Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamaludin
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan intervensi untuk mengatasi permasalahan mengenai transfer of training pada Instansi Pemerintah "X". Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui kuisioner dalam pengumpulan data. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengaruh yang signifikan berasal dari lingkungan kerja, secara lebih spesifik berasal dari dukungan atasan. Berdasarkan hal tersebut, maka dirancang program intervensi untuk meningkatkan transfer of training, yaitu: (1) peningkatan dukungan atasan terhadap proses transfer of training, (2) pengembangan program-program komunikasi pegawai.

This study aims to develop an intervention to solve problem on transfer of training in a Goverment Institution. Method of this study is quantitative research, using questionnaires to collect the data. Results of the study reveal that the work environment, in specific supervisor support gives significant affect to the transfer of training. Based on this, finding an intervention program designed to enhance transfer of training, namely: (1) enhancing the supervisor support on the process of transfer of training, (2) the development of employee communications programs."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31481
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri
"Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki transfer of training di PT X dengan melihat faktor apa yang menyebabkan tidak terjadinya transfer of training. Penelitian dilakukan kepada 51 karyawan operasional yang telah mengikuti pelatihan dengan menggunakan metode kuantitatif. Alat ukur transfer of training, faktor peserta pelatihan dan faktor lingkungan kerja mengacu pada teori Broad dan Newstrom (1992). Dengan menggunakan analisis regresi, hasil penelitian menunjukkan faktor peserta pelatihan dan faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap transfer of training, yaitu 17,3% faktor peserta pelatihan dan 82,4% faktor lingkungan kerja. dengan demikian, faktor lingkungan kerja memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap transfer of training. Dari faktor lingkungan kerja, dimensi dukungan atasan memiliki pengaruh yang paling signifikan dan memiliki mean paling kecil yang menyebabkan tidak terjadinya transfer of training di PT X.. Berdasarkan hal tersebut maka dirancang program intervensi untuk memperbaiki transfer of training yaitu meningkatkan dukungan atasan melalui coaching.

This study aims to improve transfer of training in PT X by looking at what factors cause the transfer of training. The study was conducted at 51 operational employees have been trained using quantitative methods. Measuring instrument of transfer of training, trainees factors and environmental factors work refers to the theory of Broad and Newstrom (1992). By using regression analysis, the results showed factor trainee and work environment factors have a significant influence on the transfer of training, 17.3% for trainee factor and 82.4% work environment factors. Thus, work environment factors have a greater influence on the transfer of training. On work environment factors, the dimensions of supervisor support had the most significant effect and has the smallest mean that lead no transfer of training in PT X.. Based on these conditions, an intervention program designed to improve transfer of training is to increase supervisor support through coaching."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganis Mutiara Wiranegara
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan variabel perilaku kewargaan organisasi (PKO) pada PT. X dalam rangka menyusun intervensi yang tepat untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan PKO. Gaya kepemimpinan transformasional diukur menggunakan 20 item yang diadaptasi dari item yang mengukur dimensi kepemimpinan transformasional dalam Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.92, sedangkan perilaku kewargaan organisasi diukur dengan menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Podsakoff et al. (1990) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.81. Sejumlah 33 responden pada level jabatan non-staf hingga manajer terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisa regresi berganda didapatkan R= 0.611, F = 4.17, dfregresi = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, dengan signifikansi pada los 0.01. Gaya kepemimpinan transformasional mampu menjelaskan 37.4 % varians dalam PKO. Adapun dimensi yang memiliki hubungan paling kuat ialah Idealized Influence, dengan nilai korelasi 0.58, p = 0.003, signifikan pada los 0.01. Berdasarkan hasil ini, maka intervensi pelatihan gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan kepada dimensi Idealized Influenced dirancang dan diimplementasikan kepada level manajer dan penyelia. Berdasarkan hasil olah data didapatkan adanya kenaikan skor jumlah jawaban benar secara signifikan pada kelompok peserta manajer (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, signifikan pada los 0.05) dan kelompok peserta penyelia (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, pada los 0.05). Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi gaya kepemimpinan transformasional pada atasan sehingga mampu meningkatkan PKO pada bawahannya.

This study aimed to determine the relationship between transformational leadership style and organizational citizenship behaviour (OCB) in PT. X in order to design the right intervention to improve transformational leadership style in which it was expected to improve OCB. Transformational leadership style was measured using a 20-item scale adopted from Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) that measures the transformational leadership style with the reliability Alpha Cronbach 0.92, whereas OCB was measured using the scale adopted from OCB scale developed by Podsakoff et al. (1990) with the reliability Alpha Cronbach 0.81. Thirty-three respondents within the level of position ranging from non-staff to managers were involved. The results from multiple regression analysis showed the value of R= 0.611, F = 4.17, dfregressin = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, was significant within the level of significance 0.01. Furthermore, transformational leadership style can explain 37.4 % variance of OCB. The dimension of transformational leadership style that has the strongest relationship with OCB is Idealized Influence, with the correlation value of 0.58, p = 0.003, significance level of 0.01. Based on this results, transformational leadership training in which Idealized Influence were emphasized can be considered as the right intervention for managers and supervisors. Based on statistical analysis, it was found that there was a significant increase in the total score of right answers about transformational leadership style on the group of managers and (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, significant at los 0.05) and supervisors (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, significant at los 0.05). This result showed that there is an improvement in the participants’ knowledge of transformational leadership style. It is expected that this could improve the implementation of transformational leadership style in which it could also improve the occurance of employees organizational citizenship behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sarisusantini
"Penelitian ini difokuskan pada usaha untuk meningkatkan leader member exchange dari bawahan dan kepuasannya terhadap atasan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur leader member exchange yang diadaptasi dari Liden dan Maslyn (1998) dan faset kepuasan terhadap atasan dari Job Satisfaction Survey (Spector, 1997). Hasil analisis korelasi Pearson terhadap 35 orang bawahan di PT. X, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara leader member exchange dan kepuasan terhadap atasan (r = 0.522 dan signifikansi 0.001). Leader member exchange bawahan di PT. X tergolong rendah, oleh karena itu diusulkan intervensi coaching dari atasan kepada bawahan. Untuk itu, atasan perlu diberikan pelatihan dasar coaching dan buku panduan coaching. Walau sebatas sosialisasi kepada manajemen PT. X, tanggapan yang diberikan positif. Dengan demikian, pelatihan dan buku panduan coaching tersebut sesuai untuk diberikan kepada para atasan PT. X, sehingga diharapkan leader member exchange dan kepuasan terhadap atasan dapat meningkat.

This research is focused on the effort to improve leader member exchange from subordinate and their supervision satisfaction at PT. X. Measurement scale that is used in this research are leader member exchange scale from Liden and Maslyn (1998) and supervisory facet from Job Satisfaction Survey (Spector, 1997). Pearson correlation analysis from 35 subordinates at PT. X shows that there?s a positive and significant correlation between leader member exchange and supervisory satisfaction (r = 0.522 and significance 0.001). Leader member exchange from subordinates at PT. X are low, therefore coaching intervention from superordinate to subordinate was proposed. To that end, superordinate need to be given basic coaching training and guidance book about coaching. Although it just socialization to the management of PT. X, the response is positive. Coaching training and guidance book of coaching are suitable to be given at PT. X, so that leader member exchange and supervisory satisfaction are expected to increase.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30328
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ingke Prasisti
"Penelitian ini berfokus pada usaha untuk meningkatkan affective commitment to change pada karyawan Teknisi melalui transformational leadership atasan di perusahaan yang bergerak dalam bidang solusi ketenagalistrikan. Berdasarkan penggalian data awal, masalah yang muncul adalah adanya kecenderungan normative commitment to change karyawan Teknisi dalam mematuhi peraturan kedisiplinan akibat gaya kepemimpinan yang cenderung transactional, sehingga mereka patuh hanya jika merasa diawasi dan akan menerima punishment untuk pelanggaran yang dilakukan. Peneliti mengukur korelasi antara transformational leadership dan affective commitment to change dengan 18 orang partisipan Teknisi. Alat ukur transformational leadership yang digunakan pada penelitian ini (α = 0,980) diadaptasi oleh Rubin et al. (2005) yang berdasar pada alat ukur yang dikembangkan oleh Podsakoff et al. (1996). Sementara, alat ukur affective commitment to change yang digunakan (α = 0.809) merupakan versi adaptasi dari alat ukur commitment to change yang digunakan dalam penelitian Herscovitch dan Meyer (2002). Berdasarkan uji korelasi Kendall?s Tau (τ), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,606 (LOS 0,01), yang menunjukkan bahwa transformational leadership atasan berhubungan secara signifikan dengan affective commitment to change karyawan. Untuk itu dilakukan sebuah intervensi berupa workshop transformational leadership untuk meningkatkan perilaku transformational atasan dengan tujuan untuk meningkatkan affective commitment to change pada bawahan. Peneliti melakukan evaluasi workshop level dua dengan uji Wilcoxon Signed-Rank Test, diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan skor perilaku transformational atasan, meskipun tidak signifikan (Z = -1,826, p > 0,05).

This study is focused on the effort to improve affective commitment to change among Technicians through Coordinator?s transformational leadership in a company of power solution business. Based on initial diagnosis, the existing problem can be attributed to the tendency of normative commitment to change among Technicians in complying to discipline regulation as a result of superiors? transactional leadership style, which causes Technicians comply only when they perceive as being monitored and will receive punishment for violating the regulation. The correlation between transformational leadership and affective commitment to change was measured with 18 Technicians as participants. The transformational leadership instruments used in this study (α = 0,980) was adapted by Rubin et al. (2005) based on the one developed by Podsakoff et al. (1996), while the instrument used to measure employee affective commitment to change (α = 0.809) was an adapted version from the one used in Herscovitch and Meyer?s (2002) research. Based on Kendall?s Tau (τ) correlation test, correlation coefficient of 0,606 (LOS 0,01) was found, showing that superiors? transformational leadership is significantly and positively correlated to employees? affective commitment to change. Based on this result, an intervention program was conducted in the form of transformational leadership workshop to improve superiors? transformational leadership behavior, aimed at the improvement of employee affective commitment to change. The researcher conducted a second level workshop evaluation using the Wilcoxon?s Signed-Rank Test, showing that there was an increase in superiors? transformational behavior score, but not significant (Z = -1,826, p > 0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ines Titi Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention. Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada 32 Junior Engineer dengan menggunakan Job Satisfaction Survey (JSS), Organizational Commitment Instrument, dan Turnover Intention Questionnaire menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention (r squared = 0,651**, p<0,01). Peneliti merancang intervensi untuk meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada aspek komunikasi, karakteristik pekerjaan dan komponen afektif yang memberikan sumbangan terbesar dengan tujuan untuk menurunkan turnover intention. Ketiga aspek tersebut dipersepsikan rendah karena adanya hambatan komunikasi dengan atasan. Oleh karena itu, intervensi komunikasi efektif diberikan kepada Senior Engineer untuk meningkatkan persepsi komunikasi, karakteristik pekerjaan dan komponen afektif Junior Engineer yang diharapkan akan meningkatkan perilaku kepuasan kerja dan komitmen organisasi sehingga menurunkan turnover intention Junior Engineer. Hasil uji signifikansi perbedaan pre-test dan post-test menunjukkan intervensi signifikan meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi dan menurunkan turnover intention (t = 4,493*, p<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa penting untuk melakukan pelatihan komunikasi efektif pada Senior Engineer agar turnover intention Junior Engineer menurun.

This study is aimed to determine the effect of job satisfaction and organizational commitment on turnover intention. Based on multiple regression test of the 32 Junior Engineer using Job Satisfaction Survey (JSS), Organizational Commitment Instrument, dan Turnover Intention Questionnaire showed a significant effect of job satisfaction and organizational commitment on turnover intention (r squared = 0.651 **, p <0.01). The researchers design interventions to increase job satisfaction and organizational commitment on aspects of communication, job characteristics and affective components that contributed most to the objective to reducing turnover intention. These three aspect are low perceived due to the barriers of communication with superiors. Therefore, effective communication training interventions given to the Senior Engineer to improve the perception of communication, job characteristics and affective components on Junior Engineer that is expected to improve the job satisfaction and organizational commitment then reduce their turnover intention. The result of the significance test on the difference between pre-test and post-test show that the given intervention can improve the dimension of job satisfaction, organizational commitment and reducing turnover intention (t = 4.493 *, p <0,05). This result implies that it is important to conduct effective communication training for Senior Engineer in order to reduce Junior Engineer turnover intention."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Ema Delta
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Berdasarkan pre-eliminary test berupa kuesioner hambatan organisasi, menunjukkan bahwa secara umum terdapat kondisi team yang kurang baik pada PT. XYZ Syariah. Kondisi ini tidak selaras dengan budaya kerja PT. XYZ Syariah yaitu Jamaah (bekerja bersama-sama). Kondisi team yang kurang baik dipengaruhi antara lain karena kapasitas leader yang kurang mumpuni dalam mengelola bawahan. Hal ini dibuktikan dengan mengukur hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Leadership practices di ukur dengan menggunakan Leadership Practices Inventory yang terdiri dari 30 item (=0,967) dan Team Effectiveness dengan menggunakan Five Function Team yang terdiri dari 15 item ( = 0,924).
Hasil penelitian pada 41 orang pegawai dari 8 divisi menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dan team effectiveness (r = 0,627**,p<.0,01). Berarti semakin tinggi leadership practices maka akan semakin tinggi pula team effectiveness. Peneliti kemudian merancang intervensi yang dapat meningkatkan persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan berupa pelatihan kepemimpinan kepada para atasan, yang diharapkan dapat meningkatkan team effectiveness pada bawahannya.

This research aims to determine the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Based on a eliminary pre-test questionnaire organizational blockages, suggesting that in general there is a lack of teamwork condition at PT. XYZ Sharia. These condition not in line with the PT. XYZ Sharia culture which is jamaah (working together). Unfavorable conditions affected team partly because of the capacity of leader who not qualified enough to manage subordinates. This hypothesis is verified by measuring the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Leadership practices was measured with Leadership Practices Inventory which consists of 30 items ( = 0,967) and Team Effectiveness was measured Five Function Team consisting of 15 items ( = 0,924).
Results of the study on 41 employees from eight divisions showed there is a positive significant relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices and team effectiveness (r = 0,627 **, p <0,01), which means the higher leadership practices the higher team effectiveness. Researchers then design interventions that can improve the perception of subordinates to superiors leadership practices provide leadership training to their superiors, and with these intervention should improving team effectiveness at their subordinat.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31225
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Natalius
"Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bergerak sebagai developer yang
memiliki proyek-proyek di DKI Jakarta pada tahap konstruksi dengan
karakteristik proyek berskala besar, kompleksitas yang tinggi, schedule proyek
yang pendek dan ukuran tim yang besar. Manajer proyek dituntut memiliki
kepemimpinan yang mampu menciptakan kerjasama tim yang efektif dalam
mencapai kesuksesan waktu proyek. Model kepemimpinan diwakili oleh
kepemimpinan transaksional dan transformasional yang mempengaruhi
komunikasi, kolaborasi dan keutuhan tim (kerjasama tim) dan kinerja waktu
proyek.

Abstract
This research was conducted in a company engaged as developers who have
projects in Jakarta during the construction phase with the characteristics of large
scale projects, high complexity, short project schedule and large team size. The
project manager has to have leadership that is able to create effective teamwork in
achieving project success. Leadership model represented by transactional and
transformational leadership that affects communication, collaboration and
cohesiveness of the team (teamwork) and project time performance."
2011
T29931
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilullah
"Tesis ini membahas tentang pelatihan kepemimpinan dalam perspektif kepemimpinan profetik. Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis verbatim, menggunakan dua orang tim pakar sebagai penilai. Hasil dari penelitian ini berupa muatan kepemimpinan profetik, proses transfer materi pelatihan dan rekomendasi kurikulum pelatihan kepemimpinan profetik pada pelatihan kepemimpinan organisasi kepemudaan. Secara khusus, distribusi materi pada kurikulum pelatihan kepemimpinan di tiga organisasi kepemudaan yaitu IPNU (aspek kompetensi 65 %, aspek etika 35 %), KAMMI (aspek kompetensi 62%, aspek etika 38 %), dan HMI (aspek kompetensi 52 %, aspek etika 48 %).

This Thesis discusses leadership training in Prophetic Leadership perspective. Analysis in this study uses a qualitative method of analysis techniques verbatim, using a two-person team of experts as assessors. The results of this study in the form of charge prophetic leadership, the process of transfer of training materials and recommendations prophetic leadership training curriculum on youth leadership training organization. In particular, the distribution of matter in the leadership training curriculum in three youth organizations namely IPNU (65% competence aspects, ethical aspects 35%), KAMMI (62% competence aspects, ethical aspects 38%), and HMI (52% competence aspects, ethical aspects 48%)"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wutun, Rufus Patty
"Keprihatinan para ahli bahwa masyarakat industri kini dipimpin para manajer tanpa kepemimpinan menjadi topik menarik untuk diperlajari para teoritisi dan praktisi perusahaan (Bennis & Nanus, 1985). Dari sudut pandang teoritik sudah tentu mereka akan berurusan dengan upaya menjelaskan secara ilmiah mengenai gejala-gejala seperti pemogokan, tingginya tingkat absensi, turn over, ketiadaan gagasan yang inovatif dan kreatif dan lainnya. Sedangkan dari sudut praktisi perusahaan tentu mereka pun berurusan dengan upaya-upaya praktis untuk memecahkan masalah-masalah akibat perubahan yang bersifat global.
Manusia, yang pada dasarnya berada dalam dunia nyata dan abstrak, tidak bisa tidak dan hanya dapat memecahkan masalahnya dengan memadukan kedua wilayah pandang di atas. Maka salah satu usaha adalah mencari ciri manajer yang pemimpin. Ia adalah manajer yang bervisi dan mampu mengkomunikasikannya, tahu membaca perubahan, berani melakukan perubahan dan melembagakannya. Ia pun mampu menginspirasi dan memimpin organisasi mewujudkan visinya menuju arah baru. Pribadi pemimpin yang demikian tepatnya berfigur transformational leader.
Kajian ini menggambarkan kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" menurut persepsi karyawan bank pemerintah (BUMN) dan bank swasta nasional. Proses penelitiannya melibatkan 570 responden berasal dari 4 bank pemerintah dan 6 bank swasta nasional. Kesepuluh bank tersebut meliputi tiga kategori; peringkat atas, menengah, dan bawah. Data diperoleh dengan menggunakan multifactor leadership questionnaire (MLQ) 5 X- R karya Bass dan Avalio (1991).
Hasil kajian menunjukkan hirarki kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" sebagai trans-formational, transactional, dan laissez-faire. Sedangkan profil kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" umumnya dipersepsi karyawan sebagai extra effort, attributed charisma, inspirational motivation, dan management by exception passive. Menarik untuk disimak khusus profil contingent reward dan management by exception passive. Mean score contingent reward untuk "seharusnya" lebih rendah dari yang "sekarang", walaupun keduanya berada pada kategori sedang. Sedangkan kepemimpinan management by exception passive berada pada kategori tinggi untuk "seharusnya" dan sedang untuk "sekarang". Lagipula mean score untuk profit tersebut tinggi dibanding profit tipe transactional lainnya. Demilaan pula dengan tipe laissez-faire.
Analisis interkorelasi antar subfaktor transformational menunjukkan indeks koretasi amat kecil, akibatnya perbedaan antar subfaktor tersebut sangat tipis. hipotesis mengenai kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" antara karyawan manajerial dan operasional, antara karyawan bank pemerintah dan bank swasta nasional menemukan hasil tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menggambarkan perilaku bisnis perbankan tidak dipengaruhi oleh status kepemilikan. Juga mengindikasikan perhatian dan pertakuan pemerintah relatif tidak membedakan antar keduanya. Berkaitan dengan perbedaan hirarkhis, menggambarkan kondisi kepemimpinan dipengaruhi budaya paternalistik yang berorientasi vertikal. Akibatnya, kepemimpinan atasan menjadi model yang dipolakan.
Dalam kaitan dengan kepemimpinan contingent reward, menggambarkan perilaku bertransaksi kurang diberi prioritas. Banyak transaksi terjadi secara konvensional. Dasarnya saling percaya diantara mereka. Ini menunjukkan pertimbangan relasi sosial lebih penting daripada relasi bisnis. Hubungan insani lebih penting daripada hubungan tugas. Kondisi ini juga menjelaskan bahwa produk politik menempatkan atas hak kerja dan pemerataan kesempatan bekerja bagi warga negara menjadi pertimbangan penting dalam seleksi. Karenanya pengambilan keputusan dalam seleksi cenderung mendahulukan pertimbangan dimensi ekonomi, politik, stabilitas, dan kemudian baru diikuti pertimbangan kualitas calon karyawan.
Hasil lain, juga mengisyaratkan perbaikan kualitas alat pengukuran agar lebih mampu membedakan domain setiap subfaktor kepemimpinan transformational. Selain itu, perlu ada studi lanjutan mengenai pengaruh misi politik terhadap perilaku kepemimpinan organisasi baik perusahaan pemerintah maupun swasta nasional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>