Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Elyana Amalia
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S26580
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ciptapratama
"Unsafe Act merupakan salah satu penyebab insiden yang secara langsung terjadi, hal ini dikarenakan Unsafe Act termasuk kedalam kegagalan aktif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjelaskan kejadian unsafe act berdasarkan faktor-faktor prakondisi dan berdasarkan model HFACS-MI. Variabel yang diteliti adalah Unsafe Act meliputi Errors dan Violations. Sedangkan Precondition of unsafe act meliputi Environment Factors, Condition of Operators, dan Personnel factors. Setiap variabe diklasifikasikan berdasarkan penyebab insiden ke dalam indikator-indikator yang berkontibusi terhadap insiden. Pengklasifikasian tersebut dilakukan dengan menganalisis kronologi insiden, faktor penyebab langsung dan tidak langsung insiden yang terdapat pada laporan investigasi insiden serta membandingkan dengan model HumanFactors Analysis And Classification System-Mining Industry(HFACS-MI). Analisis Insiden Unsafe Act dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif yang digunakan untuk melihat persentase terjadinya insiden pada masing-masing variabel.

Unsafe act is one of the direct causes of incident, because it included into active failure. Therefore, the purpose of this research is to explain unsafe act incident based on precondition factors and using HFACS-MI model. Variables studied include Environment Factors, Condition of Operators, and Personnel Factors. Each variables is classified based on causes of incident into indicators that contributed to the incident. Classification is conducted by analyzing chronology of the incident, direct and indirect causes of incident reported on investigation report and comparing it with Human Factors Analysis and Classification System-Mining Industry (HFACS-MI). Analysis of unsafe act incident is conducted with quantitative method to observe the incident percentage in each variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Denta Prayudana Adji
"Klub Motor X merupakan salah satu klub motor yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia, namun untuk penelitian kali ini hanya dibatasi wilayah Jabodetabek saja. Klub motor ini memiliki agenda rutin yaitu melakukan turing. Dalam perjalanan turing tersebut, ditemukan berbagai risiko yang dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan. Meski tidak tercatat secara detail, diketahui telah ada kasus kecelakaan bahkan sampai memakan jiwa selama yang terjadi selama perjalanan turing. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dengan menggunakan metode Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Kemudian permasalahan terkait gegagalan dari sistem pertahanan HFACS yang banyak ditemukan adalah adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, dan perceptual errors. Hasil analisis penelitian menyarankan tindakan perbaikan pada tingkat individu untuk kegagalan aktif dan tingkat organisasi untuk kegagalan laten guna mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang telah teridentifikasi sehingga akan memperkuat ketahanan sistem terhadap terjadinya risiko kecelakaan.
Motorcycle Club X is a motorcycle club whose members are scattered throughout Indonesia, but for the present study is limited only Greater Jakarta area alone. The motorcycle club has a regular agenda is to do touring. In the course of touring, found a variety of risks that could lead to accidents. Although not recorded in detail, is known to have no accidents even to eat the souls during that occurred during the trip turing. This study was conducted to describe any risks that can cause accidents by using Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Then the problems related gegagalan of HFACS defense system that are found are adverse physiological states, adverse mental states, personal readiness, routine violations, and perceptual errors. The analysis of research suggests corrective actions at the individual level for the failure of active and latent level of the organization for failure to reduce or even eliminate the errors that have been identified that will strengthen the resilience of the system against the risk of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Diah Pratiwi
"Kecelakaan kerja merupakan kejadian tak terduga yang terjadi di tempat kerja, dan diperjalanan dari dan menuju tempat kerja. Faktor penyebab kecelakaan kerja antara lain manusia, peralatan, bahaya, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab tindakan tidak aman (unsafe act) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di PT X tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional yang bersifat cross sectional dan kuesioner.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan teknik purposive sampling. populasi yang diteliti adalah pekerja di PT X sebanyak 47 orang responden. Berdasarkan data penelitian, tindakan tidak aman yang paling sering dilakukan adalah tidak menggunakan alat pelindung diri (25,53%), mengangkat beban dengan posisi janggal (12,77%) dan bersenda gurau berlebihan saat bekerja (12,77%). Penyebab munculnya tindakan tidak aman pada para pekerja berasal dari manajemen, beban kerja dan kelelahan, ergonomi atau disain tempat kerja, dan karakteristik individu.
Occupational accidents are unexpected events that occur in the workplace, and the journey to and from workplace. Factors that cause accidents include human labor, equipment, hazards, and the environment. This study aims to determine the causes of unsafe acts to prevent the occurrence of occupational accidents in the PT X in 2011. The design study is a cross sectional observational nature and the quesionaire.
The sampling method used is non-random sampling with a purposive sampling technique. The studied population are workers at PT X by 47 respondents. Based on research data, unsafe action is most often done is to not use personal protective equipment (25.53%), lifting weights with odd positions (12.77%) and excessive joking at work (12.77%). Cause of unsafe acts for workers coming from management, workload and fatigue, ergonomics or design workplace, and individual characteristics.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaria Penny
"Tinginya angka prevalensi perilaku tidak aman berisiko menimbulkan sebuah kecelakaan ataupun insiden yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian secara finansial bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pada pekerja Preparation dan Assembling di PT X Tahun 2016. Faktor yang di teliti merupakan faktor personal (Pengetahuan, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan) dan daktor pekerjaan (Ketersediaan Informasi K3 dan Pengawasan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 77,92% pekerja mempunyai perilaku tidak aman, dengan 61,7% diantaranya mempunyai risiko rendah dan 38,3% lainnya berisiko tinggi. Selain itu juga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, tingkat penddikan, dan ketersediaan informasi terhadap perilaku tidak aman pekerja preparation dan assembling dimana tingkat pendidikan merupakan faktor paling dominan terhadap perilaku tidak aman setelah dikontrol dengan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan perbaikan terhadap perilaku pekerja.

The high number of unsafe act prevalence could yield incidents which cause lose financially to company. The aim of this study is to analyse factors that correlated to unsafe act of workers in preparation and assembling department. This research was conducted in PT X on April to July 2016. These factors divided into two categories, personal factors (knowledge, work experience, and education level) and job factors (OHS Information and Supervision). The result shows that 72,92% of workers have performed unsafe act in which 61,7% of it is high risk and 38,3% low risk. Moreover, there are siginificant correlations between education level, knowledge, and availibity of OHS information with unsafe act whereas education level predominantly contributes to unsafe act after has been controlled with other factors. Therefore, company should commit several attempts to reduce unsafe act on its workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Nurhayati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prakondisi yang menyebabkan unsafe act pada operator tambang dalam kejadian insiden yang terjadi di area tambang PT BUMA PIK selama periode 2010. Metode yang digunakan dengan menelaah data sekunder berupa data laporan investigasi kecelakaan tahun 2010 dan diklasifikasikan berdasarkan precondition for unsafe dengan menggunakan Human Factors Analysis Classification System-Mining Industry (HFACS-MI) Model, selain itu juga dilakukan wawancara dan observasi lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa condition of operators, environment factors, dan personnel factors merupakan prakondisi yang menyebabkan unsafe act dan kontribusi prakondisi yang paling besar menyebabkan unsafe act adalah condition of operators. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa distribusi kejadian unsafe act yang paling banyak terjadi selama tahun 2010 yaitu Decision Errors, Skill based Errors dan Routine Violation.

The objective of this study is to identify preconditions that can cause unsafe acts in PT Buma PIK, mining operation, during the year 2010. This study uses Buma's incident investigation reports to analyze and to divide into precondition for unsafe act based on Human Factors Analysis Classification System-Mining Industry (HFACS-MI) model. Besides that, observation and interview are also carried out to get some information related to this study.
The result of this study reveals that condition of operators, environment factor, and personal factor are preconditions that can lead to unsafe act. The highest factor contributed to make unsafe act is condition of operators. In addition, distribution of unsafe acts that most happened during the year 2010 are decision error, skill based error, and routine violation."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Bachri
"Kegiatan di Industri minyak dan gas bumi merupakan industri yang padat modal, berteknologi cukup tinggi namun juga memiliki potensi bahaya yang tinggi pula. Oleh sebab itu pengendalian kecelakaan di industri Migas merupakan hal yang mutlak dilakukan.
Di dalam mata rantai usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka salah satu faktor yang sangat berperan adalah bagaimana kita mengetahui adanya bahaya yang mengancam sehingga kita dapat melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Usaha-usaha untuk mengetahui adanya bahaya disebut sebagai identifikasi bahaya, yang mana saat ini telah tersedia berbagai metoda identifikasi bahaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metoda identifikasi bahaya yang saat ini tersedia, dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan masalah yang dihadapinya dalam kaitan dengan adanya kondisi dan tindakan tidak aman yang ada di perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis metoda identifikasi bahaya yang dapat mengungkap faktor tindakan dan kondisi yang tidak avian yang dominan.
Penelitian dilakukan pada 3 buah perusahaan KPS yang mencerminkan perusahaan yang berbasis Eropa / Amerika, Asia dan Indonesia. Data penelitian merupakan data sekunder yang merupakan hasil pelaksanaan identifikasi bahaya yang dilakukan perusahaan dalam kurun waktu tahun 2003 dan wawancara dengan petugas kunci yang menangani identifikasi bahaya di perusahaannya.
Metode penelitian adalah metoda deskriftif, semi kualitatif dengan memberikan bobot secara kualitatif pada masing-masing variabel pada pemilihan metoda dan dalam bentuk persentasi untuk menentukan faktor temuan dominan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda Inspeksi Keselamatan Kerja, Observasi pada Audit Keselamatan, Analisa Bahaya Awal (PHA) dan Hazops memiliki kecendrungan temuan pada kondisi tidak aman yang dominan sedangkan metoda observasi memiliki kecenderungan temuan pada tindakan yang tidak aman yang lebih dominan. Selain itu terdapat pula kekurang lengkapan penggunaan metoda identifikasi bahaya pada 2 perusahaan karena metoda yang dipergunakan semuanya memiliki kecendrungan temuan kondisi tidak aman yang dominan, sedangkan masalah kecelakan di perusahaan tersebut yang lebih di dominasi oleh adanya tindakan yang tidak aman.
Agar pengendalian bahaya dapat dilakukan secara efektif maka perlu dilakukan kajian terhadap penggunaan metoda identifikasi bahaya pada masing-masing perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan masalah kecelakaan yang dihadapi perusahaan.

Oil & gas industry is required high investment, modem technology but also has a high potential hazard due to its operation. Therefore to control such accidents is a mandatory requirement in Oil & Gas industry in Indonesia.
To prevent an accident, there is one important chain that must be considered, ie hazard, so if we could control a hazard that means we could eliminate the accidents. There are so many hazard identification methodology are available in the market now. This research is intended to explore the implementation of hazard identification methodology that available in the market to looking for unsafe condition and unsafe act. The research is also intended to know of what kind of hazard methodology that has a dominant finding on unsafe conditions or unsafe acts.
The research was conducted at 3 PSC's companies in Indonesia that reflected the Europe 1 American, Asia and Indonesia region. The data for the research was taken from secondary data that resulted from the hazard identification implementation of each companies during the period of 2003 and interview with key personnel who were handling the hazard identification processes.
The research methodology was descriptive, semi qualitative with allocated a certain number of qualitative variable on selecting hazard identification methods and in the form of percentage to decide the dominant factor.
The result of research shown that Safety Inspection, Safety Audit (physical checking) Preliminary Hazard Analysis and Hazops (Hazard Operability Study) have the tendency to have the unsafe condition findings more dominant than unsafe act findings but the observation method (such as STOP) has a tendency to have unsafe act findings more dominant. It is also indicated that the 2 companies were using incomplete methodology since all current methods that were used have a tendency to looking for the unsafe conditions but the accidents in the companies were majority resulted from unsafe acts.
To ensure an effective hazard control was implemented, each company should conduct evaluation on the current methods whether it was still adequate and was reflecting the company's problem (in term of the cause of company accidents).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Lolo
"Latar belakang : masih tingginya kasus keracunan makanan di Indonesia, data Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular, 2010 sebanyak 30 kasus keracunan di Indonesia disebabkan oleh makanan yang dihasilkan oleh jasa katering. Data Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2013 sebanyak 789 sarana 32,07 belum menerapkan cara produksi pangan yang baik untuk industri rumah tangga. Sebanyak 1560 IRTP 63,41 telah menerapkan cara produksi yang baik dan 111 sarana 4,51 tidak aktif berproduksi atau tutup sehingga penerapan HACCP wajib dilakukan oleh jasa penyedia makanan.Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran penerapan prinsip HACCP di katering ISS Wisma Rayah Cabang Sangatta, Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2017.Desain penelitian : pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif berdasarkan waktu termasuk dalam cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara dengan alat bantu daftar tilik, kamera yang berfungsi untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian, perekam suara untuk merekam hasil wawancara dengan informan.Hasil penelitian : katering ISS Wisma Rayah Cabang Sangatta, Kalimantan Timur sudah menerapkan sistem HACCP pada setiap aspek pengelolaan makanan, namun belum secara utuh.Saran : perlu diterapkan HACCP secara utuh di Katering ISS. Tahap pengemasan dan pendistribusian sebaiknya juga ditetapkan sebagai CCP dan semua hal yang berkaitan dengan CCP sebaiknya ditempel pada setiap area pengelolaan makanan.

Backround High frequency of food poisoning cases in Indonesia 30 of the total occurences of food poisoning according the Directorate General of Eradication of Infectious Diseases, 2010 were caused by catering services. Data for 2013 obtained by the Drug and Food Supervision Agency showed that 789 facilities 32,0 had not yet adopt good procedures for food processing within home industries. 1560 food home industries 63,41 had been adopting good procedures of food processing and 111 facilities 4,51 had been closed or stopped their production activities, so that application of HACCP must be conducted by catering services.Objective of the research Description of application of HACCP principles in catering services in ISS Wisma Rayah, Sangatta Branch, East Kalimantan. This research was conducted from Frebruary until March 2017.Research design The research approach adopted here is the qualitative approach, using cross sectional design. Data were collected by implementing observation and interviews with the aids of control lists, camera for documenting research activities, tape recorder for recording results of interviews with informants.Results of the research catering services in ISS Wisma Rayah, Sangatta Brach, East Kalimantan, had been implementing adopting HACCP system in every aspect of their food production, but they had not fully implement these aspects yet.Suggestion it is necessary to apply HACCP system comprehensively in ISS Catering. Packaging and distribution stages should also be conducted as CCP, and everything relating to CCP should be labeled and attached in every area of food production."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>