoring program and attempted that iron tablet is earlier given to pregnant mother.
References : 57 (1972 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Mawarni
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan perilaku terlibat antara ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan terencana dan ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan di luar pernikahan dengan menggunakan metode observasi pada 60 pasang partisipan ibu berusia 16-22 tahun dan anak toddler berusia 12-36 bulan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Marschak Interaction Method Rating System (MIMRS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam perilaku terlibat dalam interaksi ibu-anak antara ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan terencana dan ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan di luar pernikahan pada anak usia toddler (t(58) = 0,761, p < 0,05). Diduga, pendidikan dan usia ibu lebih memberikan pengaruh terhadap perilaku terlibat antara ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan terencana dan ibu berusia remaja yang mengalami kehamilan di luar pernikahan pada anak usia toddler. Sekalipun hasil penelitian ini tidak signifikan, diketahui perilaku terlibat ibu baik pada kelompok kehamilan terencana maupun kehamilan di luar pernikahan masih rendah sehingga perilaku terlibat ibu perlu ditingkatkan.

This study aimed to see differences in engagement behavior between the planned pregnancy adolescent mother and premarital pregnancy adolescent mother by using the method of observation on 60 pairs of participants consist of 16-22 years old mother and toddler children aged 12-36 months. Measuring instruments used in this study is Marschak Interaction Method Rating System (MIMRS). The results of this study showed that there was no significant difference in engagement behaviors in mother-child interaction between planned pregnancy adolescent mother and premarital pregnancy adolescent mother who owns child aged toddler (t(58) = 0,761, p = 0,449, p < 0,05). It was assumed that mother’s age and education have more effect toward engagement behavior between premarital pregnancy adolescent mother and planned pregnancy adolescent mother who had toddler/s. Although the results show that there’s no significant differences, it shows that mother’s engagement behavior in both premarital pregnancy adolescent mother and planned pregnancy adolescent mother is low, therefore mothers need to increase engagement behaviors.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gian Falah
"Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator kesehatan dalam Millennium Development Goals yang ditetapkan PBB. Hal ini meliputi frekuensi pemeriksaan kehamilan, prevalensi kelahiran yang ditemani petugas kesehatan, pemberian vaksin tetanus toksoid dan pengetahuan ibu mengenai gejala yang menjadi tanda bahaya pada masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan terhadap indikator tersebut. Data diambil pada 1 Maret 2011 sampai 1 April 2012 di Jakarta timur. terdapat 463 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan diluar kriteria eksklusi dan dropout. Didapatkan 97% ibu rumah tangga melahirkan ditempat petugas kesehatan, 38,0% bisa menjawab seluruh pertanyaan tentang gejala yang menjadi tanda bahaya pada saat melahirkan dan kehamilan, 78.4% responden pernah diimunisasi vaksin tetanus toksoid ketika hamil, dan 97,2 % responden memeriksakan kehamilan lebih dari 4 kali memalui uji statistik. Tidak ditemukan hubungan bermakna antara pendidikan ibu dengan prevalensi pemberian vaksin tetanus toksoid (p = 0.650), prevalensi kelahiran ditempat petugas kesehatan (p = 0.693) dan pengetahuan mengenai bahaya kehamilan (p = 0.924). ditemukan hubungan yang bermakna untuk indikator frekuensi pemeriksaan kehamilan (p = 0.047).

Mother and and child health is one of health indicator of Millenium Development Goals from United Nation. These indicator are including daily pregnant examination, delivery which attended by skilled person, tetanus toxoid vaccination and knowledge of alarm symptom in pregnant and delivery period. This research is to find relationship between mother’s formal education with those indicator. Data collection had started from 1 march 2011 until 1 July 2011. From 2401 respondent that fill s the questionarie, 463 family are having infant in their home and filling questionnaire correctly. 97% delivery attended by skilled person, 38,0% can answer all alarm symptom correctly. 78,4% had vaccination in last pregnancy period and 97,2% doing pregnant examination more than 4 times. Significant result showed up between mother’s education and frequency of pregnant examination (p = 0,047). no significant result showed up between mother’s education and prevalence of delivery which attended by skilled person (p = 0,693), between mother’s education and alarm symptom in pregnancy and delivery period (p = 0,924) and between mother’s education and tetanus toxoid vaccination (p = 0,650)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indang Trihandini
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hasan
"Pembangunan Sumber Daya Manusia merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, dimana salah satu komponen pentingnya adalah percepatan penurunan angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi. Upaya kesehatan yang dilaksanakan dan dikembangkan berdasarkan bentuk atau pola Upaya Kesehatan Puskesmas, serta Upaya Rujukan Kesehatan. Pelayanan terhadap ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pelayanan ibu hamil risiko tinggi di Kabupaten Sukabumi masih sangat rendah, ini bisa dilihat dari target pelayanan ibu hamil risiko tinggi sebesar 12% dari seluruh ibu hamil, cakupannya tahun 1998 baru mencapai 4,53%. Dengan terjadinya krisis ekonomi yang sudah dimulai sejak akhir 1997 maka jumlah keluarga miskin jadi lebih meningkat diperkirakan kenaikan ini dari 20% menjadi 40%, diperkirakan pelayanan terhadap ibu hamil risiko tinggi akan menurun karena menurunnya kemampuan dari pada masyarakat terutama keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor yang berpengaruh terhadap cakupan ibu hamil risiko tinggi ini, terutama jarak ke pelayanan kesehatan/RS, ratio bidan per penduduk, ratio partus dukun per penduduk dan ratio dana JPSBK, dilakukan penelitian survey dengan pengambilan data sekunder dari laporan bulanan KIA Puskesmas sekabupaten dan data rujukan ibu hamil risiko tinggi ke Rumah Sakit - Rumah Sakit di Sukabumi periode sebelum JPSBK (November 1997 - Oktober 1998) dan periode sesudah JPSBK (November 1998 - Oktober 1999). Analisa data dilakukan dengan uji korelasi Pearson untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel dependent dan variabel independent.
Hasil analisa data dengan uji korelasi menunjukan, sebelum JPSBK, ratio bidan per penduduk secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama cakupan ibu hamil partus lama (pl,00), dan cakupan ibu hamil risiko total (p=0,005), sedangkan jarak ke rumah sakit secara agak bermakna mempengaruhi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil risiko tinggi lain-lain (p=,105), sedangkan ratio jumlah partus dukun tidak mempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi. Sesudah JPSBK hasil analisa data menunjukan ratio bidan per penduduk secara bermakna mempunyai hubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p=,O60), dan ibu hamil partus lama (p=1,094). Ratio dana JPSBK secara bermakna berhubungan dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan (p4=1,005). Sedangkan jarak ke RS dan ratio partus dukun tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan cakupan ibu hamil risiko tinggi.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa makin tinggi ratio bidan perpenduduk makin tinggi cakupan ibu hamil risiko tinggi terutama ibu hamil perdarahan dan partus lama. Makin tinggi dana JPSBK makin tinggi cakupan ibu hamil terutama ibu hamil perdarahan. Jarak ke RS tidak mempengaruhi cakupan, jadi walaupun jarak ke RS jauh tapi rujukan ibu hamil risiko tinggi tetap dilaksanakan. Ratio partus dukun tidak pempengaruhi cakupan ibu hamil risiko tinggi.

Factors Related to High Risk Pregnant Women Coverage Before and after JPS-BK at Puskesmas in Sukabumi District, at 1997-1998.Development of Human Resources as a whole effort, is an important component to accelerate the reduction of Maternal Mortality and Infant Mortality in Indonesia. Health services for pregnant women, especially high risk pregnant women, are influenced by many factors. Health services for pregnant women in Sukabumi District is still far from the desired level. This level can be showed by coverage of high risk pregnant women services , that is about 4,53%, while the target is 12% of whole pregnant women. During the economic crisis that has happened since the end of 1997, the number of poor families increased. from 20% to 40%, of total the families. The ability to reach health services among poor families become declined. To prevent this from happening, the Ministry of Health launched a social safety net program.
This study examined association between coverage of high risk pregnant women and several factors such as distance to hospital, midwives-population ratio, traditional birth to population ratio, and ]PS-BK fund-population ratio. The data collected from KIA monthly report made by every Puskesmas from 1997 to October 1999 before and after RS-8K fund distribution. The "Correlation of Pearson" is used to find the significance of association between dependent and independent variables.
The result showed that, before JPS-BK midwives-population. ratio have significant association with coverage of high risk pregnant women especially for neglected labor (p~,000), and total high risk labor (pt,005). The distance to hospital have significant association with the others high risk labor at p=0,105. After JPS-BK the study showed that midwives-population ratio had significant association with coverage pregnant with bleeding (p=0,060) and neglected labor (p~,094}. JPS-BK fund-population ratio had significant association with coverage of high risk pregnant with bleeding (p=0,005). The distances to hospital and traditional birth to population ratio had no significant association with coverage of high risk pregnant women.
The conclusions of this research are 1. the more midwives-population ratio the more coverage of high risk pregnant women especially for bleeding and neglected labor. 2. the more fund is available the more coverage for high risk pregnant especially for pregnant with bleeding. The distance to hospital did not relate to coverage of high risk pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>