Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ria Avriyanty
"Youtube kini telah menjadi salah satu situs internet pilihan yang digunakan untuk bertukar informasi dalam bentuk video. Terlebih lagi, situs ini memberikan akses yang mudah bagi penggunanya untuk berkomentar secara bebas dan direktif terhadap video yang ditonton. Dalam skripsi ini, penulis akan membahas video musik If I Were a Boy (2010) karya Beyonce Knowles beserta komentar penontonnya di Youtube. Penulis berpendapat bahwa secara tekstual video musik ini menciptakan konstruksi tersendiri, yakni menguatkan norma patriarki yang ada di masyarakat. Berbeda dengan penelitian yang sudah banyak dilakukan, penulis tidak berhenti pada tahap ini. Dengan menerapkan konsep encoding-decoding milik Stuart Hall (1973), penulis melihat adanya sikap kritis penonton yang ditunjukkan melalui banyaknya jumlah respon. Terkait dengan tiga posisi penonton milik Hall, penulis menemukan sedikit perbedaan dari segi jumlah responden yang menempati masing-masing posisi tersebut. Pada kenyatannya, fenomena ini merupakan bentuk nyata dari adanya cyberculture dimana penonton memanfaatkan Youtube sebagai sebuah ruang untuk memaknai teks digital dan bernegosiasi dengan stereotip gender dengan memberikan respon.

Youtube is one of the favorite sites to share videos. Moreover,it facilitates the users to give a free and direct comment toward the videos they watch. This undergraduate thesis examines the music video entiled If I Were a Boy (2010) by Beyonce Knowles as well as the authentic responses from the viewers in Youtube. I argue that this music video creates a conventional gender construction which perpetuates the patriarchal norms in the society. As an attempt to give a new perspective on the similar kind of research, I do not stop at this point. Applying the concept of encoding-decoding by Stuart Hall (1973), I found the audience's being critical which can be seen from the total number of the responses and the controversy within. In accordance to the three hypothetical position argued by Hall, I found a different portion of the audience in each position. As a matter of fact, this phenomenon contributes to the cyberculture in which Youtube is seen as a functional space to make meaning of a digital text and negotiate with the constructed stereotype by giving comments."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43276
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Agustiono
"Penelitian ini bertujuan menganalisis sebuah video musik tahun 2015 berjudul Lughat al’Alam, yang diunggah oleh perusahaan rekaman bernama Awakening. Video yang telah ditonton lebih 23 juta kali di situs Youtube ini memunculkan beragam komentar dari para penonton. Banyak yang mengomentari video musik tersebut sebagai sebuah pesan yang mampu mengingatkan mereka akan pentingnya seorang ibu dalam kehidupan mereka. Ada pula yang berkomentar bahwa bukan hanya ibu, melainkan ada seorang ayah yang tidak seharusnya kita lupakan, karena beliau juga memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Secara singkat, video ini menggambarkan tentang rasa peduli, cinta, kasih, dan sayang seorang ibu kepada anakanaknya. Selain itu, selayaknya fungsi musik sebagai sarana penghibur diri, perusahaan Awakening mengharapkan timbal balik yang bagus dari para penonton melalui lagu ini. Untuk membuktikan hal tersebut, dilakukan penelitian yang berfokus pada komentar-komentar yang ditinggalkan penonton setelah menonton video musik Lughat al’Alam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif berdasarkan teori resepsi dan fungsi musik. Hasil dari penelitian ini menemukan fakta bahwa para penonton memiliki sikap kritis terhadap halhal yang tidak sesuai dengan realitas mereka. Oleh karena itu, penggunaan teori resepsi dirasa sangat sesuai dalam mengklasifikasikan posisi penonton dalam menggunakan media sosial. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa secara keseluruhan para penonton berada pada posisi hegemoni dominan. Hal tersebut menegaskan bahwa Mereka dapat menerima pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan secara apa adanya.

This research aims to analyze a 2015 music video titled Lughat al'Alam, uploaded by a record company called Awakening. The video, which has been watched more than 23 million times on Youtube, generated a variety of comments from viewers. Many commented on the music video as a message that reminded them of the importance of a mother in their lives. Others commented that not only a mother, but a father that we remembered, because he also has an important role in raising and educating his children. In short, this video describes a mother's care, love, and affection for her children. In addition, as music functions for self-comfort, Awakening company expects good reciprocity from the audience through this song. To prove this, research focused on comments left by viewers after watching Lughat al'Alam's music video. This research uses descriptive-qualitative method based on reception theory and music function. The results of this research found that the audience has a critical attitude towards things that are incompatible with reality. Therefore, the use of reception theory is considered very appropriate in classifying the position of the audience in using social media. The research as well as found that overall the audience was in a dominant hegemony position. This confirms that they can receive messages sent by the sender of the message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Agustiono
"Penelitian ini bertujuan menganalisis sebuah video musik tahun 2015 berjudul Lughat al’Alam, yang diunggah oleh perusahaan rekaman bernama Awakening. Video yang telah ditonton lebih 23 juta kali di situs Youtube ini memunculkan beragam komentar dari para penonton. Banyak yang mengomentari video musik tersebut sebagai sebuah pesan yang mampu mengingatkan mereka akan pentingnya seorang ibu dalam kehidupan mereka. Ada pula yang berkomentar bahwa bukan hanya ibu, melainkan ada seorang ayah yang tidak seharusnya kita lupakan, karena beliau juga memiliki peranan yang tidak kalah penting dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Secara singkat, video ini menggambarkan tentang rasa peduli, cinta, kasih, dan sayang seorang ibu kepada anakanaknya. Selain itu, selayaknya fungsi musik sebagai sarana penghibur diri, perusahaan Awakening mengharapkan timbal balik yang bagus dari para penonton melalui lagu ini. Untuk membuktikan hal tersebut, dilakukan penelitian yang berfokus pada komentar-komentar yang ditinggalkan penonton setelah menonton video musik Lughat al’Alam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif berdasarkan teori resepsi dan fungsi musik. Hasil dari penelitian ini menemukan fakta bahwa para penonton memiliki sikap kritis terhadap halhal yang tidak sesuai dengan realitas mereka. Oleh karena itu, penggunaan teori resepsi dirasa sangat sesuai dalam mengklasifikasikan posisi penonton dalam menggunakan media sosial. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa secara keseluruhan para penonton berada pada posisi hegemoni dominan. Hal tersebut menegaskan bahwa Mereka dapat menerima pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan secara apa adanya.

This research aims to analyze a 2015 music video titled Lughat al'Alam, uploaded by a record company called Awakening. The video, which has been watched more than 23 million times on Youtube, generated a variety of comments from viewers. Many commented on the music video as a message that reminded them of the importance of a mother in their lives. Others commented that not only a mother, but a father that we remembered, because he also has an important role in raising and educating his children. In short, this video describes a mother's care, love, and affection for her children. In addition, as music functions for self-comfort, Awakening company expects good reciprocity from the audience through this song. To prove this, research focused on comments left by viewers after watching Lughat al'Alam's music video. This research uses descriptive-qualitative method based on reception theory and music function. The results of this research found that the audience has a critical attitude towards things that are incompatible with reality. Therefore, the use of reception theory is considered very appropriate in classifying the position of the audience in using social media. The research as well as found that overall the audience was in a dominant hegemony position. This confirms that they can receive messages sent by the sender of the message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Rostitaputri
"Tesis ini membahas konstruksi pesan politik melalui video musik, yaitu video speech composing bertema Pilpres 2014 dalam YouTube. Dipilih tiga video yang dipublikasikan pada masa kampanye Pilpres 2014, sehingga ketiganya menampilkan kedua pasangan Capres-Cawapres, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, beserta tokoh politik, dan public figure lainnya. Semiotika Roland Barthes digunakan sebagai teori dan metode penelitian.
Hasil penelitan ini ditemukan bahwa tanda-tanda digunakan untuk mengonstruksi pesan politik berdasarkan tayangan yang bermuatan politik di televisi, dipadukan dengan pengetahuan dan keinginan subjektif dari kreatornya. Dengan menyertakan unsur parodi, pesan politik dalam ketiga video tersebut berusaha menggugah kesadaran masyarakat tentang karakteristik pemerintahan yang semestinya, ketertiban menjalani demokrasi di Indonesia, menggunakan hak suaranya, dan menjaga kondisi yang kondusif, tenang, rukun, dan harmonis pada masa Pilpres 2014.

This thesis discusses construction of political message through music video, that is speech composing video with Presidential Elections 2014 theme in YouTube. These three chosen videos was published during Presidential Elections 2014 campaign, that showed the two pairs of candidate, Prabowo-Hatta and jokowi-JK, along with other politicans and public figures. Roland Barthes Semiotics used as theory and research methods.
The result of this study showed that signs is used to construct political message based on political programs in television, combined with the knowledge and subjectivity of its creator. Enclosing the element of parody, the political message on these videos tried to arouse the public awareness about the ideal government and undergoing the democracy in Indonesia with impeccable, using the voting rights, and keep the peace, condusive, and harmonious condition during the Presidential Elections 2014.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dave Ependi
"Format iklan video di internet yang sedang popular saat ini adalah pre-roll video advertising, yang marak digunakan melalui situs YouTube, dalam bentuk dapat dihindari maupun tidak. Format iklan ini dikategorikan sebagai iklan intrusif yang dapat menimbulkan kejengkelan khalayak. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pendapat dan sikap khayalak terhadap penggunaan pre-roll video adversiting yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi pada tweet. Peneliti mengumpulkan 839 tweet yang mengandung kata kunci di periode satu bulan. Analisa isi menunjukkan hasil bahwa mayoritas pengguna membangun sikap negatif terhadap bentuk iklan ini. Kemudian, dilakukan wawancara mendalam yang menemukan adanya faktor-faktor seperti eksekusi, konten, dan interaksi dua arah yang dapat mengurangi rasa terganggu dan sikap menghindar.

One popular format of online video advertising is pre-roll video advertising which now recurrently used in YouTube site, both in skippable and non-skippable forms. This form of advertising can be categorized as intrusive and could cause irritation and advertising avoidance behavior. This research aims to portray consumers’ opinion toward the using of pre-roll video advertising by utilizing content analysis method in analyzing tweets. Researcher gathers 839 tweets that contains the keywords within one month period. The findings show that majority of digital users have negative attitudes toward pre-roll video advertising. Subsequently, the study utilizes in-depth interviews which finds several factors, including: execution, content, and interactivity that could reduce irritation and advertising avoidance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ivan
"Tesis ini membahas tentang produksi pesan video di Youtube. Produksi pesan video blogging dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana isu-isu agama dikemas dalam sebuah video. Dengan menggunakan analisis tekstual kualitatif melalui metode analisis wacana Teun Van Dijk ditemukan (1) bahwa produksi pesan video sangat berkaitan erat dengan latar belakang, pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai budaya pembuat video. (2) Bahwa gaya bicara langsung, lugas, dan berterus terang merepresentasikan budaya low context yang secara tidak langsung menggambarkan nuansa liberalisme pemikiran yang kental. (3) Penggunaan humor dan bahasa vulgar yang tertanam dalam video merupakan pendukung utama penyampaian pesan.

This thesis discusses the production of video message on YouTube. Video blogging message production shows how religious issues are packed in the video. By using qualitative textual analysis through Teun Van Dijk discourse method found; (1) video messages production are intimately associated with the background, knowledge, experience, and cultural values of the video maker (2) That the direct speaking style, to speak fluent, and fortright represent a low context culture, which indirectly describes liberalism thought (3) The use of humor and vulgar language embedded in the video is the main support to delivery the messages."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noveliyati Sabani
"Penelitian ini membahas pemaknaan representasi kekayaan pada konten video di jejaring sosial YouTube Atta Halilintar sebagai YouTuber nomor satu di Indonesia tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada mahasiswa Universitas Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam kepada enam informan. Teori yang digunakan adalah Teori Pemaknaan Khalayak oleh Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan dalam memaknai kekayaan yang direpresentasikan Atta Halilintar pada video YouTubenya, informan berada pada posisi dominan dan oposisi. Pada posisi dominan informan memaknainya sebagai konten yang berisikan nilai pantang menyerah, optimisme dan kedermawanan. Adapun informan pada posisi oposisi memaknainya sebagai konten bernilai kesombongan dan pamer, pelopor gaya hidup mewah, cukup menghibur, pengakuan dan eksistensi diri, kemubaziran, menimbulkan rasa iri serta pencarian popularitas. Dalam konteks ini, meski kekayaan berkaitan dengan ekonomi, tetapi faktor ekonomi tidak mendominasi informan dalam memberikan pemaknaan, melainkan latar belakang pendidikan.

This study discusses the reception of wealth representation in video content on the Atta Halilintar YouTube channel as YouTuber Number 1 in Indonesia in 2019. In exploring the reception, this study uses qualitative research with a phenomenological approach to various backgrounds of Universitas Indonesia students. Data collection in this study used in-depht interviews with six informants. The theory used is Reception Theory by Stuart Hall. The results show that in interpreting the wealth represented by Atta Halilintar in his YouTube video, the informant is in a dominant and opposition position. In the dominant position, the informants interpret it as content that contains the value of never giving up, optimism and generosity. The informants in the opposition position interpret it as content that contains the value of arrogance and showing off, a pioneer of lavish lifestyle, quite entertaining, self-recognition and existence, redundancy, an impetus for envy, and a search for popularity. In this context, although wealth is related to the economy, economic factors do not dominate the informant in providing meaning, but rather the educational background.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri
"Penelitian ini membahas mengenai konstruksi identitas etnis dalam proses produksi video YouTube bertema etnis Indonesia-Tionghoa oleh kreator dengan latar belakang etnis yang sama. Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran Sirkuit Budaya dari du Gay 2013 dengan fokus pada interaksi antara momen produksidengan identitas dan konsumsi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dan analisis isi kualitatif video produksi para kreator YouTube.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konstruksi identitas etnis pada video bertema etnis Indonesia Tionghoa di YouTube mengalami negosiasi antara idealisme dan kebutuhan komersial kreator. Penelitian ini juga menemukan bahwa konstruksi identitas etnis dilatarbelakangi proses produksi yang berhubungan dengan momen identitas dan konsumsi pada tingkatan saluran dan individu kreator. Hubungan yang terjadi bersifat sangat kompleks dengan status kreator sebagai etnis Indonesia-Tionghoa sebagai topik sensitif di masyarakat.

This research discusses about ethnic idenitity construction in production process of Chinese Indonesia themed video by YouTube creator from the same ethnic. This study draws from du Gay, et al. 2013 argument about circuit of culture. Using qualitative approach, this study examines the interaction between production, identity, and consumption moments. This study applies social construction strategy and collect data through contextual content analysisand in depth interviews with on three YouTube creators from three different channels.The result shows that construction of Chinese Indonesian identity in the video and production process is compromised between creators rsquo idealism to show resistance about the stereotypes and commercial need to get user views that led to advertising revenue. This research also learns that identity construction in the video is interwined between moment of production, moment of identity and consumption in both channel level and individual level of the creator. The relationship between these three moments is very complex in regard to Chinese Indonesian as a sensitive topic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Annisa
"Robin adalah seorang pria berprofesi sebagai petugas layanan pelanggan Albert Heijn yang memiliki tugas sebagai pemandu acara dalam setiap percakapan dengan narasumber dalam video Robin Zoekt Het Uit. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menganalisis lima video Robin Zoekt Het Uit di Youtube pada tahun 2019. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori ragam bahasa pria yang dikemukakan oleh Dede Brouwer. Penelitian ini mengulas tentang bagaimana ciri-ciri ragam bahasa pria pada idiolek Robin yang berprofesi sebagai petugas layanan pelanggan Albert Heijn dalam video Robin Zoekt Het Uit. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa ciri ragam bahasa pria yang paling menonjol di dalam idiolek Robin adalah penggunaan jawaban ‘Iya’ yang dapat digantikan dengan ‘Oke', ‘Aah’ atau ‘Oh’. Hal ini dilakukan sebagai bentuk jawaban, atau pemahaman serta antusiasme terhadap percakapannya dengan lawan bicara. Ciri lain yang terlihat mencolok adalah pertanyaan diajukan secara langsung, spesifik dan tidak menggunakan kata yang sulit. Ketiga ciri tersebut menunjukan bahwasannya Robin-yang mewakili pria- tidak ingin bertele-tele dalam menyampaikan suatu hal. Berfokus pada hal teknis dengan menggunakan kata-kata sederhana membuat percakapan lebih mudah dimengerti dan dipahami.

Robin is a man who works as a customer service officer in Albert Heijn who has the duty to guide the show in every conversation with the interviewees in Robin Zoekt Het Uit video. This study used the qualitative method alongside with descriptive approach to analyze five videos of Robin Zoekt Het Uit on Youtube in 2019. The theory used in this study is male language theory by Dede Brouwer. The study discusses how the characteristics of male language varies in Robin's idiolect who works as Albert Heijn’s customer service officer in the Robin Zoekt Het Uit video. The results of the study state that the most prominent feature of male language in Robin's idiolect is the use of the answer 'Yes' which can be replaced with 'Oke', 'Aah' or 'Oh'. This is done as a form of answer, or understanding and enthusiasm for his conversations with the interlocutors. Another striking feature is that the questions are asked directly, specifically and do not use difficult words. These three characteristics show that Robin- who represents men- does not want to be rambling in conveying things. Focusing on technicalities using simple words makes conversations easier to digest and understand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaziah Nurika Akhni
"ABSTRAK
Makalah ini melaporkan analisis tentang penggambaran peran gender perempuan dalam video musik terbaru tahun 2015 oleh grup band perempuan asal Korea (termasuk Girl’s Day’s Hello Bubble, SNSD’s Lion Heart, Oh My Girl’s Cupid, Miss A’s Only You, dan Red Velvet’s Ice Cream Cake). Video musik populer Korea telah mendominasi ruang media Asia selama dua dekade terakhir, dan telah menjadi agen yang berpotensi dalam membentuk pandangan masyarakat tentang pengertian gender. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggambaran peran gender sekaligus memvalidasi stereotip, serta, pandangan masyarakat tentang kekuatan perempuan dalam masyarakat bersangkutan melalui gambar yang ditampilkan dalam video. Dengan menggunakan mise-en-scene dalam studi film dan kategori Erving Goffman tentang penggambaran perempuan di media (1979), penelitian ini mengungkapkan bahwa representasi perempuan dalam video menggambarkan kategori Goffman tentang representasi perempuan di media, juga stereotip peran gender dalam masyarakat. Representasi perempuan yang melakukan peran gender memvalidasi stereotip gender, dan juga merefleksikan nilai perempuan dalam masyarakat.

ABSTRACT
This paper reports an analysis on gender roles portrayals of women in recent 2015 Korean girl group music videos (including Girl’s Day’s Hello Bubble, SNSD’s Lion Heart, Oh My Girl’s Cupid, Miss A’s Only You, and Red Velvet’s Ice Cream Cake). Korean popular music videos have been dominating Asian media space for the last two decades, and have become a potential agent in shaping the society’s view on gender notions. This research aims to examine the gender roles performances which are validating stereotypes, as well as, society’s view on women’s power in the respected society through the images portrayed in the videos. By using mise-en-scene in film studies and Erving Goffman’s depictions of women images in media (1979), this study reveals that the representations of women in the videos portray Goffman’s depictions of women images and also the stereotypical gender roles performances. The images of women performing gender roles are validating gender stereotypes, and are also suggesting a reflection of women’s value in the society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>