Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tan, Jenifer Laurensius
"Luffa acutangula (L.) Roxb. merupakan tumbuhan yang telah diteliti akan potensi aktivitas antidiabetesnya di luar Indonesia dan secara empiris telah digunakan di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti efek hipoglikemik ekstrak etanol 70% buah oyong terhadap mencit yang dibebani glukosa. Ekstrak etanol buah oyong diskrining kandungan fitokimianya dan distandardisasi melalui ciri organoleptik, kadar fenolat total, kadar abu total dan kadar abu tidak larut dalam asam, serta susut pengeringan. Dua puluh lima ekor mencit galur ddY dikelompokkan menggunakan rancangan acak sederhana menjadi 5 kelompok, yaitu kontrol induksi glukosa, kontrol metformin (sebagai kontrol pembanding), dan 3 kelompok ekstrak etanol buah oyong (13,35; 26,69; dan 53,38 mg/20 g bb mencit). Setelah dipuasakan selama 16 jam, semua mencit diberikan bahan uji yang sesuai lalu dibebani glukosa monohidrat sebesar 2,2 g/kg bb mencit. Kadar glukosa darah diukur setelah puasa, tiga puluh menit setelah pemberian bahan uji, dan berturut-turut pada menit ke-30, 60, 90, dan 120 setelah pemberian glukosa menggunakan glukometer AccuChek Advantage II. Pemberian ekstrak etanol buah oyong dengan dosis 26,69 dan 53,38 mg/20 g bb mencit dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna pada menit ke-60 dan 90 setelah pemberian glukosa dengan persentase penurunan kadar glukosa darah sebesar 16-18%.

Luffa acutangula (L.) Roxb. is a plant which has been screened for its antidiabetic potential outside Indonesia and widely used in Indonesia. The aim of this study was to investigate the hypoglycemic effect of 70% ethanol extract of ridged gourd in glucose loaded mice. The extract was screened for its phytochemical constituents and standardized through organoleptic characteristic, total phenolic content, total ash value and acid insoluble ash value, and loss on drying. Using simple randomized design, twenty five ddY mice were divided into 5 groups: glucose induced control, metformin control (as a comparison), and 3 ridged gourd fruit extract groups (13,35; 26,69; and 53,38 mg/20 g b.w. mouse). After being fasted for 16 hours, all mice were administered with test samples and loaded with glucose monohydrate (2,2 g/kg b.w. mouse). Blood glucose concentration was measured after fasting, thirty minutes after administration, and subsequently at 30, 60, 90, and 120 minutes after glucose load using glucometer AccuChek Advantage II. Administration of the extract at dose level of 26,69 and 53,38 mg/20 g b.w. mouse were able to lower blood glucose concentration significantly at 60 and 90 minutes after glucose load with blood glucose concentration lowering percentage about 16-18%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Retno Wijayanti
"Buah oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb.) merupakan tanaman yang secara empiris memiliki efek diuretik, sehingga diduga memiliki efek antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihipertensi dari ekstrak etanol 70% buah oyong pada tikus putih jantan yang diinduksi larutan NaCl. Tiga puluh ekor tikus putih jantan galur Sprague-Dawley dibagi dalam enam kelompok yaitu kontrol normal, kontrol induksi, kontrol Tensigard®, dan tiga kelompok dosis ekstrak buah oyong. Induksi larutan NaCl (3,75g/kg bb) diberikan pada setiap kelompok perlakuan, kecuali kelompok kontrol normal, secara per oral selama 14 hari. Pada hari ke-15 dilanjutkan pemberian sediaan uji berupa larutan CMC 0,5% (kontrol normal dan induksi), Tensigard®, dan ekstrak buah oyong dengan dosis 274,5; 411,75; dan 617,62 mg/200g bb hingga hari ke-28. Pengukuran tekanan darah sistol, diastol, dan arteri rata-rata dilakukan pada hari ke-14, 21, 24, dan 28 menggunakan alat pengukur tekanan darah non-invasif CODA®. Penelitian dilanjutkan dengan pengukuran volume urin 24 jam untuk melihat efek diuretik. Hasil analisis pengukuran tekanan darah menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% buah oyong dapat menurunkan tekanan darah sistol, diastol, dan darah rata-rata secara bermakna pada hari ke-24 pengujian, namun hasil analisis pengukuran volume urin 24 jam tidak menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok.

Gourd fruit (Luffa acutangula (L.) Roxb.) is the crop that empirically has diuretic effect, so it might be had antihypertensive effect. This research aimed to know the antihypertensive effect of 70% ethanol extract of ridged gourd fruit in sodium chloride induced white male rats. Thirty male rats strain Sprague-Dawley were divided into six groups of 5 animals each were used and administered orally with CMC liquid 0,5% (normal control), NaCl liquid 3,75 g/kg bw (induced control), Tensigard ® (Tensigard® control), and three groups of gourd fruit extract. Sodium chloride liquid as inducer was administered orally for 14 days, then continued by giving the gourd fruit extract (274,5; 411,75; and 617,62 mg/200g bw), Tensigard®, and CMC 0,5%. The blood pressure (systole, diastole, and arterial blood pressure) was measured on the day 14th, 21st, 24th, and 28th using CODA® non-invasive blood pressure. After that, the research was followed by measurement of the urine volume in 24 hours to know the diuretic effect. Result from analysis of blood pressure data showed that the 70% ethanol extract of gourd fruit could significantly reduce blood pressure (systole, diastole, and average blood pressure) on hypertensive rats in days 24th, however result of the analysis urine volume in 24 hours did not show significant difference inter-group."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42854
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prawita Lintang Larasati
"ABSTRAK
Daun alpukat (Persea americana Mill) dan buah oyong (Luffa acutangula (L.)
Roxb.) merupakan tanaman yang secara empiris digunakan untuk berbagai
penyakit, salah satunya diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
penurunan kadar glukosa darah kombinasi ekstrak etanol daun alpukat dan buah
oyong pada mencit. Dua puluh empat ekor mencit putih jantan galur ddY yang
dibagi dalam enam kelompok. Mencit dipuasakan ±16 jam, kemudian diukur
kadar glukosa darah puasa, lalu diberikan ekstrak daun alpukat, ekstrak buah
oyong, ekstrak kombinasi, metformin HCl, dan larutan CMC 0,5%. Tiga puluh
menit setelahnya, diukur kembali kadar glukosa, lalu diberikan glukosa 2 g/kg bb
peroral. Pengukuran dilakukan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pemberian
glukosa. Kadar glukosa darah diukur menggunakan glukometer Accu-Chek
Active®. Pemberian kombinasi ekstrak 1, daun alpukat 50 mg/kg bb dan buah
oyong 200 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna
secara statistik pada setengah jam setelah pemberian glukosa, sedangkan
kombinasi ekstrak 2, daun alpukat 100 mg/kg bb dan buah oyong 200 mg/kg bb
dapat menurunkan kadar glukosa darah yang bermakna pada satu jam setelah
pemberian glukosa.

Abstract
Avocado leaves (Persea americana Mill ) and ridge gourd fruit (Luffa acutangula
(L.) Roxb) is a plant that empirically used for various diseases, one of them is
diabetes. The aim of this research was to know the blood glucose lowering effect
of combination extract ethanol avocado leaves and ridge gourd fruit on mice.
Twenty-four of ddY mice white male which was divided into six groups. Each
mice was fasted for ±16 hours, then measured blood glucose levels of fasting, and
administered extract avocado leaves, extract ridge gourd fruit, extract
combinations, metformin HCl, and CMC liquid 0,5%. Thirty minutes later,
measured back glucose levels, and administered glucose 2 g/ kg bw orally. Blood
glucose then was measured in 30, 60, 90, and 120 minutes after glucose
administration. Blood glucose was measured using Accu-Chek Active®
glucometer. Combination extract 1, avocado leaves 50 mg / kg bb and ridge gourd
fruit 200 mg/ kg bw was able to lower glucose levels in 30 minutes after glucose
administration, while combination extract 2, avocado leaves 100 mg / kg bw and
ridge gourd fruit 200 mg/ kg bw was able to lower blood glucose levels in one
hour after glucose administration."
Universitas Indonesia, 2012
S42765
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Purwanti
"Hiperlipidemia merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner yang berbahaya. Oyong termasuk dalam marga luffa telah diteliti memiliki efek antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antihiperlipidemia dari ekstrak etanol 70% buah oyong (Luffa acutangula (L.) Roxb). Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley berumur 2 bulan dibagi secara acak ke dalam enam kelompok, yaitu kelompok kontrol normal, induksi, simvastatin (sebagai pembanding), dosis I, II, dan III. Kelompok kontrol normal hanya diberikan larutan CMC 0,5%. Kelompok kontrol induksi, simvastatin, dosis I, II, III diberikan makanan diit tinggi kolesterol dan lemak 2,5 g/200 g bb dengan komposisi kuning telur 80%, lemak hewan 5%, dan larutan sukrosa 15%. Setelah satu jam pemberian ditambahkan berturut-turut CMC 0,5%, simvastatin 1,8 mg/200 g bb, esktrak 20, 40, dan 80 mg/200 g bb. Setelah 8 minggu perlakuan dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbital dan penetapan kadar kolesterol total, trigliserida, HDL, dan LDL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% buah oyong memiliki efek antihiperlipidemia pada dosis 20, 40 dan 80 mg/200 g bb ditinjau dari penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan peningkatkan kadar HDL, tetapi penurunan kadar trigliserida hanya terjadi pada dosis 80 mg/200 g bb.

Hyperlipidemia is a risk factor of atherosclerosis and coronary heart disease. Ridged gourd included in genus Luffa have been researched antihyperlipidemia effect. This research aimed to observe the effect of antihyperlipidemia from 70% ethanol extract of the ridged gourd (Luffa acutangula (L.) Roxb). Thirty male rats Sprague Dawley strain with 2 month were divided randomly into six groups, is : normal control, induction control, simvastatin control (as a comparison), ridged gourd dose I, II, and III. Normal control group only given 0.5% CMC solution. Induction control, simvastatin control, ridged gourd dose I, II, III given high cholesterol and lipid diet (2,5 g/200 g bw) with the composition 80% egg yolk, 5% fat, and 15% sugar solution. After an hour giving, added successively 0,5% CMC, 1,8 mg/200 g bw simvastatin, extracts 20, 40, and 80 mg/200 g bw. After eight weeks of treatment was blood sampling by the orbital sinus and determination of total cholesterol, triglycerides, HDL, and LDL. The results showed that 70% ethanol extract of ridged gourd have antihyperlipidemia effects at doses of 20, 40 and 80 mg/200 g bw in decreased of total cholesterol, LDL and increasing HDL levels, but the decrease in triglyceride levels only at doses of 80 mg/200 g bw."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43394
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Adriany
"Tablet Cepat Hancur (TCH) telah dikembangkan bagi pasien yang sulit menelan tablet konvensional atau kapsul terutama untuk obat-obat yang mempunyai dosis besar seperti sediaan herbal. Ekstrak herbal umumnya mempunyai karakteristik lengket, higroskopis sehingga mempunyai flowabilitas dan kompresibilitas yang buruk, selain itu mempunyai rasa tidak enak dan dosis besar, karena itu dibutuhkan suatu metode dan eksipien yang dapat mengatasi karakteristik tersebut agar didapatkan TCH yang aman, berkhasiat dan disukai konsumen. Dilakukan penelitian pembuatan sediaan TCH dengan bahan aktif ekstrak buah oyong (Luffa acutangula (L) Roxb) yang hancur dan larut dengan cepat di saliva. Digunakan eksipen yang dibuat dengan cara ko-proses maltodekstrin suksinat (MDS), polivinilpirolidon (PVP) dan manitol (Mnt) rasio 1: 1: 8; 2: 1: 7 dan 3: 1: 6.
Massa TCH dibuat dengan 3 metode, yaitu eksipien tunggal ko-proses MDS, PVP dan Mnt ditambahkan ekstrak dan dilakukan spray drying (formula F1, F2, F3), eksipien ko-proses dikeringkan dengan spray dryer dan ekstrak ditambahkan secara fisik (formula F4, F5, F6), eksipien (tanpa ko-proses) dan ekstrak dicampur secara fisik (formula F7, F8, F9), kemudian masing-masing massa tablet dikempa, selanjutnya TCH yang dihasilkan dikarakterisasi dan dievaluasi. Terhadap TCH juga dilakukan uji stabilitas dipercepat, uji hedonik serta uji khasiat pada hewan coba. Fraksi aktif ekstrak buah oyong dilakukan uji antisindrom metabolik, uji toksisitas akut, skrining fitokimia dan standardisasi ekstrak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa TCH formula F2 mempunyai performans sediaan tablet terbaik dan memenuhi karakteristik farmakope. Studi stabilitas dipercepat tidak terlihat adanya perubahan fisik, uji hedonik TCH F2 disukai oleh konsumen. Fraksi aktif ekstrak buah oyong terbukti berkhasiat sebagai antisindrom metabolik pada hewan coba, dikategorikan praktis tidak toksik dan memenuhi persyaratan standardisasi ekstrak. Senyawa Cucurbitacin diduga sebagai zat berkhasiat dalam buah oyong, berat molekul senyawa ini ditemukan dalam ekstrak dan serum darah hewan uji yang diberi TCH. Fraksi aktif buah oyong telah berhasil dibuat TCH menggunakan eksipien tunggal MDS-PVP-Mnt rasio 2:1:7 dengan metode koproses - spray drying dan dapat dijadikan alternatif antisindrom metabolik.

Fast Disintegrating Tablet (FDT) has been developed for patients who have difficulty swallowing conventional tablets or capsules especially medicines which have a high dose. Herbal extracts generally have characteristics of sticky, hygroscopic and therefore have poor flowability and compressibility. In addition, it possesses faintly aromatic odor and somewhat unpleasant taste, so that it took a special method and excipient that could cover these characteristics in order to fulfill with requirements of quality, safety, efficacy and preferred by consumers. FDT using the squash (Luffa acutangula (L) Roxb) fruit extract are disintegrated and dissolve rapidly in saliva is proposed. Excipient used is made by the coprocess maltodextrin succinate (MDS), polyvinylpyrrolidone (PVP) and mannitol (Mnt) ratio of 1: 1: 8; 2: 1: 7 and 3: 1: 6 then characterized.
The mass of FDT was made by three methods are co-process excipient was added the extract and sprayed drying (formulas F1, F2, F3), co-process and sprayed drying of excipient then physically added the extract (formula F4, F5, F6), physically mixed the extract with excipient without co-process (formula F7, F8, F9), then each mass of FDT was compressed then the resulting FDT was characterized and evaluated. The hedonic test and the efficacy test in experimental animals have done and some testings on anti-metabolic syndrome, acute toxicity, phytochemical screening and standardization were also carried out to the active fraction of squash fruit extract.
The results indicated that the FDT F2 formula showed the best pharmaceutical performance and meet the characteristics of pharmacopoeia. In the short-term stability testing, FDT did not appear to physical changes, while in the hedonic testing resulted acceptable palatability. Cucurbitacin compound which was found in the squash fruit extract and in the blood serum of animals treated by FDT was suspected as active substance, pharmacological experiments confirm its therapeutic efficacy and safety. In conclusion, the active fraction of squash fruit had successfully created FDT using a single excipient of MDS-PVP-Mnt (ratio of 2: 1: 7) with co-process - spray drying method and can be an alternative as antimetabolic syndrome."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
D2067
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mike Permata Sari
"Oyong Luffa acutangula L (Roxb)) merupakan buah dari salah satu kelas Cucurbitaceae yang dikonsumsi sebagai sayuran dan telah dimanfaatkan sebagai bahan dasar kosmetik karena memiliki aktivitas keratolitik. Berdasarkan  fakta tersebut, diduga terdapat kandungan protease pada buah oyong untuk dimurnikan dan dieksplorasi karakterisasinya. Untuk membuktikan terdapat kandungan protease pada buah oyong, dilakukan isolasi protease dengan cara fraksinasi menggunakan ammonium sulfat dan pemurnian menggunakan kromatografi pertukaran ion selulosa DEAE dan kromatografi filtrasi gel menggunakan sephadex G-100 dan G-75. Protease yang berhasil dimurnikan memiliki aktivitas spesifik yaitu 81,922 U/mg dengan berat molekul sebesar 34 kDa. Aktivitas protease buah oyong dapat diaktifkan secara optimal pada suhu 37°C, pH 7, dan dalam waktu 10 menit dan dapat dihambat oleh pemberian inhibitor PMSF dan senyawa oksidator H2O2. Hal ini yang menyatakan bahwa protease buah oyong ialah golongan protease serin dan memiliki gugus thiol di dalam struktur proteinnya. Kemampuan protease buah oyong dalam mencerna protein makanan dibuktikan melalui penurunan berat sampel seperti daging sapi dan putih telur rebus. Penurunan berat sampel juga dibandingkan dengan peningkatan pelepasan konsentrasi asam amino tirosin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa protease yang berhasil dimurnikan dari buah oyong ialah protease serin yang berpotensi digunakan sebagai terapi pengganti enzim pencernaan.

Courgette (Luffa acutangula L (Roxb)) is a one of Cucurbitaceae's fruit which is often consumed as a vegetable and has been used as a cosmetic ingredient because it has keratolytic activity. Based on these facts, it is thought that there are proteases in the courgette fruit to be purified and explored. To prove the protease content in courgette fruit, protease was isolated by fractionation using ammonium sulfate and purification using DEAE cellulose ion-exchange chromatography and gel filtration chromatography using Sephadex G-100 and G-75. The purified protease has a specific activity of 81,922 U/mg with a molecular weight of 34 kDa. The courgette protease activity can be activated optimally at 37°C, pH 7, and within 10 minutes and can be inhibited by PMSF and H2O2 as oxidizing agents. It is indicated that the courgette protease is a serine protease and has a thiol group in its protein structure. The protease ability of courgette protease in digesting food protein is proven by weight-reduced such as beef and boiled egg white. The weight-reduced was also compared with an increasing tyrosine release in the supernatant medium. From this study, it can be concluded that the protease that was successfully purified from courgette fruit is a serine protease that has the potential to be used as replacement therapy for digestive enzymes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evennia
"Kacang kedelai merupakan sumber isoflavon terbanyak dan salah satu produk olahannya ialah susu kacang kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian susu kacang kedelai terhadap kadar glukosa darah mencit putih jantan galur ddY yang dibebani glukosa. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 25 ekor mencit putih jantan galur ddY yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kontrol normal (CMC 0,5% 0,5 ml/20 g BB), kontrol pembanding (Metformin HCl 13 mg/20 g BB), dan 3 variasi dosis uji (0,325 g kedelai/20 g BB; 0,65 g kedelai/20 g BB; 1,3 g kedelai/20 g BB) yang diberikan dalam bentuk susu kacang kedelai. Mencit terlebih dahulu diukur kadar glukosa darah puasa, kemudian diberikan larutan uji. Tiga puluh menit setelah perlakuan, kadar glukosa darah diukur kembali, kemudian diberikan glukosa 2 g/kg BB per oral. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada menit ke-30, 60, 90, 120 setelah pembebanan glukosa. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan glukometer ACCU-CHEK® Active. Pemberian susu kacang kedelai dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan galur ddY yang dibebani glukosa pada semua dosis (0,325; 0,65; 1,3 g kacang kedelai/20 g BB mencit), namun penurunan kadar glukosa darah yang terbaik terlihat pada dosis 1 (0,325 g kacang kedelai/20 g BB mencit).

Soybean is most abundant source of isoflavones and one of soy products is soybean milk. This study was made to investigate the effect of soybean milk administration towards blood glucose level in glucose loaded male ddY mice. A completely randomized design was conducted using 25 male ddY mice that were divided into 5 groups; normal control (CMC 0,5% 0,5 ml/20 g b.w.), drug control (Metformin HCl 13 mg/20 g b.w.), and 3 different treatment doses (0,325 g soybean/20 g b.w.; 0,65 g soybean/20 g b.w.; 1,3 g soybean/20 g b.w.) which were given in soybean milk. Fasting blood glucose was measured and mice were treated based on their groups. Thirty minutes after treatment, blood glucose level was measured again and then mice were loaded glucose 2 g/kg b.w. orally. Blood glucose level was measured at 30, 60, 90, and 120 minutes postload glucose. Blood glucose level was measured by using ACCU-CHEK® Active meter. Administration of soybean milk lowered blood glucose level in glucose loaded male ddY mice treated with 0,325; 0,65; 1,3 g soybean/20 g b.w., but treatment with 0,325 g soybean/20 g b.w. showed the best reduction of blood glucose level."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Marlyne
"Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa tanaman Rosa damascena, Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa hybrida, memiliki efek analgesik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek analgesik ekstrak etanol 70% bunga mawar (Rosa chinensis Jacq.). Dalam penelitian ini digunakan metode Sigmund (metode geliat) pada 25 ekor mencit jantan yang telah lulus uji kepekaan, dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan asetosal, kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak bunga mawar berturut-turut sebesar 0,005; 0,01 dan 0,02 g/20 g BB mencit. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral, satu jam kemudian diinduksi dengan asam asetat 0,6% secara intraperitoneal, setelah sepuluh menit diamati dan dihitung jumlah geliat dengan interval lima menit selama satu jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dosis I (0,005 g/20 g BB mencit) dan dosis II (0,01 g/20 g BB mencit) memberikan persentase proteksi berturut-turut (89,12% dan 73,69%) dan persentase efektivitas yang tinggi (98,15% dan 81,16%), dan hampir setara dengan kontrol positif yaitu asetosal dengan dosis 13 mg/20 g BB mencit yang memberikan persentase proteksi 90,80% dan persentase efektivitas 100%.

In the previous study the analgesic effect of some rose (Rosa damascena, Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa hybrida) was investigated. The aim of this study was to investigate analgesic effect of the ethanol extract 70% of Rose (Rosa chinensis Jacq.). This study used Sigmund method (writhing method) at 25 male mice which have passed sensitivity test, divided into five groupes. Group I as negative control was administered 0,5% CMC, group II as positive control was administered acetosal, group III, IV and V was administered extract of rose at 0,005; 0,01 and 0,02 g/20 g BW. One hour before intraperitonial injection of acetic acid 0,6%, drugs were orally administered to mice. The number of writhings exhibited by each animal was counted for one hour with interval five minute beginning ten minute after acetic acid induction. The result shows that effectiveness at dose I (0,005 g/20 g BW) and dose II (0,01 g/20 g BW) had percent protection (89,12% and 73,69%) and higher percent effectiveness (98,15% and 81,16%), and almost equal with positif control, acetosal dose 13 mg/20 g BW with percent protection 90,80% and percent effectiveness 100%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42961
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lulung Lanova Hersipa
"ABSTRAK
Selective Estrogen Receptor Modulators (SERMs) untuk sindrom pascamenopause diketahui memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan terapi sulih hormon, tetapi efektivitasnya dalam mengatasi semua gejala menopause masih belum ideal. Tujuan penelitian ini adalah mengkombinasikan ekstrak etanol dari 70% Eleutherina bulbosa (BD) dan Vigna unguiculata (KP) untuk memperoleh efek SERM yang lebih baik terhadap morfologi uterus, histopatologi vagina, dan hot flushes serta untuk melihat profil farmakokinetik equol dari KP yang berperan dalam mengurangi hot flashes. Total 36 tikus Sprague-Dawley betina, 32 tikus diovariektomi (OVX) kecuali kelompok Sham. Tikus dibagi menjadi 9 kelompok: kelompok Sham (CMC 0,5%), negatif (CMC 0,5%), positif (raloksifen 1,08 mg/200g BB), KP (100 mg/200g BB), BD (18 mg/200gBB), D1-D4: dosis KP adalah 100 mg/200 gBW dan BD adalah 36 mg, 18 mg, 9 mg, 4,5 mg/200 gBW. Equol dalam serum tikus dianalisis menggunakan KCKT/UV-Vis dengan kondisi isokratis. Pengamatan hot flashes dilakukan setiap minggu sedangkan berat uterus dan epitelium vagina pada akhir perlakuan. Hasil menunjukkan penurunan rata-rata suhu permukaan kulit ekor kelompok kombinasi D3 dan D4 secara berurutan 1,860,31°C dan 1,830,20°C sedangkan suhu rektal 0,58 0,49°C dan 0,710,28°C. Semua kelompok kecuali Sham tidak meningkatkan berat uterus. Kelompok D3 meningkatkan ketebalan epitel vagina hingga 38,24-6,47 μm. Kombinasi tidak menyebabkan perubahan parameter farmakokinetik equol secara signifikan. Kombinasi dapat mengurangi sindrom pascamenopause pada tikus hipoestrogen tanpa mengubah parameter farmakokinetik equol

ABSTRACT
Selective Estrogen Receptor modulators (SERMs) for postmenopausal syndromes are believed to have more minimal side effects than hormone replacement therapy, but the effectiveness to resolve it are still not ideal. The aim of this study was to combine ethanol extract of 70% Eleutherina bulbosa (BD) and Vigna unguiculata (KP) to obtain a better SERM effect for uterine morphology, vaginal histopathology, and hot flushes and to see pharmacokinetic profiles of equol from KP. Total of 36 female Sprague-Dawley rats were used in this study, 32 rats were ovariectomized (OVX) and 4 rats were Sham. Rats were divided into 9 groups: Sham group (0.5% CMC), negative (0.5% CMC), positive (1.08 mg/200g BB raloxifene), KP (100 mg/200g BB), BD (18 mg/200gBB), D1-D4: KP dosage is 100 mg/200 gBW and BD is 36 mg, 18 mg, 9 mg, 4.5 mg/200 gBW. Equol in rat serum was analyzed using HPLC/UV-Vis in an isocratic condition. Observation of hot flashes is carried out every week, uterus weight wet and vaginal epithelium at the end of treatment. The results showed that D3 and D4 combination can decrease the average tail skin temperature respectively 1.86±0.31°C and 1.83± 0.20°C and the rectal temperature respectively 0.58±0.49°C and 0.71±0.28°C. All groups except Sham did not increase the weight of the uterus. The D3 group increased vaginal epithelial thickness to 38.24 ± 6.47 μm. The combination did not significantly change equol pharmacokinetic parameters. The combination can reduce postmenopausal syndrome in hypoestrogenic mice without changing equol pharmacokinetic parameters."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
T52371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiarti
"Pada penelitian terdahulu diketahui bahwa ekstrak kering etanol 80% kulit batang tanaman Cinnamommum zeylanicum memberikan efek analgesik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efek analgesik ekstrak kental etanol 70% kulit batang kayu manis (Cinnamomum zeylanicum Breyn.). Dalam penelitian ini digunakan metode Tail-Flick pada 25 ekor mencit jantan yang terbagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok I sebagai kontrol negatif diberikan CMC 0,5%, kelompok II sebagai kontrol positif diberikan Tramadol HCl, kelompok III, IV dan V diberikan ekstrak kental etanol 70 % kulit batang kayu manis berturut-turut sebesar 8; 16 dan 32 mg/20 g BB mencit. Setiap mencit yang digunakan telah lolos uji kepekaan. Masing-masing kelompok diberikan bahan uji secara oral 30 menit sebelum induksi panas, diamati waktu respon mencit terhadap induksi panas dari alat Tail-Flick dengan interval 30 menit selama 2 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis I (8 g/20 g BB mencit), dosis II (16 g/20 g BB mencit) dan dosis III (32 g/20 g BB mencit) memperlihatkan efek analgesik pada menit ke-30, 60, 90, dan 120.

In the previous study the analgesic effect of Cinnamommum zeylanicum Breyn had been investigating. The aim of this study was to investigate analgesic effect of the 70% ethanol extract of cinnamon bark (Cinnamommum zeylanicum Breyn.). This study used Tail-Flick method at 25 male mice which have passed sensitivity test, divided into five groupes. Group I as negative control was administered 0,5% CMC, group II as positive control was administered tramadol HCl, group III, IV and V was administered extract of cinnamon bark at 8; 16 and 32 mg/20 g BW. Drugs were orally administered to mice. The reaction of time exhibited by each animal was counted for two hour with interval thirty minutes. The result shows that effectiveness at dose I (8 mg/20 g BW), dose II (16 mg/20 g BW) and dose III (32 mg/20 g BW) showed analgesic effect at 30, 60, 90 and 120 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>