Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180707 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luyanti Tshia
"Penelitian dilaksanakan di Instalasi Kamar Bedah RS Husada tanggal 11- 17 Desember 2012. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif-kualitataif, analisa data kuantitatif dengan menggunakan metode Time and motion study, dimana aktifitas perawat bedah diteliti pada kegiatan perioperatif, serta kegiatan diluar operasi. Kemudian dengan menggunakan metode Formula Unit Ruang Bedah dihitung jumlah kebutuhan perawat bedah berdasarkan beban kerja. Penelititan kuatitatif dengan wawancara mendalam mengenai kompetensi yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perawat bedah, kepada 3 responden yaitu Kepala Bagian Bedah, Kepala Perawat, dan perawat bedah di Instalasi Kamar Bedah untuk mengetahui jumlah kebutuhan berdasarkan kompetensi perawat bedah.

Research was conducted at the Hospital Surgery Room Installation Husada on 11 to 17 December 2012. Research conducted a quantitative-qualitative descriptive research, quantitative data analysis using the Time and motion study, which investigated the activities of a surgical nurse perioperative events and activities outside of surgery. Then using the Formula Unit Ruang Bedah calculated amount need based surgical nurse workload. Qualitative research in-depth interviews about the competence of the knowledge, skills, and attitudes of surgical nurses, to the third respondent, Head of Department of Surgery, Head Nurse Installation, and surgical nurse at Surgical Room Installation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Andini
"Perawat sebagai salah satu sumber daya manusia di rumah sakit merupakan ujung tombak pelayanan yang harus direncanakan secara matang, baik secara kuantitas (beban kerja) maupun kualitas (kompetensi kerja). Dalam penelitian ini akan dibahas tentang analisa kebutuhan tenaga keperawatan di Instalasi Hemodialisa RSUP Persahabatan berdasarkan beban kerja (menggunakan time and motion study kepada 8 perawat kemudian diolah dengan Metode Ilyas) dan kompetensi kerja (depth interview kepada tiga informan dengan fokus kepada pengetahuan seputar pekerjaan, keterampilan dan sikap). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat satu dan atau dua tenaga perawat dengan kualifikasi minimal lulusan D3 keperawatan yang telah diikutkan pelatihan hemodialisa.

Nurses, as one kind of the human resources in hospitals, act as a frontline service that should be planned thoroughly, both in its quantity (based on workload) and quality (based on competencies). This research was about needs assessment of nursing personnel in the Hemodialysis Installation of RSUP Persahabatan based on workload (using time and motion study technique then manipulated by Ilyas Method) and competencies (depth interview focusing on job knowledge, skill and attitude, on three subjects). The research concluded that there is one or two nursing shortage, having qualification of D3 of nursing (as minimal education) and hemodialysis training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T33029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Askar
"Pelayanan kamar Operasi merupakan salah satu bentuk pelayanan yang sangat mempengaruhi tampilan dan merupakan salah satu indikator pelayanan Rumah Sakit.Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Otorita Batam terdiri dari empat ( 4 ) buah kamar operasi yang melayani operasi cito, dan operasi bedah elektif. Komplain dari pasien dan dari survey awal pada saat residensi di bulan September 2010 dari data buku register instalasi kamar bedah didapatkan 95,79% (205 operasi terlambat dimulai dari 214 operasi elektif yang telah dijadwalkan sebelumnya).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyebab keterlambatan dimulainya operasi elektif di instalasi kamar bedah Rumah Sakit Otorita Batam,sehingga diharapkan menjadi masukan yang berarti bagi pihak manajemen Rumah sakit untuk mengelola Instalasi kamar bedah kedepannya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan tidak bersifat intervensi. Hasil penelitian membuktikan bahwa 68% penyebab keterlambatan dimulainya operasi disebabkan oleh terlambatnya kedatangan operator.

Operating room service is one type of services that greatly affect the appearance and is one indicator Hospital appearance. Surgery Instalation Room Batam Authority Hospital consists of four (4) operating rooms that serve Cito surgery, and elective surgery. Complaints from patients and from the initial survey at the time of residency in September 2010 from the data register book installation of the operating room founded 95.79% (205 operations performed late in starting the operation of 214 elective operations previously scheduled).
This study aims to analyze the causes of delay in the commencement of elective surgery in the operating room installation Batam Authority Hospital, which is expected to be input which means the part of hospital management to manage the Installation of the operating room in the future.The study was a descriptive research approach is qualitative and no intervention. The research proves that 68% of the causes of delay in the commencement of operations caused by the delay in the arrival of the operator.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T31668
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Prawitasari
"Beban kerja perawat pelaksana yang adekuat diperlukan agar perawat pelaksana dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan keperawatan dan meminimalkan terjadinya masalah keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang ?hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit Husada Jakarta. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap unit penyakit dalam dan unit bedah kelas I - II. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan pengumpulan data secara restrospective, descriptive cross sectional terhadap data administratif rumah sakit khususnya data dinas perawat pelaksana dan data pasien pulang rawat inap periode Januari, Maret, Mei dan Juli 2008 karena pada bulan-bulan tersebut merupakan bulan dengan beban kerja normal. Sampel yang digunakan berjumlah 93 data dinas perawat pelaksana dan 93 dokumen rekam medik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi beban kerja tinggi pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Husada paling banyak pada bulan Januari 53.7 %, diikuti oleh bulan Mei 51.6%, Juli 39.8% dan Maret 35.3%. Sedangkan beban kerja adekuat pada perawat pelaksana paling banyak terjadi pada bulan Maret 64.5%, Juli 60,2%, Mei 48,4%, dan Januari 46,2%. Proporsi masalah keselamatan pasien adalah sebesar 19,4%. Uji Kai-kuadrat digunakan untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien dengan hasil p=0.000.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa beban kerja perawat pelaksana tinggi, masih ada masalah keselamatan pasien yang buruk dan terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien. Oleh karena itu Divisi Keperawatan perlu melakukan pengkajian kecenderungan tingkat ketergantungan pasien di masing-masing ruang rawat inap dan menggunakan data yang ada untuk menghitung kebutuhan perawat tiap shift, mengalokasikan jumlah perawat sesuai kebutuhan ruangan, melakukan supervisi secara terjadual dan berkala. Perlunya dikembangkan budaya keselamatan dan mengikis budaya menghukum, memilih champion sebagai motor penggerak keselamatan pasien serta tidak membebani perawat dengan pekerjaan non keperawatan.

Adequate nursing workload is needed to deliver standardized nursing care and to minimized the incident of patient safety. The purpose of this study is to describe the relationship of nursing workload and patient safety at Husada Hospital Jakarta. A retrospective, descriptive cross sectional study collecting quantitative data including hospital administrative of nurses schedule and inpatient data that were recorded in January, March, May and July 2008 with assumption that months with normal nursing workload. This study used 93 samples of nursing schedule data and 93 patient document.
The finding shows that proportion of high nursing workload was in January 53,7%, May 51,6%, July 39,8%, and March 35,3%.Proportion of adequate nursing workload was in March 64,5%, July 60,2%, May 48,4%, and January 46,2%. The proportion of patient safety was 19,4%. Chi-Square test was used to analyze relationship of nursing workload and patient safety and p-value = 0.000.
The conclusion of this study was there was high nursing workload, there was some patient safety problems that indicates poor, and there was a significant relationship of nursing workload and patient safety. The department of nursing should assess the trend of patient acuity for each nursing unit and using the data to calculate of nursing personnel every shift, to allocate nursing personnel, and supervise as schedule. Develop the culture of safety and eliminate punitive culture from her unit, choosing the champion for patient safety and eliminate non nursing tasks."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Chairuddin
"Bisnis perumahsakitan mengalamj perubahan mendasar berkaitan dengan peningkatan daya saing rumah sakit dalam meraih pangsa pasar pada saat ini dan masa mendatang. Salah satu produk rumah sakit yang sangat berkembang sejak tahu 80-an adalah rawat jalan. Bedah rawat jalan (BRJ) merupakan bagian dari layanan rawat jalan yang saat ini merupakan Iayanan yang terus meningkat karena banyak memberikan keuntungan seperti biaya yang lebih murah, rendahnya tingkat infeksi, berkurangnya kecemasan pasien dan pasien merasa lebih nyaman.
Di Amerika BRJ mencapai 70-75 % dari seluruh pembedahan. Di Indonesia BRJ teiah dilakukan diberbagai rumah sakit tetapi umumnya belum menjadi Iayanan yang terencana baik, hanya merupakan pelayanan baru atau tarnbahan yang diadakan karena adanya kebutuhan dari masyarakat dan belum ada pelaporan tersendiri untuk pelayanan ini. Melihat potensi layanan ini di masa mendatang dan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya pelayanan ini diberikan dilakukan penelitian di RS Haji Jakarla mengingat angka pelayanan BRJ masih rendah dan untuk mendapatkan gambaran kesiapan rumah sakit terutama kamar bedah dalam melaksanakan BRJ.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dukungan manajemen, kesiapan SDM baik dokter maupun perawat, dan kesiapan fasilitas untuk mendukung pelayanan BRJ. Juga dinilai kesiapan kamar bedah melaksanakan pelayanan ini dibandingkan standar yang ada. Peneiitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Informasi yang didapat berupa data primer melalui wawancara mendaiam dan observasi dan data sekunder melalui telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan kamar bedah secara umum telah siap melakukan pelayanan BRJ., tetapi dukungan manajemen masih belum maksimal. Dari segi SDM baik perawat dan dokter siap melakukan pelayanan BRJ. Dari fasilitas dan layanan pendukung layak melakukan BRJ. Saran kepada manajemen adalah selain BRJ dicantunkan dalam rencana strategis berikutnya, harus dibuat konsep dan disain BRJ yang biak dan dijabarkan dalam pelaksanaan strategi serta ada evaluasi untuk tindakan koreksi.

The hospital businesses are having a basic changes linked by the increased hospital competition abilities in reaching the market-section nowadays and future. One of the Hospitals products which is very popular since 80's is the ambulatory care. Ambulatory surgery is a part of the ambulatory care programs which is popular because it gives a lot of benefits to the hospital and the patients, such as cheaper , low-infection level, less of anxiety and the patients feels more comfortable.
In United State ambulatory surgery achievement till 70-75 % from whole surgery. ln Indonesia ambulatory surgery have done by various hospital but generally the care not to be good planned, only the new care because the people need the service and not yet different report for the care. Observe the potential this care for future and how the good standar for this practice, had done study at Haji Hospital Jakarta keep in mind ambulatory surgery achievement still low and for observe readiness operathing theater bring about the ambulatory surgery.
The aim of the study is to find out management support, human resources readiness whether nurse or doctor, and facility readiness to support the ambulatory surgery. Operating theater readiness also to be compare with available standard. The study using a qualitative approach, and the information obtained are a primary data from in-depth interview and observation, and secondary data from documents review.
The study found that generally operating theater ready for servicing ambulatory surgery, but management support not yet maximum. From human resources whether nurse or doctor is ready to serve. From facility and service support good too. Suggestion for management is ambulatory surgery persisten included in the strategic planning furthermore and must be made ambulatory surgery concept and design and conversion to the realize strategi and evaluation have to made for corrective action.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T21072
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irnalita
"Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin (BPKRSUZA) adalah rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebagai intitusi pemberi pelayanan kesehatan pada masyarakat diharuskan meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan professional. Instalasi Gawat Darurat sebagai pintu masuk pasien yang paling besar di rumah sakit harus memberikan pelayanan yang prima dan cepat kepada masyarakat, karena Instalasi Gawat Darurat merupakan suatu tempat/unit di rumah sakit yang memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memberikan pelayanan pasien gawat darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upaya penanggulangan pasien gawat darurat yang terorganisir. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga perawat pada Instalasi Gawat Darurat untuk perencanaan sumber daya manusia yang berkaitan dengan penentuan kebutuhan akan tenaga perawat dimasa yang akan datang, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya berdasarkan beban kerjanya.
Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pelayanan Kesehatan - Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Lokasi penelitian dilakukan pada Instalasi Gawat Darurat Badan Pelayanan Kesehatan ? Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh selama tujuh hari mulai tanggal 15 Oktober - 21 Oktober 2008. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif dengan menggunakan metode work sampling, dimana segala aktivitas perawat pada Instalasi Gawat Darurat BPK-RSUZA sebagai responden yang diamati akan diteliti setiap waktu 10 menit selama tujuh hari.
Hasil pengamatan dikelompokkan menjadi aktifitas produktif (terdiri dari aktifitas langsung dan aktifitas tidak langsung) dan aktifitas tidak produktif (aktifitas pribadi dan aktifitas hubungan dengan orang lain). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah optimal kebutuhan tenaga perawat pada Instalasi Gawat Darurat yang sesuai dengan kegiatan sesungguhnya berdasarkan beban kerjanya masing-masing.
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kegiatan produktif perawat IGD BPK-RSUZA sebesar 71,43% belum mencapai standar waktu kerja dan beban kerjanya masih rendah sehingga dinilai belum optimal kegiatan produktifnya. yang menurut Ilyas, Heizer dan Render sebesar 80%. Sedangkan kegiatan non produktif yang mencapai 28,58% dinilai sangat tinggi bila dibandingkan dengan waktu standar non produktif menurut Wolper, L.F 15% dan ILO 11%. Untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di Instalasi Gawat Darurat, dilakukan perhitungan dengan menggunakan formula Instalasi Gawat Darurat menurut Ilyas, maka didapatkan hasil kebutuhan tenaga perawat di IGD BPK-RSU Dr. Zainoel Abidin adalah sebanyak 22 orang perawat. Menurut data IGD BPK-RSUZA Oktober 2008 jumlah tenaga perawat IGD saat ini adalah sebanyak 40 orang. Ini menunjukkan adanya kelebihan tenaga perawat pada IGD BPK-RSUZA. Kemudian dilakukan analisis jumlah tenaga perawat berdasarkan pada rasio antara jumlah kunjungan perhari dan jumlah perawat IGD dan didapatkan hasil bahwa rata-rata 1 orang perawat IGD dapat melayani 3-4 orang pasien/hari, dan hasil ini mendekati dengan hasil formula Instalasi Gawat Darurat menurut Ilyas.
Untuk itu diharapkan kepada pihak manajerial SDM RSUZA dapat merencanakan kebutuhan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di ruang IGD sesuai dengan beban kerja sehingga produktivitas perawat akan tinggi, begitu pula dengan masalah pembayaran insentif pegawai menjadi lebih efektif (cost effectif), serta perawat yang berlebih di ruang IGD sebaiknya dipindahkan ke ruangan lain yang memiliki beban kerja yang lebih tinggi.

Zainoel Abidin Hospital is a state hospital owned by the local government of Nanggroe Aceh Darussalam Province. As institution that provides health services for the community, this hospital needs to constantly improve its professional and quality services. The emergency room is the main gate through which patients enter the hospital, and ideally this unit should be capable in giving an efficient and prompt service as it is a special unit equipped with special staff and tools for a specific purpose of exercising an organised handling of acute and emergency conditions. Therefore, an analysis on staffing need of nurse is crucial as to develop a good plan for future manpower recruitment both in terms of quantity and qualification.
This study was conducted at Zainoel Abidin Hospital - Banda Aceh. The location for the study was at the emergency room for 7 days starting from 15 to 21 October 2008. The study is a descriptive one and data was quantitatively analysed using work sampling method by which all activities of the nurses at the emergency room were observed and recorded in a time interval of ten minutes for seven consecutive days.
The result of the observation is grouped into productive activities (direct and indirect) and non-productive activities (personal and interpersonal). The study objective is to determine the optimum number of nurse for the emergency room relevant to the actual activities and workload.
The study showed that the percentage of productive activities of the emergency room nurses is 71. 43%, a value that has not met the standard set by Ilyas, Heizer and Render, which is 80%. The percentage of non-productive activities is 25.58%, and this is considerably high as standard values set by Wolper, L.F and ILO are 15% and 11% consecutively. To calculate the actual number of nurse needed in the emergency room, a formula developed by Ilyas was used. This calculation yields that the number of nurse needed in the emergency room is 22 nurses. According to a record from the emergency room, until October 2008 there are 40 nurses stationed there. It shows that there is an excess of nurses in the emergency room. Analysis on the ratio of number of daily patient visit to number of nurse reveals that each nurse serves at average 3 ? 4 patients daily. This value is close to the standard set by Ilyas.
As a recommendation, the management of Zainoel Abidin Hospital should recalculate the need of nurse for the emergency room as to adjust it with the actual workload and improve nurse productivity. This adjustment will involve relocation of nurses to units with higher workload and will eventually improve the cost effectiveness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Prastyawati
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis jumlah kebutuhan tenaga kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Tugu Ibu yang akan disesuaikan dengan beban kerja yang ada. Metode Workload Indicator Staffing Needs (WISN) adalah metode untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja. Jenis penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif dan kualitatif yang pengumpulan datanya didapatkan dengan observasi menggunakan teknik work sampling untuk mendiskripsikan pola kegiatan/ beban kerja serta proporsi waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan. Selain itu juga dilakukan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk perhitungan kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode Workload Indicator Staffing Needs (WISN). Hasil dari penelitian didapatkan persentase penggunaan waktu produktif adalah 64,15%. Persentase penggunaan waktu produktif yang sangat tinggi adalah pada shift pagi dan siang yang persentasenya mencapai 84,42%, yang sudah melebihi dari batas standar optimal 80%. Berdasarkan perhitungan dengan metode WISN didapatkan jumlah kebutuhan tenaga 56 orang yaitu dengan rincian yang seharusnya petugas yang bertugas pada shift pagi 22 orang, shift siang 21 orang dan shift malam, 13 orang. Sedangkan tenaga yang ada saat ini adalah 19 orang, sehingga masih kekurangan tenaga sebanyak 37 orang. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk menambah atau melakukan mutasi tenaga dari bagian lain serta menyetarakan pembagian tugas untuk setiap shift.

This Reserch was conducted to analyze the number of manpower requarements in Pharmacy Tugu Ibu Hospital to be tailored to existing workload. Workload Indicator Staffing Needs (WISN) Methode is a method for calculating labor requarements based on workload. This study includes a qualitative study into the data collection obtained by observation using work sampling technique to describe patterns of activity / workload and the propoetion of time spent on activities. To obtain secondary data with in-depth interviews and documentary study. As for the calculation of manpower requirements using the Workload Indicator Staffing Needs (WISN). The results of the study found the percentage of productive time is 64,15%. Percentage of very h8igh productive time is the morning and the afternoon shift that percentage reached 84,42%, wich already exceeds the limit of 80% of optimal standads. Based on the calculating method of WISN obtained sum power requirement are 56 people with the details of the supposed officer who served 22 people on the morning shift, 21 people on the afternoon shift and 13 people on the nigt shift. while the current force is 19 people, so there is still a shortage of as many as 37 people. From these results is advisable to increase or transferring personnel from other parts, and results it is advisable to increase or transfering personnel from other parts, and equalize the division of tasks for each shift."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44965
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonny Halim Gunawan
"Perawat sebagai SDM tenaga kesehatan memberikan kontribusi besar terhadappelayanan kesehatan di rumah sakit dalam hal pelayanan langsung kepada pasien Pelayanan keperawatan Unit Pelayanan Intensif merupakan pelayanan keperawatanyang saat ini perlu untuk dikembangkan di Indonesia sejalan denganperkembangan teknologi dibidang perawatan intensif Oleh karena itu demiefisiensi kebutuhan tenaga dan kompetensi perawat Unit Pelayanan Intensif perludikonsentrasikan Penelitian ini membahas tentang analisa kebutuhan tenagakeperawatan di Unit Pelayanan Intensif RS dr Oen Solo Baru berdasarkan bebankerja.

Nurses as human resources for health also contribute greatly to the health servicesin hospitals and to provide services directly to patients Nursing services atIntensive Care Unit has to be developed along with the technology development Therefore there is a need to concern the effieciency of nurses in term of quantityand competencies This research discussed about the needs analysis nursing staffin the Intensive Care Unit of dr Oen Solo Baru Hospital based on workload."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicianus Novyanto S.
"Pengelolaan limbah klinis di Rumah Sakit (RS) Pelni selama ini belum memperoleh perhatian serius, ditandai oleh masih banyaknya limbah klinis bercampur dengan limbah non medis (rumah tangga) di kantong-kantong hitam serta masih adanya kantong warna kuning yang berisi limbah klinis dibuang ke tempat penyimpanan limbah sementara. Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang pengelolaan limbah klinis di RS Pelni, khususnya di Kamar Operasi. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang diarahkan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada di lokasi penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian apa adanya. Data-data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan penyebaran kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni kurang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai akibat dari sosialisasi kebijakan yang kurang maksimal, volume sampah yang cukup besar, terbatasnya tenaga cleaning service dan petugas incenerator, realisasi anggaran yang tidak penuh, fasilitas yang kurang memadai, ketidaksingronan struktur dan fungsi organisasi pengelola limbah klinis, dan minimnya supervisi mengenai pengelolaan limbah klinis.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka ada lima hal penting yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni. Pertama, perlu sosialisasi SOP pengelolaan limbah klinis secara lebih intens agar memberikan kontribusi yang lebih besar pada implementasi dan output pengeloaan limbah klinis. Kedua, perlu peningkatan, perbaikan atau penambahan sumber daya pengelolaan limbah klinis, baik SDM, anggaran, fasilitas (trolly, incenerator) maupun penataan organisasi. Ketiga, pemeliharaan atau peningkatan disiplin dan motivasi petugas pengelola limbah klinis, terutama melalui intensifikasi supervisi dalam bentuk pengawasan dan pemberian penghargaan kepada petugas yang berprestasi. Keempat, peningkatan kualitas pengelolaan limbah klinis dengan bertumpu pada peningkatan disiplin dan perbaikan fasilitas. Peningkatan disiplin dapat dilakukan dengan pengawasan dan pengetatan jadwal, sedangkan perbaikan fasilitas difokuskan pada penambahan kantong kuning, tempat limbah, penyediaan trolly tertutup, perbaikan atau penambahan incenerator. Kelima, peningkatan anggaran pengelolaan limbah klinis secara lebih signifikan. Anggaran hendaknya dialokasikan untuk membiayai kebutuhan perbaikan dan penambahan fasilitas seperti tempat limbah (yang selama ini menggunakan ember), penambahan kantong kuning, penyediaan trolly tertutup, dan perbaikan atau penambahan incenerator.
Dafar Bacaan; 41 (1970 - 2001)

System Analyzes of clinical Waste Management from Surgery Room in Pelni Hospital (RS Pelni), Petamburan JakartaRecently people do not pay serious attention to the Clinical waste management at Pelni Hospital, and it is proved by lot of clinical waste are mixed with non medical waste (household) in black bag and there are also yellow bag containing clinical waste disposed to temporary waste storage. This condition has encouraged the writer to observe more the clinical waste management at RS Pelni, specifically at Surgery Room. Based on such issue background, I made this research with the purpose to obtain idea concerning clinical waste management at Surgery Room RS Pelni.
I apply the research method which is the qualitative method directed to reveal the real problems at research site by obviously describing research result. Apparently, research data is obtained through observation, in-depth interview, questioner distribution and documentation.
Research result discloses that the entire quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni still have to meet the hospital environment sanitation prerequisite because they do not fully apply the socialization policy, for example there are adequately large volume of waste, limited cleaning service and incinerator workers, incomplete budget realization, non-synchronized and clinical waste management organizational function, as well as limited supervision concerning clinical waste management.
Based on such findings, we disclose five significant steps to be applied in order to improve quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni. Firstly, SOP socialization of clinical waste management should be applied more intensively so that it may highly contribute toward the implementation and output of clinical waste management. Secondly, improvement, enhancement or addition of clinical management resources is required which comprises human resources, budget, facility (trolley, incinerator) as well as organizational structure. Thirdly, maintenance or discipline enhancement and motivation of clinical waste management workers, especially through supervision intensification in the form of monitoring and appreciation awarded to prestige workers. Fourthly, provide quality improvement of clinical waste management based on discipline enhancement and facility development. Discipline enhancement may be applied through monitoring and strict implementation of schedule, whereas facility improvement is focused on the increase of yellow bags, waste storage, closed trolleys, improvement and increase of incinerator. Fifthly, provide increasing of budget for clinical waste management on a more significant basis. Budget should be allocated to finance the improvement and increase of facility such as waste bin (so far they use pail instead ofa bin). increase of yellow bags, provision of closed trolleys, and improvement or increase of incinerator.
List of Bibliography: 41 (1970 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resya Ramadhia
"Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit adalah ketersediaan SDM yang bermutu dari segi kuantitas dan kualitas. Salah satu metode perencanaan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja adalah Pedoman dalam Permenkes No. 53 Tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kerja dan kebutuhan tenaga di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS Kanker Dharmais tahun 2013. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga didapatkan Instalasi Farmasi Rawat Jalan masih mengalami kekurangan tenaga apoteker sebanyak 2 orang dan asisten apoteker sebanyak 1 orang. Hasil penelitian menyarankan bahwa RS Kanker Dharmais meningkatkan sistem informasi, penambahan atau mutasi tenaga, meningkatkan kerjasama dengan dokter.

One of success indicator in effective and efficient hospital is availability of human resources in terms of quantity and quality. Therefore, human resources need should be well planned. One of human resources planning method based on workload is based on Permenkes No.53 2012. This study aimed to determine amount of personnel needs in Pharmacy Department in 2013. Based on calculation, addition of three pharmacists and one assistant pharmacist are needed. Based on research results, the researcher suggests that pharmacy department should improve information systems, addition of pharmacist and assistant pharmacist, centralized outpatient services in one place, enhancing cooperation with physicians."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>