Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yeni Agustin
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kurangnya sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia yang kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi salah satunya adalah kaki diabetik yang menjadi penyebab utama dilakukannya amputasi pada klien dengan DM tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Hasil analisa data menghasilkan enam tema, yaitu: perubahan dalam kehidupan setelah amputasi, respon atau perasaan terkait amputasi, mekanisme koping, dukungan sosial yang diterima, makna hidup, dan pelayanan kesehatan yang diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui peningkatan dukungan rehabilitasi secara fisik, psikososial, dan spiritual pada klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah.

ABSTRACT
Type 2 Diabetes Mellitus (Type 2 DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia as a result of insulin deficiency, insulin resistance, or both. Chronic hyperglycemia conditions can lead complications such as the diabetic foot as a major cause of amputation in clients with type 2 DM. The purpose of this study was to determine the experience of client with type 2 DM following major lower limb amputation. This study used a qualitative method with descriptive phenomenology approach. Result of the data analysis revealed six themes: live changes of amputees, amputation response or related feelings, coping mechanisms, social support received, the meaning of life, and health care received. The results of this research are expected to contribute positively in improving the quality of nursing care through physical, psychosocial, and spiritual rehabilitation support enhancement in client with type 2 DM following major lower limb amputation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Agustin
"Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kurangnya sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Kondisi hiperglikemia kronis dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang salah satunya adalah kaki diabetik yang menjadi penyebab utama dilakukannya amputasi pada klien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil analisis data menghasilkan enam tema, yaitu: perubahan dalam kehidupan setelah amputasi, respon atau perasaan terkait amputasi, mekanisme koping, dukungan sosial yang diterima, makna hidup, dan pelayanan kesehatan yang diterima. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan melalui peningkatan dukungan rehabilitasi secara fisik, psikososial, dan spiritual pada klien DM tipe 2 pasca amputasi mayor ekstremitas bawah.
Experiences of Type 2 Diabetes Clients Following Major Limbs Amputation. Type 2 Diabetes Mellitus (type 2 DM) is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia as a result of insulin deficiency, insulin resistance, or both. Chronic hyperglycemia conditions can lead to complications such as a diabetic foot as a major cause of amputation among clients with type 2 DM. The purpose of this study was to determine the experiences of clients with type 2 DM following major lower limbs amputation. This study used a qualitative method with phenomenology approach. Six themes revealed: live changes of amputees, amputation response or related feelings, coping mechanisms, social support received, the meaning of life, and health care received. The results of this research are expected to contribute positively in improving the quality of nursing care through physical, psychosocial, and spiritual rehabilitation support provided to clients with type 2 DM following major lower limbs amputation."
Rumah Sakit Pertamina ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 JKI 16:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Nur rachmanto
"Diabetes melitus (DM) merupakan kondisi yang mendorong perkembangan dan progresi penyakit arteri perifer (PAP). Short Chain Fatty Acid (SCFA) memiliki peran dalam modulasi sistem imun yang merupakan komponen penting dalam patogenesis dari aterosklerosis. Peran SCFA dalam regulasi kadar glukosa dan aterosklerosis memiliki kemungkinan penggunaan SCFA sebagai upaya mencegah PAP pada pasien DM Tipe 2. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara SCFA dengan parameter ultrasonografi pada pasien diabetes melitus tipe 2 tanpa penyakit arteri perifer ekstremitas bawah Metode: Sebuah penelitian potong lintang pada pasien diabetes melitus tanpa PAP pada selama Februari 2023 s/d Mei 2023 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo. Seluruh pasien dilakukan ultrasonografi pada ekstremitas bawah untuk menilai diameter, volume flow, peak systolic value, gelombang spektral, dan plak. Kemudian dialukan pemeriksaan SCFA dari feses Hasil: Terdapat 39 pasien yang diikutsertakan pada penelitian ini. Pada penelitian ini ditemukan korelasi positif sedang antara diameter SFA dengan propionat persen (r= 0,408; p= 0,025), terdapat korelasi negatif antara PSV CFA dengan total SCFA (p= 0,007), korelasi positif antara valerat persen dengan PSV PTA (r= 0,375; p= 0,041) dan PSV DPA (r= 0,379; p= 0,039), terdapat korelasi antara VF DPA dengan total SCFA (p =0.025), dan korelasi antara VF PTA dengan total SCFA (p=0,006) dan asetat absolut (p=0,038). Hasil ini dapat dipengaruhi oleh antropometri, jenis kelamin, kadar kolesterol, tekanan darah dan kadar gula darah pasien Kesimpulan: Terdapat potensi hubungan antara kadar SCFA dengan parameter ultrasonografi ekstremitas bawah. Perlu penelitian lebih lanjut dengan desain kohort dengan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mengevaluasi efek sebab-akibat terkait hubungan SCFA dengan parameter-parameter klinis dan ultrasonografi pasien DM tanpa PAP.

Diabetes mellitus (DM) is a condition that promotes the development and progression of peripheral arterial disease (PAD). Short Chain Fatty Acid (SCFA) has a role in modulating the immune system in the pathogenesis of atherosclerosis. The role of SCFA in the regulation of glucose levels and atherosclerosis has the possibility of using SCFA as an effort to prevent PAD in Type 2 DM patients. Therefore, this study aims to find out the relationship between SCFA and ultrasound parameters in type 2 DM patients without lower extremity peripheral artery disease. Methods: A cross-sectional study of DM patients without PAD from February 2023 to May 2023 at Cipto Mangunkusumo National Central General Hospital. All patients underwent ultrasonography of the lower extremities to assess diameter, volume flow, peak systolic value, spectral waves, and plaques. Then a SCFA examination of the stool is carried out Results: There were 39 patients included in this study. This study found a positive correlation between SFA diameter and propionate percent (r= 0,408; p= 0,025), there was a negative correlation between PSV CFA and total SCFA (p= 0,007), a positive correlation between valerate percent and PSV PTA (r= 0,375 ; p = 0,041) and PSV DPA (r = 0,379; p = 0,039), there is a correlation between VF DPA and total SCFA (p = 0,025), and a correlation between VF PTA and total SCFA (p = 0,006) and absolute acetate (p =0.038). These results can be influenced by anthropometry, gender, cholesterol levels, blood pressure and blood sugar levels of the patient. Conclusion: There is a potential relationship between SCFA levels and lower extremity ultrasound parameters. Further research is needed with a cohort design with a larger number of samples to evaluate the causal effect related to the relationship between SCFA and clinical and ultrasound parameters of DM patients without PAP."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Astuti
"Ulkus diabetik merupakan salah satu kondisi pada pasien Diabetes Mellitus (DM) akibat adanya komplikasi angiopati dan neuropati. Keadaaan ini dapat memberi dampak yang luas baik dari segi psikologis maupun sosial. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif ini dilakukan untuk mengeksplorasi pengalaman psikologis dan dukungan sosial pada pasien DM tipe 2 dengan ulkus diabetik. Enam orang partisipan yang sedang mengalami ulkus terlibat dalam penelitian ini.
Hasil penelitian mengidentifikasi 5 tema yaitu pengalaman pertama terjadinya ulkus, pengalaman psikologis dan dukungan sosial, pengalaman nyeri ulkus, pengalaman spiritual yang berhubungan dengan ritual keagamaan, persepsi dan harapan terhadap pelayanan keperawatan Salah satu tema baru yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah pengalaman spiritual yang berhubungan dengan ritual keagamaan. Penelitian selanjutnya menggunakan metode kuantitatif dapat dilakukan berbasis pada hasil penelitian ini.

Diabetic ulcer is one of conditions for Diabetes Mellitus patient caused by angiopathy and neuropathy. Diabetic ulcer can have tremendous impact on patient psychologically and socially. Qualitative research method with phenomenological approach used in this research is to explore the lived psychological experiences and social support of diabetic foot ulcer of patient with diabetes mellitus type 2. This research involved six participants with diabetic ulcer.
This research discovered five themes: first ulcer experience, psychologic and social support experience, pain experience, spiritual experience related to religious ritual, and perception and hope towards nursing practice The new theme found is spiritual experience related to religious ritual. Further research could be done by utilize the quantitative research method based on these result."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenita Magdalena
"Kesibukan dan aktivitas masyarakat yang bekerja di daerah perkotaan akan menuntut perubahan gaya hidup seperti pola makan dan aktivitas yang kurang baik. Hal ini dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus. Salah satu masalah psikososial yang dapat muncul pada klien dengan diabetes melitus adalah ketidakberdayaan, yaitu persepsi bahwa tindakan atau perilaku yang telah dilakukannya tidak memberikan hasil signifikan atau tidak akan memengaruhi hasil yang diharapkan dan menyebabkan klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi dan akan terjadi. Ketidakberdayaan yang tidak teratasi dapat menimbulkan depresi yang dapat memperburuk keadaan klien dengan diabetes melitus. Karya Ilmiah ini merupakan gambaran dan analisis penerapan asuhan keperawatan ketidakberdayaan yang mengalami diabetes melitus tipe 2.

The bustle and activity of urban communities demand lifestyle changes, including the eating habits and lack of physical activities. These changes may lead to diabetes mellitus. The impact of diabetes mellitus can cause physical and psychosocial problems. The psychosocial problem that may arise is powerlessness. Powerlessness means lack of control over a situation. A person who is powerless will have a perception that it is better to do nothing because whatever they do there will be no significant affect and outcome to their wellbeing. Powerlessness that is not resolved can lead to depression which then may worsen the client with diabetes mellitus. This paper describes the nursing care given to a client with diabetes mellitus and powerlessness. This scientific work indicates the importance of nursing care for powerlessness to support client’s recovery.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Ichsan Syaini
"Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius akibat setiap tahun terjadi peningkatan dan salah satu kontributor terhadap angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular di seluruh dunia. 90% Diabetes Mellitus yang di diagnosis adalah DM tipe 2. Perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya obesitas khususnya obesitas sentral merupakan salah satu risiko terhadap terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan obesitas sentral terhadap kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional Analitik, dengan menggunakan data Program skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) Direktorat PTM Dirjen P2PL Kemenkes RI tahun 2012. Responden dalam penelitian ini berusia 20 tahun keatas. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis multivariat menggunakan cox regression.
Hasil analisis data diperoleh prevalensi DM tipe 2 sebesar 18,1% dan obesitas sentral sebesar 57,7%. Selain itu, hasil multivariat menunjukkan bahwa orang dengan obesitas sentral (Waist Circumference (WC) P>90 cm, dan W>80 cm) berisiko 1,47 kali (PR= 1,47; 95% CI 0,606 - 3,575) terhadap kejadian DM tipe2 setelah di kontrol variabel jenis kelamin, IMT, dan aktivitas fisik. Namun setelah mengikutkan efek interaksi antara obesitas sentral dan aktivitas fisik diketahui bahwa orang yang obesitas sentral dan beraktivitas rendah (< 300 Mets) berisiko 7,59 (PR=7,59; 95% CI, 1,656 - 34,77) kali terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2. Dengan melakukan intervensi atau mencegah obesitas sentral dapat mencegah 23,98 % kejadian diabetes mellitus tipe 2 di populasi studi. Usaha untuk deteksi dini dengan skrining pada orang obesitas khususnya obesitas sentral membantu dalam menjaring kasus DM tipe 2, dan pola hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik dapat mencegah terjadinya obesitas sehingga menurunkan angka kejadian diabetes mellitus tipe 2.

Diabetes Mellitus categorized into serious health problems due to the increasing of its prevalence every year. It is one of the contributors to the global burden of disease and mortality in the world, where 90% of this disease was type II Diabetes. Changing of people lifestyle was one of the risk factors to the increasing of the disease in community. The objective of this study was to investigate the association between abdominal obesity and type II DM in Johar Baru Sub-district, Central Jakarta. This is a cross sectional study, utilized the data from the result of screening by direktorat PTM dirjen P2PL kemenkes RI. The inclusion criteria was Johar baru resident whom their ages more than 20 years. The data analysis was performed with stratification and cox regression multivariate analysis.
The results of study showed the prevalence of type II DM was 18,1%, meanwhile the prevalence of abdominal obesity was 57,7%. The result of multivariate analysis showed that the people with abdominal obesity (waist circumference P> 90 CM and W> 80 cm) had 1,47 risk to get type II DM compared to the people who did not, after controlling for covariates, Included: Sex, IMT and Physical activity (PR= 1,47; 95% CI: 0,606-3,575). However, after including the interaction effect between abdominal obesity and physical activity, it is showed the people with abdominal obesity and light physical activity had the risk 7,59 (PR=7,59; 95% CI, 1,656 - 34,77) to get type II diabetes. The result of analysis showed, with intervention or prevention of abdominal obesity can prevent 23,98 % type II DM in community. Screening one of the strategies as the early detection of people with type II DM. Healthy life style and having more physical activity could prevent the obesity and it is expected to reduce the prevalence of type II DM.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T32704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetra Saktika Adinugraha
"Swedish massage merupakan teknik masase berfokus pada relaksasi dan meningkatkan sirkulasi darah dengan melibatkan otot. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh Swedish massage terhadap nilai ankle brakial index pada pasien diabetes tipe 2. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan kelompok kontrol, pemilihan sampel secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah diberikan masase selama 3 minggu pada nilai ABI kanan (p = 0.015) dan ABI kiri (p = 0.045) antara kelompok kontrol dengan intervensi. Penelitian ini menyarankan perawat melakukan masase di layanan klinik untuk meningkatkan nilai ABI pada pasien diabetes melitus tipe 2.

Swedish massage is a massage technique involving the muscles which focuses on promoting relaxation and blood circulation. This research aimed to investigate the effects of Swedish massage on Ankle Brachial Index (ABI) in type 2 diabetes mellitus patients. This study was quasi experimental with a control group and employed purposive sampling. There was a significant difference of intervention group and control on the right side of ABI (p = 0.015) and on the left side of ABI (p = 0.045) in three weeks of massage. This study suggests that nurse should perform massage in clinical practice to increase the ABI score for type 2 diabetes mellitus patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Wijaya
"Latar Belakang: Sindrom renal-retinal diabetes (SRRD) merupakan koinsidensi nefropati dan retinopati diabetik yang menimbulkan komplikasi serius berupa penurunan kualitas hidup dan peningkatan mortalitas dengan risiko kardiovaskular sebesar 4,15 kali lipat. Sementara itu, angka deteksi dini retinopati dan nefropati masih rendah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan SRRD pada penyandang DMT2 di Indonesia belum diketahui.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom renal-retinal diabetes pada DMT2 di RSCM.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional potong lintang yang dilakukan pada 157 subjek DMT2 berusia > 18 tahun. Data karakteristik subjek didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan foto fundus retina, dan pengambilan sampel darah dan urin. Hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan SRRD dianalisis secara bivariat dengan chi square dan multivariat dengan regresi logistik menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 21.0.
Hasil: Sebanyak 157 pasien terlibat dalam penelitian ini. Prevalensi SRRD adalah 28,7%, dengan rerata usia 56 (27-76) tahun, rerata IMT 25,7 (21,3-33,8) kg/m, median durasi DM 12 (1-25) tahun dengan HbA1c 8,6 (4,8-15,8) %, prevalensi hipertensi 86,7%, prevalensi dislipidemia 91%, 76,4% pasien tidak merokok, 33,3% pasien albuminuria derajat A2 dan 66,7% derajat A3. Pada SRRD, prevalensi derajat nefropati berdasarkan klasifikasi adalah 0% risiko rendah, 13,3% risiko sedang, 20% risiko tinggi, dan 66,7% risiko sangat tinggi dan prevalensi derajat retinopati diabetik adalah 42,2% NPDR, 55,6% PDR, 24,2% DME, dengan angka deteksi dini retinopati dan nefropati adalah sebesar 20% dan 17,8%. Analisis bivariat dan multivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara durasi DM (p=0,001) dan albuminuria (p=0,008) dengan kejadian SRRD.
Simpulan: Proporsi SRRD pada penyandang DMT2 cukup tinggi (28,7%) dan pada studi ini, faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SRRD pada DMT2 adalah durasi DM dan albuminuria.

Backgrounds: Diabetic renal-retinal syndrome (DRRS) is a coincidence of diabetic nephropathy and retinopathy that cause serious complications as decreased quality of life and increased mortality with cardiovascular event risk 4,15 times higher. Meanwhile, early detection rate of retinopathy and nephropathy are still low and associated factors of DRRS among Indonesian type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients has not been known.
Objective: To obtain the factors related to DRRS among T2DM patients in Cipto Mangunkusumo hospital.
Methods: This was a cross-sectional study involving 157 T2DM subjects aged 18 characteristics were obtained from anamnesis, physical examination, retinal fundus, and blood and urine sample. Bivariate and multivariate analysis using statistical package for the social sciences (SPSS) version 21.0 was used to analyze the factors related to DRRS.
Results: 157 patients were included in this study. The prevalence of DRRS was 28,7% with median age was 56 (27-76) year old, mean BMI was 25,7 (21,3-33,8) kg/m2, median duration of DM was 12 (1-25) year old and HbA1c 8,6% (4,8-15,8%), prevalence of hypertension was 86,7%, prevalence of dyslipidemia was 91%, 76,4% patients were not smoker, 33,3% patients with albuminuria grade A2 and 66,7% patients with grade A3. In DRRS, the prevalence of nephropathy was classified as 0% low risk, 13,3% moderate risk, 20% high risk, and 66,7% very high risk and the the prevalence of diabetic retinopathy was 42,2% NPDR, 55,6% PDR, 24,2% DME with early detection rate of retinopathy and nephropathy were 20% and 17,8%. Bivariate and multivariate analysis showed significant correlation with duration of DM (p=0,001) and albuminuria (p=0,008) with DRRS.
Conclusions: DRRS proportion in T2DM was high (28,7%) and this study showed that duration of DM and albuminuria were correlated with DRRS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh Olah Sehat Lafidzi 21 terhadap kadar
gula darah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Klub Diabetes RS. Islam
Jakarta Cempaka Putih. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
penurunan kadar gula darah puasa yang signifikan pada kelompok intervensi
setelah melakukan Olah Sehat Lafidzi 21 (p=0.00) namun dibandingkan dengan
kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=0.29).
Kesimpulan penelitian ini adalah Olah Sehat Lafidzi 21 tidak dapat menurunkan
kadar gula darah secara signifikan pada penderita DM tipe 2 di Klub Diabetes RS.
Islam Jakarta Cempaka Putih.

ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of Olah Sehat Lafidzi 21 on blood
glucose level of type 2 diabetic patients in Diabetes Club Jakarta Islamic Hospital
Cempaka Putih. This research was a quantitative study with quasi-experimental
design with a control group. The results showed a significant decrease in fasting
blood glucose level in the intervention group after performing Olah Sehat Lafidzi
21 (p=0.00) but there was no significant difference compared with the control
group who did DM gymnastics once a week (p=0.29). The conclusion was Olah
Sehat Lafidzi 21 could not lower the blood glucose level significantly in type 2
diabetic patients in Diabetes Club Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdianingseh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arti dan makna pengalaman klien dalam pengendalian DM tipe 2 di Sukatani Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap tujuh partisipan. Partisipan dalam penelitian ini adalah klien DM tipe 2 yang tinggal dengan keluarganya. Data yang dikumpulkan berupa rekaman wawancara dan catatan lapangan. Hasil transkrip verbatim dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Penelitian mengidentifikasi 8 tema yaitu pemahaman, respon fisik, respon psikososial, penyesuaian pola hidup sehat, pemahaman terapi, kesulitan dalam pengendalian, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan terhadap DM tipe 2.

The aim of research was to explore the experience of client in controlling type 2 DM in Sukatani Depok. This research used descriptive phenomenology method. The data collected by in-depth interview with seven partisipants. Participants were client with type 2 DM selected by criterion sampling technique. The data gathered were in form of the results from the recording of indepth interview and field note. Data were transcribed and analyzed by using the Collaizi?s method. This study identified into eight themes, consist of knowing, physical responds, phycosocial responds, healthy lifestyle adaptation, understanding therapy, difficulty of controlling, family support and health care support of type 2 DM."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>