Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Dwi Indah Kusumawardani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26603
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Efi Atmariamsyah
"Manajemen risiko rumah sakit adalah upaya untuk meminimalkan kerugian finansial rumah sakit yang berhubungan dengan kecelakaan dan mencegah kejadian yang tidak diharapkan. Manajemen risiko pelayanan keperawatan merupakan bagian dari manajemen risiko rumah sakit yang meliputi aktivitas identifikasi risiko, menganalisis risiko, mengontrol risiko dan pembiayaan risiko.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi perawat pelaksana terhadap manajemen risiko pelayanan keperawatan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, dengan desain penelitian cross sectional, jumlah sampel 96, dilaksanakan pada tanggal 7 sampai dengan 11 Juli 2003.
Hasil analisis, didapatkan variabel karakteristik dan persepsi perawat pelaksana tidak ada hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Secara proporsi, responden yang mempunyai persepsi manajemen risiko baik mempunyai kinerja baik lebih besar (64,6%) dibandingkan dengan proporsi responden yang mempunyai persepsi manajemen risiko buruk (52,1%).
Disarankan kepada Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta untuk dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana khususnya yang berkaitan dengan manajemen risiko yaitu perlu diadakan training dan pembinaan kepada perawat pelaksana yang mempunyai persepsi buruk terhadap manajemen risiko, perlu menciptakan budaya kesadaran pembuatan incident report, dan memasukan aktivitas manajemen risiko ke dalam performance appraisal.
Daftar Pustaka 55 (1978-2002)
An Analysis of the Relationship of the Nurses Practitioners Perception to the Hospital Risk Management Related to the Nursing Service with Nurses Practitioners Performance at Pondok Indah Hospital, Jakarta in 2003Hospital, risk management activities seek to minimize the hospital's financial loss in relation to incident and untoward events. The nursing service in the risk management as a part hospital risk management activities have an important role in risk identification, risk analysis, risk control and risk financing.
The purpose of this research to identify the relationship between nurse practitioners perception to the hospital risk management toward the nursing service and practitioners nurses performance at Pondok Indah Hospital, from July 7 until July 11, 2003. This research used cross sectional design, of 96 respondents.
The research results were found no significant correlation between characteristics and practitioners nurses perception with nurses practitioners performance. In a manner of proportion good risk management perception have a better performance (64,6%) more than bad risk management perception (52,1%).
Recommendation to the management includes; conducting regular training and couching in order to improve nurses practitioners performance who have bad perception of a risk management; create good climate to improve nurses awareness in writing prompt incident report, to develop performance appraisal in every activity of the risk management.
References 55 {1978-2002)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Cahyati
"Dalam manajemen sumber daya manusia di rumah sakit, terdapat proses untuk mengevaluasi prestasi kerja karyawan yang dikenal dengan istilah penilaian kinerja. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem penilaian kinerja diantaranya adalah faktor peran karyawan sebagai penilai maupun yang diniiai. Untuk mengevaluasi sejauh mana sistem tersebut diterima oleh karyawan, salah satu teknik evaluasinya adalah dengan survey pendapat karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan perawat terhadap sistem penilaian kinerja. Desain yang digunakan deskriptif korelasi bersifat cross sectional, dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui instrumen pengukuran pemahaman dan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja, konsep yang digunakan merupakan modifikasi dari konsep-konsep penilaian kinerja dari Anderson (1993), Handoko (1995), Bernadine & Russet (1993), Steers (1985), Saydam (1996) dan Nawawi (2000) . Sampel penelitian adalah 117 orang perawat pelaksana yang bekerja di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta dan pernah mendapatkan penilaian kinerja. Data kualitatif diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) terhadap sembilan orang perawat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta menyatakan puas dengan sistem penilaian kinerja dan pemahaman tentang sistem penilaian kinerja baik. Dari analisis bivariat menunjukkan bahwa umur, masa kerja dan tingkat pemahaman berhubungan dengan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja. Analisis multivariat memperoleh hasil masa kerja dan tingkat pemahaman berhubungan dengan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja, adapun yang paling dominan hubungannya dengan kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja adalah. tingkat pemahaman 0=0,0005).
Analisis isi tentang kepuasan terhadap sistem penilaian kinerja, perawat menyatakan sistem penilaian kinerja dikaitkan dengan imbalan, syarat mengikuti pendidikan, syarat mendapatkan fasilitas lain, diumpanbalikkan dan dapat membedakan kinerja yang baik atau tidak baik. Sedangkan yang kurang memuaskan dan perlu ditingkatkan adalah penilai yang kurang obyektif dalam memberikan penilaian, umpan balik terlambat dan kurang arahan-arahan dari penilai.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka pihak manajemen Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre disarankan perlu mempertahankan tingkat kepuasan dan evaluasi terhadap kepuasan hendaknya dilakukan secara berkala, karena kepuasan bukan hal yang menetap tetapi akan berubah setiap waktu sesuai dengan perubahan situasi.

Analysis on Factors Related With Nurses Satisfaction Toward The System of Work Evaluation at Metropolitan Medical Centre Hospital JakartaDiscussing human resources at a hospital, there is a process to evaluate the work achievement of employee that is well known as work evaluation. Some factors effecting work evaluation success are employee's role either as appraiser or as the object of the evaluation. One of techniques to evaluate how far the system is well accepted by employee is survey of employee's opinion.
This research is to obtain description on nurses' satisfaction on work evaluation system. The used design was descriptive correlation with cross sectional, and utilized methods were qualitative and quantitative. The quantitative data was attained through instrument of understanding measurement and satisfaction on the work evaluation system, the functioned concept constituted modification of several work evaluations of Anderson (1993), Handoko (1995), Bernadine & Russel (1993), Steers (1985), Saydam (1996) and Nawawi (2000. The sample research was 117 executing nurses who work at Metropolitan Medical Centre Hospital Jakarta. They once experienced work evaluation. The qualitative data was obtained through Focus discussion group on nine hospital attendants.
The results indicated that the nurses of Metropolitan Medical Centre Hospital Jakarta were satisfied with the work evaluation system and the understanding of the work evaluation was good. The bivariat analysis implied that age, year of work, and understanding level were related with satisfaction on work evaluation system. The multivariat analysis got the results that the year of work and understanding level were connected with satisfaction on the work evaluation system, and the most dominant factor related with the satisfaction toward the system of work evaluation was the understanding level (p 0.0005).
The content analysis of satisfaction work evaluation system and the nurses stated that the evaluation system connected with reward, requirement to join a training, and eligibility to get other facilities, were fed back and could differentiate which work is good or bad. Meanwhile something less satisfying and need to be enhanced was less objective grading, late feed back, and less direction of grader.
Based on the research it is recommended that the Metropolitan Medical Centre Hospital Jakarta should keep the satisfaction level and the evaluation on the satisfaction should be carried out periodically since the satisfaction is not something constant but changeable anytime as the situation drag to change.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T1234
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftuhah
"Tugas pengawasan tambahan seorang manajer adalah menentukan seberapa baik perawat melaksanakan tugas kerjanya. Hal ini bisa dilakukan melalui penilaian kinerja. Dengan penilaian kinerja, perawat mengetahui tugas kerjanya sesuai dengan yang diharapkan organisasi terhadap mereka.
Penilaian kinerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta bertujuan untuk kepentingan manajerial antara lain, sistem penggajian, training dan pengembangan atau promosi. Oleh karenanya penilaian kinerja semestinya memiliki hubungan positif dengan motivasi kerja perawat. Akan tetapi dari observasi awal tahun 2002 terhadap 17 perawat UGD didapatkan fakta bahwa penilaian kinerja dipersepsikan kurang baik oleh sebagian besar perawat Rumah Sakit Graha Medika Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dan hubungannya dengan motivasi kerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta dengan melibatkan 145 responden perawat pelaksana.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dengan motivasi kerja dengan nilai p = 0,000. 53% responden memiliki persepsi baik terhadap penilaian kinerja dan 55,9% memiliki motivasi kerja tinggi. Dari analisa chi-square komponen strategi penilaian memiliki nilai (p = 0,000) penilai (p = 0,001), metode penilaian (p = 0,003) dan manfaat penilaian (p = 0,000). Satu komponen penilaian kinerja yang tidak berhubungan dengan motivasi kerja adalah periode penilaian (p = 0,342) kerja. Hasil uji statistik regresi logistik didapatkan bahwa variabel strategi penilaian yang memiliki hubungan paling erat dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Graha Medika.
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan rumah sakit Graha medika untuk menilai kembali kemampuan kepala unit dan manajernya dalam melakukan penilaian kinerja secara adil, akurat dan dapat dipertangguang jawabkan, sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja.

Nurses Perception on Component of Performance Appraisal Related to Their Work Motivation in Graha Medika Hospital Jakarta An additional managerial controlling responsibility is determining how well employees carry out the duties of their assigned jobs. This is done trough performance appraisal. Performance appraisal let employees know the level of their job performance as well as any expectations the organization may have of them.
Performance appraisal at Graha Medika Hospital had many purposes related to managerial policies, such as salary adjustment, training and advancement or promotions. Because of that, performance appraisal must be having positive correlation with nurses work motivation. In fact, from observation to 17 staff nurses at A&E unit on early 2002 founded that lower of nurses? perception on performance appraisal.
This was a quantitative study which used a correlation descriptive design with cross sectional approach. It was conducted to determine the correlation between nurses? percept-ion to component of performance appraisal and their work motivation. The study took place in Graha Medika hospital Jakarta which was participated by 145 nurses as the respondents.
The study showed that the degree of significant correlation between nurses perception on component of performance appraisal to their work motivation. 53% respondents have good perception on performance appraisal and 55, 9 % have high work motivation. A chi square bivariat statistics test result showed that there is significant correlation between strategies (p 0.000), evaluator (p=0.001), method (p=0.003), purposes (p=0,000), to work motivation periodic (p=0.342) do not have correlation with work motivation. The logistic regression test result demonstrated that the most dominant variable is the strategies.
Based on the result of this study, some recommendations are conveyed to the management of Graha Medika Hospital Jakarta. The recommendations are the need to re-evaluate about capabilities and competencies all head unit and managers to do with performance appraisal by high accuracy and fairness. Accuracy and fairness can improve nurses beliefs to performance appraisal and work motivation can be maintenance. It is recommended that the other researchers who are interested in conducting a study which deals with the nurses work motivation would have covered more variables with different design as well as the use of valid and reliable instruments.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwaningsih
"Kinerja kemampuan pengesahuan, sikap, ketemmpilan dalam menerapkan Faktor karatif caring merupakan kompetensi kritis yang hams dimiliki oleh perawat profesional. Melalui kompetensi tersebut perawat dapal memperlihatkankan unjuk kezja (kinerja caring) dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Namun demikian masih ada keluhan klien/keluarga tentang layanan keperawatan yang kurang caring diantaranya: kurang memberikan informasi yang diperlukan klien, lama datang jika dipanggil, tidak empati, kurang melakukzm kegiatan observasi/moniroring dan kurang terampil dalam melalukan pekenjaan. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa belum optimalnya penerapan faktor karatif caring dalam asuhan keperawalan, sehingga menyebabkan kuaiitas kerja (kinerja) perawat belum optimal.
Berdasarkan situasi tersebut penelilian ini dilakukan untuk meiihat efektifitas penerapan faktor karatif caring untuk meningkatkan kinerja: kemampuan (pengetahuan, sikap, keterampilan) perawat seteiah intervensi dibandingkan dengan keionpok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pre dan post fest pada perawat RS Persahabatan sebagai kelompok intervensi dan psrawat RS Fatmawati sebagai kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling proporsi 2 (dua) populasi, sebanyak 40 sampel di tiap rumah sakit (RS Persahabamn dan RS Fatmawati). Instmmen penelitian terdiri dari 2 (dna) yaitu instrumen karakteristik dan instrumen kemampuan (pengelahuan, sikap, keterampilan) akan carin dalam asuhan keperawatan. Pengumpulan data diiakukan 2 (dua) kali yaitu sebe!um intervensi dan 6 minggu setelah intervensi.
Penelitian ini menunjukkan kemarnpuan sikap dan ketetampijan perawat sebelum intervensi di RS Persahabatan lebih tinggi yaitu sikap (p=0,02'7) dan keterampilan (p=0,00I). Kemampuan sebelum dan sesudah intervensi di RS Persahabatan IX Perbandingan selisih perubahan kemampuan antara RS Persahabatandengan RS Fatmawati menunjukkan ada perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan (_p= 0, 006) dan sikap (p=0, 025), sedangkan keterampilan tidak bemnakna (p= 0,277).
Penelitian ini membuktikan bahwa intervensi penerapan faktor karatif caring meningkatkan kinerja kemampuan (pengetahuan, sikap, keterampilan). Hal ini didukung oleh penelilian Rochmani (2003) yang membuktikan bahwa intervensi penerapan hubungan terapeutik perawat-klien meningkatkan kemampuan pengetahuan, sikap, keterampilan.
Saran yang direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kqierawalan di rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan adalah perawat yang telah mempunyai kemampuan terus meningkatkan kemampuan tersebut sehingga akan menjadi unjuk kenja atau kinerja dan menjadi role model bagi perawat yang belum pelatihan, menumbuhkembangkan unjuk kerja caring dan akhirnya menjadi salah salu ciri budaya kerja setiap perawat sebagai individu maupun kelompok. Manajernen rumah sakil sebaiknya menindaklanjuti penerapan caring dalam asuhan keperawatan ini dengan adanya kebijakan pemberlakuan SOP penerapan caring dalam asuhan keperawalan, menggunakan penerapan caring dalam asuhan keperawatan sebagai salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan, memasukkan kompetensi penerapan caring dalam asuhan keperawatan sebagai poin untuk menentukan peringkat sistem imbal jasa sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Sedangkan untuk organisasi profesi adalah agar penerapun caring dalam asuhan keperawatan dimasukkan sebagai salah sauu standur praktik keperawatan.

Nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice competency of the applied of caring carative factor is a critical competency that must be have for professional nurse. By that competency the nurse can show performance appraisal (performance appraisal of caring) in nursing service. However, it is shown that patients and their family expressed their concem that nurses did not show excellent the applied of caring carative factor in nursing service, it was reported that nurses did not give adequate infomation to patient, too long for coming if the patient called, was not empathy, was not good enough in patients monitoring/observation and was not skilltiil to do nursing intervention. To make the conclusion that the nurses was not optimal in the applied of caring carative factor in nursing service.
Based on the situation, this study has trying to improve nurse's competency specially on knowledge, attitude and practice after intervention compare to control group. This study used a quasi experiment study, in which the intervention was given at Persahabatan Hospital and as control group ww Famawati Hospital- By using two-population sampling formula, 40 nurses was selected clustery in each hospital. The instrument consists of two part, i_e, the instrument of nurse's characteristic and nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice of the applied of caring carative factor in nursing service. Data collection was twice, ie, before intervention and 6 weeks after intervention.
This study showed that nurse's competency on attitude and practice before intervention at Persahabatan Hospital more higher with p-value of attitude 0,021 and p-value of practice 0,00l. Nurse's competency before and after intervention at Persahabatan Hospital showed a significant improvement on knowledge, attitude, practice with p-value of knowledge 0,000, p-value of attitude 0,000 and p-value of practice 0,000. Nurse's competency pre test and post test at Fatmawati Hospital showed a signiticant improvement on practice with p-value 0,0l7. There is a significant different on nurse's competency before and after intervention at Persahabatan Hospital with Fatmawati Hospital that without intervention wit.h p-val ue of knowledge 0,000, p-value of attitude 0,000 and p-value of practice 0,000. X Comparing nurse's competency deviation between Persahabatan and Fatmawati Hospital showed there is a significant different on knowledge (_p-value=0,006) and attitude (p- valuc=0,025), but on practice is not significant (p-va1ue=0, 277).
This study proved that the intervention (the applied of carativc factor in nursing service) increase nurse's performance specially on knowledge, attitude, practice nurse's competency. This study was supported with Rochmani's study (2003) that the intervention (the applied of nurse's-patient terapeutic relationship) increase nurse's competency on knowledge, attitude and practice.
This study recommends several applicative to maintain and improve hospital performance especially in nursing service such as nurses should improve their ability in applying caring carative factor that's become perfomiance appraisal of caring and become role model for nurses that do not training yet, to growth and to develop that nursc's performance appraisal Of caring and linally become nursing culture for each nurse as individual or as group. Hospital management should continue the applied of carative factor in nursing service trough regulation of using standard operating procedure, using the applied of carative faclor as one of indicator of quality in nursing service, using the applied of caring carative factor on grading system in reward system al nursing's human resource management. For the Indonesia musing organization should tl1e applied of caring carative factor become one of standard nursing practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 5878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartati
"Belum adanya gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan etika profesi keperawatan merupakan masalah di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center Jakarta. Penerapan etika keperawatan yang tidak baik akan berdampak pada menurunnya mutu pelayanan keperawatan yang dapat berdampak pada pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan etika keperawatan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan penerapan etika profesi keperawatan oleh perawat pelaksana. Penelitian ini dilaksanakan di seluruh ruangan baik di poliklinik maupun diruang rawat inap Rumah Sakit Metropolitan Medical Center Jakarta dari tanggal 27 Mei 2002 sampai dengan 7 Juli 2002. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi bersifat cross sectional kepada 127 perawat pelaksana. Analisis yang gunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50,4% perawat berperilaku etikal dalam memberikan asuhan keperawatan dan 49,6% kurang etikal, yang merupakan gambaran komposit dari otonomi, tidak merugikan berbuat baik, adil, jujur, dan menepati janji. Dari hasil analisis bivariat diketahui ruang tempat kerja berhubungan secara bermakna dengan penerapan etika. Hasil analisis multivariat menunjukkan pemahaman merupakan variabel yang paling berhubungan dengan penerapan etika setelah dikontrol dengan variabel tempat kerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada pimpinan rumah sakit untuk mengadakan kajian tentang program pengembangan sumber daya tenaga perawat yang telah berlangsung sebelumnya serta mengadakan crash programe untuk peningkatan pengetahuan perawat tentang etika keperawatan. Kepada PSDM dan manajer keperawatan tertinggi, menengah, dan bawah disarankan perlunya penggalangan dan intensifikasi pemahaman tentang etika keperawatan, role model pelayanan keperawatan yang etik dan profesional, reinforcement/penghargaan pada perawat pelaksana yang berprestasi. Bagi Pusdiknakes dan institusi Akper untuk dapat melakukan pembenahan kurikulum dan peningkatan proses pembelajaran etika keperawatan. Bagi organisasi profesi dapat menyusun langkah-langkah profesional pembinaan etika profesi bagi perawat ditatanan pelayanan kesehatan. Bagi peneliti lain agar dilakukan penelitian sejenis dengan cakupan populasi yang lebih luas dan desain yang berbeda.

One of the problems at the Metropolitan Medical Center Hospital Jakarta is the unavailability of evidence on the factors related to the implementation of professional code of ethics. High quality of nursing care in the context of nursing service required the nurses with ethical behaviors.
The purpose of this study was to describe the implementation of nursing ethics and to identity factors related to the implementation of nursing ethics by nurse providers at the MMC Hospital Jakarta. This research was implemented at all setting of services both at the out-patient and in-patient department, from 27'h May to 7th June 2002. The research utilized a descriptive correlation design and a cross sectional with quantitative research method. The numbers of respondents were 127 nurse providers out of 196 persons. The data was analyzed using univariate, bivariate, and multivariate statistical treatments.
The results showed that 50, 4% nurses had good ethical behaviors in providing nursing care, and 49, 6% were poor in ethics. The bivariate analysis revealed that work place of nurses has a significant correlation with nursing ethics implementation. While, the result of multivariate showed that the ethical comprehension of nurses was the determinant factor significantly related to implementation of ethics after controlled by workplace.
Based on the research finding, it's recommended to director of the MMC Hospital to review the existing nursing personnel development; and to conduct comprehensive training on nursing ethics for improvement of nurses' knowledge. Furthermore, recommendation is also directed to head of human resources development and nursing manager to strengthen and intensify nursing ethic internalization of nurse providers; create role model; and give reinforcement. It is also recommended to center of education for health personnel Diploma of Nursing Institution to review the curriculum; improving the learning strategy of nursing ethic. For Indonesian nurses association to develop guideline for conducive and operational supervision to nurses at workplace. More research with larger population, more variables, and using different research design.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T7048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Rahmayanti
"Berdasarkan pengamatan sederhana didapatkan bahwa terdapat adanya ketidaksinambungan yang terjadi mengenai persepsi karyawan di Rumah Sakit Hermina Depok dalam hal pekerjaan yang dilakukan dan yang tercantum dalam uraian jabatan serta penilaian kinerja yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi perawat pelaksana rawat inap mengenai analisis jabatan dengan penilaian kinerja di Rumah Sakit Hermina Depok tahun 2014 Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan jenis penelitian kuantitatif Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana rawat inap dengan sampling jenuh Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan pada variabel persepsi standard SKAs dan qualifications dengan persepsi penilaian kinerja yakni p 0 000 p 0 006 p 0 011 p0 05 Kesimpulannya adalah secara garis besar persepsi perawat pelaksana rawat inap di Rumah Sakit Hermina Depok tahun 2014 sudah mengetahui dengan baik mengenai analisis jabatan dan penilaian kinerja yang dilakukan oleh rumah sakit.

Based on a simple observation it was found that there is a disconnection on employee perceptions in Hermina Depok Hospital between work which the employee did and which is listed in job description as well as appraisal performance carried out by the hospital management Therefore this study is aimed to determine the correlation between ward nurses rsquo perception about job analysis and performance appraisal in Hermina Depok Hospital in 2014 This study is a cross sectional and quantitative study The population of this study are all nurses whom work in wards The sample number is same with population number because this study using saturation sampling The results showed a significant correlation between standard SKAs and qualifications perception with appraisal performance perception Each of those correlation has p 0 000 p 0 006 p 0 011 p0 05 The conclusion is nurses who work at wards in Hermina Depok Hospital in 2014 is already know well about the job analysis and performance assessment which is did by the hospital"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Kurniasih
"Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kinerja perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Sukanto Jakarta di 11 ruang rawat inap. Desain penelitian crass sectional, sampel diambil secara proporsionai random sampling dengan jumlah sampel 110 pasien. waktu pelaksanaan pada bulan Juni 2002. Data dianalisis dengan Chi-square untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen, sedangkan untuk menilai kuatnya hubungan antara variabel dependen dan independen dilakukan dengan regresi holistik berganda dan untuk menentukan prioritas utama menggunakan diagram Kartesius.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat nilai tertinggi pada tindakan keperawatan sebesar 83,6 %, kepuasan pasien menunjukkan hasil 19,1 % menyatakan puas. Hasil uji bivaiiat menggunakan Chi- square didapatkan bahwa ada hubungan antara pengkajian dengan kepuasan pasien ( Pv=0, 000), ada hubungan antara diagnosa keperawatan dengan kepuasan pasien (Pv= 0.000), ada hubungan antara rencana keperawatan dengan kepuasan pasien ( Pv 0,0001), ada hubungan antara tindakan keperawatan dengan kepuasan pasien ( Pv= 0,015) dan ada hubungan antara evaluasi dengan kepuasan pasien ( Pv 0,001). Hasil multìvariat menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa diagnosa keperawatan paling dominan daiam menentukan kepuasan pasien dikontrol oleh pengkajìan dan jenis kelamin (Exp.B.= 18,58). Diagram Kailesius menunjukkan pengkajian merupakan priotitas utama.
Untuk menindaklanjuti hasil penelitian disarankan untuk menyelenggarakan pelatihan proses keperawatan khususrrya pengkajian dan diagnosa keperawatan. Ditunjang dengan pelaksanaan supervisi serta penyempurnaan standar asuhan keperawatan dan standar operasional prosedur. Untuk peneliti lain penelitian ini merupakan data awal, untuk mendapatkan hasil yang Iebih objektif dikombinasi dengan wawancara dan observasi.

The research was providing to obtain the correlation between the nurses performance in nursing care and patient?s satisfaction. The research was conducted at Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, the number of sample were 110 which were taken randomly from 11 wards. Research design was cross sectional, Was held in June 2002. Data was analysed by using Chi-square to identify correlation between dependent variable with independent variable. Kartesius diagram was applied to determine the main priority.
The result of research showed that the nurses performance?s score mostly in implementation 83,6%, the rate satisfied patienst were 19,1%. From the result of Chi-square test there was a significant distinction between assesment with patient?s satisfaction (Pv = 0,000); between diagnosis with patent?s satisfaction (Pv = 0,000), between planning with patient?s satisfaction (Pv = 0,0001); between implementation with patient?s satisfaction (Pv = 0,015); between evaluation with patient?s satisfaction (Pv = 0,001). The result of multivaziate shows that diagnosis is more dominance in decisirving patient?s satisfaction after controfled by assesment and sex. Kartesius diagram shows that assesment in the demain priority.
To follow up the result of this research, it is recommended to rm the nursing process training particularly on asscsment and nursing cIignosñ. In adition supervision is needed to, as well as revision on nursing care standard and operational standard procedure. For the researcher, this research is basic data for gating the more objective result combine with interview and observation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T3808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Langitan, Rosamey Elleke
"Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional case control study yaitu penelitian restrospektif tujuannya untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kejadian turnover perawat dengan membandingkan antara kasus 15 perawat yang turnover dengan kontrol 48 perawat yang tidak turnover di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok. Hasil penelitian menggambarkan ada hubungan bermakna antara umur, status pernikahan, lama kerja, iklim organisasi, kinerja, dengan kejadian turnover. variabel yang paling berhubungan dengan kejadian turnover adalah kinerja (p=0,001 OR 10,8). Manajemen rumah sakit harus meningkatkan kinerja perawat sehingga dalam melaksanakan tugas dan pelayanan lebih optimal serta memperhatikan sistem rekrutmen tenaga dengan baik dan benar untuk menekan angka kejadian turnover perawat.

This research uses descriptive correlational design of case control study retrospectively study aims to identify factors that influence the incidence of turnover among nurses by comparing 15 cases of nurse turnover with 48 controls who did not nurse turnover in Depok Yudha Bhakti Hospital. The results illustrate a significant correlation between age, marital status, length of work, organizational climate, performance, with the incidence of turnover. Variables most correlated with the occurrence of turnover is the performance (p = 0.001 OR 10.8). Management should improve the performance of hospital nurses so that in carrying out the duties and services more optimally and with regard to recruitment system properly to reduce the incidence of nurse turnover."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neli Suharti
"Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang sangat beresiko mengalami burnout. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan burnout dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre Jakarta.
Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasi dengan responden sebanyak 110 orang yang dipilih dengan metode simple random sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner modifikasi Maslach Burnout Inventory (MBI) dan kuesioner Rivai.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara Burnout dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (p value = 0,018; α = 0,05). Tingkat burnout yang dialami perawat termasuk kategori sedang, dan kinerja yang dicapai oleh perawat dalam kategori kinerjanya baik, menggambarkan bahwa perawat bekerja secara profesional meskipun mengalami burnout tingkat sedang.
Penelitian ini menyarankan rumah sakit agar memperhatikan tingkat kejenuhan untuk menghindari pengaruh terhadap kinerja perawat.

Nurses are one of the professions vulnerable to burnout. This study aim is to determine the relationship between burnout and nurses work performance at Metropolitan Medical Centre Hospital, Jakarta.
The research design of this study was descriptive-correlation with 110 samples selected using simple random sampling technique. Research instrument was modified Maslach Burnout Inventory (MBI) and Rivai Questionnaire.
Study result showed a significant relationship between burnout and the work performance of nurses at Metropolitan Medical Centre Hospital (p value = 0,018; α = 0,05). Burnout level of nurses was moderate, and nurses showed good work performance.
This finding suggested nurses work professionally despite the level of burnout was moderate. It is recommended to hospitals to regard the level of burnout to avoid influence on nurses work performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>